Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok
: M2
Kelas
:M
Oleh
:KELOMPOK M2
Kelas M
Nama
NIM
(125040201111207)
(125040201111209)
(125040201111211)
(125040201111212)
(125040201111213)
(125040201111214)
(125040201111215)
(125040201111217)
(125040201111220)
(125040201111222)
(125040201111224)
(125040201111227)
(125040201111228)
(125040201111230)
(125040201111232)
(125040201111234)
(125040201111235)
(125040201111236)
(125040201111239)
(125040201111243)
(125040201111244)
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Asisten
Co Asisten
Adi Setiawan
NIM. 115040200111044
Tanggal Pengesahan :
Ringkasan
Suatu kondisi yang mempengaruhi suatu ekosistem adalah vegetasi pada suatu tempat
yang berhubungan dengan suatu pengolahan pada tanaman baik tanaman taunan maupun
tanamana semusim. Dalam suatu agroekosistem, data vegetasi yang diperoleh bisa tanaman
yang dibudidayakan maupun tanaman yang tumbuh sendiri pada suatu ekosistem.
Perbedaan jumlah vegetasi dan jumlah spesies pada setiap daerah berbeda, hal ini
dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti keadaan suhu dan iklim, kelembaban,
cahaya matahari dan faktor hormon.
Keragaman arthropoda di daerah Cangar, Malang, Jatikerto memiliki keragaman yang
relatif sama. Seperti belalang, yang dapat ditemukan di Cangar, malang, Jatikerto, sedangkan
pada arthropoda tanah yang ditemukan di ke3 daerah tersebut adalah cacing. Dari hasil tersebut
bahwa 3 daerah tersebut mempunyai ekosistem yang baik.
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum field trip yang berjudul Studi
Lapang di Kebun Percobaan Jatikerto, Malang dan Cangar dengan baik dan lancar.
Penulis membahas mengenai analisis vegetasi, faktor abiotik (suhu, kelembapan,
radiasi matahari), faktor abiotik tanah dan keanekaragaman arthropoda. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu sehingga penulisan
laporan ini dapat diselesaikan dengan lancar, kepada :
1. Para dosen pengampu mata kuliah Ekologi Pertanian yang telah membimbing kami selama
perkuliahan berlangsung.
2. Orang tua di rumah yang telah memberi dukungan secara materi atau spiritual, sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Asisten praktikum yang telah membimbing kami dalam praktikum ruang dan praktikum
lapang.
Laporan ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas makalah praktikum
Ekologi
Pertanian yang diberikan oleh Assisten Dosen. Dalam proses pendalaman materi Ekologi
Pertanian.
Pada penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
guna memberikan hasil yang terbaik bagi isi penulisan laporan ini. Semoga penulisan laporan
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
COVER
NAMA KELOMPOK
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I Pendahuluan..........................................................................................10
1.1 Latar belakang.....................................................................................10
1.2 Rumusan masalah................................................................................11
1.3 Tujuan..................................................................................................11
1.4 Manfaat................................................................................................11
BAB II Tinjauan pustaka...................................................................................12
2.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik................................................14
2.2 Faktor Abiotik Tanah.........................................................................14
2.3 Arthropoda.........................................................................................15
BAB III Metodologi..........................................................................................16
3.1 Alat dan Bahan..................................................................................16
3.1.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik
(Suhu Udara, Radiasi Matahari).............................................16
3.1.2 Faktor Abiotik (Tanah)...........................................................17
3.1.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem).18
3.2 Langkah Kerja dilapang (Teknis Lapang).........................................19
3.2.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik
4.2.3
Faktor Biotik
(Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)..................43
BAB V Penutup..............................................................................................45
5.1 Kesimpulan......................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................46
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisa Vegetasi................................................................................23
1.1 Tempat Cangar..........................................................................................23
1.2 Tempat Malang..........................................................................................24
1.3 Tempat Jatikerto........................................................................................25
Tabel 2 Pengamatan Faktor Abiotik......... .....................................................25
Tabel 3 Klasifikasi Vegetasi............................................................................26
3.1
Tempat Cangar..........................................................................................26
3.2
Tempat Malang.........................................................................................27
3.3
Tempat Cangar...........................................................................................29
4.2
4.3
Tempat Jatikerto.........................................................................................32
5.2
5.3
Tabel 6 SDR....................................................................................................34
6.1
Tempat Malang.........................................................................................34
6.2
Tempat Jatikerto.......................................................................................35
6.3
Tempat Cangar.........................................................................................35
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1 Analisa Vegetasi...............................................................................49
1.4 Tempat Malang........................................................................................49
1.5 Tempat Cangar ..................................................................................... 50
1.6 Tempat Jatikerto.................................................................................... 50
Tabel 2 Pengamatan Arthropoda .................................................................51
2.1 Tempat Malang.......................................................................................51
2.2 Tempat Cangar ................................... .................................................. 52
2.3 Tempat Jatikerto.................................................................................... 52
Tabel 3 Faktor abiotik tanah.........................................................................54
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekologi pertanian merupakan bidang ilmu yang mengaplikasikan prinsip-prinsip
ekologi untuk merancang, mengelola dan mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan
lestari.
