You are on page 1of 330

A.

Mappadjantji Ami
KEMANDIRIAN LOKAL
Konsepsi Pembangunan, Organisasi,
dan Pendidikan dari Perspekrif Sains Baru
A. Mappadjantji Arnien
GM 207 05.008
Desain Sarnpul: Sofnir. Ali
2005, Penerbit PT Gramedia Pustaka Urama
J I. Palrnerah Barar 33-37, J akarta 10270
Direrbirkan pertama kali oleh
Penerbir PT Grarnedia Pusraka Urarna,
Anggota IKAPI, J akarta 2005.
Hak cipra dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengurip atau mernperbanyak
sebagian arau seluruh isi buku ini
ranpa izin rcrrulis dari Penerbir.
Dicetak oleh Percetakan PT SUN, J akarta
Ist di luar tanggung jawab Percetakan
Bahan dengan hak cipta
D a f t a r l s i
PRAKATA XIII
UCAPAN TER1MA KASIH
..
XVII
KAIA SAMllllIAN
.
XXI
BAB L MERETAS J AJ ,AN MENUJ U KEMANDIRlAN LOKAL
.:. Menelusllri Pencarian Hakikar Realiras
1
2
o Era Kebangkitan Logos
o Perbudakan Akal oleh Keimanan
o Kebangkiran Sains Modern
3
8
10
o Pencarian Paradigms Baru
../ Paradigma Holisrne-Dialogis
13
14
../ Paradigrna Digitalis-Inforrnacisrne 16
../ Titik Bifurkasi
.:. Kemand irian I.okal
17
18
oPembangunan adalah Adaprasi Krearif
oOrganisasi: Menikmari Inrerkoneksiras
24
26
o Pendidikao: Belajar unruk Berubah 29
BAD 2 PARADIGl>1A NEWTONIAN DAN SAJ NS MODERN 35
.:. Paradigma Ilrnu Pengerahuan
oPengertian Paradigma
o Pergeseran Paradigms
36
39
.:. Paradigma Cartesian-Newtonian
o Perkembangan Sains Modern
oDokrrin Urama Paradigma Newtonian
44
45
51
../ Reduksionisme-Atornisme 52
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
". - _ . .
Daftarlsi vii
'" Pergeseran Reduksionisme ke Interkoneksitas 109
Emergensi 113
Strukrur Vs Pola 113
Dari Struktur ke Proses 114
Peran Informasi 116
'" Pergeseran Objektivisme ke Kontekstualitas 117
'" Pergeseran Determinisme ke Probabilitas 121
oParadigma Digi talisme- Informatisme 123
'" Onrologi Informatisme 124
'" Dari Hukum Alam keAlgoritma 127
'" Prospek Masa Depan 131
oMetode Analisis 133
'" Dari Interogasi ke Keterlibatan 134
'" Simulasi untuk Mengasah Kepekaan Intuitif 135
'" Teori Kompleksitas 136
'" Dampak Kontekstualitas 137
BAB 4PEMBANGUNAN: AOAPTASI KREATIF
TERHAOAP PERUBAHAN 139
.:. Pergeseran Konsepsi Pembangunan 140
oParadigma Modernisasi 145
oAliran Dependensia 141
oPembangunan Lain 149
'" Pembangunan Berwawasan Lingkungan 149

./ Pendekatan Keburuhan Dasar 154


./ Pembangunan Berwawasan Etnis 155
./ Pembangunan adalah Pembebasan 158
'" Konsep Pembangunan Endogen 159
.:. Pembangunan dari Perspektif Sains Baru 162
oTujuan Pembangunan 162
./ Peningkatan Kornpetensi Berevolusi 164
'" Keberagaman 165
oProses Pembangunan 165
./ Proses Vs Srruktur 166
./ Enritas Pembangunan 169
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - , _ . ' - - - - - - - - - - - - -
o Reforrnulasi Format Perguruan Tinggi
./ Pergeseran Peran Perguruan Tinggi
Pelayan Pengerahuan
Pusat Pengernbangan Budaya
,/ Pengelolaan Perguruan Tinggi
Status Kclembaguan
Format Kelembagaan
DAt"TAR PUSTAKA
TENTANG PI,NULIS
Oaftar lsi X I
3 6 3
3 6 4
3 6 5
369
374
375
" 77
J
3 87
395
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
xvi KEMANDfRIAN LOKAL
____________ ~~"".4;Z 4: 4$~~}j.OOOt'O.
naskahnya dengan judu! "Sudur Pandang Heurisrik terhadap Watak
Cahaya", dan tulisan iru direrimal Dengan mengernukakan contoh
pengalarnan Einstein, penulis ingin rnenegaskan bahwa gagasan dan
ide yang ada dalam buku ini rnasih rergolong heurisrik. Walaupun
demikian, semua itu diharapkan dapat merangsang pembaca untuk
mengkritik dan mengernbangkannya lebih jauh, sehingga konsepsi
ini akan berevolusi bersama dengan kita dan pada saatnya nanri akan
menemukan benruknya yang sernakin marnpu mernbanru kita me-
mahami rnakna pembangunan, organisasi, dan pendidikan, atau rna-
lah hakikat sernesta iru sendiri.
Makassar, Maret 2005
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
K at a Sam b u t an
Radi A. Gany
Rektor Universitas Hasanuddin
C
olumbia University riba-riba menjadi pusar perharian dunia
karena memiliki sraf seorang guru besar yang berhasil rnerne-
nangkan Hadiah Nobel dalarn Ilmu Ekonorni pada rahun 2001, Prof
J oseph E.Stiglitz. Ia rnenulis sebuah buku yang menjadi international
bestseller dengan judul Globalization And Its Discontents (2002). Uni-
versitas Columbia rnenjadi lernbaga yang sernakin disegani dan kian
rerpandang di ringkar dunia, Mernang yang menjadi salah saru ukur-
an marrabat suatu universitas adalah keberhasilan stafnya rnelonrarkan
pernikiran-pemikiran akadernik universal berupa buku dan hasil
penelirian lainoya. Columbia University meojadi idencik dengan
J oseph E.Scigiirz.
