You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ikan Gatul (Poecilia reticulates) merupakan salah satu contoh Elasmobranchii yang mudah
didapatkan. Ikan Gatul ini cukup berbeda dari ikan lainnya karena fertilisasinya secara internal. Hal
tersebut terlihat dari ovarium ikan Gatul yang di dalamnya terdapt telur yang dibuahi. Telur yang telah
dibuahi tersebut akan terus berkembang menjadi ikan Gatul muda di dalam kantung embrio induknya.
Praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul akan mengamati satu per satu
telur dan perkembangan embrio yang terdapat di dalam kantung embrio ikan betina. Ikan jantan dapat
dibedakan dari ikan betina dengan melihat ciri-ciri morfologinya. Ikan jantan Gatul bertubuh ramping
dan terdapat sedikit warna merah di bagian dorsalnya. Ikan betina Gatul bertubuh lebih besar dan
berwarna lebih gelap.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio
Ikan Gatul adalah bagaimana mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur
menjadi embrio dari ikan Gatul.

1.3 Tujuan
Praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan Gatul bertujuan untuk mempunyai
kemampuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi embrio dari ikan Gatul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Gatul
2.1.1 Ikan Pelagik
Ikan pelagik umumnya berukuran kecil, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih datar
dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan. Morfologi dari ikan ini sesuai
untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil yang hidup di permukaan air atau insekta yang ada di
permukaan, contoh Gambusia sp, Fundulus sp, Poecilia reticulatus (Wahyuningsih,2007).

2.1.2 Seksualitas Ikan
Seksualitas hewan pada prinsipnya terdiri atas dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan
jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma sedangkan ikan betina adalah ikan yang
mempunyai organ penghasil telur. Populasi heteroseksual adalah ppulasi yang terdiri ikan yang berdeda
seksualitasnya sedangkan populasi monoseksual adalah populasi yang terdiri dari ikan jantan saja atau
ikan betina saja. Seksualitas ikan selain yang disebutkan di atas ada yang hermaprodit, protoandri,
protogini dan gonokorisme (Wahyuningsih,2007).
Sifat seksual ikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu sifat seksual primer dan sifat seksual
sekunder. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubngan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina serta testis dan
pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder adalahtanda-tanda yang dapat digunakan untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Suatu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang
dapat digunakan untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies tersebut
dikatakan bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila, ikan tersebut dibedakan jantan dan betinanya
berdasarkan perbedaan warna maka spesies ikan tersebut bersifat seksual dikromatisme. Pada
umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dibandingkan ikan betina
(Wahyuningsih,2007).
Sifat seksual sekunder pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sifat seksual sekunder yang bersifat hanya sementara, hanya muncul pada waktu musim pemijahan
saja. Misalnya ovipositor yaitu alat yang digunakan untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya
semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan
suunan yang khas tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies. Contohnya ikan Nocomis
biggutatus dan Semotilus atromaculatus jantan (Wahyuningsih,2007).
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum, selama
dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan,
gonopodium pada Gambussia affinis, Claspers pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih
menyala pada ikan Lebistes sp, Beta sp dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus sp yang berparasit
pada ikan betinanya dan sebagainya (Wahyuningsih,2007).

2.2 Macam Telur
Macam telur menurut susunan deutoplasmanya, ada 4 macam yaitu :
1. Homolecithal
Homolecithal disebut juga oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasmanya sedikit, tersebar merata di
seluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada amphioxus, Methateria dan Eutheria.
2. Mediolecithal
Mempunyai deutoplasma sedang berupa lapisan di daerah kutub vegetal telur, terdapat pada
ampibhia


3. Megalecithal
Megalecithal atau telolecithal berdeutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan yang mengisi
hampir semua telur sedangkan inti dan sedikit inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah
puncuk kutub animal. Terdapat pada pisces, reptilia, aves dan monotremata.
4. Centrolecithal
Deutoplasma relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak di bagian tengah.
Sitoplasma berada di sebelah luar, terdapat pada insecta.
(Yatim,1994).