Di dalam ekologi pertanian kita pasti mempelajari Agroekosistem. Agroekosistem
adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan lingkungannya baik botik
maupun abiotik yang telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan pangan, papan, serat, kayu
bakar dan produk-produk lainnyan yang dibutukan manusia jadi fokus yang utama dari ekologi
pertanian adalah mepertahankan produksi pertanian yang berkelanjutan dengan jalan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal untuk meminimalkan dampak yang merugikan
dari sistem pertanian modern.
Di dalam agroekosistem terdapat ekosistem yang menjadi tempat interaksi antar
faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
faktor kimia. Faktor fisik yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah,
ketinggian, angin. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan.
10
Di muka Bumi, ada banyak spesies hewan yang beraneka ragam, dan 34 bagiannya
adalah serangga (arthropoda). Dari jumlah tersebut lebih dari 750.000 spesies telah diketahui
dan diberi nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum arthropoda.
Umumnya penampilan serangga terlihat sama dengan yang lainnya tetapi sebenarnya mereka
menunjukan keragaman yang sangat besar di dalam bentuknya.
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi
yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolahan baik
dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Analisis vegetasi hutan merupakan
studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan. Oleh sebab itu, untuk memahami analisis
vegetasi, faktor biotik, faktor abiotik dan keanekaragaman arthropoda lebih lanjut akan dibahas
dalam laporan ini.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah ketinggian tempat mempengaruhi vegetasi suatu daerah?
2. Bagaimana hubungan faktor biotik dan abiotik dalam suatu plot?
3. Apakah jenis arthropoda saling berpengaruh terhadap vegetasi?
4. Bagaimana hubungan jenis tanaman terhadap faktor biotik dan faktor
abiotik?
1.3
Tujuan
1.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara faktor biotik dan abiotik dalam suatu
plot.
3.
Manfaat
11
4.
Untuk mengetahui hubungan jenis tanaman terhadap faktor biotik dan faktor abiotik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka
kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan
beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang
perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa
vegetasi yang digunakan.
(Saswono, 2003)
Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri
dari :
a. Belukar(Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang
terbagi menjadi banyak subtangkai.
b. Epifit(Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan
palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
c. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti
akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
12
d. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak
bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam
banyak anak daun.
e. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun
merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
f. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya
tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2
meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
g. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau
tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
(Saswono, 2003)
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya
udara, air, cahaya, dll. Factor abiotik ini adalah factor factor yang sangat penting dalam
kehidupan.Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan yang
dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
a.
Suhu udara
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata rata dari pergerakan molekul molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda benda lain atau menerima panas dari benda benda
lain tersebut. Alat pengukur suhu disebut termometer. Termometer dibuat dengan mendasarkan
sifat sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya pengembangan benda padat, benda cair, gas
dan juga sifat merubahnya tahanan listrik terhadap suhu.
b.
Radiasi Matahari
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang
terjadi
di
matahari.
Energi
radiasi
matahari
berbentuk
sinar
dan
gelombang
elektromagnetik.Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang
pendek dan sinar bergelombang panjang.Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x,
sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) factor:
1. Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi matahari
13
2. Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan
bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar
dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi
disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar
tersebut harus menempuh lapisan atmosfer yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.
3. Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari
terbenam.
4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu
dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.
( Kertasaputra ,1986 )
2.2 Faktor Abiotik Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan
bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.Pada dasarnya, tanah berasal
dari batu-batuan dan berada pada lapiasan terluar. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh
beberapa unsur penting seperti iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu. Proses
pembentukan tanah berlangsung secara terus menerus sehingga kemungkinan terdapat bahan
(unsur) pada tanah yang bertambah maupun yang hilang.
Manfaat sumber daya tanah untuk kehidupan, yaitu;
1.
Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi
suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh
tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
2.
Penyedia makanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang
menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman
dan organisme lain.
14
3.
Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tanah merupakan tempat manusia dan
makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula berbagai
organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4.
Sumber bahan baku barang kerajinan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah
liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan
kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan salah satunya
sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
5.
Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata
air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
6.
Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual
belikan .
(Hanafiah ,1999)
2.3 Arthropoda
Di permukaan bumi sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata sekitar bagian
adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah diketahui dan diberi
nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum arthropoda. Dalam
pengamatan kita , mungkin penampilan umum serangga yang satu mempunyai kesamaan
dengan serangga lainnya, akan tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam
bentuknya.
