You are on page 1of 12

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)


http://jurnal.pasca.uns.ac.id
214

KORELASI KEMAMPUAN PERBAIKAN DAN PERAWATAN SEPEDA MOTOR
DAN KREATIFITAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PERBENGKELAN
PADA SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK DIAN KIRANA 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Effendi Nur Hasan
1

Mulyoto
2
Nunuk Suryani
3

1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
3
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS














PENDAHULUAN
Banyaknya jumlah pencari kerja dan
pengangguran di Indonesia mendorong
seseorang untuk berwirausaha sebagai
alternatif pekerjaan yang menjajikan di-
masa depan. Menurut data BPS pada
bulan Agustus 2011, jumlah angkatan
kerja di Indonesia mencapai 117,4 juta
orang. Dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) mencapai 6,56 persen dari
jumlah penduduk Indonesia yang kurang
ABSTRACT

The study is to analyze the presence (1) Correlation repairs and maintenance
of the ability to interest in motor cycle do intrepreneurial workshop on
graders X SMK Dian Kirana 1 Sragen year 2011/2012. (2) Correlation
Creativity against do intrepreneurial workshop on graders X SMK Dian
Kirana 1 Sragen year 2011/2012. (3) Correlation ability repairs and
motorcycle maintenance and creativity together against do intrepreneurial
workshop on graders X SMK Dian Kirana 1 Sragen year 2011/2012.
On this research and used method of quantitive data presented in the
dascreptive analysis. The population on this coming from research program
X graders technical expertise light vehicle SMK Dian Kirana 1 Sragen year
2011/2012. Lesson about 131 people and taken some 100 student for a
sample of research. Data capture techniques used observation and quesioner.
Data analysis used technique correlation and the regression. The
requirements analysis used normality, test linearity and independency.
Analysis conducted prior to the validity by correlation product moment and
reliability with Alpha Cronbach.
Result show that test hypotheses (1) there are positive and significant
correlation between ability and motorcycle maintenance with entrepreneurial
interest. A correlation coefficient for both variable is 0,502. (2) there are
positive and significant between creativity with entrepreneurial interest. A
correlation coefficient for both variable is 0,782. (3) there are positive and
significant between repair ability and motorcycle maintenance and creativity
with entrepreneurial interest. A correlation coefficient between the two
independent variables with the dependent variable is 0.793.

Keywords : Repair and Maintenance, Creativity, Entrepreneurial Interest.

fendy_hasan@yahoo.co.id
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
215