2.3 Macam Pembelahan dan Tahap Morula
Ada 3 macam pembelahan yaitu :
1. Holoblastik
Pembelahan mengenai seluruh daerah zygot. Terdapat pada telur homolecithal dan mediolecithal.
Holoblastik dibedakan atas holoblastik teratur dan holoblastik tak teratur. Holoblastik teratur
terdapat pada bintang laut (Asterias), amphioxus, dan katak (Anura). Disebut teratur karena
pembelahan secara teratur dilihat dari bidang pembelahanmaupun waktu tahap-tahap pembelahan
itu. Holoblastik tak teratur terdapat pada mamalia (metatheria dan eutharia). Bidang dan waktu
pembelahan tak sama dan tak serentak terjadi pada berbagai daerah zigot.
2. Meroblastik
Pembelahan hanya terjadi pada sebagian zygot yakni di daerah germinal disc. Terdapat pada telur
megalecithal.
3. Perantaraan holoblastik dan meroblastik
Pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal. Terdapat pada telur
megalecithal yang berlapisan yolk yang tebalnya sedang, terdapat pada ganoid dan dipnoid
(Yatim,1994).
Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami serangkaian proses pembelahan menjadi sel-sel yang
lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel anak akan memperoleh jumlah kromosom yamg sama dengan
jumlah kromosom sel induk. Sejumlah blastomer menyusun struktur seperti bola berongga disebut
morula (Yatim,1994).

2.4 Blastula Elasmobranchii dan Teleostei
Kedua blastula ikan ini ter,masuk tipe discoblastula yang sama halnya dengan blastula burung-
burung dan Reptilia. Blastula primair terdiri dari selapis blastoderm dan blastocoel primair terletak
antara blastoderm central dan periblast central. Pembentukan hypoblast pada Elasmobranchii belum
jelas. Daerah-daerah yang disangka akan menjadi calon pembentuk organ pada Elasmobranchii ada 5
apabila dilihat dari atas yaitu epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis dan
mesodermal sedangkan calon pembentuk organ jika dilihat dalam penampang membujur ada 6 yaitu
epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis, mesodermal dan entodermal. Kedua
blastula ikan tersebut terdapat thropoblast yang mengelilingi calon pembentuk organ. Trophoblast akan
menjadi bungkus embrio (Sagi,1990).

2.5 Gatrulasi Elasmobranchii
Gastrulasi pada Elasmobranchii tidak jauh berbeda dengan gastrulasi Teleostei. Involusi lamina
prechordalis dan notochordal terjadio seperti gastrulasi burung-burung. Kedua calon itu setelah involusi
bergerak ke anterior di bawah lamina prechordalis dan chorda dorsalis. Apabila gastrula memanjang
maka gastrocoel memanjang ke arah anterior dan mendesak entoderm dan blastocoel jauh ke anterior.
Pada gastrula Elasmobranchii terdapat 2 macam entoderm. Entoderm yang letaknya tepat di bawah
lamina prechordalis sebagai entoderm yang berada di sepanjang sumbu embryo akan menjadi enteron.
Entoderm di sebelah lateral dan akan meluaske periphere membentuk extra embryonic entoderm yang
akan menjadi kantong vitellus. Kedua entoderm itu terdorong ke anterior oleh lamna pre chordalis dan
chorda dorsalis. Entoderm axial berada di sebelah anterior lamina prechordalis dan entoderm yang
kedua terdesak lebih ke anterior di luar tubuh embryo atau di sebelah anterior head fold (Sagi,1990).

2.6 Tubulasi
Pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula adalah tubulasi. Daerah-daerah bakal pembentuk
alat atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga dan yang tak nyata
mengalami pembumbungan hanya notochord (tetap masif). Tubulasi terjadi mulai daerah kepala sampai
ekor. Proses yang menyertai tubulasi antara lain penonjolan daerah kepala, pembesaran dan
pemanjangan daerah badan, penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median daerah badan, dan
pembentukan jaringan ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau penyalur makanan
bagi embrio. Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut dan dalam tubulasi
blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian dalam melancarkan proses tubulasi
tersebut (Yatim, 1994).