Crustac
ea
Inverteb
rataa
Antrhop
oda
Arachni
da
Mollusc
a
Diplopo
da
Nematoda
Animali
a
15
Vertebra
ta
Chordat
a
Chilopo
da
Hexapoda(ins
ektisida)
( anonymous ,2012 )
Karena dari kelas insekta ini memiliki jenis yang paling banyak maka akan dipelajari
lebih dalam lagi dalam pengelompokannya. Dalam kelas insekta terdiri dari beberapa suku yang
sangat penting dan terdapat paling banyak di alam, diantaranya yaitu:
1. Coleoptera, bersayap keras (perisai)
2. Dipteral, sayap belakang dimodifikasi menjadi halter
3. Homoptera, sayap depan dan belakang tersusun sama
4. Hemptera, sayap depan sebagian membraneus
5. Hymenoptera, sayap mirip seperti selaput
6. Lepidoptera, sayap dilapisi bulu atau sisik
7. Tysanoptera, sayap berumbai
8. Othoptera, bersayap lurus
9. Isopteran, bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang sama
10. Odonata. dll
Peranan arthropoda dalam mempengaruhi ekosistem di alam ada 3 macam. Peranan
arthropoda tersebut yaitu:
1. Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi tertentu
menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baik secara kualitas
maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan. Contoh: serangga tikus pada tanaman padi
yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomolia binotalis yang menyerang pucuk
tanaman kubis-kubisan.
2. Predator
Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa
binatang lainnya. Contohnya: Menochilus sexmaculatus yang memangsa Aphid sp.
3. Parasitoid
16
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga atau binatang arthropoda yang lain.
Parasitoid bersifat parasitik pada fase pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas
tidak terikat pada inangnya. Contoh: Diadegma insulare yang merupakan parasitoid telur dari
Plutella xylostela. (Hairiah,2011)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, bahan dan fungsinya
3.1.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi Matahari)
Alat :
Bahan :
Vegetasi di Cangar :
- Brokoli(Brassica oleracea Var italic) : sebagai vegetasi yang diamati
- Gulma ( Sonneratiaceae) : sebagai vegetasi yang diamati
- Bayam ( Colesia argentha L.) : sebagai vegetasi yang diamati
- Gulma( Synedrellia ) : sebagai vegetasi yang diamati
17
Vegetasi di Malang :
- Padi (Oryza sativa) : sebagai vegetasi yang diamati
- Gulma ( Eceng gondok ) : sebagai vegetasi yang diamati
- Gulma ( Leersia hexandra) : sebagai vegetasi yang diamati
- Gulma (Eleusine indica) : sebagai vegetasi yang diamati
Vegetasi di Jatikerto :
- Tebu (Saccharum officinarum) :sebagai vegetasi yang diamati
- Rumput Teki (Cyperus Rotundus) :sebagai vegetasi yang diamati
Alat :
Bahan :
Cacing tanah
Kala jengking
Semut merah
Malang
:-
Semut merah
18
Alat :
Bahan :
Menyiapkan Thermohigrometer
. Meletakkan diatas tangan menekan tombol on/
of
Mengamati suhu udara pada termohigrometr
hingga setabil
20
Mencatat hasil
Menyiapkan termometer
Meletakkan thermometer suhu pada
dalam plot , dengan kedalaman 0,5 dari
permukaan
Mengamati naik turunya suhu hingga
setabil
21
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan + Tabel pengamatan (Cangar, Malang & jatikerto)
4.1.1
1.
Lokasi
Luas Plot
NO
Spesies
Jumlah
Brokoli
1.
23
177
Gambar
Gulma
2.
( Sonneratiaceae )
1416
Bayam
3.
(Amaranthus hybridus L)
Gulma
4.
6
( Synedrellia )
24
NO
1.
Spesies
Padi (Oryza sativa)
2.
Gulma
Jumlah
304
( Eceng gondok )
3.
Gulma
12
( Leersia hexandra)
4.
Gulma
(Eleusine indica )
25
Gambar
26
Jumlah
NO
1.
Spesies
Tebu
Gambar
(Saccharum
304
officinarum)
2.
Rumput Teki
Rotundus)
No
Lokasi
Suhu
udr
1
2
3
Cangar
Malang
Jati Kerto
29,5
34,9
27
(Cyperus
Suhu tnh
RH udr
23
27
48%
61%
RH tnh
RM
luar
RM
bwh
phn
30
1
RM
bwh
tan
smsm
-
Klasifikasi vegetasi
1.Lokasi: Dataran tinggi ( Cangar )
Luas Plot : 5 x 5
NO
1.
SPESIES
Tanaman brokoli
(Brassica oleracea Var
italic)
2.
Tanaman gulma
(Duabanga moluccana Bl.