lebih mencapai 237 juta jiwa (bps.go.id,
2011).
SMK merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggungjawab
untuk menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, ke-
terampilan dan keahlian, sehingga lulus-
annya dapat mengembangkan kinerja
apabila terjun dalam dunia kerja. Potensi
lulusan SMK bukan hanya siap kerja,
namun memiliki peluang besar ikut
mengembangkan ekonomi melalui ke-
wirausahaan. Siswa SMK yang sedang me-
nempuh pendidikan harus dipersiapkan
tidak hanya untuk mengisi peluang kerja
sebagai pekerja pada dunia usaha dan
industri, akan tetapi juga upaya pen-
didikan yang memberikan lulusan SMK
memiliki jiwa dan perilaku atau
karakteristik kewirausahaan.
SMK dapat berupaya meningkatkan
motivasi berwirausaha siswa dengan
mengidentifikasi dan memberikan solusi
terhadap faktor-faktor yang menghambat
motivasi siswa untuk berwirausaha.
Menurut Joko Sutrisno, Direktur Pem-
binaan SMK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, pendidikan kewirausahaan
menjadi bagian dari pembelajaran. SMK
wajib dilaksanakan pelatihan dagang
untuk siswa. Pokoknya, semua program
keahlian harus sampai pada mata rantai
menjual dan mengembangkan. Ini meng-
ajarkan kewirausahaan yang nyata
kepada siswa (edukasi.kompas.com,
2012).
Seiring dengan perjalanan waktu,
tingkat lulusan SMK semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
jumlah SMK di beberapa kota di
Indonesia. Menurut Musliar Muslim,
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudaya-
an, kedepannya, secara nasional jumlah
SMK akan melebihi jumlah SMA dengan
proporsi 60:40 (edukasi.kompas.com,
2012).
Mengenai prospek lulusan SMK, data
SUSENAS 2006 menunjukkan bahwa
lulusan SMK ternyata lebih mudah men-
dapatkan pekerjaan (70.1%) dibandingkan
SMA (60.2%) atau MA (60.5%), dan yang
menarik lulusan SMA dan MA mempunyai
kesempatan bekerja yang sama. Sebagian
besar lulusan SMA sederajat bekerja
sebagai buruh/ karyawan, dimana lulusan
SMK (44.3%) lebih besar dibandingkan
SMA (32.6%) dan yang paling rendah
adalah MA (23,3%). Meskipun data ter-
sebut sudah tujuh tahun berlalu, namun
masih dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memahami
fenomena SMK.
Berwirausaha dibidang perbengkelan
adalah salah satu alternatif pekerjaan
yang bisa dilakukan oleh lulusan SMK.
Wirausaha merupakan istilah yang mulai
populer pada tahun l990an. Istilah yang
dikenal sebelumnya adalah kewiraswasta-
an dan enterpreneurship. Wirausaha ber-
asal dari kata wira dan usaha. Wira
berarti berani, utama, dan berdiri sendiri.
Kata usaha berarti kegiatan untuk me-
menuhi kebutuhan. Dalam lampiran
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
216

Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995 Wirausaha adalah
orang yang mempunyai semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
Norman M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:5) mengemukakan
definisi wirausaha sebagai berikut: An
entrepreuneur is one who creates a new
business in the face of risk and
uncertainty for the perpose of achieving
profit and growth by identifying
opportunities and asembling the
necessary resourses to capitalize on those
opportunuties.
Dengan bekal pendidikan teknik
otomotif dan praktek kerja otomotif
dapat mendorong lulusan SMK untuk
membuka lapangan pekerjaan sendiri di
bidang perbengkelan. Berbagai
pengetahuan tentang otomotif beserta
permasalahan kerusakan dan perbaikan
maupun perawatan berkala sudah di-
ajarkan dibangku SMK. Kemampuan
tersebut dapat lebih ditingkatkan dengan
memperbanyak jam terbang di bidang
perbengkelan.
Untuk menciptakan sebuah usaha
perbengkelan yang maju dengan fasilitas
lengkap tentunya membutuhkan biaya/
modal yang tidak sedikit. Tetapi usaha
perbengkelan juga dapat dimulai dari
skala kecil atau bisa juga dengan
melakukan kerjasama dengan beberapa
orang sehingga akan menjadi ringan
untuk permodalan.
Memulai wirausaha perbengkelan
tidak hanya dengan dukungan modal dan
kemampuan/ skill. Akan tetapi, didukung
juga dengan kreatifitas dalam melakukan
bisnis. Munandar (1999) mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan individu
dalam menciptakan suatu produk baru,
memberi gagasan-gagasan baru untuk
pemecahan suatu masalah, atau ke-
mampuan individu dalam melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-
unsur yang telah ada sebelumnya.
Individu yang memiliki kreativitas akan
mencerminkan adanya kelancaran, ke-
luwesan dan orisinalitas dalam berpikir
serta mampu mengelaborasi suatu
gagasan. Guilford (1971:138) menyebut-
kan bahwa kreativitas merupakan jenis
pemikiran spesifik yang disebut
divergent thinking. Pemikiran ini akan
menghasilkan jawaban yang bervariasi
terhadap pemecahan suatu masalah dan
bukan hanya satu penyelesaian yang
benar. Divergent thinking sebagai
indikator kreativitas meliputi kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi
dalam berpikir.
Persaingan dalam usaha perbengkel-
an menuntut pengusaha untuk semakin
kreatif baik dalam pelayanan maupun
dalam strategi bisnis. Dengan kreatifitas
akan mendorong untuk menghasilkan
sesuatu yang sifatnya baru atau
kombinasi dari yang sudah ada. Sehingga
dalam melakukan pelayanan terhadap
konsumen dapat memberikan alternatif-
alternatif solusi untuk mengatasi per-
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
217