2.7 Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis merupakan proses dimana embryo bentuk primitif tumbuh
menjadi bentuk definitif dan memiliki bentuk serta rupa yang spesifik pada suatu spesies. Organogenesis
merupakan gabungan dua periode yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada periode
pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari
bentuk primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode pertumbuhan akhir terjadi penyelesaian
secara halus bentuk definitif itu sehingga menjadi ciri suatu individu (Yatim,1994).



2.8 Perkembangan Bentuk Embryo
Perkembangan bentuk Embryo dari telur yang dibuah sampai trjadi bentuk tetap seperti orang
tuanya mengalami tingkat perkembangan bentuk antara lain bentuk tubuh primitif, bentuk larva dan
bentuk tetap (Sagi,1990).
2.8.1 Bentuk Tubuh Primitif
Bentuk tubuh vertebrata dalam stadium embryonal yang masih primitif pada umumnya sama.
Kenampakan dari luar bahwa bentuk tubuh embryo antra binatang satu dengan binatang lainnya masih
sama. Contoh embryo Squalus achantias dari Elasmobranchii ukuran 10-15mm, embryo katak ukuran 5-
7mm, embryo babi ukuran 6-10mm dan embryo manusia ukuran 6-10mm (Sagi,1990).
2.8.2 Bentuk Larva
Bentuk larva adalah bentuk antara primitif dan bentuk tetap atau biasa disebut bentuk transisi.
Dalam periode larva bahwa organ yang telah mencapai bentuk dasar untuk kemudian mengalami suatu
metamorfose menjadi bentuk tetap. Bentuk larva dari binatang yang berkembang di dalam air,
Telestolei dan amphibia dapat dianalogikan dengan embryo yang berkembang di dalam tubuh induknya
seperti Elasmobranchii dan mamalia juga dapat disamakan dengan embryo yang berkembang dalam
kulit telur seperti reptil dan burung-burung (Sagi,1990).
2.8.3 Bentuk Tetap
Dikatakan bentuk tetap bila sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi dan sudah sesuai
dengan bentuk orang tuanya. Tanda-tanda larva sudah menghilang. Tingkatan ini ada yang
menyebutkan sebagai fetus (Sagi,1990)

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio Ikan
Gatul adalah pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue dan papan seksi.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum yang berjudul Perkembangan Telur dan Embrio
Ikan Gatul adalah ikan gatul (Poecilia reticulates) dan air.

3.2 Cara Kerja
Ikan Gatul diambil dari parit. Alat dan bahan berupa pipet, gelas arloji, lup, silet baru, pinset, tissue
dan papan seksi yang diperlukan disediakan. Ikan Gatul betina yang kecil diletakkan pada papan seksi.
Bagian perutnya dibuka dan diamati ovariumnya kemudian di gambar. Ovarium diambil dan diletakkan
pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air kemudian amati dengan lup dan digambar. Pembungkus
ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur diambil satu per satu. Telur diletakkan di atas gelas arloji
dan ditetesi air kemudian diamati dengan lup. Telur yang belum dibuahi dan yang telah dibuahi
dibandingkan dan digambar. Ikan betina yng besar diambil, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati
dibawah mikroskop stereo. Ovarium diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air
kemudian amati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur
diambil satu per satu. Telur diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati dengan
lup.Perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh diurutkan. Hasilnya dibedakan dan digambar.







BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data
No Perlakuan Pengamatan
.1.


2.


3.



4.


5

6.
Diambil ikan gatul dari parit dan
dimasukkan ikan kedalam ember


Disediakan alat dan bahan


Diambil ikan betina yang kecil dan
diletakkan dipapan seksi, dibedah
bagian perutnya

Diambil telurnya dengan cara ditekan
pada bagian perut

Diletakkan pada kaca obyek dan
ditetesi dengan sedikit air

Diamati dengan mikroskop

- Morula



- ikan gatul betina lebih besar dan
warnanya lebih gelap
- ikan gatul jantan lebih langsing dan
berwarna terang

Poecillia reticulates, air, papan seksi, pipet,
kaca arloji, lup, silet baru, pinset, dan kertas
tissue

