You are on page 1of 7

Kegunaan

Sorbitol digunakan sebagai suatu humektan (pelembab) pada berbagai jenis produk
sebagai pelindung melawan hilangnya kandungan moisture. Dengan sifat tekstur dan
kemampuan untuk menstabilisasi kelembaban, sorbitol banyak digunakan untuk produksi
permen, roti dan cokelat dan produk yang dihasilkan cenderung menjadi kering atau
mengeraskan. Sorbitol bersifat non-cariogenik (tidak menyebabkan kanker) dan berguna bagi
orang-orang penderita diabetes (Smith,1991).
Secara kimiawi sorbitol sangat tidak reaktif dan stabil, dapat berada pada suhu tinggi dan
tidak mengalami reaksi Maillard (pencokelatan). Sehingga pada produksi kue berwarna
segar, tidak ada penampilan warna cokelatnya. Juga berkombinasi baik dengan ramuan makanan
lain seperti gula, jelly, lemak sayuran dan protein (Marie,1991).
- Bidang makanan
Sorbitol umumnya ditambahkan pada makanan untuk memberikan ketahanan mutu dasar
yang dimiliki makanan tersebut selama dalam proses penyimpanan. Pada perusahaan produsen
permen, sorbitol diproses bersama gula agar permen yang dihasilkan menjadi tahan lama.
- Bidang Farmasi
Sorbitol merupakan salah satu bahan baku vitamin C. Selain itu sorbitol berfungsi sebagai
pemanis, sehingga sering digunakan sebagai bahan baku dasar obat berbentuk syrup. Bagi
penderita diabetes, sorbitol dapat dipakai sebagai bahan pemanis pengganti glukosa, fructose,
maltose dan sukrose. Untuk produk makanan dan minuman diet, sorbitol memberikan rasa manis
yang sejuk di mulut.
- Bidang kosmetik dan Pasta gigi
Penggunaan sorbitol sangat luas di bidang kosmetika, diantaranya digunakan sebagai
pelembab berbentuk cream untuk mencegah penguapan air dan dapat memperlicin kulit. Untuk
pasta gigi, sorbitol dapat dipergunakan sebagai penyegar atau obat pencuci mulut, dapat
mencegah kerusakan gigi dan memperlambat terbentuknya caries gigi.
- Kegunaan lain
Pada industri tekstil, kulit, kertas dan semir sepatu, sorbitol digunakan sebagai bahan pelunak
dan stabilisator emulsi. Sedangkan pada industri rokok sorbitol digunakan sebagai stabilisator
kelembaban, penambah aroma dan menambah rasa sejuk.



Katalis Raney Nikel
Katalis adalah substansi yang berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi kimia, pada
temperatur tertentu, namun tidak menimbulkan reaksi kimia terhadap katalis tersebut. Katalis
membuat reaksi menjadi lebih cepat karena perubahan yang mereka lakukan pada reaktan, yaitu
dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi terkecil yang dibutuhkan untuk membuat suatu
reaksi terjadi). Ada dua jenis katalis yang dikenal, yaitu katalis heterogen dan katalis homogen.
Katalis heterogen berada dalam fasa yang berbeda dengan reaktannya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fasa yang sama dengan reaktannya. Katalis homogen secara umum
bereaksi dengan satu atau lebih reaktan untuk membentuk senyawa kimia intermediate yang
akan bereaksi untuk membentuk reaksi yang diinginkan.
Raney Nikel adalah sejenis katalis padat yang terdiri dari butiran halus alloy nikel-
alumunium yang digunakan dalam berbagai proses industri. Ia dikembangkan pada tahun 1926
oleh insinyur Amerika Murray Raney sebagai katalis alternatif untuk hidrogenasi minyak nabati
pada berbagai proses industri. Barubaru ini, ia digunakan sebagai katalis heterogen pada berbagai
macam sintesis organik, umumnya untuk reaksi hidrogenasi.
Nikel Raney dihasilkan ketika alloy nikel-aluminium diberikan natrium hidroksida pekat.
Perlakuan yang disebut "aktivasi" ini melarutkan keluar kebanyakan aluminium dalam alloy
tersebut. Struktur berpori-pori yang ditinggalkan mempunyai luas permukaan yang besar,
menyebabkan tingginya aktivitas katalitik katalis ini. Katalis ini pada umumnya mengandung
85% nikel berdasarkan massa, berkorespondensi dengan dua atom nikel untuk setiap atom
aluminium. Aluminium membantu menjaga stuktur pori katalis ini secara keseluruhan. Secara
makroskopis, nikel Raney terlihat sebagai bubuk halus yang berwarna kelabu. Secara
mikroskopis, setiap partikel pada bubuk ini terlihat seperti jaring tiga dimensi, dengan ukuran
dan bentuk pori-pori yang tidak tentu yang dibentuk selama proses pelindian. Nikel Raney secara
struktural dan termal stabil, serta mempunyai luas permukaan BET yang besar. Sifat-sifat ini
merupakan akibat langsung dari proses aktivasi, yang juga mengakibatkan aktivitas katalitik
katalis yang relatif tinggi (Welsh, 2005).