masalahan yang dihadapi. Dalam bisnis
perbengkelan hal itu penting untuk mem-
berikan kepuasan bagi para pelanggan.
Berdasarkan permasalahan dan
fenomena di atas, peneliti memilih judul
"Korelasi Kemampuan Perbaikan Dan
Perawatan Sepeda Motor dan Kreatifitas
Terhadap Minat Berwirausaha di Bidang
Perbengkelan pada Siswa Kelas X
Program Teknik Kendaraan Ringan SMK
Dian Kirana 1 Sragen Tahun pelajaran
2011/2012.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan penyajian data secara
deskriptif analisis. populasi dalam
penelitian ini adalah siswa Kelas X
Program Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan SMK Dian Kirana 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2011/2012. Populasi berjumlah
131 siswa dan sampel yang digunakan
untuk penelitian sebanyak 100 siswa.
Metode pengambilan sampel secara
random sampling.
Pengambilan data untuk variabel
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor menggunakan instrumen
observasi. Sedang untuk variabel
kreativitas siswa dan minat berwirausaha
dibidang perbengkelan menggunakan
instrumen kuesioner.
Teknik analisis data menggunakan
teknik korelasi dan regresi. Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dengan korelasi
product moment dan reliabilitas meng-
gunakan Alpha Cronbach. Uji prasyarat
analisis yang dilakukan yaitu uji
normalitas, uji linearitas dan uji
independensi. Kemudian dilakukan
analisis data dengan uji korelasi, uji
signifikansi, uji determinasi dan uji
regresi.

HASIL PENELITIAN
3.1 Korelasi Kemampuan Perbaikan dan
Perawatan Sepeda Motor (X
1
) dengan
Minat Berwirausaha (Y).
Pada hipotesis pertama dalam penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dengan minat
berwirausaha. Diduga bahwa semakin
tinggi kemampuan siswa dalam melaku-
kan perawatan dan perbaikan sepeda
motor maka semakin tinggi pula minat
berwirausaha, sebaliknya semakin rendah
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor maka semakin rendah
minat berwirausaha.
Dari hasil perhitungan menggunakan
software SPSS 15 didapat nilai korelasi
variabel X
1
dan Y sebesar r= 0,502 dengan
tingkat signifikan p= 0,000 < a= 0,05. hal
ini berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel X
1
dengan Y.
dengan melihat tolak ukur yang telah
ditetapkan oleh Akdon, nilai r
hitung
sebesar
0,502 terletak pada interval 0,400 0,599
yang menunjukkan tingkat kategori
sedang. Berarti terjadi korelasi yang
sedang antara kemampuan perbaikan
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
218

Model Summary
.502
a
.252 .244 10.850
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imat e
Predictors: (Constant), X1
a.
ANOVA
b
3876.360 1 3876.360 32.930 .000
a
11536.230 98 117.717
15412.590 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Constant), X1
a.
Dependent Variable: Y
b.
Coeffici ents
a
.877 19.098 .046 .963
1.40 .245 .502 5.738 .000
(Constant)
X1
Model
1
B
Std.
Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y
a.
dan perawatan sepeda motor dengan
minat berwirausaha.
Setelah mengetahui keterkaitan
antara variabel X
1
dengan variabel Y,
selanjutnya dilakukan pengujian
signifikansi korelasi yang dilakukan
dengan menguji t. Uji signifikansi adalah
untuk menentukan apakah variabel X
1

signifikan terhadap variabel Y. Berdasar-
kan perhitungan yang dilakukan dengan
SPSS 15, maka diperoleh t
hitung
sebesar
5,738 sedangkan t
tabel
dengan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh sebesar 1,660.
Ternyata t
hitung
(5,738) > t
tabel
(1,660), maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi positif dan signifikansi antara
Kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dengan minat
berwirausaha.
Setelah diketahui ada korelasi dan
signifikansi antara variabel X
1
dengan Y,
selanjutnya digunakan analisis
determinasi yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel X
1
terhadap variabel Y.
Tabel 1.
Koefisien Determinasi X
1
dengan Y