B.)
3.
Bayam (Amaranthus
hybridus L.)
4.
Gulma
(Synedrella nodiflora (L.)
Gaertn.)
28
KLASIFIKASI
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Bangsa: Capparales
Suku : Brassicaceae
Marga: Brassica
Jenis: Brassica oleracea Var italic
Kingdom:Plantae Subkingdom: Tracheobionta
SuperDivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
subkelas:Rosidae
Ordo:Myrtales
Famili:Sonneratiaceae
Genus:Duabanga
Spesies:Duabanga
moluccanaBl. B.
Kingdom:Plantae
Subkingdom:Tracheobionta SuperDivisi:Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus hybridus L.
Kingdom:Plantae
SuperDivisi: Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
SubKelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili:Asteraceae
Genus: Synedrella
Spesies: Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.
4.
29
NO
1.
SPESIES
Padi (Oryza sativa)
2.
Gulma
3.
4.
30
Eceng
gondok
KLASIFIKASI
Kingdom:Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
SuperDivisi:Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
SubKelas:Commelinidae
Ordo:Poales
Famili:Poaceae
Genus:Oryza
Spesies: Oryza sativa L.
Kingdom:Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
SuperDivisi:Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
SubKelas:Alismatidae
Ordo: Alismatales
Famili:Butomaceae
Genus:Eichornia
Spesies:Eichornia
crassipes
(Mart.)Solms
Kingdom:Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
SuperDivisi: Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Sub
Kelas:
Commelinidae
Ordo:Poales
Famili:Poaceae
Genus:Leersia
Spesies: Leersia hexandra .
Kingdom:Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisio:Spermatophyta
Divisio:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Sub-kelas:Commelinidae
Ordo:Poales
Familia:Poaceae
Genus:Eleusine
Spesies:Eleusine
Gaertn
indica
(L.)
2.Lokasi
Luas Plot : 5 x 5
NO
1.
SPESIES
Tebu (Saccharum officinarum)
KLASIFIKASI
Kingdom: Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
Super
Divisi:Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Sub
Kelas:
Commelinidae
Ordo:Poales
Famili:Poaceae
Genus:Saccharum
Spesies:Saccharum officinarum L.
2.
Kingdom:Plantae
Subkingdom:
Tracheobionta
SuperDivisi:
Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Sub
Kelas:
Commelinidae
Ordo:Cyperales
Famili:Cyperaceae
Genus:Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.
( anonymous , 2012 )
31
identifikasi Tumbuhan
1.
Lokasi
Luas Plot
NO
1.
SPESIES
Tanaman brokoli
(Brassica oleracea Var italic)
2.
Tanaman gulma
IDENTIFIKASI
Batang berair.
Akar serabut.
3.
Bayam
(Amaranthus hybridus L.)
32
Gaertn.)
, 2002)
5.
Luas Plot : 5 x 5
NO
1.
SPESIES
Padi
( Oryza Sativa )
2.
Tanaman Gulma
(Eichornia crassipes
(Mart.)Solms)
33
IDENTIFIKASI
34
3.
4.
, 2002)
6. Lokasi : Dataran rendah (Jaatikerto)
Luas Plot : 5 x 5
35
NO
1.
SPESIES
Tebu
(Saccharum officinarum)
2.
36
IDENTIFIKASI
Rumput kokoh kuat, menahun ,
berumpun kuat dengan tunas merayap
pendek , atau tanpa tunas merayap,
tinggi 2- 6 meter
Batang dengan mata akar pada ruas,
berwarna kuning , ungu , coklat atau
merah atau bergaris , kerap kali
berlilin.
Pelepah daun pada sisi pada daun dan
punggungnya kerap kali dengan rambut
rambut yang panjang dan tajam.
Helaian daun berbentuk garis , bertepi
kasar , 50 -175 kali 4 -10 cm.anak bulir
berpasangan satu bertangkai , rontonk
sendiri , satu duduk , rontok bersama
anggot a poros bulir dan tangkai
daripada yang lain panjang anak bulir
kurang lebih 4mm. panjang rambut 1
-1,5 cm , putih atau ungu.
Benang sari 3 , tangki utik 2, kepala
putik keraap kali merah ungu , muncul
dekat tengah tengah anak bulir
(Flora , 2002)
0,13 meter.
Mempunyai akar rimpang berdiri
vertical atau iring, rapat dengan abating
atau dengan tunas yang merayap.
Batang tidak bercabang, bulat, silindris
atau persegi tumpul.
Daun direduksi menjadi pelepah yang
berbentuk buluh yang menyelubungi
pangkal batang kadang-kadang dengan
helaian daun yang rudimeter.
Panjang anak bulir 1,5-4,5cm. hidup di
air tawar atau payu.
(Flora , 2002)
Analisa Vegetasi
Lokasi
Luas Plot
37
No
Spesies
D1
(cm)
D2
(cm)
Petak contoh ke
1
1.