Terdapat irisan tipis dibagian perut ikan


Telur berwarna kuning


Pemberian air agar telur tidak kering dan
rusak

Terlihat tahapan perkembangan embrio















- Blastula











Keterangan :
1. Periblast
2. Sel-sel pinggir
3. Syncytium
4. Yolk
Ciri ciri :
- merupakan bola padat yang masif, tidak
berongga
- masih terdapat zona pelusida (zona
pelusidanya masih utuh sebagai
pemersatu blastomer)
- sudah terjadi pembelahan karena
memiliki sel-sel yang membelah
- Terbentuk bulatan didalam telur
- Jumlah bulatan 2,4,6 dan seterusnya

Keterangan :
1. Kutub animal
2. Mikromer
3. Blastocoel
2
3
4
1
4
3
2
1
6
5
4
3
2









- Gastrula
















4. Zona marginal
5. Makromer
6. Kutub vegetal
Ciri ciri :
- terbentuk rongga yang disebut blastocoel
(rongga ini makin lama makin membesar,
berisi cairan)
- Terdapat rongga di bagian tengah telur
(Blastocoel )
- Sudah terdapat daerah sel yang akan
menjadi bakal pembentuk alat
- Terdapat 3 lapisan, ektoderm,
mesoderm, dan endoderm


4 3 2 1
Ket : 1. gastrocoel
2. mesoderm
3. ektoderm
4 gerakan emboli yaitu invaginasi
gerakan mencekuk dan melipat
suatu lapisan
Ciri ciri :
- terdapat lekukan dan yolk Ada bumbung
berongga sebagai daerah bakal alat




- Neurulasi





















pembuluh
- Terdapat lekukan ovulasi (invaginasi)
- Mengalami gerakan gastrulasi yaitu
emboli (gerakan menyusup),dalam ikan
gatul ini termasuk jenis gerakan
invaginasi
- Sudah memiliki 3 lapisan:ektoderm,
mesoderm,endoderm

1 3
2
Ket : 1. bumbung saraf
2. mata
3. notochord
Ciri ciri :
- terbentuk notochord
- Pembumbungan mesoderm terjadi di
truncus embrio
- Masih ada yolk









- Organogenesis












1 2 3



4
Ket : 1. mata 3. ekor
2. caput 4. yolk
Ciri ciri :
- Organ-organ sudah mulai terbentuk
- Memiliki rupa dan bentuk spesifik,
kepala, ada notochord yang jelas, ekor
sudah dapat dibedakan dengan jelas
- Pada kepala terdapat mata


4.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan tahapan perkembangan telur menjadi
embrio dari ikan gatul (Poecillia reticulatus). Bahan yang digunakan adalah ikan gatul, hal ini dikarenakan
ikan gatul termasuk ovovivipar yaitu bertelur namun pembuahan tejadi secara internal padahal
umumnya kelas pisces terjadi pembuahan eksternal, juga karena mudah didapat, murah, serta
perkembangan telur berlangsung singkat atau cepat.
Ikan gatul memiliki taksonomi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Supfilum : Vertebrata
Classis : Pisces
Sub classis: Osteoichtyes
Ordo : Cyprinodontiformes
Familia : Poecilllidae
Genus : Poecillia
Spesies : Poecillia reticulates
(Anonim, 2009)
Perbedaan ikan gatul betina dan jantan adalah pada ikan gatul betina ukurannya lebih besar dari
yang jantan. Ukuran ikan gatul betina bisa mencapai panjang 6,5 cm. Tubuh membulat dan besar. Ikan
jantan berukuran lebih kecil. Ukurannya berkisar antara 3,5 hingga 4 cm. Bertubuh langsing dan memiliki
gonopodium yang berkembang baik. Gonopodium yaitu modifikasi sirip anal (caudal fin) yang berfungsi
untuk menyalurkan sperma ke tubuh betina. Ikan gatul merupakan ikan yang mampu bertahan hidup
dengan system penghasilan anak dalam jumlah besar. Ikan gatul hidup pada lingkungan air dengan pH
7.0-8.5 dan temperatur 18-28C / 64 - 82 F (Anonim, 2009).