Sesungguhnya, sejak beberapa tahun lalu banyak sekali kririk
yang muncul bahwa rempat pemikiran "besar" banya J akarta, yang
ternyara mernang ada benarnya kalau dikaickan dengan kuanriras
arrikel maupun buku yang berasal dari daerah, yang nyaris tidak ada

sarna sekali. Baru dalarn riga rahun terakhir ini ada sejumlah akademisi
di Unhas dan BKS PTN KTI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri Kawasan Timur Indonesia) yang rnenggelindingkan pernikiran-
pernikiran kontemporer yang berkairan dengan keilrnuan dan sekaligus
rnenyangkut fenornena yang sedang dialarni bangsa Indonesia saat
ini. Salah sarunya adalah karya yang dirulis oleh Prof. A. Mappadjanrji
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
2 K EM A NDI RI A N l OK A l ' ' ' I , , " a $ ......... ~.at_.WJM t.... ' r '~d'I"T"...... "".....' .1 ...... n
kairan dengan paradigrna yang kita anur. Bahkan, kel iharannya kira
buruh adanya paradigrna baru. Bahasan rnenyel uruh jel as ridak
mungkin dapat dirangkum di dal am buku ini.Ol eh sebab iru, perha-
rian hanya dicurahkan pada 3 (riga) aspek yang dirasakan sangar me-
nyentuh kepentingan kita pada saar ini. A spek iru adal ah pernba-
ngunan, organisasi, dan pendidikan yang pernbahasannya diupayakan
dil akukan dal am bingkai K emandirian Lokal , suatu konsepsi arau
carapandang baru yang merupakan hasil awal dari kel anjutan proses
. .
pencarran 1ru.
M ENELUSURI PENCARIAN HAKJKAT REALITAS
Pencarian hakikar real iras semesra mewarnai akriviras rnanusia sepan-
jang sejarah peradabannya, K ita sernua rerus rnencari hakikar sernesta
yang kirahuni sertahakikar real itas yil l l g kirapersepsi.
M enel usuri sejarah peradaban manusia rnernbawa kita kepada 4
(empat) era yang masing-rnasing mernil iki ciri spesifik. Pertarna,
rnerupakan zarnan kebangkitan l o g o s yang meninggal kan takhyul dan
mistisrne. Pencarian pada zarnan ini didominasi ol eh kal angan fil suf
Yunani K uno yang pada paruh perrarna mernusatkan perharian
mereka unruk menjawab perranyaan-pertanyaan yang berkairan dengan
al arn fisik, yang kemudian bergeser .pada paruh kedua ke arah
pencarian hakikat rnanusia. K edua, adal ah zarnan medieval yang
didorninasi ol eh gereja, di mana akal dan pernikiran dijadikan budak
perempuan keimanan. Tidak berl ebihan jika dikarakan bahwa pada
zarnan ini hampir tidak ada kemajuan yang berarti dal am proses
pencarian iru, Fil safar mengal arni kemandekan karenahanya digunakan
dan dikernbangkan derni mernberikan pernbenaran terhadap wahyu,
K eriga, adal ah erakebangkitan kembal i rasional isrne dan ernpirisme
serrakombinasinya. K ebangkitan ini mendorong perkembangan il mu
dan reknol ogi yang kemudian berhasil mengukuhkan dirinya sebagai
pemegang otoritas tunggal , rnenguburkan fil safat serta menafikan
teol ogi dan keirnanan. Era ini dipenuhi euforia rasional isme dan
empirisme sehingga mengabaikan upaya pencarian fil osofis karena
dianggap ridak rel evan. M anusia asyik dengan l adang pemburuan
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
6 K EM A NDI RJ A N L OK A l
-------.~.--------
mengernbangkan rnerafisika yang berbasis kepada l ogika. Socrates
yang bel ajar dari Perminedes kernudian rnenambahkan bahwa satu-
satunya real iras kebenaran adal ah A da yang abadi, ridak berhingga,
ridak berubah dan ridak cerpisahkan, A da yang ini tidak memil iki
masa l al u maupun rnasa depan. A da ini mel iputi kesel uruhan sernesta
dan segal a sesuaru yang bisa terjadi di dal amnya. K eanekaragaman
yang kira amati hanyal ah wujud penampakan A da.
L ebih jauh, Socrates mengernbangkan Teori Bentuk atau Teori I de
(beberapa kal angan beranggapan bahwa reori itu sebenarnya dikern-
bangkan ol eh Pl ato dengan merninjam rnul ut gurunya). Dal am
Pbnaedon, Socrates mel ukiskan dunia sebagai benruk-bencuk (atau
angka-angka atau ide-ide). Dunia bencuk ridak dapat dirnasuki ol eh
indra, hanya ol eh pikiran. K ita dapat mernikirkan berbagai ide, se-
perti benda cl engan warna terrenru, recapi kira tidak akan dapat
rnengindranya. Socrates mengatakan bahwa objek indrawi rnenerirna
kuanriras-kuanritas dengan "berpartisipasi" di dal am ide-ide yang
menjadi asal -rnuasal nya. Concohnya, pol a patung pada suatu cerakan
patung adal ah ide, sedangkan patung yang rercetak adal ah obyek
indrawi yang rnenerirna kual itas seperti ukuran, benruk atau bahkan
ekspressi dari pol a yang tergarnbar pada cerakan. Dunia bencuk ada-
J ab saru-sarunya real itas dan bersifat universal . I nil ah dunia yang
rnenjadi ternpat berpartisipasinya segal a sesuaru. Dunia ini mernil iki
hierarki yang puncaknya rerdapar ide-ide seperti baik, buruk, indah,
benar dan sebagainya. Gambaran dunia ini sejal an dengan pemikiran
I ndia yang mel nang mungkin menjadi sumbernya (Strarern, 1997).
Pl ato (428-347 SM ), murid Socrates, mernberikan il ustrasi menarik
rentang gagasan dunia benruk aral l dunia ide itu. Pl ato mengumpa-
makan bahwa sebagian besar rnanusia hidup dal am gua remang-
remang dan hanya marnpu roemandang ke sebuah dinding yang
rnemperl iharkan bayang-bayang yang bergerak. K arena hanya bayang-
bayang iru yang mereka I ihar, hal iru pul al ah yang mereka anggap
sebagai real itas. Satu-satunya cara untuk rnengetahui real iras sebenar-
nya adal ah beL ajar rnengal ihkan pandangan dari dinding gua atau
kel uar dari gua cersebur.