38
56
91
45
15
14
2.
Gulma ( Sonneratiaceae )
16
728
360
120
112
3.
34
42
4.
Gulam ( Synedrellia )
30
17
Lokasi
Luas Plot
:5x5
No
Spesies
D1
(cm)
D2
(cm)
Petak contoh ke
1
1.
95,5
39,5
143
69
41
26
2.
18
13,5
3.
25
4.
105
10
Lokasi
Luas Plot
Spesies
D1
(cm)
1.
200
2.
45
No
D2
(cm)
150
30
123
31
31
28
28
Tabel SDR
Lokasi
Luas Plot
:5x5
Spesies
Kerapatan
38
Frekuensi
Petak contoh ke
Dominansi
LBA
IV
Mutlak
Nisbi
(%)
Mutlak
Nisbi
(%)
Mutlak
Brokoli
35,4
Sonneratiaceae
11
38
13,55
338,8
54
283,2
8,8
38
0.9
22,92
50
Bayam
0,2
0,06
0,2
11
227,38
18
Synedrellia
1,2
0,3
0,4
15
3,24
81,2
27
Lokasi
Luas Plot
:5x5
39
Nisbi
(%)
No
Kerapatan
Mutlak
Nisbi
(%)
Spesies
Frekuensi
Mutlak
Dominansi
Nisbi
(%)
LBA
Mutlak
Padi
60,8
93,5
38,4
24,2
Eceng Gondok
1,2
1,8
0,6
23,07
1,57
3.
Leersia hexandra
2,2
3,3
0,6
23,07
4.
Eleusine indica
0,8
Nisbi (%)
1.
2.
1,2
Lokasi
15,3
6,68
600,66
4,68
38,69
1,91
15,92
20,3
167,16
Luas Plot
:5x5
Frekuensi
Kerapatan
No
0,4
0,63
73,07
Spesies
Dominansi
LBA
Mutlak
Nisbi
(%)
Mutlak
Nisbi
(%)
Mutlak
Nisbi (%)
1.
Tebu
4,4
6,3
33
0,19
2,1
4,77
2.
Rumput teki
48,2
97,6
33
8,6
97,6
214,9
Tanaman yang mendominasi pada daerah Cangar adalah adalah tanaman brokoli yang mempu
sebesar 18% yang mana terdapat banyak tanaman yang mendominasi seperti gulma yang
40 Sonneratiaceae dengan total SDR 1,7%,bayam Total SDR 6% dan Synedrellia dengan total SD
daerah cangar Brokoli merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan.
Pada daerah Jatikerto tanaman yang mendominasi adalah tebu dengan nilai SDR 13,8. Kare
tanaman yang lebih mendominasi untuk dibudidayakan adalah tanaman tebu dan pada daerah i
4.1.3
Spesies serangga
Lalat - lalat
Ulat gerayak
Belalang
4.
Cacing tanah
NO
1.
GAMBAR
Jumlah
3
4
10
Ordo
Hexapora
Lepidoptera
Othoptera
5
KLASIFIKASI
Kingdom:Animalia
Phylum:Arthoropoda
Kelas:Hexapoda
Ordo:Diptera
Family:Muscidae
Genus:Musca
Spesies:
Muscadomestica
2.
Filum : Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo : Noctuidae
family : Lepidoptera
Genus : Spodoptera
Spesies: Spodoptera litura
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Family : Acridoidea
Genus : Valanga
Specific name : nigricornis Scientific name : - Valanga
nigricornis
3.
3.
41
BIOEKOLOGI
Siklus hidup: telu
pupa-lalat dewas
Peranan: sebaga
musuh alami pad
tanaman.
Habitat: di daera
kering, di daerah
lembab.
Perilaku: aktif di
hari.
(Sri Suhair
Siklus: telur-larva
kupu-kupu dewa
Peranan: sebaga
pada tanaman
Habitat: di daera
rerumputan, di d
kering.
Perilaku: aktif me
dedaunan, melet
telur pada daun
(Sri Suhair
Spesies serangga
Laba laba
Tomcat
Belalang
Keong emas
42
Jumlah
2
4
7
4
Ordo
arachanida
Coleptera
Othoptera
NO
1.
GAMBAR
KLASIFIKASI
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Family :
Genus : Araneus
Spesies : Araneus
diadematus
BIOEKOLOGI
siklus hidup: telur-labalaba.
Peranan: sebagai musuh
alami atau predator.
