You are on page 1of 18

Disusun oleh :

CINDERI MAURA RESTU


10060312009
Farmasi A shift A
Kelompok 2
Asisten praktikum : Siti Hajar,S.Farm

Tanggal praktikum : 01 Oktober 2012
Tanggal laporan : 15 Oktober 2012

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN 2012

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAANNYA

1. Tujuan percobaan :
Supaya praktikan dapat mengenal atau mengetahui dan memahami betul
fungsi alat-alat laboratorium kimia dan cara menggunakannya ketika
sedang berada di laboratorium.

2. Prinsip percobaan :
Semua alat-alat gelas yang akan digunakan untuk praktikum di
laboratorium kimia harus kering dan bersih.

3. Teori penunjang :
Alat-alat gelas yang ada di laboratorium kimia berdasarkan fungsinya
dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Alat tampung : alat gelas yang fungsi utamanya adalah menampung
zat kmia, BUKAN untuk mengukur kuantitas zat.
Contoh : tabung reaksi, erlenmeyer, gelas piala.
2. Alat ukur : alat gelas yang berfungsi untuk menentukan jumlah zat
cair secara tepat. Alat ini digunakan untuk keperluan analisis
kuantitatif.
Contoh : gelas ukur, labu ukur, pipet gondok, pipet ukur, buret.
3. Alat pendukung : alat gelas yang berfungsi sebagai pendukung kinerja
praktikan di laboratorium kimia.
Contoh : penjepit, pengaduk gelas, corong, pipet bengkok, gelas arloji,
pipet tetes.
Neraca : alat yang sangat penting di laboratorium untuk mengukur
jumlah zat padat yng diperlukan.
Bunsen : alat yang berfungsi dalam keperluan penggunaan api
(pemanasan).
Bak cuci : BUKAN tempat pembuangan sampah. Setiap sampah
mempunyai cara pembuangan dan tempat pembuangannya masing-
masing.



