You are on page 1of 11

7 Mei 2014

Model Fisis Metode Geolistrik


Universitas Gadjah Mada
GEOFISIKA

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Model Fisis Metode Geolistrik
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak
digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas
dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari
metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu
resistor.

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari
kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah
permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal,
sekitar 300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam
bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur
melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik
dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode resistivitas dibedakan menjadi
dua yaitu mapping dan sounding. Metode geolistrik resistivitas mapping merupakan
metode resistivitas yang bertujuan mempelajari variasi rasistivitas lapisan bawah
permukaan secara horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi
elektrode yang tetap untuk semua titik datum di permukaan bumi. Sedangkan metode
resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah
permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur
dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode
tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian
membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman lapisan
yang terdeteksi.

B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah melakukan eksperimen dengan model
laboratorium untuk metode geolistrik.

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Bab II
Dasar Teori
Dasar Teori
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun
1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan
tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik
DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik
ini menggunakan 2 buah Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di
dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan penggunakan
multimeter yang terhubung melalui 2 buah Elektroda Tegangan M dan N yang jaraknya
lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi
lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik
ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik
DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah
bola dengan jari-jari AB/2.

Cara Kerja Metode Geolistrik

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang menggunakan 4 buah
elektroda yang terletak dalam satu garis lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2
buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda tegangan (MN) di bagian
dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan serta
tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan jenis semu (Apparent
Resistivity). Disebut tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut
merupakan gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus
listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai
yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2
sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk
kurva data geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di
bawah permukaan.


Bab III
Metode Eksperimen
A. Alat dan Bahan
Kotak kaca eksperimen
Medium uji
Elektroda berupa jajaran jarum
Potensiometer
Voltmeter
Ampermeter
Kabel
Power supply

Skema Percobaan










Voltmeter
Ampermeter
Power Supply

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Tata Laksana
1. Alat dan bahan dirangkai seperti pada skema percobaan
2. Power supply di hidupkan
3. Elektroda tegangan dipasang ditengah pada jarak yang dekat (MN)
4. Elektroda arus dipasang di sisi luar elektroda tegangan (AB)
5. Voltmeter dikalobrasi dengan potensiometer
6. Besar teganagan dan arus yang terukur dicatat sesaat setelah elektroda arus
dipasang
7. Voltmeter dikalibrasi untuk setiap pengambilan data
8. Jarak MN diubah jika perbandingan MN/2 dibagi AB/2 mendekati 0,1
9. Jarak AB divariasikan hingga akhir lintasan


Bab IV
Data dan Analisa Data

Data
No AB/2 (cm) MN/2 (cm) V (volt) I (ampere)
1 2.5 0.5 417 7.0
2 3.5 0.5 213 6.9
3 4.5 0.5 131 6.7
4 4.5 1.5 350 6.5
5 5.5 1.5 261 6.5
6 6.5 1.5 176 6.4
7 7.5 1.5 155 6.4
8 8.5 1.5 128 6.4
9 9.5 1.5 105 6.4
10 10.5 1.5 92 6.3
11 11.5 1.5 81 6.2
12 12.5 1.5 72 6.2
13 13.5 1.5 63 6.1
14 14.5 1.5 58 6.0
15 14.5 2.5 106 6.1
16 15.5 2.5 100 6.1
17 16.5 2.5 91 5.9
18 17.5 2.5 77 5.6
19 18.5 2.5 70 5.5
20 19.5 2.5 70 6.0


Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Analisa Data

2
= =

2
2

2
= =



Syarat perpindahan elektroda MN

2
0.1

Grafik Eksperimen











Pembahasan
Kelebihan dan kelemahan konfigurasi Schlumberger
Perbedaan konfigurasi Schlumberger dengan konfigurasi Wenner dan Dipole-
dipole









Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Bab V
Perhitungan dan Pembahasan

Perhitungan
No AB/2 (cm) MN/2 (cm) V (volt) I (ampere) R (ohm) k _app
1 2.5 0.5 417 7.0 59.57 19.62 1169.09
2 3.5 0.5 213 6.9 30.87 38.46 1187.39
3 4.5 0.5 131 6.7 19.55 63.58 1243.23
4 4.5 1.5 350 6.5 53.86 21.19 1141.27
5 5.5 1.5 261 6.5 40.15 31.66 1271.34
6 6.5 1.5 176 6.4 27.50 44.22 1216.09
7 7.5 1.5 155 6.4 24.22 58.87 1425.88
8 8.5 1.5 128 6.4 20.00 75.62 1512.43
9 9.5 1.5 105 6.4 16.41 94.46 1549.76
10 10.5 1.5 92 6.3 14.60 115.39 1685.13
11 11.5 1.5 81 6.2 13.06 138.42 1808.41
12 12.5 1.5 72 6.2 11.61 163.54 1899.19
13 13.5 1.5 63 6.1 10.33 190.75 1970.09
14 14.5 1.5 58 6.0 9.67 220.06 2127.26
15 14.5 2.5 106 6.1 17.38 132.04 2294.41
16 15.5 2.5 100 6.1 16.39 150.81 2473.39
17 16.5 2.5 91 5.9 15.42 170.97 2637.04
18 17.5 2.5 77 5.6 13.75 192.32 2644.47
19 18.5 2.5 70 5.5 12.73 214.93 2735.51
20 19.5 2.5 70 6.0 11.67 238.78 2785.96