Habitat: disemua
lingkungan pertanaman
Perilaku: membuat
jarring berbentuk
lingkungan ditajuk daun
dan memangsa hewan
yang terbang dengan
ukuran tubuh yang lebih
besar
(Sri Suhairni, 1991)
Siklus hidup: telur-tomcat
dewasa
Peranan: sebagai
predator pada tanaman
Habitat: pada tempat
kering
Perilaku: menyerang
tanaman
(Sri Suhairni, 1991)
Laba laba
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Coleoptera
Famili : Staphylidae
Genus : Paederus
Spesies : Paederus
fuscipes
2.
Kingdom: Animalia
Subkingdom:Bilateria
Phylum:Arthropoda
Class
: Insecta
Subclass: Dicondylia
Division: Neoptera
Superfamily: Oxyinae
Genus : Oxya
Species: Oxya chinensis
1.
Jatikerto
No.
Spesies serangga
Jumlah
Ordo
Laba - laba
Arachinida
Predator
Belalang
Othoptera
Predator
43
NO
Kumbang kubah
spot M
GAMBAR
1.
coleoptera
Predator
KLASIFIKASI
BIOEKOLOGI
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Family :
Genus : Araneus
Spesies : Araneus
diadematus
2.
3 3.
44
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Insecta
Order: Orthoptera
Suborder: Caelifera
Family: Acrididae
Subfamily: Oedipodinae
Tribe: Locustini
Genus: Locusta
Species: migratoria
: Telur laba-laba.
Siklus hidup: Telur-larva-pupaimago.
Peranan: Sebagai musuh alami
atau predator.
Habitat:ditemukan disekitar
pertanaman.
Perilaku: sangat cepat mencari
mangsa, biasanya akan diam
tanpa bergerak untuk menunggu
mangsa.
(Sri Suhairni, 1991)
kingdom :animalia
filum :arthropoda
kelas : insekta
ordo : coleoptera
famili : carabidae
genus :menochillus,
spesies :Menochillus
sexmaculatus.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi Matahari)
Keragaman vegetasi tertinggi adalah di cangar apabila dibandingkan dengan daerahjatikerto
dandaerah malang. Hal ini dikarenakan suhu di cangar yang relative rendah yang membuat tanah
menjadi lembab sehingga keragaman vegetasinya tinggi.Mekipun demikian ini bukan menjadi
suatu kabar baik bagi dataran tinggi cangar mengingat keragaman vegetasinya adalah
gulma.keragaman dan jumlah Vegetasi diantara ketiga daerah pengamatan lapang tidak ada yang
memiliki kesamaan.Mengingat kondisi fisik dan biologi yang berbeda.
Vegetasi pada daerah Jatikerto adalah tanaman yang umumnya tidak membutuhkan banyak air
dalam pertumbuhannyaMisalnya tebu, dan rumput teki.
Pada dataran medium Malang vegetasi yang ditemukan adalah padi (Oriza sativa),gulma
(eceng gondok),gulma ( Leersia hexandra),Gulma (Eleusine indica
45
(Saswono, 2006)
4.2.2
Tanah di dataran rendah jatikerto khususnya pada areal komunitas tebu memiliki kelembaban
yang cukup tinggi hal ini dikarenakan tekstur tanah pada areal tersebut adalah lempung dimana
pada kondisi tersebut air tidak mudah untuk hilang dari tanah tersebut, kondisi tanah yang
memiliki kelembaban yang cukup tinggi ini menjadi habitat yang nyaman bagi hama dan
penyakit tanaman. Pada saat pengamatan ditemukan beberapa spesies hama yang bersarang di
tanah tersebut. Warna tanah di areal tersebut coklat kehitaman, warna gelap tersebut
mengindikasikan cukup tingginya bahan organik yang terkandung dalm tanah tersebut.
Tanah didataran medium malang bertesktur dominan liat hal ini terlihat dari beratnya kaki
saat melangkah disekitar areal tersebut, warna tanah yang gelap mengindikasikan tingginya
bahan organik yang terkandung pada daerah tersebut, tanah pada daerah dataran medium
tergenang cukup banyak air yang membuat tanah tersebut menjadi masam.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif fraksi-fraksi pasir, debu, liat.
Tanah-tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah fraksi liat,
sedangkan tanah yang mengandung debu tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman.
Pada tanah yang dominan debu lebih mudah tererosi dibangdingkan dengan tanah yang
dominan liat.tekstur ini dapat diketahui metode persaan.
( hanafiah ,1999
)
4.2.3
Keragaman arthropoda didaerah jatikerto khususnya pada areal komunitas tanaman tebu
cukup tinggi hal ini dikarenakan kondisi tanah kering yang membuat hama merasa nyaman
bersarang pada areal tersebut, populasi musuh alami di areal tersebut sangat rendah hal ini
mengakibatkan populasi hama yang meledak pada areal tersebut.
Keragaman arthropoda pada dataran medium cukup tinggi hal ini dikarenakan tanah tersebut
yang masam yaiu kerna kandungan unsur N dari tanah tinggi sehingga membuat tanaman
menjadi subur dan membuat antropoda menjadikan itu sebagai habitatnya ( Hanafiah , 1999 ).