Gagasan Socrates dan acau PL ato ini rnasih rnernbekas sarnpai
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
10 K E M A N D I R I A N L D K A L
lam filsafar A risroreles yang rnengantar A quinas dan kelornpok in-
relekrual gereja kepada pengerrian tenrang kegunaan logika A risroreles
yang rernyata dapar didamaikan dengan ajaran gereja. R ekonsiliasi
ini berbuah dengan diakuinya ajaran A risroreles sebagai basis filsafar
dari reologi K risriani, I nilah yang rnerupakan ritik rolak kernbalinya
A risrorelianisme ke dunia Barat yang kemudian mendapar ternpar
sebagai otoritas terringgi dalam metode filsafat.
R ekonsiliasi ajaran gereja dengan filsafat A risroreles pada awalnya
berhasil mernpertahankan otoriras gereja. Terapi kernudian, perjalanan
sejarah membukrikan sebaliknya. Pada satu sisi, perkernbangan pe-
ngerahuan yang berbasis pada logika dan penalaran n1emang akan se-
nanriasa dihadapkan kepada rernuan-temuan baru yang membuat
pendapac lama harus direvisi atau bahkan ditanggalkan. Pada sisi
lain, ajaran A risroteles memang relah mengandung kontradiksi dengan
pendapat yang umum yang berlaku di zamannya. Sulir dirnengerri,
bagaimana seorang A risroreles rerjebak dalam kekeliruan. Para filsuf
Yunani K uno pendahulunya telah menyadari bahwa burni mengelilingi
rnarahari, rerapi A risroreles terap yakin bahwa bumi adalah pusat
alan) sernesra. K ekeliruan yang parah itu telah rnenghambat perkem-
bangan pengerahuan astronorni selarna lebih dari 1.500 tahun. L ainnya,
adalah kepercayaannya bahwa sernesra tersusun oJ eh 4 (ernpat) unsur
primer, air, tanah, api, dan udara (sesuai dengan pendapat filsuf E m-
podokles), Bahwa gerak benda langit tidak sarna dengan gerak benda
di bumi rnerupakan pula kekeliruan yang lain.
M asalah yang kernudian dihadapi oleh pihak gereja adalah karena
mereka terlanjur menobatkan ajaran A ristoreles (a fa Thomas A quinas)
sebagai ajaran suci. I ni rnenjebak mereka kepada pertenrangan yang
ridak rerhindarkan dengan kalangan ilmuwan yang akhirnya bermuara
pada diringgalkannya ajaran gereja oleh kalangan rersebut yang ber-
akibat punahnya otoriras runggal gereja.
Kebangkitan Sains Modem
Temuan N icolas Copernicus (1473-1549) yang menggeser pandangan
Geosenrris, yang merupakan ajaran suci gereja, ke pandangan Helie-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
14 K E M A N DJ R I A N L OK A L
_ ' _ ~_ ' o . ~, _ _ , _e>~u
secara dinamis rnernbuar pernbidangan yang kira lakukan rerhadap
ilmu, sesuai dengan reko mendasi A risco reles, menjadi ridak relevan
arau bahkan rnencipcakan masalah baru.
J uga harus digarisbawahi bahwa sernesta ternyara bersifar partisi-
pacif sekaligus terrurup. Sernesra hanya mau menjawab perranyaan
sesuai dengan cara yang kita ajukan, tetapi menyembunyikan yang
lain. Fakta ini membuat rneto de penelitian rnernbutuhkan revisi
rnendasar, rneninggalkan pendekaran intero gatif dan menggantikannya
dengan pendekaran keterlibatan atau dialo gis. Tidak kalah penringnya
adalah pendekaran ilmiah sudah saarnya dilengkapi dengan mero de
atau pendekaran lain yang bersifat kualitatif, agar kita dapat mernan-
faatkan seeara o ptimal po tensi kemanusiaan kira, seperti erno si dan
intuisi, serta kemampuan ' spiritual dan kesadaran transendental.
Temuan-rernuan iru, dijabarkan seeara lebih rinei pada Bab 3,
bermuara pada sirnpulan bahwa rerbenruknya paradigrna Sains Baru
celah membayang di depan rnata. K eberadaan paradigms itu diharap-
kan mampu rnenghadirkan dimensi baru yang akan lebih memperkaya
rnakna kehidupan. Harapan yang lebih tinggi adalah paradigma iru
akan mampu mengantar kira menjadi lebih dekar kepada hakikat
realiras sernesta yang kica cari sejak beberapa puluh abad yang lalu.
Setidaknya, pada saar ini terdapar dua alrernatif paradigma baru,
yaitu paradigrna bolisme-dialogis dan paradigrna digitalis-in/orrnatis1Ile.
Paradigma Holisme-Dialogis
Paradigms Ho lisme-Dialo gis, selanjurnya disingkar paradigrna HD,
merupakan jawaban langsung terhadap runtuhnya paradigma N ew-
ro nian. Paradigms ini dicunjang o leh 3 (riga) pilar utarna, yairu: (i)
ho lisrne-inrerko neksitas sebagai "lawan" dari reduksio nisme, (ii) pro -
babilisrne sebagai jawaban dari kelurnpuhan dererminisme, dan (iii)
ko nteksrualisme, untuk rnengganrikan o bjektivisme pada paradigrna
N ewto nian.
Do krrin ho lisme-incerko neksiras memandang semesta sebagai satu
kesaruan yang ridak rerpisahkan. Setiap "bagian" terkait dengan
"bagian" lain dalam jejaring interko neksitas yang dinamis. Bagian-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
18 KE MANDIRIAN LOKAL
,! ........""it ~ I' _ $
manusia pun jelas akan dipertanyakan kembali, Apakah hanya sekadar
sebagai seorang pernain sinetron di atas panggung kehidupan sandi-
wara dunia yang mernainkan skenario ya.ng dirulis dengan teliti oleh
Tuhan, sebagairnana yang dipercaya oleh kaum Calvinisme, araukah
kehendak bebas seseorang recap ada, tetapi dalam ruang kebebasan
yang dibarasi oleh gennya?