Betina Jantan
Langkah pertama adalah mengambil ikan gatul diparit kemudian ikan dimasukkan didalam ember.
Setelah itu disiapkan alat yang dibutuhkan yaitu papan seksi, pipet, kaca arloji, lup, silet baru, pinset,
dan kertas tissue. Ikan gatul yang betina diambil dan diletakkan diatas papan seksi, dan dibedah bagian
perutnya. Pada bagian perut yang sudah terbuka, dikeluarkan telurnya dengan cara menekan bagian
perutnya. Telur berwarna kuning. Setelah telur didapatkan, ditetesi air sedikit agar telur tidak rusak, dan
ditaruh diatas kaca objek dan diamati dengan mikroskop. Hasil yang didapatkan adalah fase morulasi,
blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis.
Pada fase morulasi terjadi pembelahan sel sel yang membentuk seperti bola berongga.
Pembelahan pertama lewat bidang meridian, yang kedua lewat bidang meridian juga tapi tegak lurus
pada bidang pembelahan pertama. Terbentuklah 4 sel yang sama besar. Pembelahan ketiga lewat
bidang latitudinal, sedikit saja di atas bidang ekuator. Terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil,
disebut micromere, dan 4 sel sebelah bawah disebut macromere .Pembelahan keempat lewat bidang-
bidang meridian, yang serentak membagi dua ke delapan sel. Terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8
micromere dan 8 macromere .Pembelahan kelima lewat bidang latitudinal, atas dan bawah bidang
ekuator, serentak. Pada katak, berhubung dengan adanya lapisan yolk yang sedang tebalnya,
pembelahan pada macromere lama baru mencapai ujung kutub vegetal. Akhirnya pada pembelahan
kelima ini terbentuklah blastomere yang terdiri dari 32 sel. Sel-sel micromere dan macromere kini terdiri
dari 2 lapis masing-masing. Sel-sel macromere lapis bawah lebih besar daripada yang lapis atas.
Pembelahan keenam lewat bidang-bidang meridian serentak untuk semua sel yang 32 buah, sehingga
terbentuk 64 sel. Pembelahan ketujuh dan kedelapan sudah sukar diikuti. Di akhir pembelahan
kedelapan gumpalan sel-sel itu membesar, yang terdiri dari sekitar 70 sel, berbentuk seperti buah pir.
Pada katak tak jelas adanya blastomere bentuk morula. Karena blastomere terdiri dari berpuluh-puluh
sel secara berangsur terbentuk rongga di bagian tengah yang makin lama makin besar. Rongga itu berisi
cairan (Yatim, 1994).



Sel yang mulai membelah
Fase morulasi perbesaran 40x fase morulasi dari literatur
(www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg)
Blastulasi merupakan proses pembentukan suatu rongga di dalam sel akibat jumlah sel yang
semakin bertambah di dalam zigot. Blastulasi ini merupakan fase lanjutan setelah morulasi dimana
terbentuk rongga yang disebut blastocoel pada akhir fase. Rongga ini terbentuk karena adanya Na+ yang
dikeluarkan oleh blastomer, sehingga sel-sel morula menjadi semipermeabel dan menyebabkan air
dapat masuk dalam rongga yang sebenarnya sudah ada (Sukra, 2000).
Fase blastula dimulai sejak struktur sel-sel tersebut seperti suatu bola yang terdiri dari 128 sel atau
stadium pembelahan ke 8 sampai struktur siap memasuki periode gastrulasi. Proses terpenting pada
saat blastula adalah terbentuknya yolk syncytial layer yang berasal dari granul yolk yang membengkak
saat stadium morula dan pembentukan epiboli. Pada saat akhir morula terbentuk rongga-rongga yang
disebut segmentation cavity, dimana segmentation cavity tersebut makin lama makin membesar
membentuk blastocoel sebagai akibat meluasnya pembelahan sel-sel di daerah kutub anima ke daerah
kutub vegetal. Akhirnya rongga di sebelah dalam struktur yang disususn oleh blastomer makin lama
makin membesar dan disebut blastocoel. Blastula yang memiliki blastocoel disebut seloblastula, dan
yang tidak memiliki blastocoel disebut stereoblastula (Tim Kedokteran UI, 1994).