Berdasarkan hasil perhitungan diper-
oleh hasil R square sebesar 0,252 me-
nunjukkan bahwa 25,2 % variasi yang
terjadi pada minat berwirausaha dapat
dijelaskan oleh kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor.
Tabel 2.
Koefisien Regresi X
1
dengan Y




Perhitungan analisis regresi
sederhana pada data variabel Kemampu-
an perawatan dan perbaikan sepeda
motor dengan variabel minat ber-
wirausaha menghasilkan arah regresi b
sebesar 1,405 dan konstanta a sebesar
0,877.
Maka dapat digambarkan bentuk
korelasi antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 0,877 +
1,405 X
1
. Hal ini berarti dapat menjelas-
kan bahwa peningkatan satu unit ke-
mampuan perawatan dan perbaikan
sepeda motor akan diikuti dengan
meningkatnya minat berwirausaha
sebesar 1,405 pada konstanta 0,877.
Tabel 3.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 0,877+1,405X
1






Berdasarkan perhitungan diatas di-
peroleh harga F
hitung
sebesar 32,930
sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan
95% dengan dk (100-2)= 98, maka diper-
oleh F
tabel
sebesar 3,938. Setelah diketahui
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
219

Model Summary
.782
a
.611 .607 7.822
Model
1
R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imat e
Predictors: (Constant), X2
a.
Coeffici ents
a
28.03 6.677 4.198 .000
.791 .064 .782 12.405 .000
(Constant)
X2
Model
1
B
Std.
Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y
a.
harga F
hitung
dan F
tabel
ternyata F
hitung

(32,930) > F
tabel
(3,938) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi
signifikan antara Kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor terhadap
minat siswa untuk berwirausaha.

3.2 Korelasi Kreativitas siswa dengan
Minat Berwirausaha
Pada hipotesis kedua dalam penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara Kreativitas dengan Minat
Berwirausaha. Di duga bahwa semakin
tinggi kretaifitas siswa maka semakin
tinggi pula minat berwirausaha, sebalik-
nya semakin rendah Kreativitas siswa
maka semakin rendah minat
berwirausaha.
Dari hasil perhitungan menggunakan
software SPSS 15 didapat nilai korelasi
variabel X
2
dan Y sebesar r= 0,782 dengan
tingkat signifikan p= 0,000 < a= 0,05. hal
ini berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel X
2
dengan Y.
dengan melihat tolak ukur yang telah
ditetapkan oleh Akdon, nilai r
hitung
sebesar
0,782 terletak pada interval 0,600 0,799
yang menunjukkan tingkat kategori
tinggi. Berarti terjadi korelasi yang tinggi
antara kreativitas siswa dengan minat
berwirausaha.
Setelah mengetahui keterkaitan
antara variabel X
2
dengan variabel Y,
selanjutnya dilakukan pengujian
signifikansi korelasi yang dilakukan
dengan menguji t. Uji signifikansi adalah
untuk menentukan apakah variabel X
2

signifikan terhadap variabel Y. Berdasar-
kan perhitungan yang dilakukan dengan
SPSS 15, maka diperoleh t
hitung
sebesar
12,405 sedangkan t
tabel
dengan taraf
signifikansi 0,05 diperoleh sebesar 1,660.
Ternyata t
hitung
(12,405) > t
tabel
(1,660),
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi positif dan signifikansi antara
Kreativitas dengan minat berwirausaha.
Setelah diketahui ada korelasi dan
signifikansi antara variabel X
2
dengan Y,
selanjutnya digunakan analisis
determinasi yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel X
2
terhadap variabel Y.
Tabel 4.
Koefisien Determinasi X
2
dengan Y