4. Prosedur :
1. Asisten mengenalkan, memberi tahu fungsi, dan cara penggunaan dari
beberapa alat gelas yang biasa digunakan untuk praktikum kepada para
praktikan yang telah dibimbingnya. Alat gelas diantaranya adalah gelas
ukur, labu ukur, pipet gondok, pipet ukur, dan buret.
2. Selanjutnya, asisten mengenalkan, memberi tahu fungsi, dan cara
penggunaan dari beberapa alat tampung kepada praktikan. Alat tampung
diantaranya adalah tabung reaksi, erlenmeyer, dan gelas piala (beaker
glass).
3. Asisten juga mengenalkan, memberi tahu fungsi, dan cara penggunaan
dari beberapa alat pendukung untuk praktikum kepada praktikan. Alat
pendukung diantaranya adalah penjepit, pengaduk gelas, corong, pipet
bengkok, gelas arloji, dan pipet tetes.
4. Asisten mengajarkan bagaimana menentukan volume larutan dalam
suatu buret dan gelas ukur. Dimulai dari menentukan volume larutan
dalam buret.
5. Asisten menuangkan aquades kedalam buret sampai sedikit melebihi
ukuran yang ada di buret dengan menggunakan corong agar tidak
tumpah.
6. Asisten mengajari bagaimana melihat garis meniscus agar
pengukurannya tepat. Cara melihat meniscus yaitu : mata harus sama
tinggi atau sejajar dengan buret. Garis lengkung air harus lurus dengan
garis nol.
7. Setelah pengukuran aquades selesai, aquades dikeluarkan dari buret ke
erlenmeyer yang telah diletakkan tepat dibawah buret dengan cara
memutar keran buret ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan jari-jari
tangan kiri disesuaikan dengan kenyamanan penggunanya. Tangan kanan
digunakan untuk menggoyang-goyangkan erlenmeyer yang berisi sedikit
demi sedikit aquades.
8. Praktikan meniru kinerja asisten tadi dari awal hingga akhir sambil
terus diawasi dan dibimbing oleh asisten.
9. Selanjutnya, asisten meneteskan aquades sedikit demi sedikit ke dalam
gelas ukur melalui botol penetes. Air dialirkan dari pipa botol penetes ke
dinding gelas ukur.
10. Asisten mulai menentukan volume aquades yang ada di gelas ukur
tersebut dengan cara melihat garis meniscusnya. Teknik pengukurannya
sama dengan penentuan volume pada buret.
11. Praktikan mencoba mengulangi kinerja asisten tadi sambil terus
dibimbing oleh asisten.
12. Selanjutnya, asisten menerangkan bagaimana teknik membaui gas.
Caranya adalah tabung reaksi yang berisi larutan yang akan dibaui gasnya,
dipegang sejajar didepan dagu dengan menggunakan tangan. Selanjutnya
kipas-kipas udara yang ada diatas tabung reaksi dengan menggunakan
tangan yang satunya. DILARANG untuk mencium gas secara langsung dari
mulut tabung reaksinya.
13. Praktikan kembali meniru kinerja asisten tadi.
14. Asisten menerangkan bagaimana cara mengukur volume suatu
larutan dengan menggunakan pipet gondok.
15. Yang pertama dilakukan oleh asisten adalah memasang filler yang
telah dikempeskan terlebih dahulu pada lubang atas pipet gondok.
16. Asisten menekan tombol S pada filler agar larutan yang akan diukur
volumenya yang berada di dalam gelas kimia terhirup oleh filler pipet
gondok dan masuk kedalam pipet gondok. Larutan yang berada di dalam
pipet gondok tidak boleh sedikitpun terbentuk gelembung. Mengapa
demikian ? Soalnya, jika terbentuk gelembung pada larutan itu ketika
berada dalam pipet gondok ataupun dalam alat ukur volume lainnya,
gelembung tersebut akan mempengaruhi ukuran volume dari suatu
larutan tersebut.
17. Setelah larutan berada didalam pipet gondok dan telah pas
pengukurannya, pipet gondok kemudian dimasukkan oleh asisten
kedalam wadah lain yang digunakan untuk menyimpan hasil pengukuran
volumenya.
18. Kemudian asisten menekan tombol E untuk mengeluarkan larutan
yang telah diukur tadi.
19. Praktikan mengulangi kinerja asisten tadi sambil dibimbing oleh
asisten.
20. Asisten menerangkan teknik penggunaan alat selanjutnya kepada
praktikan. Yaitu teknik melipat dan menempatkan kertas saring dalam
corong.
21. Pertama, asisten melipat kertas saring yang berbentuk bulat mejadi
dua bagian yang simetri.
22. Selanjutnya, asisten melipat kembali kertas saring yang telah dilipat
tadi menjadi dua bagian lagi. Kertas saring yang semula belum
mempunyai lipatan sisi yang sama, kini telah mempunyai empat lipatan
sisi yang sama.
23. Asisten menaruh kertas saring tadi kedalam corong.
24. Praktikan kembali meniru apa-apa saja yang telah dilakukan oleh
asisten tadi. Dan bertanya kepada asisten apabila ada yang tidak
dimengerti.
25. Kemudian, asisten mempraktekkan teknik pengenceran larutan
dengan menggunakan labu takar kepada praktikan. (Karena ini baru
pengenalan, jadi larutannya hanya berupa aquades saja).
26. Pertama, asisten memindahkan larutan yang berisi aquades yang akan
diencerkan kedalam labu takar dengan menggunakaan pipet volume.
27. Kedua, asisten menambahkan air yang jumlahnya jangan sampai
mendekati garis batas kedalam labu takar.
28. Ketiga, asisten memutar labu takar supaya larutan yang ada di
dalamnya menjadi rata.
29. Keempat, asisten mengeringkan dinding labu takar dengan
menggunakan kertas saring yang dibalutkan pada batang pengaduk.
30. Kelima, asisten dengan hat-hati menambahkan air kedalam labu takar
dengan tidak menyentuh dinding labunya sampai tanda batas labu takar
dengan menggunakan pipet tetes.
31. Terakhir, asisten mengaduk larutan dengan cara seperti gaya
menggunakan barbel. Asisten mengaduknya kira-kira 9-10 kali.
32. Praktikan kembali mempraktekkan apa yang telah dilakukan oleh
asisten tadi.
33. Asisten mengajak praktikan untuk melihat alat-alat lain penunjang
praktikum. Seperti lemari asam (digunakan untuk menyimpan bahan-
bahan kimia yang berbahan asam), eksikator, dan neraca analitik.
34. Setelah selesai praktikum, praktikan menyuci semua alat-alat yang
telah digunakan untuk praktikum tadi dan mengelapnya sampai kering.
35. Setelah kering, alat-alat tadi disimpan oleh praktikan ke tempat
semula.