Sebaliknya, mernilih paradigrna HO rnernburuhkan pergeseran
yang sangar signifikan dalarn cara pandang kita, karena pilar-pilar
urarnanya jelas berseberangan dengan yang dianur paradigms New-
tonian. Mernilih paradigms ini berarti kita siap untuk melakukan
redefinisi rerhadap banyak aspek kehidupan kita, termasuk sains dan
teknologi turunannya. Irulah harga yang harus dibayar demi rnenda-
patkan cakrawala baru bagi proses pencariao kita.
Apa pun yang dipilih, kira perlu rnengingatkan diri kira masing-
rnasing bahwa meneruskan proses penearian itu bukan semara unruk
menemukan hakikat realitas sernesta, rnelainkan juga unruk rnenik-
matinya sebagai media untuk rnernperkaya batin peradaban kica.
Woody Allen dalam esainya "Pesan unruk Alumni" menulis:
Meiebihi babakan sejarah mana pun, sekarang manusia berada di
persi1npangan. ja/an pertama menuj kekacauan dan keplitusasaan
yang tidak bertepi, sedangkan [alan kedua menui kepttnahan total.
Mari/ah berdoa agar kita memililei kearifan Itntuk marnpl,t memilib
[alan yang bena
KEMANDIRIAN LOKAL
Konsepsi Kernandirian Lokal adalah sintesis dari wawasan baru dan
remuan-rernuan sains yang dijabarkan sebelumoya. Konsepsi ini
cenderung memilih jalan yang ditawarkan oLeh paradigrna I-fD,
walaupun ridak menoLak mentah-menrah kebenaran yang ada pada
paradigms 01. leu ridak sulit dilakukan karena pada dasarnya para-
digrna HD memahami kemenduaan sehingga tidak menolak adanya
kebenaran lain,
Holisrne adalah aeuan utarna konsepsi Kemandirian Lokal. Paham
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
22 KEMANDIRIAN LOKAL
bersifar luwes, dalarn arti merniliki kernampuan unruk rnenyesuaikan
diri arau melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungannya.
Dengan dernikian, tatanan dapat pula dilihar sebagai suatu sistern
kompleks-adaptif tcompiex adaptive system), Tetapi harus digarisbawahi
bahwa adaprasi yang dirnaksudkan di sini tidaklah berarri sekadar
berubah rnengikuri rekanan lingkungannya, melainkan merupakan
ptoses adaprasi-krearif, adaprasi dalarn koridor yang sesuai dengan
idenritas tatanan. Mengingat bahwasernesramerupakan samkesatuan,
proses adaptasi iru juga akan mernengaruhi lingkungannya yang
pada gilirannya akan ikut pula meoyesuaikan diri. Ini menunjukkan
bahwa taranan dan lingkungannya, digerakkan oleh kehendak bebas
<free-will) masing-rnasing, rnelakukan evolusi secara bersarna (co-evo-
lution) yang rnerupakan kaidah kaidah ucamasemesta untuk mencip-
takan kebaharuan.
Keriga, seriap tatanan rnemiliki kapasitas swatara (selforganizing
capacity), yairu kernampuan unruk melakukan swarata (pengarurar;
diri) terhadap strukrur (dalam hal ini pola inrerkoneksiras) dan juga
cermasuk pengayaan dan pemarangan rerhadap idenrirasnya unruk
beradaptasi rerhadap dinarnika lingkungannya dan juga untuk mere-
presentasikan dinarnika inrernalnya yang terutarna dipicu oJ ebaktivitas
komponen-komponennya untuk mernpertahankan arau bahkan me-
ningkarkan kualiras keberadaan masing-rnasing. Mudah dirnengerti
bahwa keberlangsungan keberadaan ratanan banyak ditentukan oleh
kapasiras swatara. Semakin tinggi kapasitas ini akan sernakin besar
pula kemarnpuan ratanan bersangkuran mernpertahankan keberada-
annya.
Dinamika internal yang terjadi daJ amsuaru taranan dapat dipahami
dengan rnelihat tatanan sebagai suatu holarki (hierarki atau susunan
bertingkat dari holon-bolon), dalarn arri seriap holon rnemiliki arau
mengandung beberapa holon di dalamnya, sebaliknya holon yang di-
sebutkan pertarna rnerupakan "anggota" atau "bagian" dari holon
lain yang lebih besar yang melingkupinya. Konsekuensi dari model
seperri ini adalah bahwa seriap holon pada sernua rararan mernainkan
2 (dua) peran sekaligus, yairu peran sebagai "keseluruhan" dan peran
.sebagai "bagian". Kedua peran ini masing-rnasing memiliki kecende-
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
26 K E M A N OI R l J \N L OK A L
yang baik akan memberikan ruang yang l ebih l el uasa bagi taranan
untuk meningkarkan kual iras keberadaannya. Sirnpul annya, pernba-
ngunan adal ah proses evol usi bersarna anrara raranan dan l ingkung-
.
annya guna rnewujudkan citra masa depan masing-masing.
Bagaimana rnel akukannya, dicoba dijel askan pada Bab 4.
Organi sasi : Meni kmat i Int erkoneksi t as
Dari perspektif K ernandirian L okal , organisasi tidak l ain adal ah suaru
ratanan. Dengan demikian, fungsi utarna organisasi sel ain unruk
rnel akonkan misinya yang spesifik, juga sebagai media yang menjamio
keberl angsungan keberadaan anggota-anggotanya. Tegasnya, organisasi
sernesrinya berfungsi sebagai pendorong dan fasil iracor upaya-upaya
para anggoranya untuk menmgkarkan kual itas kernandirian dal arn
rnengarrikul asikan kepentingan rnasing-masing. Bahkan, fungsi yang
diseburkan rerakhir sernestinya dijadikan bagian yang tak rerpisahkan
dari rnisi organisasi.