Berdasarkan hasil perhitungan diper-
oleh hasil R square sebesar 0,611
menunjukkan bahwa 61,1 % variasi yang
terjadi pada minat berwirausaha dapat
dijelaskan oleh Kreativitas siswa.
Tabel 5.
Koefisien Regresi X
2
dengan Y



Perhitungan analisis regresi
sederhana pada data variabel Kreativitas
dengan minat berwirausaha menghasil-
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
220

ANOVA
b
9415.879 1 9415.88 153.877 .000
a
5996.711 98 61.191
15412.590 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Const ant ), X2
a.
Dependent Variable: Y
b.
Model Summary
.793
a
.628 .620 7.687
Model
1
R
R
Square
Adjusted
R Square
St d. Error of
the Estimate
Predictors: (Const ant), X2, X1
a.
kan arah koefisien regresi sebesar 0,791
dan konstanta a sebesar 28,029.
Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 28,029 +
0,791X
2
. Hal ini berarti dapat menjelas-
kan bahwa peningkatan satu unit
Kreativitas akan diikuti dengan me-
ningkatnya minat berwirausaha sebesar
0,791 pada konstanta 28,029.
Tabel 7.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 28,029+0,791X
2




Berdasarkan perhitungan diatas di-
peroleh harga F
hitung
sebesar 153,877
sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan
95% dengan dk (100-2)= 98, maka diper-
oleh F
tabel
sebesar 3,938. Setelah diketahui
harga F
hitung
dan F
tabel
ternyata F
hitung

(153,877) > F
tabel
(3,938) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara Kreativitas terhadap
minat siswa untuk berwirausaha.
3.3 Korelasi Kemampuan Perbaikan dan
Perawatan Sepeda Motor, Kreativitas
siswa dengan Minat Berwirausaha
Pada hipotesis ketiga dalam penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat korelasi
positif antara kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dan Kreativitas
dengan minat berwirausaha. Diduga
bahwa semakin tinggi kemampuan siswa
dalam melakukan perawatan dan per-
baikan sepeda motor dan Kreativitas,
maka semakin tinggi pula minat ber-
wirausaha, sebaliknya semakin rendah
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan Kreativitas, maka
semakin rendah minat berwirausaha.
Tabel 6.
Koefisien Determinasi X
1
, X
2
dengan Y



Dari tabel diatas diperoleh hasil r=
0,793. hal ini berarti terdapat korelasi
yang signifikan antara variabel X
1
dengan
Y. dengan melihat tolak ukur yant telah
ditetapkan oleh Akdon, nilai r
hitung
sebesar
0,793 terletak pada interval 0,600 0,799
yang menunjukkan tingkat kategori
tinggi. Berarti terjadi korelasi yang tinggi
antara kemampuan perbaikan dan pe-
rawatan sepeda motor dan Kreativitas
dengan minat berwirausaha.
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan software SPSS 15. diperoleh hasil
R square sebesar 0,628 menunjukkan
bahwa 62,8 % variasi yang terjadi pada
minat berwirausaha dapat dijelaskan oleh
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan Kreativitas.





Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
221

Coeffici ents
a
2.947 13.532 .218 .828
.423 .200 .151 2.119 .037
.715 .072 .707 9.912 .000
(Constant)
X1
X2
Model
1
B
Std.
Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Y
a.
ANOVA
b
9681.302 2 4840.7 81.926 .000
a
5731.288 97 59.085
15412.590 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Predictors: (Const ant ), X2, X1
a.
Dependent Variable: Y
b.
Tabel 8.
Koefisien Regresi X
1
, X
2
dengan Y




Perhitungan analisis regresi
sederhana pada data variabel Kemampu-
an perawatan dan perbaikan sepeda
motor dan Kreativitas dengan variabel
minat berwirausaha menghasilkan arah
regresi b sebesar 0,423 untuk variabel X
1
,
b sebesar 0,715 untuk variabel X
2
dan
konstanta a sebesar 2,947.
Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut
dengan persamaan regresi Y= 2,947 +
0,423X
1
+ 0,715 X
2
.