5. Alat dan bahan percobaan :

1. Gelas ukur

2. Labu ukur

3.
Pipet
gondok
(pipet
volume)

4. Pipet ukur

5. Buret

6.
Tabung
reaksi

7. Erlenmeyer

8. Tang krusibel

9. Klem buret

10. Corong gelas

11.
Pembakar
bunsen

12. Gelas arloji

13.
Pipet
penghisap
(filler)

14. Pipet tetes

15. Krus

16. Ring stand

17. Eksikator

18.
Cawan
penguap

19.
Kertas
saring

20.
Botol
penetes

21.
Botol
penyimpan
an zat kimia

22. Lemari asam

23. Kaki tiga

24.
Batang
pengaduk

25.
Botol
timbang

26.
Lampu
spiritus

27.
Corong
pisah

28. Gelas kimia

29. Kondensor

30. Labu iodium

31.
Labu
kjedalh

32.
Corong
buchner

33.
Neraca
analitik

34.
Pipet
bengkok

35. Penjepit

36.
Rak tabung
reaksi

37. Kasa asbes

38. Sentrifugasi

39. Mikro pipet

40.
Mortar dan
alu


6. Hasil pengamatan :

No. Nama alat Hasil pengamatan
1. Gelas ukur Berfungsi untuk mengukur volume 10 hingga
2000 mL. Gelas ukur dapat digunakan untuk
mengukur volume segala benda, baik benda
cair maupun benda padat pada berbagai
ukuran volume.
2. Labu ukur Berfungsi untuk menyiapkan larutan dalam
kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya
diketahui dengan pasti dengan keakuratan
yang sangat tinggi.
3. Pipet gondok (pipet
volume)
Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan
satu ukuran volume dari suatu wadah ke
wadah yang lain.
4. Pipet ukur Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan
berbagai ukuran volume dari suatu wadah ke
wadah yang lain.
5. Buret Berfungsi untuk mengukur larutan dengan
presisi tinggi seperti titrasi dengan berbagai
ukuran volume.
6. Tabung reaksi Berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan
dua atau lebih larutan/bahan kimia.
7. Erlenmeyer Berfungsi dalam proses titrasi untuk
menampung larutan yang akan dititrasi.
8. Tang krusibel Berfungsi untuk mengambil dan mambawa
krusibel.
9. Klem buret Berfungsi untuk memegang buret yang
digunakan untuk titrasi.
10. Corong gelas Berfungsi untuk memindahkan cairan dari
suatu wadah ke wadah yang lain terutama yang
bermulut kecil serta dapat digunakan untuk
menyimpan kertas saring dalam proses
penyaringan.
11. Pembakar bunsen Berfungsi untuk menciptakan suasana steril
dalam proses sterilisasi, dan dapat digunakan
untuk memanaskan larutan.
12. Gelas arloji Berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan
ditimbang terutama bahan padat atau pasta.
13. Penghisap pipet
(filler)
Berfungsi untuk menghisap larutan yang akan
diukur menggunakan pipet volume.
14. Pipet tetes Berfungsi untuk membantu memindahkan
cairan dari suatu wadah ke wadah yang lain
dengan jumlah yang sangat kecil, tetes demi
tetes.
15. Krus Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia.
16. Ring stand (statif) Berfungsi untuk menegakkan buret, corong,
corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada
saat digunakan.
17. Eksikator Berfungsi untuk mendinginkan bahan atau
wadah sebelum dilakukan penimbangan serta
untuk menyimpan bahan agar tetap dalam
kondisi kering.
18. Cawan penguap
(cawan porselen)
Berfungsi untuk menguapkan cairan pada suhu
yang tidak terlalu tinggi.
19. Kertas saring Berfungsi untuk menyaring dan memisahkan
larutan.
20. Botol penetes Berfungsi untuk menyimpan cairan indikator,
cairan pewarnaan dan sebagainya.
21. Botol penyimpanan
zat kimia
Berfungsi untuk menyimpan larutan bahan
kimia.
22. Lemari asam Berfungsi sebagai tempat melakukan reaksi
kimia yang menghasilkan gas/uap/kabut, dan
tempat untuk menyimpan bahan kimia yang
mudah menguap.
23. Kaki tiga Berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
24. Batang pengaduk
o Berfungsi untuk mengaduk larutan atau
suspensi yang umumnya berada pada gelas
kimia, erlenmeyer atau tabung reaksi. Serta
berfungsi sebagai alat bantu untuk
memindahkan cairan dari suatu bejana ke
bejana lain.
25. Botol timbang Berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan
ditimbang terutama untuk bahan cair dan
pasta serta menyimpan sampel yang akan
dianalisa kadar airnya.
26. Lampu spiritus Berfungsi untuk membakar zat atau memanasi
larutan.
27. Corong pisah Berfungsi untuk memisahkan suatu cairan
dengan cairan yang lain berdasarkan berat
jenisnya.
28. Gelas kimia Berfungsi sebagai tempat mengaduk,
mencampur, dan memanaskan cairan.
29. Kondensor Berfungsi dalam proses destilasi. Untuk
mendinginkan uap panas atau cairan panas.
30. Labu iodium Berfungsi untuk mereaksikan zat yang biasanya
menghasilkan iodium. Labu iodium dilengkapi
dengan tutup asah yang dapat menahan uap
iodium.
31. Labu kjedalh (labu
didih)
Berfungsi untuk destruksi atau digesti protein
dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi
pada hasil destruksi protein.
32. Corong buchner Berfungsi untuk menyaring larutan dengan
menggunakan pompa vacum.
33. Neraca analitik Berfungsi untuk menimbang padatan kimia dan
mengetahui berat bersih suatu zat.
34. Pipet bengkok Berfungsi untuk mengalirkan gas ke spesimen
tertentu.
35. Penjepit Berfungsi untuk menjepit tabung reaksi pada
saat dipanaskan.
36. Rak tabung reaksi Berfungsi untuk menyimpan tabung reaksi.
37. Kasa asbes Berfungsi untuk menyangga gelas kimia saat
dipanaskan.
38. Sentrifugasi Berfungsi untuk mengendapkan dan
memisahkan padatan dari larutan.
39. Mikro pipet Berfungsi untuk mengambil larutan dalam
jumlah kecil.
40. Mortar dan alu Berfungsi untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan imia.