Enzym
Enzym adalah kompleks protein yang terdiri atas rantai peptida dengan berat molekul
dari 15000 sampai jutaan dan mampu secara efisien mengkatalis reaksi biokimia yang secara
kolektif membentuk metabolisme perantara. Kata enzyme berasal dari istilah Yunani yang berarti
harfiahnyadidalam sel disamping kata enzym dikenal pula kata fermen yang berarti ragi
atau cairan dalam.
1. Enzym a-amilase
a-amilase adalah endo enzym yang bekerja memutuskan ikatan a,1,4 secara acak di
bagian dalam molekul baik pada amilosa dan amilopektin. Karena pengaruh aktivitasnya, pati
terputus menjadi dekstrin dengan rantai sepanjang 6 10 unit glukosa. b amilase adalah salah
satu exo enzym yang memotong pati menjadi gugus maltosa melalui ujung yang tidak
mereduksi. Berbeda denga a amilase, b amilase tidak dapat memotong rantai di luar titik
percabangan (a 1.6). Dengan demikian amilosa dipotong potong secara sempurna menjadi
maltosa, sedangkan amilopektin tetap dalam keadaan semula. Baik aamilase maupun b -amilase
tidak dapat memotong ikatan a1.6. Dengan demikian hasil hidrolisa selalu mengandung
isomaltosa dan maltosa. a amilase relatif tahan panas, tetapi tidak tahan terhadap pH yang
rendah. Sebaliknya, b amilase amat peka terhadap suhu , tetapi agak tahan terhadap asam.
Stabilitas enzyme dalam larutan meningkat dengan pembubuhan sejumlah senyawa tertentu, di
antaranya garam dapur, garam garam kalsium, pati dan produk-produk hidrolisa pati. Pengaruh
ini sangat penting pada suhu di atas 65oC. Pengaruh ion kalsium terhadap stabilitas enzym
sangat jelas, meskipun pada pembubuhan yang amat rendah.
Mikroorganisme Asal : Basillus lichenofermis
Nama Dagang : Optitherm L 420
Berat Molekul : 28.000 daltons
Kofaktor : Ca2+ max 200 ppm
Temperatur Optimum : 90 95 0C
Dosis : 0,5 0,8 kg/kg DS
Waktu Operasi : 2 3 jam
2. Enzym Glukoamilase
Enzym-enzym yang tergolong di dalam kelompok glukoamilase ini dapat diperoleh dari
berbagai strain aspergillus dan rhizopus. Tergantung pada organisme asalnya, enzym-enzym
tersebut memiliki sifat-sifat kimia enzym yang berbeda-beda, namun pada kondisi yang tepat,
semua enzym tersebut dapat menghidrolisis pati secara sempurna menjadi glukosa. Enzym
glukoamilase bersifat eksoamilase, yaitu dapat memutus rantai pati menjadi molekul-molekul
glukosa pada bagian tak mereduksi dari molekul tersebut. Baik ikatan a-1,4 maupun a-1,6 dapat
diputuskannya, walaupun dewasa ini sudah ditemukan enzim yang bekerjanya khusus memotong
ikatan a-1,6 yaitu Pullunase yang dihasilkan oleh Aerobacter aerogenes, namun pemanfaatannya
secara komersial, masih terbatas karena kurang ekonomis.

Singkong (Manihot utilissima) disebut juga ubikayu atau ketela pohon, mempunyai
kandungan karbohidrat cukup tinggi yaitu sebanyak 32.4 dan kalori 567.0 dalam 100 gram
singkong. Dengan demikian singkong dapat dipakai sebagai pengganti beras. Aneka olahan dari
bahan baku singkong cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti
getuk,timus,keripik,gemblong,dll, sampai membuat bahan yang memerlukan proses teknologi
lebih lanjut.
Pada dasarnya olahan singkong dalam industri dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil
fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong
atau tepung tapioka. Tepung tapioka digunakan dalam industri makanan atau pakan ternak,
dekstrin, glukosa (gula). Dekstrin digunakan dalam industri tekstil, industri makanan dan industri
kimia seperti etanol dan senyawa organik lainnya.
Tepung tapioka tersusun atas granula-granula pati berukuran 5-35 mikron,memiliki sifat
bieerefringent yang kuat serta tersusun atas 20% amilosa dan 80% amilopektin sehingga
mempunyai sifat mudah mengembang (swelling) dalam air panas. Pati ini dengan cepat akan
tergelatinisasi oleh pemanasan dengan air dan larutannya setelah pendinginan secara komparatif
tetap cair. Selanjutnya, larutan tersebut secara relatif lebih stabil dalam hal bahwa larutan
tersebut tidah cepat memisah kembali ke bentuk yang tidak larut (insoluble form) seperti yang
terjadi pada pati jagung dan pati kentang (retrogradasi)