1 2 2 1

4 3 4
fase blastulasi perbesaran 40x fase blastulasi dari literatur
Ket : 1. kutub animal
2. mikromere
3. balstocoel
4. makromere
(www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg)
Gastrulasi merupakan proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur
dan dideretkan berdasarkan bentuk dan susunan tubuh spesies bersangkutan. Pada proses ini terbentuk
rongga bakal jadi saluran pencernaan kelak, oleh karena itu proses ini disebut gastrulasi (lambung).
Dalam proses gastrulasi disamping terus-menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula
berbagai macam gerakan sel dalam usaha mengatur dan menderetkan sel sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan (Nurhayati, 2004).
Dalam proses gastrulasi, disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel,
terjadi pula berbagai macam gerakan sel didalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai
dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari species bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan :
a. epiboli
gerakan melingkupi, terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ektoderm epidermis
dan saraf. Gerakan yang besar berlangsung menurut poros bakal anterior posterior tubuh.
Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli terjadi menyesuaikan diri sehingga
ektoderm terus menyelaputi seluruh embrio.

b. emboli
gerakan menyusup, terjadi disebelah dalam embrio. Berlangsung pada daerah-daerah bakal
mesoderm, notochord, pre-chorda, dan endoderm. Daerah-daerah itu bergerak ke arah
blastocoel.
(Nurhayati, 2004)
Gerakan emboli ini terdiri dari 7 macam gerakan :
- Involusi
Gerakan membelok ke dalam.
- Konvergensi
Gerakan menyempit.
- Invaginasi
Gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan.
- Evaginasi
Gerakan menjulur suatu lapisan.


- Delaminasi
Gerakan memisahkan diri sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asal.
- Divergensi
Gerakan memencar, sebaliknya dari konvergensi.
- Extensi
Gerakan meluas
(Sukra, 2000)


4 1 2 3 1 3 2
Fase gastrulasi perbesaran 40x fase gastrulasi dari literatur
Ket : 1. Ektoderm
2. mesoderm
3. gastrocoel
4. gerakan invaginasi
(www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg)
Neurulasi adalah periode perkembangan embrio yang diawali dengan pembentukan neural plate
dan diakhiri dengan pembentukan bumbung neural. Dalam neurulasi terjadi 3 proses utama yang
berlangsung di dalamnya, yaitu: Invaginasi, Evaginasi, dan Delaminasi. Blastocoel dalam proses gastrulasi
tidak hilang sama sekali. Dalam gastrulasi susut namun dalam proses tubulasi (pembumbungan) kembali
meluas. Ikut ambil bagian dalam melancarkan proses tubulasi itu, karena adanya celah atau rongga
untuk bergerak (Nurhayati, 2004).


1 2 3 1 3 2
Fase neurulasi perbesaran 40x fase neurulasi dari literatur
Ket : 1. mata
2. bumbung syaraf
3. notochord
(www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg)
Organogenesis disebut juga morfogenesis yaitu pembentukan organ (alat tubuh). Embryo bentuk
primitif tumbuh menjadi bentuk definitif, dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi suatu spesies
tertentu. Organogenesis merupakan gabungan dua periode : pertumbuhan antara dan pertumbuhan
akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi menjadi transformasi dan diferensiasi bagian
bagian tubuh embryo dari bentuk primitif sehingga menjadi bentuk definitif pada periode ini embryo
akan memiliki bentuk yang khusus bagi spesies, misalnya telah membentuk katak, ayam, babi, atau
bentuk mamalia. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus dari bentuk definitif
tersebut sehingga menjadi ciri sesuatu individu, yaitu embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan
jenis kelamin, watak (karakter), fisik, dan psikis serta roman atau wajah yang khusus bagi setiap individu
(Nurhayati, 2004)
Organogenesis diawali dengan pembentukan bumbung oleh jaringan epidermis, neural, mesoderm,
endoderm. Bumbung neural dibentuk dengan tenggelamnya lekukan neural yang berasal dari lapisan
ektoderm, organ yang dibentuk dari jaringan neural antara lain otak, ganglion, mata. Organ yang berasal
dari endoderm ialah lapisan bagian dalam alat pencernaan makanan. Lapisan mesoderm dibagi menjadi
3 bagian yaitu bagian dorsal, intermediet, lateral. Dari mesoderm bagian dorsal akan terbentuk menjadi
somite yaitu semacam ruas yang terdapat pada embrio, dari mesoderm intermediet terbentuk ginjal dan
gonad sedangkan dari mesoderm lateral terbentuk pembungkus jantung dan pembungkus pembuluh
darah. Didalam somite terdapat skerotom, myotome, dermatom. Sklerotom akan menjadi rangka axial,
myotom menjadi urat daging, dermatom akan menjadi dermis dan derivatnya. (Sukra, 2000)