7. Pembahasan :

No. Nama alat Pembahasan
1. Gelas ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume
zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini berskala
dan bermacam ukuran. Sebelum digunakan,
gelas harus dalam keadaan steril dan setelah di
gunakan, gelas harus dicuci dan dikeringkan.
2. Labu ukur Ukuran labu ukur terdiri dari 50 ml hingga 4
liter. Labu ukur digunakan sebagai tempat zat
yang dititrasi
3. Pipet gondok (pipet
volume)
Pipet gondok terbuat dari gelas dan bagian
tengahnya membesar serta ujungnya
meruncing. Pipet gondok dapat mengambil
larutan tertentu dengan volume yang tepat.
Pipet gondok mempunyai skala 25 ml.
Digunakan dengan cara dipasang filler
diatasnya agar larutan yang akan diukur
volumenya bisa tersedot.
4. Pipet ukur Mempunyai bermacam-macam volume
larutan. Berfungsi untuk memindahkan larutan
dari suatu wadah ke wadah yang lain.
5. Buret Buret adalah alat yang digunakan pada saat
proses titrasi. Zat yang digunakan untuk
menitrasi ditempatkan pada buret. Kemudian
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran
buret. Cara melihat meniscus pada buret yaitu
kalau larutan berwarna gelap, pembacaan
miniscus dilihat dari bagian atasnya. Kalau
larutan berwarna terang, contohnya aquades,
pembacaan miniscus dilihat dari bagian
bawahnya.
6. Tabung reaksi Tabung reaksi merupakan alat gelas yang
digunakan pada sat pereaksian zat kimia.
Tabung gelas ini dapat dipanaskan. Jika tabung
reaksi akan dikocok ke samping maka tabung
tidak boleh diisi lebih dari setengahnya. Jika
dilakukan pemanasan, harus dilakukan hati-
hati dan harus dipegang miring.
7. Erlenmeyer Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai
tempat zat zat yang dititrasi dan dipakai juga
untuk memanaskan larutan. Setelah cairan
diisi ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang
goyangkan agar larutan tercampur sampai titik
akhir tercapai.
8. Tang krusibel Tang krusibel digunakan untuk memindahan
atau memegang krus pada saat akan
dimasukkan ke dalam eksikator ataupun pada
saat akan dikeluarkan dari eksikator.
9. Klem buret Klem buret adalah alat yang dignakan untuk
memegang buret pada saat prose titrasi
berlangsug. Cara penggunaannya, buret cukup
dikaitkan saja pada kedua lengan klem buret
yang akan menjepit buret agar tidak mudah
jatuh.
10. Corong gelas Corong gelas bisa disebut sebagai media untuk
menyalurkan suatu larutan yang berasal dari
wadah yang bermulut besar, ke wadah yang
bermulut kecil. Agar, larutan tersebut tidak
mudah tumpah dan prses penyalurannyabisa
lancar. Dapat juga digunakan untuk
meletakkan kertas saring yang akan digunakan
untuk menyaring suatu larutan.
11. Pembakar bunsen Pembakar bunsen, dapat digunakan untuk
memanaskan larutan dan untuk menciptakan
suasana steril dalam proses sterilisasi. Bahan
bakar bunsen dapat berasal dari bahan bakar
gas atau metanol.
12. Gelas arloji Berguna untuk menimbang zat yang berbentuk
kristal. Terbuat dari gelas yang agak sedikit
tipis.
13. Penghisap pipet
(filler)
Filler digunakan untuk menghisap dan
mengeluarkan larutan. Tanda S pada filler
digunakan untuk menghisap larutan. Tanda E
digunakan untuk mengeluarkan larutan. Tanda
A untuk menggembungkan filler seperti
semula. Cara menggunakannya, yaitu dengan
menekan tanda-tanda tersebut.
14. Pipet tetes Pipet tetes digunakan untuk mengambil
larutan yang kelebihan volumenya ataupun