0
500
1000
1500
2000
2500
3000
1 10 100

_
a
p
p

.
m
Jarak AB/2
Grafik _app vs Jarak AB/2

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Pembahasan
Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung dan untuk analisa data
adalah metode grafik dengan perhitungan melihat perubahan nilai arus dan teganggan karena
perubahan jarak elektroda. Kelebihan dari metode ini adalah metode ini dapat memberikan
gambaran mengenai sebaran data hasil eksperimen. Grafik juga akan memberikan gambaran
daripada beda tahanan di bawah lapisan. Namun demikian, metode grafik juga memiliki
kekurangan yaitu bila datanya tersebar secara tidak beraturan maka akan sulit dalam
menentukan gambaran dari lapisan-lapisan dibawah dalam hal ini resistivitas medium.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam percobaan geolistrik seperti
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner dan konfigurasi dipole-dipole.
1. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya,
sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan
kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN
hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5
jarak AB.


Konfigurasi Schlumberger

Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada
elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh,
sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high
impedance dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4
digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan
pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.

Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu
dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak
elektroda MN/2.

Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak
AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan
perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika
pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0
milliVolt.


Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan
antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil
misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang
mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau
lebih, sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil
dari 1.0 milliVolt.

2. Konfigurasi Wenner


Konfigurasi Wenner

Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan
pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda
MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur
multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.

Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di
dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang
didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor
non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.

3. Konfigurasi Dipole-dipole



Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger, konfigurasi yang dapat
digunakan adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi
Pole-pole, hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk

Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

potensial. Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan pada sekitar lokasi
penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1 terhadap lintasan
pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu elektrode
arus dan dua elektrode potensial. Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada
sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1.
Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin digunakan adalah
konfigurasi Dipole-dipole.

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial
ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode
a. Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang
lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di
lintasan itu.

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah mengunakan konfigurasi
Schlumberger. Grafik yang dihasilkan adalah grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2
sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y. Pada prinsipnya, pengukuran
metode resistivitas dilakukan dengan mengalirkan arus melalui elektrode C1 dan C2 dan
pengukuran beda potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis,
maka tahanan jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak
tergantung pada spasi elektrode. Namun, pada kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-
lapisan dengan resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan
pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan
harga resistivitas untuk satu lapisan saja. Sehingga resistivitas yang terukur adalah resistivitas
semu.
Grafik yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan medium. Hal itu dapat
diketahui karena besar nilai dari resistivitasnya yang berubah. Injeksi arus listrik
menggunakan 2 buah Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam. Grafik menunjukkan dengan semakin jauh jarak
elektroda arus, besar nilai resistivitasnya juga meningkat. Grafik juga dapat memperkirakan
bahwa dibawah terdapat tiga medium yang berbeda berdasarkan resistivitasnya, yaitu 1000-
1500, 1500-2000 dan 2000-2700.
Dalam percobaan yang dilakukan di laboratorium, medium dapat terlihat jelas dengan
mata karena berada dalam kotak kaca. Medium yang terlihat adalah air dan pasir.
Berdasarkan beberapa sumber resistivitas untuk air adalah 0.5-300 Ohm.m sedangkan untuk
pasir adalah 500-5000 Ohm.m . Terdapat perbedaan hasil antara perhitungan data percobaan
dengan referensi. Perbedaan ini dapat terjadi karena kurang ketelitian dalam melihat factor
pengali alat ataupun beberapa factor yang terlewatkan dan kesalahan juga dapat diakibatkan
dari alat yang digunakan dalam percobaan.



Praktikum Instrumentasi Geofisika Praktikum Metode Geolistrik

Bab VI
Kesimpulan
Metode geolistrik digunakan dalam eksplorasi air tanah
Grafik menghasilkan tiga rentang resistivitas yaitu 1000-1500 Ohm.m , 1500-2000
Ohm.m dan 2000-2700 Ohm.m
Kelebihan dan kekurangan konfigurasi Schlumberger
Kelebihan
Teknis lapangan mudah
Dapat mendeteksi non-homogenitas lapisan batuan
Pengolahan data mudah
Baik untuk studi regional
Kekurangan
Harus dilakukan pada dataran yang luas
Kurang sensitive pada perubahan lateral




Bab VII
Daftar Pustaka

Drs. Suparwoto, M.Sc. & Rakhman, Afif, S.Si., M.T. 2014. MODUL PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI GEOFISIKA. Lab. Geofisika. Fakultas MIPA UGM.
http://geologi.iagi.or.id/2014/04/14/aplikasi-geolistrik-untuk-eksplorasi-hidrogeologi/
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/geolistrik/
http://trisusantosetiawan.wordpress.com/2011/01/04/metode-geolistrik-resistivitas/

You might also like