1 2 2



3 4 1 4 3
Fase organogenesis perbesaran 40x fase organogenesis dari literatur
Ket : 1. Caput
2. mata
3. ekor
4. yolk
(www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg)
Komponen endokrin alkilfenolik ditemukan di lingkungan air. Konsentrasi berlebihan dari komponen
ini dapat memberikan dampak pada system reproduksi dari ikan. Pada pembelajaran ini, efek nyata dari
konsentrasi octylphenol atau 17 estradiol di lingkungan adalah pada struktur gonad ikan (Kinnberg,
2002).

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah ikan gatul (Poecillia reticulatus) termasuk
hewan yang ovovivipar yaitu hewan penelur yang pembuahannya terjadi secara internal atau didalam
tubuh induk. Tahap tahap perkembangan embryo mulai dari morulasi yaitu pembelahan awal sel sel
mulai dari 2 sel sampai 32 sel; blastulasi merupakan pembentukan suatu rongga didalam zigot, gastrulasi
merupakan perpindahan sel sel bakal organ dan terbentuknya lapisan ektoderm, mesoderm, dan
endoderm; neurulasi adalah terbentuknya bumbung saraf; dan terakhir organogenesis yaitu
pembentukan organ (alat tubuh).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Gambussia affinis. www.O-Fish Gambusia affinis.htm. diakses pada tanggal 16 April 2009
jam 20.01

Anonim. 2009. www.cas.vanderbilt.edu/.../hzfish-blast1-30558.jpg. diakses tanggal 16 April 2009 pukul
19.55

Kinnberg, K. 2002. Effects of octylphenol and 17 estradiol on The Gonads of Guppies (Poecilia
reticulata) exposed as adults Via The Water or As Embryos Via The Mother. University of
Southem Denmark. Denmark.

Nurhayati, A.P.D. 2004. Diktat Perkembangan Hewan. Prodi Biologi FMIPA ITS. Surabaya.

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan. Direktorat Jendral
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Tim Kedokteran UI. 1994. Embriologi. UI-Press. Jakarta.

Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandung.

SKEMA KERJA


- diambil dari parit
- dimasukkan pada akuarium untuk dipelihara beberapa hari di laboratorium
- diambil ikan betina yang kecil, diletakkan pada papan seksi
- dibuka bagian perutnya dan diamati ovariumnya
- digambarkan
- diambil ovarium, diletakkan pada gelas arloji,ditetesi dengan sedikit air
- diamati dengan lup
- digambarkan
- dibuka pembungkus ovarium, setelah terbuka ditetesi dengan sedikit air
- diambil satu per satu telur, diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit air
- diamati dengan lup
- dibedakan telur yang belum dibuahi dan telur yang sudah dibuahi
- digambarkan
- diambil ikan betina yang lebih besar, diletakkan pada gelas arloji, diamati di bawah
mikroskop stereo
- diulangi kegiatan seperti ikan gatul betina
- diurutkan perkembangan embrio-embrio yagn telah diperoleh
- dibedakan
- digambarkan


Ikan gatul (Poecilia reticulatus)
Hasil
DISKUSI

1. Tabel ciri-ciri perkembangan telur mulai dari yang belum dibuahi

2. ciri ciri telur dalam fase blastula, gastrula, dan neurula
fase blastula : telur terbentuk seperti bola berongga dengan rongga disebut blastocoel, terdapat
2 kutub animal dan vegetal, kutub animal memiliki sel-sel yang lebih kecil disebut mikromer,
sedangkan sel-sel di kutub vegetal disebut makromer. Akan tetapi ukuran blastula tidak ikut
membesar dengan adanya rongga tetapi blastomer bagian dalam rontok
Tahapan Ciri-ciri
Telur sebelum dibuahi Sel telur diliputi selaput beupa lendir, memiliki kutub vegetal dan
animal, bagian kuning telur menjadi bagian ventral tubuh embrio,
memiliki polaritas dan bentuk bilaterl simetri
Telur
(tahap penetrasi)