kekurangan volumenya saat diukur pada suatu
wadah, supaya volume larutannya bisa terukur
dengan tepat. Pipet tetes terbuat dari bahan
yang tipis. Jadi, pipet tetes gampang sekali
pecah kalau tidak hati-hati dalam
penggunaannya.
15. Krus Sebelum dan sesudah digunakan, krus harus
dalam keadaan steril. Sehingga pada proses
pendinginan di dalam eksikator, senyawa dan
unsur tertentu yang tidak diharapkan tidak
bercampur dengan zat yang telah dikeringkan
dalam eksikator.
16. Ring stand Ring stand berguna untuk menegakkan buret
agar tidak jatuh sehingga memudahkan kerja
paktikan selama mentitrasi.
17. Eksikator Cara membuka tutup eksikator yaitu tidak
boleh di angkat, melainkan cukup digeser saja
kekanan ataupun kekiri. Dikarenakan, tutup
eksikator memiliki karet elastis yang melekat
pada wadahnya. Dan hanya bisa digeser saja
apabila ingin membukanya. Eksikator
merupakan salah satu alat di laboratorium
kimia yang mempunyai harga yang cukup
mahal. Jadi, praktikan yang ingin
menggunakannya harus ekstra hati-hati.
18. Cawan penguap Cawan penguap terbuat dari marmer. Tidak
boleh menguapkan cairan pada suhu yang
tinggi. Karena, bisa mudah pecah atau rusak.
19. Kertas saring Digunakan untuk menyaring larutan. Cara
melipat kertas saring harus diperhatikan. Agar,
kertas tidak merosot pada saat sedang
dilakukan penyaringan. Dan, supaya proses
penyaringan menghasilkan hasil yang sesuai
dengan harapan.
20. Botol penetes Digunakan untuk menyimpan cairan indikator,
cairan pewarnaaan, dan cairan-cairan lain.
Botol penetes kebanyakan terbuat dari plastik.
21. Botol penyimpanan
zat kimia
Digunakan untuk menyimpan larutan-larutan
kimia. Di bagian luar botol, selalu tertera
nama-nama dari lautan-larutan itu. Ini
dilakukan, agar tidak tejadi kesalahan dalam
mengambil larutan ketika akan digunakan.
22. Lemari asam Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
kimia yang mengandung asam, yang apabila
terkontaminasi dengan tubuh ataupun tercium
dan gasnya masuk ke dalam tubuh, akan dapat
merusak jaringan-jaringan tubuh. Untuk itu,
dalam suatu proses yang memerlukan bahan
dari lemari asam, praktikan harus ekstra hati-
hati karena mempunyai dampak yang sangat
buruk apabila bahan yang tersimpan
didalamnya menyentuh kulit.
23. Kaki tiga Berguna untuk menahan kawat kasa dalam
proses pemanasan, agar beaker glass yang
ditaruh diatasnya tidak mudah jatuh dan
pecah. Terbuat dari besi yang kuat sebagai
penyangganya.
24. Batang pengaduk Digunakan untuk mengaduk larutan hingga
larutan homogen dan memindahkan larutan
dari suatu wadah ke wadah yang lain.
Mempunyai batang yang panjang yang terbuat
dari kaca tahan panas. Dan, mempunyai
cekungan yang seperti sendok kecil di salah
satu ujungnya.
25. Botol timbang Suatu wadah yang digunakan untuk
menyimpan bahan kimia yang berbentuk
cairan atau pasta. Sangat mudah sekali pecah
karena terbuat dari gelas yang agak tipis.
26. Lampu spiritus Untuk membakar zat dan memanasi larutan.
Memiliki bahan bakar spiritus dan memiliki
sumbu pembakar yang tersusun dari benang-
benang yang dipilin.
27. Corong pisah Corong pisah digunakan untuk memisahkan
cairan berdasarkan berat jenisnya. Corong
pisah berbentuk kerucut yang ditutupi
setengah bola. Corong pisah mempunyai
penyumbat diatasnya dan mempunyai keran
dibawahnya. Corong pisah terbuat dari kaca
boroksilikat dan kerannya terbuat dari kaca