Tabel 9.
Analisis Varians Regresi Linear
Y = 2,947+0,423X
1
+0,715X
2





Berdasarkan perhitungan diatas di-
peroleh harga F
hitung
sebesar 81,926
sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan
95% dengan dk (100-2)= 98, maka di-
peroleh F
tabel
sebesar 3,089. Setelah
diketahui harga F
hitung
dan F
tabel
ternyata
F
hitung
(81,926) > F
tabel
(3,089) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi
signifikan antara Kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor dan
Kreativitas terhadap minat siswa untuk
berwirausaha.

PEMBAHASAN
Hasil analisis regresi menyatakan bahwa
variabel bebas yang dipergunakan dalam
penelitian ini secara bersama-sama
maupun secara individu mempunyai
korelasi yang positif dan signifikan
dengan minat berwirausaha siswa SMK
Dian Kirana 1 Sragen. Dengan uraian
masing-masing variabel sebagai berikut:
4.1 Kemampuan Perbaikan dan Perawat-
an Sepeda Motor
Korelasi kemampuan perbaikan dan pe-
rawatan sepeda motor yang positif dan
signifikan dengan minat berwirausaha
dibuktikan dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,877 dan nilai t sebesar 5,738
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
kemampuan siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen dalam melakukan praktek per-
baikan dan perawatan sepeda motor akan
berkorelasi langsung dengan minat ber-
wirausaha siswa.
Sumbangan efektif kemampuan per-
baikan dan perawatan sepeda motor se-
besar 27% memberikan arti bahwa setiap
peningkatan kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor sebesar satu
satuan akan meningkatkan minat ber-
wirausaha sebesar 27% dengan asumsi
bahwa faktor minat berwirausaha lain
dianggap tetap (cateris paribus) dengan
demikian variabel kemampuan perbaikan
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
222

dan perawatan sepeda motor mempunyai
korelasi positif dan signifikan dengan
minat berwirausaha siswa SMK Dian
Kirana 1 Sragen.
Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor dengan
minat berwirausaha dibidang perbengkel-
an terbukti kebenarannya. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fuadi dkk (2009) di SMK 1 Adiwerna
yang mendapatkan hasil korelasi positif
dan signifikan antara minat berwirausaha
dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Hasil dari penelitian ini juga mendukung
teori yang dikemukakan Ismangil bahwa
profesionalisme sebagai suatu elemen
kewirausahaan yang berhasil hanya
tumbuh dari hasil pelatihan, pengalaman,
atau proses belajar tertentu (Ismangil,
2005: 9). Dalam hal ini hasil pelatihan
atau proses belajar tertentu itu bisa di-
pahami sebagai kemampuan perbaikan
dan perawatan sepeda motor sebagai
hasil dari proses pembelajaran dalam
praktek otomotif yang dilakukan oleh
siswa SMK.

4.2 Kreativitas
Korelasi Kreativitas siswa yang positif
dan signifikan dengan minat ber-
wirausaha dibidang perbengkelan di-
buktikan dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,791 dan nilai t sebesar 12,405
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
Kreativitas siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen akan berhubungan langsung
dengan minat berwirausaha siswa.
Sumbangan efektif variabel
Kreativitas sebesar 35% memberikan arti
bahwa setiap peningkatan Kreativitas
siswa sebesar satu satuan akan me-
ningkatkan minat berwirausaha sebesar
35% dengan asumsi bahwa faktor minat
berwirausaha lain dianggap tetap (cateris
paribus) dengan demikian variabel
Kreativitas mempunyai hubungan positif
dan signifikan dengan minat ber-
wirausaha siswa SMK Dian Kirana 1
Sragen.
Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi Kreativitas siswa
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan terbukti kebenarannya. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilaku-
kan Lestari (2011) di SMP Muhammadiyah
3 Depok dengan hasil observasi selama
tindakan dan FGD menunjukkan bahwa
siswa memahami pentingnya nilai-nilai
yang terkandung dalam wirausaha seperti
sikap percaya diri, berani mengambil
risiko, dan kreativitas. Penelitian ini juga
mendukung teori David Campbell (1986:
11) yang mengemukakan bahwa
kreativitas adalah kegiatan yang men-
datangkan hasil yang sifatnya Baru
(novel), Berguna (useful) dan Dapat
dimengerti (understanable). Yang berarti
bahwa dengan kreativitas, siswa dapat
menjadikan keterampilan yang dimiliki-
nya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna seperti melakukan wirausaha
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
223