M odel organisasi seperri ini rnembuar pengendal ian yang kecar
agar seciap komponen organisasi senantiasa menjal anka.n rugas masing-
masing. N amun, sehubungan dengan pel aksanaan misi organisasi hal
ini menjadi kurang rel evan. Pertama, karena misi organisasi secara
ekspl isit tel ah rnerefl eksikan kepenringan para anggora, dengan de-
rnikian mereka akan secara sukarel a rnel aksanakan rugasnya rnasing-
masing. Kedua, setiap anggoca rnerasa wajib menjaga keberl angsungan
kebeeadaan organisasinya, karena canpa adanya organisasi iru, rnereka
akan kehil angan wadah unruk rnengakrual isasikan keberadaannya.
K ornponen organisasi o1emang sangat sesuai dipandang sebagai hol on
yang rnemil iki peran ganda. Pada saru sisi menonjol kan kernandirian
dan kebebasannya dal arn mel aksanakan akriviras inrernal nya, sedang-
kan pada sisi l ain berfungsi menjaga keberl angsungan keberadaan
. .
organisasmya.
Dal am model organisasi seperti ini setiap anggora arau komponen
organisasi akan rnerasa nyarnan menikmari inrerkoneksirasnya dengan
anggota yang l ain. N yarnan kerena memil iki kebebasan rnengakrua-
l isasikan keberadaaannya dan sekal igus nyarnan dal am membangun
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
30 K E M A N DI RI A N L OK A L
adalah kara kunci untuk memahami sernesta. Sernesra yang senanriasa
baru akibar proses penciptaan yang' berlangsung rerus menerus, di
mana kira sernua sernestinya terlibar dalarn proses pencipraan itu.
Pendidikan mengajarkan masa lalu, padahal masa depan adalah
sesuatu yang baru, sesuatu yang kita ciprakan dengan tindakan dan
akriviras kira hari ini. M asa depan jelas ridak mungkin dirnengerri
dengan baik dengan hanya menggunakan pendekatan atau pengeta-
huan rnasa lalu. Pengerahuan ya.ngsarat tentang rnasa lalu bukanlah
merupakan jaminan unruk mernahami rnasa depan. I baracnya, seperti
kata Boast (1997), kita ridak mungkin mampu mengendarai mobil
dengan baik, hanya dengan memandang kaca spion, karena apa yang
rerlihar di kaea iru bukanlah realiras yang sedang arau yang akan
dihadapi.
Di samping iru, siscern pendidikan kira juga sernakin asyik
rnencetak spesialis yang sangat spesialis. I ronisnya, spesialisasi yang
menjadi semakin lebih rerspesialisasi seiring dengan bertambahnya
waktu, bukannya rnembuar kita sernakin rnernahami sernesra, terapi
justru sebaliknya, sernesta keliharannya menjadi semakin asing dan
sernakin ridak bersahabat. I nilah darnpak dari pengklasifikasian ilmu
pengerahuan yang diajarkao A ristoreles lebih dari 23 abad yang lalu
yang kemudian diperparah oleh dokrrin reduksionisme yang merasuk
dalam ke janrung sisrern pendidikao. Saar ini, terarnat mudah me-
nemukan seseorang yang sangar memaha.mi dan rerampil di bidangnya,
retapi tidak sepenuhnya menyadari kererkairannya deogan bidang
lainnya, apalagi dengao fenomena sernesra yang holistik.
I llusrrasi di atas menunjukkan bahwa diperlukan adaoya revisi
mendasar terhadap sistern pendidikao. Revisi itu tidak hanya dise-
babkan oleh perubahan subsransi materi pendidikan akibat adanya
pergeseran paradigma ilmu pengetahuan, retapi yang lebih pencing
adalah mengubah pandangan dunia (wot'ld view) para pelajar agar
mereka menjadi terbiasa dengan paradigrna ilrnu pengerahuan baru.
Perubahan substansi materi jelas akan mernberikan pekerjaan
rurnah yang sangar baoyak. Pengkorak-korakan ilmu yang diajarkan
pada fakultas, departernen dan bagian, sebagai produk dari reduksio-
nisrne, memerlukan resrrukrurisasi. Perguruan tinggi dan lembaga
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
Par ad i .g m a New t o n i an
d an Sai n s Mo d er n
B
agaimanakah realiras iru dan apakah realitas yang kira persepsi
sarna dengan semesra yang ada dan rampak di sekeliling kira?
Pertanyaan-perranyaan seperri ini sudah sejak lama menjadi objek
kajian yang digumuli oleh kalangan filosof dan ilmuwan, tetapi
kelihacannya rnasih bucuh wakcu panjang uncuk rnendaparkan ja-
wabannya.
Adalah Kuhn yang mernperkenalkan istilah arau konsep paradigma.
Menururnya, apa yang kicapersepsi bukanlah sernesra yang sebenarnya
karena hasil persepsi itu sangac rerganrung pada paradigma yang kira
anur. Pendapat Kuhn ini jelas tidak sejalan atau bahkan bertenrangan
dengan aliran positivisme-yang sernpat dan kelihatannya masib me-
rupakan ideologi Sains Modern, seridakoya sampai paruh akhir abad
yang lalu-yang meyakini bahwa realiras atau kebenaran iru bersifar
objektif, dengan sendirinya bersifat rnurlak, tidak rergancling apalagi
dipengaruhi oleh adanya pengarnar.
Bahasan pada bab ini tidak dimaksudkan untuk mernperrenrangkan
kedua pendapat iru karena pada hakikamya positivisme juga dapat di-
pandang sebagai suaru paradigma, paradigma objekrivitas ilmu penge-
.
tahuan. Bahasan hanya akan difokuskan kepada penjabaran konsep pa-
radigma, rerrnasuk pergeseran dan pengaruhnya rerhadap perkembang-
an ilmu pengeeahuan. leu pun dibatasi hanya yang berkaitan dengan
paradigma Cartesian-Newtonian yang menjadi acuan Sains Modern.