ataupun teflon. Ukuran corong pemisah
bervariasi antara 50 mL sampai 30 Liter. Cara
memakainya : campuran dari dua fase pelarut
dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan
corong keran tertutup. Corong ini kemudian
ditutup dan digoyang dengan kuat untuk
membuat dua fase larutan tercampur. Corong
kemudian dibalik dan keran dibuka untuk
melepaskan tekanan uap yang berlebihan.
Corong kemudian didiamkan agar pemisahan
antara dua fase berlangsung. Kemudian buka
penyumbat dan keran corong. Dan dua fase
larutan ini dipisahkan dengan mengontrol
keran corong.
28. Gelas kimia/gelas
piala/beaker glass
Gelas piala atau yang sering disebut beaker
glass, berfungsi sebagai tempat larutan, dan
dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan
penguapan pelarut untuk merekatkan.
Sebelum dipakai, alat harus dalam keadaan
bersih dan kering. Bebas dari debu dan lemak.
Setelah bersih, masukkan larutan ke dalam
gelas piala.
29. Kondensor Kondensor bisa digunakan apabila
disambungkan dengan soxhlet dan labu
kjedalh. Kondensor terbuat dari gelas
boroksilat.
30. Labu iodium Labu iodium dilengkapi dengan tutup asah
yang dapat menahan uap iodium ketika
mereaksikan zat.
31. Labu kjedalh Berfungsi sebagai labu destilasi pada hasil
destruksi protein.
32. Corong buchner Corong buchner digunakan pada penyaringan
vacum. Corong buchner ada yang terbuat dari
porselen, kaca ataupun plastik. Dibagian
atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar
yang berpori-pori. Bahan penyaringnya
biasanya kertas saring. Kertas saring diletakkan
diatas corong dan dibasahi dengan pelarut
untuk mencegah kebocoran pada awal
penyaringan. Cairan yang akan disaring
ditumpahkan ke dalam corong dan kemudian
dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang
berpori dengan pompa vacum.
33. Neraca analitik Digunakan untuk mengukur massa suatu zat.
Suatu zat tersebut ditimbang dengan ditaruh
diatas gelas arloji yang sudah kering dan bersih
dan dimasukkan ke dalam timbangan analitik.
Gelas arloji harus kering dan bersih supaya
pengukuran massa dari suatu zat tersebut
benar.
34. Pipet bengkok Digunakan untuk mengalirkan gas ke spesimen
tertentu. Agar memudahkan paktikan dalam
proses pemindahan gas.
35. Penjepit Digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada
saat pemanasan. Supaya memudahkan
praktikan dalam memegang tabung reaksi
yang apabila pada proses pemanasan tersebut
tabungnya menjadi ikut terasa panas. Dan,
supaya tidak terkontaminasi langsung antara
kulit tangan dan tabung reaksi yang sedang
panas.
36. Rak tabung reaksi Berguna untuk meletakkan tabung reaksi
setelah proses pencampuran zat kimia
ataupun setelah proses pemanasan. Rak
tabung reaksi terbuat dari kayu yang tidak
menghantarkan panas.
37. Kasa asbes Sebagai wadah tahan panas, sebagai alas
untuk meletakkan beaker glass pada saat
dalam proses pemanasan. Kasa asbes tidak
mudah pecah, karena terbuat dari asbes yang
kuat. Dibagian tengahnya terdapat jaring-
jaring yang juga kuat.
38. Sentrifugasi Digunakan untuk mengendapkan dan
memisahkan padatan dari larutan.
39. Mikro pipet Mikropipet digunakan untuk mengukur
volume larutan dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi.
40. Mortar dan alu Masukkan bahan yang akan dihaluskan.
Kemudian tumbuk secara perlahan, karena
mortar dan alu terbuat dari keramik yang
gampang sekali pecah.