dibidang perbengkelan. Hal ini juga
sesuai definisi Kewirausahaan (Suryana:
2003) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan
sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melalui berfikir kreatif
dan inovatif.

4.3 Kemampuan Perbaikan dan Perawat-
an Sepeda Motor dan Kreativitas
dengan Minat berwirausaha.
Kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan Kreativitas siswa ter-
bukti memiliki korelasi positif dan
signifikan dengan minat berwirausaha
dibidang perbengkelan dengan koefisien
sumbangan sebesar 0,628 memberikan
makna bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan perbaikan dan perawatan
sepeda motor yang disertai Kreativitas
siswa yang tinggi akan meningkatkan
minat siswa untuk berwirausaha dibidang
perbengkelan.
Hal tersebut juga dapat ditunjukkan
dengan nilai F
hitung
(81,926) > F
tabel
(3,089)
yang menyatakan bahwa secara bersama-
sama variabel kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dan variabel
Kreativitas mempunyai korelasi yang
positif dengan minat berwirausaha di
bidang perbengkelan. Dari uraian diatas
menunjukkan bahwa ada korelasi positif
dan signifikan secara bersama-sama
variabel kemampuan perbaikan dan
perawatan sepeda motor dan kreativitas
siswa dengan minat berwirausaha
dibidang perbengkelan terbukti
kebenarannya.
Hasil penelitian ini mendukung teori
yang dikemukakan oleh Suryana (2003:
13) bahwa kewirausahaan adalah proses
penerapan proses kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan me-
nemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan. Kewirausahaan adalah usaha
menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber
melalui cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, me-
nemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang
sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.

KESIMPULAN
Hasil analisis statistik serta pembahasan
yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara kemampuan perbaik-
an dan perawatan sepeda motor
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.
2. Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara kreatifitas siswa
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
224

dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.
3. Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan secara bersama-sama antara
kemampuan perbaikan dan perawatan
sepeda motor dan kreatifitas siswa
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan.