Bahan dengan 11dl~cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
~ ~ ~ . , _ t t r_ _ _
P ar adigma Newt onian dan S ains Modem 39
Persyararan ini dinilai oleh kalangan di luar posirivisme .sebagai ben-
t uk imperalisme episrernologis,
Sebenarnya,' jika kita ingin melakukan generalisasi pengertian pa-
radigrna, aliran posirivisrne merupakan pula paradigrna rersendiri
yang sarna kedudukannya dengan paradigrna konsrrukrivisme. Wa-
laupun keduanya memiliki eara pandang serra asumsi-asumsi dasar
yang sangae berbeda atau bahkan bertenrangan.
J ika kira harus menernukenali perbedaan hakiki antara kedua pa-
radigma itu adalah paradigma konstrukrivisme mengakui adanya
"kebenaran" ganda, sebaliknya posirivisrne rnelihar kebenaran bersifat
objekrif
Perlu dirambahkan di sini, bahwa tidak ada cara- unruk I11emper-
remukan arau rnendamaikan dua paradigrna, karena seriap paradigrna
memiliki aeuan serta premis dasar yang berbeda. Yang dapat dilakukan
hanyalah dialog antarpenganut paradigma. Dialog dimaksud bukan
untuk rnenernukenali dan menyepakati paradigms yang paling benar,
terapi untuk memperluas wawasan dari penganue paradigrna-para-
digma itu.
Per geser an Par adi gma
Setiap paradigrna rnerniliki zamannya sendiri dan secara pelan rerapi
pasri akan diganrikan oleh paradigms barn. Perganrian ini urnumnya
disebabkan karena paradigrna lama tidak Iagi memadai untuk digu-
nakan memahami berbagai fenomena alarn dan atau sosial yang sebe-
lumnya ridak dikenal.
Kuhn (1962) menjelaskan bahwa pergeseran paradigma terjadi ke-
tika ada sekian banyak anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu
pengetahuan. J ika akurnulasi anomasi menjadi semakin ridak dapat
lagi ditolerir, maka ribalah saarnya rnengganci asumsi dasar yang kira
anut sebagai pilar-pilar utarna ilrnu pengetahuan kira. Dengan kata
lain sudah saatnya kira mengubah paradigma kira.
Proses pergeseran paradigma di perliharkan pada Peraga 2. 1. Pada
awalnya, suatu kelompok masyarakat rnengumpulkan dan berupaya
memahami berbagai fenomena alam dan sosial, Pemahaman ini
Bahan dengan hak cipt a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modem 43
nyumbangkan kontribusi yang besar cerhadap perkembangan biologi.
Demikian pula halnya dengan ilmu fisika. Walaupun padaawal abad
20 kaum fisikawan mengembangkan cabang fisika baru (fisika kuan-
tum) yang justru dianggap sebagai agen perubahan yang mernicu
berkembangnya paradigrna ilmu pengerahuan baru (paradigms ho-
lisme-dialogis), retapi beberapa kalangan fisikawan rnasih tetap rnern-
perrahankan atau bahkan mengernbangkan lebih jauh paharn reduk-
sionisrne. Edward Fredkin, misalnya, rnengernbangkan fisika digital
yang rnelihar partikel elementer sebagai perwujudan dari bit-bit in-
formasi. Ide Fredklin ini memang sangat revolusioner, karena mere-
duksi rnateri menjadi nonrnateri, walaupun begiru rnasih retap ber-
ada di jalur reduksionisme.
Kuhn menarnbahkan bahwa pergeseran paradigms ilrnu pengera-
huan akan memicu kekerasan atau bahkan revolusi, karena para pe-
muka penganur paradigrna lama berupaya memusnahkan mereka
yang sedang mengusulkan paradigrna baru. Mereka akan berupaya
rnelurnpuhkan para penganut paradigrna baru iru, jika ridak secara
fisik, dilakukan dalam kairan karier dan kehidupan sosial ekonorni
yang bersangkuran. Upaya rnereka tidak saja disebabkan keyakinan
mereka rerhadap kebenaran paradigma yang dianurnya, tetapi juga
disebabkan oleh pertimbangan kepenringan, Perubahan atau pergeseran
paradigma memiliki implikasi yang sangat luas dalam ratanan so-
sial, ekonomi, dan politik yang secara langsung maupun tidak lang-
sung akan rnengancarn keberlangsungan hegemoni suaru kelornpok.
Upaya iru rnisalnya diperliharkan oleh penyiksaan pengikut Kristus
oleh penguasa Romawi selama pergeseran dar; abad pemikiran klasik
ke pernikiran abad perrerigahan. Kekerasan yang sarna juga dialarni
penganut paham Heliosentris. Copernicus sendiri menunda sekian
rahun sebelum mernpublikasikan karyanya, karena ia sadar bahwa
konsep yang dikemukakannya berrenrangan dengan paharn yang
dianur oleh Gereja. Copernicus rerhindar dati arnarah pihak Gereja
karena dalam kara penganrar karyanya yang berjudul De Revollltioniblts
Orbiurn Coelestium (On the Revolution of the Heavenly Spheres) dicanrurnkan
bahwa apa yang ditulisnya barulah sekadar wacana, bukan kebenaran
yang sesungguhnya, Menurur kisah, kara penganrar itu diubah ranpa
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modern 47
semua pengetahuan yang hanya berupa kemungkinan. Ilmu pengera-
huan seharusnya hanya mengacu kepada hal-hal yang benar-benar di-
ketahui dan ridak boleh ada sedikir pun keraguan rencangnya.
Rasionalisrne Descartes berrnuara pada reduksionisme yang meng-
ajarkan bahwa semua fenomena alam hanya dapar direrirna jika dapat
direduksi menjadi pengerrian-pengerrian urnum yang kebenarannya
tidak dapar lagi diragukan. Dengan mengacu kepada reduksio-nisrne
ini, Descartes selan jutnya mengembangkan rnerode anal i tik, yaitu
berupa pernecahan pikiran dan masalah rnenjadi bagian-bagian kecil
dan menyusun kembali potongan-potongan iru sesuai tatanan logisnya.