46
yang
pada
daerah cangar antara lain yaitu kelabang, cacing, semut, ulat, belalang kayu, lalat.
Pengaruh suhu dan iklim menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap proses
kehidupan, penyebaran dan kelimpahan organisme yang ada. Selain itu pada tiap keadaan
lingkungan dengan suhu dan iklim yang berbeda maka berbeda pula sumber makanan yang ada
dan cara adaptasi yang ada, dalam hal ini ialah keragaman arthropodanya.
( Sulthoni, 1980 )
47
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang sudah dilakukan pada 3 daerah yang berbeda dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor biotic, abiotik sangat berpengaruh pada aspek pengamatan yang dilakukan.Pada
aspek vegetasi, didapatkan bahwa daerah dataran tinggi umunya banyak ditumbuhi tanaman
sayur-sayuran. Ini disebabkan karena jika dilihat pada kondisi di daerah dataran tinggi suhunya
rendah dan mengakibatkan kelembaban di dalam tanah. Dari kelembaban tanah ini, akibatnya
tekstur tanah di dataran tinggi adalah liat berpasir.Dan juga ketinggian tempat ini berpengaruh
pada intensitas cahaya matahari yang diterima oleh tanaman.
Sedangkan pada dataran medium, umumnya vegetasi adalah tanaman semusim, karena pada
saat pengamatan adalah tanaman padi.Hal ini disebabkan karena tanaman padi bisa tumbuh pada
daerah yang mempunyai ketinggian tempat tidak terlalu tinggi dan rendah tetapi pada ketinggian
medium yang mempunyai intensitas cahaya lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi.
Dimana tekstur tanah yang terdapat pada dataran medium(tanaman padi) adalah dominan liat,
karena tanaman padi tumbuh di tempat yang sering digenangi air.
Pada pengamatan di dataran rendah, vegetasi yang dominan tumbuh adalah tebu.Ini
disebabakan karena dataran rendah memperoleh intesitas cahaya matahari lebih besar daripada
dataran medium dan dataran tinggi.Akibatnya suhu dan kelembaban di dataran rendah sangat
48
tinggi.Dimana pada saat pengamatan terjadi hujan yang mengakibatkan tekstur tanah menjadi
lempung.
Dan pada ekosistem dari ketiga dataran terdapat perbedaan dan juga persamaan, dimana
ekosistem yang berada di dalam tanah ditemukan cacing tanah yang berada di dataran ketiganya.
Tetapi pada saat pengamatan, ekosistem yang ditemukan pada permukaan tanah tidak ada, hanya
saja ditemukan keong mas yang berada di dataran medium.
DAFTAR PUSTAKA
49
DAFTAR GAMBAR
1.
50
NAMA
JUMLAH
304
GAMBAR
2.
Ecenggondok
(Eichhornia
crassipes)
3.
Gulma (Leersia
hexandra)
11
4.
Gulma (Eleusine
indica)
51
DATARAN TINGGI
NO
52
NAMA
JUMLAH
1.
177
2.
Gulma(Sonneratiaceae)
1416
GAMBAR
3.
4.
Gulma(Synedrellia)
1.
53
NAMA
Tebu (Saccharum
officinarum L.)
JUMLAH
22
GAMBAR
Rumput Teki
(Cyperus
rotundus)
2.
241
ARTHROPODA
MALANG
NO
NAMA
JUMLAH
1.
LABA LABA
54
GAMBAR
2.
3.
TOMCAT
11
Oxya chinensis
CANGAR
NO
NAMA
JUMLAH
1.
LALAT
55
GAMBAR
2.
3.
56
Ulat
Belalang coklat
JATIKERTO
NO
NAMA
JUMLAH
1.
LABA
LAB
A
2.
Belalang
kemb
ara
3.
57
Kumbang
kubah spot
GAMBAR
CANGAR
NO
DI ATAS TANAH
DI DALAM TANAH
Cacing tanah
1.
58
MALANG
NO
DI ATAS TANAH
DI DALAM TANA
Keong mas
1.
JATIKERTO
NO
1.
59
DI ATAS TANAH
DI DALAM TANAH
GAMBAR TANAH
NO
TEMPAT
1.
Cangar
2.
Malang
60
GAMBAR
3.