IMPLIKASI
Terbuktinya korelasi antara kemampuan
perbaikan dan perawatan sepeda motor
dengan minat berwirausaha dibidang
perbengkelan memberikan implikasi
bahwa kemampuan siswa dalam me-
lakukan perawatan dan perbaikan sepeda
motor dapat dijadikan modal bagi siswa
untuk berwirausaha. Tentunya kemampu-
an tersebut harus selalu dipupuk untuk
lebih mempertajam skill dari siswa.
Terbuktinya korelasi antara
kreativitas siswa dengan minat ber-
wirausaha dibidang perbengkelan mem-
berikan implikasi bahwa kreativitas siswa
dapat disalurkan untuk kegiatan yang
lebih berguna seperti berwirausaha
dibidang perbengkelan. Kreativitas ini
juga perlu diasah dengan memberikan
permasalahan-permasalahan sehinggga
akan semakin memperkuat jiwa
kreativitas siswa dengan jalan mencari
troubleshooting untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
Korelasi secara bersama-sama antara
variabel kemampuan perbaikan dan pe-
rawatan sepeda motor dan kreativitas
siswa dengan minat berwirausaha mem-
berikan implikasi bahwa dengan ke-
mampuan melakukan perbaikan dan pe-
rawatan sepeda motor, didukung dengan
kreativitas siswa yang tinggi akan mem-
berikan dampak positif kepada siswa
untuk melakukan kegiatan wirausaha.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
diatas, maka disarankan untuk SMK Dian
Kirana 1 Sragen dan peneliti berikutnya
sebagai berikut :
1. Untuk SMK Dian Kirana 1 Sragen
Untuk meningkatkan kemampuan me-
lakukan perawatan berkala dan perbaikan
pada sepeda motor, dapat dilakukan
dengan menambah jam pada
extrakulikuler atau memberikan
pelatihan-pelatihan sebagai bekal untuk
memperkuat kemampuan perawatan dan
perbaikan pada sepeda motor.
Demikian pula dengan kreatifitas
siswa yang berkaitan dengan kemampuan
perbaikan dan perawatan sepeda motor
dapat dilakukan dengan mengasah skill
siswa dengan keikutsertaan pada lomba-
lomba kreatifitas siswa. Dengan keikut-
sertaan dalam lomba kreatifitas, maka
siswa akan terbangun untuk lebih
meningkatkan kreatifitas pada diri siswa.
dapat juga dilakukan variasi-variasi
dalam praktek otomotif untuk me-
rangsang kreatifitas siswa dalam me-
lakukan perbaikan dan perbaikan sepeda
motor.
Minat untuk berwirausaha dapat
dipupuk dengan memberikan pengarahan
Jurnal Teknologi Pendidikan
Vol 1, No 2, 2013 (hal 214-225)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
225

yang jelas tentang dunia wirausaha dan
aplikasi riil didunia wirausaha. Juga di-
berikan pengarahan untuk permodalan
sebagai salah satu pilar dari kegiatan
wirausaha.
2. Untuk Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini kiranya dapat di-
kembangkan peneliti berikutnya terkait
dengan minat dalam berwirausaha
dengan menambah variabel bebas diluar
variabel yang telah diteliti, misalnya: ke-
mampuan pengelasan, kemampuan bubut
presisi, kemampuan gambar AUTOCAD
dan manual, kemandirian serta
intelegensi.

DAFTAR PUSTAKA
Akuntono, Indra. 2012. Jumlah SMK akan
melebihi SMA.
www.edukasi.kompas.com diakses
12 April 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
BPS. 2011. Berita Resmi Statistik, Badan
Pusat Statistik. www.bps.go.id.
diakses 20 Mei 2012.
Campbell, David. (1986).
Mengembangkan Kreativitas.
Disadur oleh A.M. Mangunhardjana.
Yogyakarta: Kanisius.
Fadly Fuady, Iski, dkk. 2009. Hubungan
Minat Berwirausaha Dengan Prestasi
Praktik Kerja Industri Siswa Kelas
XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1
Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun
Ajaran 2008/2009. Semarang :
Skripsi Prodi Pendidikan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang.
Guilford, JP. 1971. The Nature Of Human
Intellegence. London : McGraw Hill.
Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru
Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismangil, Wagiyono. 2005.
Kewirausahaan Manajemen dan
Pengembangan Koperasi. Jakarta:
The Jakarta Consulting Group.
McClelland. 1993. Memacu Masyarakat
Berprestasi. Jakarta: CV Intermedia.
Munandar, S.C. Utami. 1999.
Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat Jakarta: Depdiknas dan
Rineka Cipta.
Munandar, S.C. Utami. 1992.
Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk
Bagi Guru dan Orangtua). Jakarta:
Gramedia.
Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman
Praktis Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Salemba Empat: Bandung.
Suryana, 2004. Modul Kewirausahaan
SMK, Memahami Karakteristik
Kewirausahaan. Jakarta: Depdiknas.
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas,
Kebudayaan dan Perkembangan
Iptek. Bandung: Alfabeta.
Zimmerer W. Thomas Et al. 1996.
Entrepreneurship and The New
Venture Formation. New Jersey:
Prentice Hall Inc.

You might also like