Metode ilrniah Descartes rerdiri aras 4 tahap: (i) intuisi kriris,
yairu rnenolak semuanya kecuali yang relah dikerahui secara jelas dan
terpilah; (ii) analisis, yaitu membagi masalah ke dalam bagian-bagian
kecil yang dapar dikenali; (iii) sinresis, yairu rnenara kernbali bagian-
bagian yang relah dikenali di mulai dari yang paling sederhana sam-
pai rnendaparkan pengetahuan yang lebih kompleks; clan (iv) enume-
rasi, yairu rneninjau kernbali sernua secara umum, sehingga ridak ada
bagian yang rerabaikan.
Metode ini kernudian c1ikenal sebagai merode universal yang me-
rupakan dasar bagi kesaruan ilmu-ilrnu yang seJ anjurnya rnernicu la-
hirnya aliran posirivisrne dalarn filsafar ilmu pengerahuan. Pernikiran
Descartes lainnya adalah pemahamannya yang melihat alam sebagai
dua enriras yang cerpisah secara absolur, yairu alam pik iran (res
cogitans =benda berpikir) dan alarn rnareri (res extensa =benda luas).
Kelihatannya Descartes terpengaruh oleh ajaran Plato rentang Dunia
Ide yang dikernbangkan Iebih jauh oleh Arisroreles menjadi paharn
yang rnel ihat sernesra rerdiri atas dua subsransi yang berbeda, yaitu
substansi primer yang rnewakili alan, fisik dan subsransi sekunder
yang mewakili dunia pikiran arau ide.
Tetapi Descartes melangkah lebih jauh. Hasil konrernplasinya
mernbawanya kepada keyakinan bahwa pikiranlah yang dapar rnenya-
dari dan kemudian mernaharni keberadaan dan karakteristik alarn
materi ranpa mempengaruhi atau dipengarubi oleh alarn materi itu.
Sedangkan alam materi tidak lebih dari seperangkar mesin yang
runduk kepada hukurn-hukurn marernatis yang pasri. Bahasa sernesra
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modern 51
dasar rnanusia yang kernudian direrapkannya dalarn ekonomi dan po-
Iitik. Ia percaya bahwa hukum-hukurn alam yang mengatur manusia
adalah sarna dengan hukurn-hukurn yang mengatur alarn sernesta fi-
sik. Hukurn-hukurn alam iru mencakup kebebasan dan persarnaan
individu serta hak rnerniliki yang merupakan buah kerja seseorang.
Karya Locke ini rneninggalkan pengaruh yang kuat pada dua ali ran
utama psikologi klasik, behaviorisme dan psikoanalisis, serra pad a il-
mll ekonorni dan polirik, antara lain dalam benruk konsep individua-
lisme, hak milik, pasar bebas, dan pernerinrahan perwak ilan.
Pengaruh pernikiran mekanistis-dererrninistik ini juga terlihar
pada karya Adam Smith yang rnernperkenalkan konsep "rnekanisme"
pasar. Adam Smith percaya bahwa seperti alam sernesra fisik, pasar
pun merniliki dan tunduk pada hukurn-hukum rnekanis yang bersifat
dererrn inisrik.
Karya Karl Marx ten tang adanya hukurn besi mengenai sejarah
juga menyiratkan pengaruh pernikiran Newtonian. Demikian pula
halnya dengan karya Frederick W. Taylor "manajernen ilrniah" modern
dalarn bisnis, melalui bukunya The Principles of Scientific ,'1anagellzent
(1911). Taylor adalah seorang insinyur indusrri Arnerika yang cerobsesi
teotang penringnya efisiensi rnaksirnum.
Konrribusi para ilrnuwan cersebur berhasil mernbangun paradigms
ilrnu pengetahuan modern yang kira anur sekarang yang dikenal
sebagai paradigma Cartesian-Newronian. Paradigrna ini mernandang
sernesta sebagai kurnpulan objek yang saling berinreraksi dengan
senantiasa mengacu kepada hukum-hukurn yang bersifar dererrninistik.
Sifar atau karakreristik suaru benda dapar diketahui secara pasri de-
ngan menganal isis sitae bag ian perryusu rmya, dan ser iap bcnda se-
nantiasa terdiri aras bagian-bagian. Paradigrna ini juga beranggapan
bahwa alarn sernesra rerdiri dari bagian-bagian kecil (parrikel ele-
menter) yang bersifar rnasif Hubungan antara suatu benda dengan
benda lainnya dapar dihirung secara pasti.
Doktrin Utama Paradigma Newtonian
Berbagai ternuan dan pendapar ilrnuwan yang dijabarkan sebelurnnya
dapat dirangkurn ke dalarn beberapa prinsip utarna atau ajaran dasar
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan Sains fvlodern 55
Agar dapat menghasilkan kebenaran ilmiah, proses pengarnatan
harus dilakukan berdasarkan rnerode iI n) iah yang. sahih. J i ka tidak,
hasil yang diperoleh harus dirolak. loilah yang kernudian dikenal
sebagai paham Marerialisrne-Sainrisme (rnarerialisme ilrniah) yang
menjadi acuan dalam peneli rian-penelirian yang mernberikan konrri-
busi kepada kemajuan sains seperti yang kira lihar sekarang. Walaupun
perlu digarisbawahi, bahwa tidak sedikit pula rernuan ilmiah yang
diperoleh tanpa rnelalui metode ilrniah.
Doktrin objekrivisrne membuar manusia merasa rerpisah arau
bukan merupakan bagian dari alam lingkungan. I ni membuat rnanusia
rnerasa bebas untuk mengamaci sernesra derni mendapatkan pengeta-
huan yang diperlukan unruk mernanipulasi, mengontrol dan mernan-
faarkannya, Dengan kara lain, objekrivisrne mendorong lahirnya ilmu
pengerahuan dan reknologi yang mernberikan dorninasi manusia rer-
hadap alam lingkungannya.