Jatikerto
61
4
4.DM (Dominasi mutlak)
a. KN ( Kerapatan Nisbi )
= KM Spesies tersebut
X 100%
KM seluruh spesies
= FM Spesies tersebut
X 100%
FM seluruh spesies
= DM Spesies tersebut
X 100%
jumlah DM seluruh spesies
= KN + FN + DN
= 177
5
= 35.4
2.FM
=5
5
=1
3. LBA
= 38 x 56 X 2
4
= 388,85
4.DM
62
= 388,85
25
= 13,55
a.KN
= 35,4
320
= 11%
X 100%
b. FN
= 1
2,6
= 38%
X 100%
c.DN
= 13,55 X 100%
26,69
= 5%
d.IV
= 11% + 38% + 5%
= 54%
e.SDR
= 54%
3
= 18%
2) Gulma 1
1. KM
= 1416
5
= 283,2
2.FM
=5
5
=1
3. LBA
= 16 x 9 X 2
4
= 22,92
4.DM
= 22,92
25
= 0,9
a.KN
= 283,2 X 100%
320
= 88,5%
b. FN
= 1
2,6
= 38%
63
X 100%
c.DN
= 0,9 X 100%
26,69
= 3%
d.IV
= 88,5% + 38% + 3%
= 129,5%
e.SDR
= 129,5%
3
=%
3) Bayam
1. KM
= 1
5
= 0,2
2.FM
=1
5
= 0,2
3. LBA
= 34 x 42 X 2
4
= 227,38
4.DM
= 227,8
25
=9
a.KN
= 0,2 X 100%
320
= 0,06%
b. FN
= 0,2
2,6
= 7%
c.DN
= 9 X 100%
26,69
= 33,7%
d.IV
= 0,06% + 7% + 33,7%
= 40,76%
64
X 100%
e.SDR
= 40,76%
3
= 13,5%
4) Gulma
1. KM
= 6
5
= 1,2
2.FM
=2
5
= 0,4
3. LBA
= 30 x 17 X 2
4
= 81,2
4.DM
= 81,2
25
= 3,24
a.KN
= 1,2 X 100%
320
= 0,37%
b. FN
= 0,4
X 100%
2,6
= 15,4%
c.DN
= 3,24 X 100%
26,69
= 12,14%
d.IV
e.SDR
= 27,91%
3
= 9,3%
65
1) Padi
1.. KM
= 305
5
= 60,8
2.FM
=5
5
=1
3. LBA
= 95,5 x 39,5 X 2
4
= 600,6
4.DM
= 600,6
25
= 24,2
a.KN
= 60,8 X 100%
25
= 93,5%
b. FN
= 1
X 100%
2,6
= 38,4%
c.DN
= 24,2 X 100%
33,08
= 73,07%
d.IV
e.SDR
= 204,97%
3
= 68,3%
2) Eceng gondok
1.. KM
= 6
5
= 1,2
2.FM
=3
66
5
= 0,6
3. LBA
= 18 x 13,5 X 2
4
= 38,69
4.DM
= 38,69
25
= 1,57
a.KN
= 1,2 X 100%
65
= 1,8%
b. FN
= 0,6
X 100%
2,6
= 23,07%
c.DN
= 1,57 X 100%
33,08
= 73,07%
d.IV
e.SDR
= 29,55%
3
= 9,85%
3) Gulma I
1.. KM
= 11
5
= 2,2
2.FM
=3
5
= 0,6
3. LBA
= 25 x 4 X 2
4
= 15,92
4.DM
67
= 15,92
25
= 0,63
a.KN
= 2,2 X 100%
65
= 3,3%
b. FN
= 0,6
X 100%
2,6
= 23,07%
c.DN
= 0,63 X 100%
33,08
= 1,91%
d.IV
e.SDR
= 28,28%
3
= 9,42%
4) Gulma II
1.. KM
2.FM
=2
5
= 0,4
3. LBA
4
5
= 0,8
= 10 x 105 X 2
4
= 167,16
4.DM
= 167,16
25
= 6,68
a.KN
= 0,8 X 100%
65
= 1,2%
68
b. FN
= 0,4
X 100%
2,6
= 15,3%
c.DN
= 6,68 X 100%
33,08
= 20,3%
d.IV
e.SDR
= 36,8%
3
= 12,2%
JATIKERTO
1) Tebu
1.. KM
= 22
5
= 4,4
2.FM
=5
5
=1
3. LBA
= 200 x 150 X 2
4
= 4,7
4.DM
= 4,7
25
= 0,19
a.KN
= 4,4 X 100%
52,6
= 8,36%
b. FN
= 1
2
= 50%
c.DN
= 0,19 X 100%
8,69
69
X 100%
= 0,02%
d.IV
e.SDR
= 58,3%
3
= 1,94%
2) Rumput teki
1.. KM
= 241
5
= 48,2
2.FM
=5
5
=1
3. LBA
= 45 x 30 X 2
4
= 214
4.DM
= 214
25
= 8,5
a.KN
= 48,2 X 100%
52,6
= 91,7%
b. FN
= 1
2
= 50%
c.DN
= 8,5 X 100%
8,69
= 0,97%
d.IV
70
X 100%
e.SDR
71
= 14,2%
3
= 4,73%