Telur berwarna kuning dengan banyak butir-butir lemak serta
berbentuk bulat penuh (telur masak)
Zigot Merupakan bentuk penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina
Morula

berupa bola padat yang masif dan terdiri dari sel-sel yang
membelah
Blastula Bola berongga terdiri dari sel-sel yang membelah
Gastrula Bola berongga ( sempit yang mana sel-sel disekelilingnya telah
menempati temoatnya masing-masing dan mengalami evolusi
Neurula Pada bagian dorsal terbentuk tonjolan notochord sebagai calon
tulang punggung dan penonjolan lain akibat lempeng-lempeng
neural yang berkembang
fase gastrula : sel-sel talah menempatkan dirinya sesuai bakal yang dibawanya sehingga
termentuk lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Selain itu, pada gastrula akhir terjadi
pelekukan akibat aktivitas seperti involusi, invaginasi, epiboli dan emboli
fase neurulasi : sel-sel sudah mulai berkembang dan terdapat penonjolan dibagian dorsal akibat
pembentukan lempeng-lempeng neural

3. Tabel ciri-ciri perkembangan embrio
No. Tahapan Ciri ciri
1. Pembentukan neural, krista neural
dan notochord
Bentuk memanjang antero-posteroid, pada akhir
neurulasi kedua tepi kiri dan kanan tempat
ektodermal neural berinvolusi menyatu
2. Pembengkokan sumbu tubuh Terjadi dua pembengkokan yaitu kepala dan dada
sehingga tubuh embrio terbagi menjadi tiga bagian
yaitu kepala, leher dan ekor atau kepala, badan dan
leher
3. Pembentukan selaput ekstra
embrionik
Terbentuk kantong amnion sebagi tempat embrio
tumbuh dan berkembang sehingga embrio
membesar dan hidup dalam lingkungan akuatik

4. Perkembangan embrio sama artinya dengan pembentukan alat-alat tubuh dan pengondisian agar
embrio berkembang membesar dan mirip dengan induknya serta persiapan-persiapan untuk
kelahirannya

5. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan telur antara lain :
fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio
ciri khusus dari tiap fase perkembangan embrio
apa saja peristiwa perkembangan embrio ini terjadi

6. Beberapa diskusi dari hasil temuan perkembangan embrio :
fase apa saja yang terdapat pada perkembangan embrio
apa inti dari perkembangan embrio ini terjadi
kondisi apa sajakah yang dipersiapkan untuk menjaga keselamatan embrio peda saat mulai
berkembang sampai melahirkan

7. Pada perkembangan telur dapat dibuat simpulan yaitu setelah terbentuk zigot maka telur
mengalami beberapa perkembangan antara lain :
fase morula : telur terus membelah secara berulang-ulang dan melalui berbagai bidang
pembelahan sehingga terbentuk suatu bola padat yang pejal
fase blastula : telur terus membelah dan sel-sel di bagian dalam rontok membentuk blastocoel
sehingga terbentuk bola padat berongga
fase gastrula : telur mengalami berbagai perpindahan sel menuju tempatnya masing-masing
sesuai bakal alat yang dibawanya membentuk 3 lapis benih serta terjadi pelekukan akibat
aktivitas pada fase gastrula ini
fase neurulasi : telur berbentuk agak memanjang dengan penonjolan pada daerah dorsal akobat
lempeng-lempeng neural

8. Pada perkembangan embrio dapat dibuat simpulan :
perkembangan embrio merupakan kelanjutan dari perkembangan telur dengan terjadinya
perkembangan bakal alat pada fase gastrula dengan pembentukan alat-alat tubuh
perkembangan embrio pada akhir juga mempersiapkan beberapa kondisi untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan embrio dalam berkembang dan mempersiapkan kelahiran fetus
yang terbentuk dari perkembangan embrio

You might also like