Tabel I.1 Produksi Singkong Indonesia tahun 2010-2013
Tahun Produksi ( ton )
2010 23918118
2011 24044025
2012 24177372
2013 23824008
(Sumber: Biro Pusat Statistik, 2013)
Berikut Adalah Daftar Pabrik Tapioka Di Indonesia :
1. Jawa Timur
- PT. Sorini Agro Asia
Kapasitas Produksi Per Hari / Kebutuhan Bahan Baku Singkong : 800 Ton
2. Jawa Tengah
- Ngemplak Kab. Pati
Kapasitas Produksi Per Hari / Kebutuhan Bahan Baku Singkong : Di Atas 1000 Ton
3. Jawa Barat
- CV. DELVIN AGRO
4. Lampung Timur
- PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk.
5. Lampung Selatan
- CV. SEMANGAT JAYA
6. NTB
- PT TAMBORA MAKMUR SEJAHTERA
Bahan baku tapioka adalah singkong (ketela pohon). Pemasok singkong adalah petani
singkong. Singkong diterima di gudang, lalu dicuci, kemudian dikupas, terus digiling dalam
mesin penggiling. Dalam proses menggiling, yang keluar adalah ampas dan sari pati yang
merupakan tapioka. Selanjutnya, sari pati dikeringkan (dijemur), lalu dikeringkan untuk
disimpan di gudang. Catatan: Tapioka adalah produk ekspor ke negara-negara Eropa Barat.
Tepung tapioka digunakan sebagai bahan baku berbagai produk farmasi dan kosmetika, di
samping untuk membuat pellet makanan ternak dan ikan. Bila mutu tepung tapioka ini dapat
dijaga dan ditingkatkan, produsen industri farmasi dan kosmetik di seluruh dunia Barat akan
menjadi konsumen yang potensial. Hal ini merupakan devisa yang diperlukan untuk
menggerakkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, selain mengintensifkan pemasaran di
pasar internasional, mutunya juga harus tetap ditingkatkan.
Proses Produksi Tepung Tapioka
Pemerasan/Ekstraksi:
Pemerasan dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan kain saring,
kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati yang
ditampung di dalam ember.
b. Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan di
atas saringan yang digerakkan dengan mesin.
Pada saat saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa
berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan. Pati hasil ekstraksi
diendapkan dalam bak pengendapan selama 4 jam. Air di bagian atas endapan dialirkan dan
dibuang, sedangkan endapan diambil dan dikeringkan.
II.2 Prosedur Pembuatan
1. Singkong dipotong-potong 5-7 cm, ditimbang hingga 5 kg (tanpa bonggol), dimasukkan dalan
air unruk dianalisa kadar pati secara sederhana (test randement).
2. Singkong dikupas untuk menghilangkan kulit ari yang kecoklatan dan kotoran yang melekat
dengan menggunakan root-peeler. Operator harus mengoptimalkan jumlah singkong yang akan
dikupas sesuai dengan kapasitas mesin.
3. Umbi singkong dicuci untuk menghilangkan kotoran yang masih melekat dan menghilangkan
lendir dengan rotary wash machine.
4. Singkong yang sudah bersih dipotong-potong menjadi potonganpotongan kecil setebal 3-5 cm.
Operator harus memisahkan umbi yang berkayu, mulai busuk atau terlalu besar dari aliran untuk
diperbaiki kondisinya sehingga sesuai dengan ketentuan.
5. Singkong yang telah dipotong diparut untuk memisahkan granula pati dari dinding sel
sehingga diperoleh 90% atau lebih granula pati dengan menggunakan high speed raasper.
6. Bubur pati dari hasil pemaruatan ditambah SO2 untuk mencegah diskolorisasi.Operator harus
mengatur jumlah belarang yang dibakar untuk menghasilkan SO2 (1 kg belerang tiap 3 jam).
7. Bubur pati disaring untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terbawa.
8. Bubur pati hasil filtering diekstrak untuk menghilangkan serat dan pemurnian pati dengan
menggunakan starch extractor dalam system tertutup.
9. Adonan hasil ekstraksi dikurangi kadar airnya dengan rotary vacuum filter dan dryer untuk
mengurangi beban pengeringan.
10. Adonan hasil De-watering berupa wet starch (pati basah) dialiri udara panas,kemudian
dijatuhkan pada conveyor untuk dibawa ke alat pengering.
11. Pati basah dikeringkan dengan menggunakan pneumatic flash dryer suction type pada suhu
optimum (50-60oC).
12. Tepung kering didinginkan dan dilakukan sortasi.Operator memisahkan tepung yang masih
belum memenuhi standart.
13. Tepung tapioka yang dihasilkan dikemas dalam bag berukuran 25 kg dan disimpan dalam
ruang penyimpanan.

You might also like