8. Kesimpulan/saran :
Kesimpulan : Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, akhirnya kami
para praktikan dapat mengenal atau mengetahui dan memahami betul
alat-alat apa saja yang ada di laboratorium kimia dan cara
menggunakannya ketika sedang berada di laboratorium.

Saran : Pada saat praktikum, seluruh praktikan harus menjaga dan
merawat alat-alat yang digunakan selama praktikum di laboratorium
kimia. Dan sebelum dan sesudah memakai alat-alat, alat-alatnya harus
dalam keadaan bersih dan kering.
9. Daftar pustaka :
Tim Asisten Laboratorium Kimia Farmasi.2012.Buku Penuntun Praktikum
Kimia Dasar Farmasi.Universitas Islam Bandung.Bandung.

Fessenden. 1999. Kimia Organik. Edisi ketiga. Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjumin. 2003. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Laboratorium
Dasar Bersama Universitas Sriwijaya. Indralaya.

Lestari, Sri. 2004. Penuntun Belajar dan Kumpulan Rumus Kimia. Kawan
Pustaka. Jakarta.

Martoharsono, S. 1994. Biokimia jilid I. Cetakan I. Universitas Indonesia.
Press.Jakarta.
Anna Poedjiadi. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat
Laboratorium Pendidikan Kimia. jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Depdilbud. (1993). Buku Katalog Alat Laboratorium IPA untuk SMP dan
SMA. Jakarta : Dikmenum.
Djupripadmawinata, et al. (1981). Pengelolaan Laboratorium IPA-
II (Lanjutan). Jakarta : P3G.
Grover, Fred and Wallace, Peter. (1979). Laboratory Organization and
Management.
London : Butterworths.
Moh. Amien. (1984). Buku Pedoman Praktikum Dan Manual
Laboratorium Pendidikan IPA Umum (General Science). Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sarosa Purwadi dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al. (1981). Pengelolan
Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soendjojo Dirdjosoemarto dan Iswojo PIA. (1985). Pengelolaan
Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya., 1995. Pengantar Didaktik
Kurikulum PBM. Penerbit: Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tina Agustina., 1996. Percobaan Sains Sederhana dengan Bahan Sehari-
hari.Penerbit: Angkasa. Bandung.

You might also like