Darnpak atau pengaruh lain dari dokrrin ini adalah semakin ber-
kembangnya paham Anrroposentrisrne yang memang merupakan ciri
khas paradigrna Newtonian. Sebagaimana relah disinggung sebelum-
nya, dua pendiri penring paradigrna ini, yairu Descartes dan Bacon,
memang mernandang sernesta sebagai sesuaru yang harus ditaklukkan
dan rnengabdi bagi kepentingan rnanusia. Pal/an) ini rnembuat mo-
dus berpikir dalam Sains Modern sangar bernuansa I nrrumenralisrne
yang melihar ke benaran ilrnu pengerahuan banya sernata diukur dari
kegunaannya dalarn memenubi kepenringan dan keburuhan material
.
manusra,
Per adaban Newt oni an
Paradigma Sains Modern Cartesian-Newtonian telah berhasil rnern-
bangun dunia dan peradabannya sendiri. Dunia yang marerialisris-
mekanisris, kuanritatif, objekrif, dan rasional, serta nyaris tidak me-
nyediakan rLlang bagi hal-hal yang tidak rerkuanrifikasi apa J agi yang
bernuansa spiritual dan rransendenral, Paradigrna Newtonian rnern-
batasi dirinya dengan hanya mernpelajari sifar benda material yang
dapar diukur dan mengabaikan yang ridak rerkuanrifikasi, karena di-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains 1v1odern 59
Reduksionisrne, salah saru dokrrin Newtonian, relah mengebiri
banyak aspek yang bersifar kualirarif seperri keindahan. Marahari
eenggelam direduksi menjadi panjang gelornbang dan frekuensi, mu-
sik Mozart dicoba dipaharni sebagai rangkaian bunyi yang diakibatkan
oleh dawai biola yang bergecar atau bahkan sebagai rangkaian noe ba-
lok atau rekanan jari-jari pada curs piano. Kesernuanya itu jelas tidak
dapar menggambarkan secara tuntas hakikar keindahan yang ada di
balik mara hari tenggelam atau musik iru.
Psikiater R.D. Laing (1972) menyarakan:
I:l\;Iatinya pemandangan, suara, sentuban clan ba, maka mati
pttlalah perasaan estetile (Ian etik, nilai, kttalitcts; bentltk, semua
perasaan, moti], kehendak, [iu/a. lsesadaran dan rob. karena penga-
laman semacam itN telah ciikesallzpingkan dalam pembicaraan ilmiab".
Cara berpikir mekanisris juga relah menjadi trade-marl: peradaban
rnanusia modern. Upaya-upaya untuk rnencapai suatu rujuan direduksi
menjadi serangkaian langkah mekanis yang di jamin dapar rnencapai
sasaran dengan wakru yang relatif singkat. Naisbit, dkk., (1999) me-
namakan fenomena ini sebagai buaya band-aid. Dalam penelitiannya,
rnereka berbasil rnengurnpulkan puluhan buku swabantu yang rnena-
warkan Iangkah-Iangkah prakris seperri itu. Buku-buku seperri Tltjuh
Rabasia Sex Allellzbara; Empa! Penyelama; Pernieaban; Tttjtth TahctJ) Ke-
kttatan dan Penyembuhan; Sebelas Kunci Genetilsa lt17tuk Kebangkital1 Spi-
ritual, dan buku-buku sejenis lainnya, dicerak seriap minggu dan ci-
dak pernah ada habisnya. Ini rnerefleksikan pola hidup rnanusia mo-
dern yang tidak rnau lagi rnerenung dan berpiki r serta senantiasa
meoginginkan pernecahan masalah secara insran.
Bagaimana hidup sehar, di samping dapar ditunrun dengan buku-
buku seperri yang diseburkan eli aras, juga dapat diperoleh dengan
rnenelan berbagai vitamin dan mineral yang dikernas dalam benruk
rnakanan suplernen. Naisbitt, dkk., (1999) rnelaporkan bahwa orang
Amerika mernbelanjakan cidak kurang dari $ 700 jura per rahun ha-
nya untuk rnernbeli vitamin cepat-rnanjur. Malah, rulis Naisbirt, ada
industri yang rnengernbangkan suplemen-untuk-suplernen, Absorb-
Aid, yang mengklairn rnampu rneningkarkan daya serap rubuh un-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modern 65
dalam budaya kira, Perguruan ringgi yang dianggap maju adalah
lembaga yang nlampu mernberikan konrribusi kepada pengernbangan
ilrnupengetahuan, khususnya reknologi, yang rnernberikan kemarn-
puan kepada manusia untuk mengendalikan dan mengeksploirasi
alam.
Ke"aku"an melihar dunia sebagai ternpac yang berbahaya dan ber-
rnusuhan, karena sernua yang hidup di luar sana terpisah dari "sang
aku". Chopra (1989) menyarakan bahwa keakuan tidak pllnya pilihan
lain kecuali terus rnenerus mernbangun dan mernperkuat rernbak
pernbatas sepanjang wakru. Alasannya sarna dengan alasan sebuah
kota di abad pertengahan mendirikan benteng, yairu unruk perlin-
dungan. Fenomena perlombaan persenjaraan dan pernbangunan keung-
gulan militer yang rnerupakan trade marl: zarnan modern adaJ ah kon-
sekuensi logis dari eara berpikir ini, yaitu unruk rnelindungi diri dari
ancaman pihak J ain agar senantiasa mampll rnenjaga hegernoni demi
untuk keberlangsungan proses rnernuaskan diri sendiri. Ini lahan
titerikal dari paharn dualisrne yang diajarkan Descartes.
Illustrasi yang dirulis Walters (1972) ten tang Stalin sangat tepat
digunakan unruk rnenggarnbarkan ketakuran akibar keaku'tan. Stalin
ridak pernah percaya kepada siapa pun. Ternan-ternan terdekatnya
pun rnerupakan objek keridakpercayaannya yang paling dalarn yang
dianggapnya senantiasa rnenanti kesernparan untuk rnenyerang balik
dengan kekejaman yang sama seperri yang sering dilakukannya.
Orang seperti Stalin, dengan kadar "kegilaan" yang berbeda, sangat
banyak berkeliaran di dunia ini, kira rnungkin rermasuk salah
seorang dari rnereka. IniJ ah dunia Newtonian yang tidak menawarkan
apa-apa, kecuali dorninasi bagi yang kuat serra kekerasan, ketakutan
dan kerertindasan bagi mereka yang lemah!
Stabi/itas dan Kepastian
Peradaban Newtonian adalah peradaban yang berbasis pad a kepasrian
dan stabilitas. Kita yang hidup di dalarnnya menjadi sangac rerbiasa
dan merasa nyaman dengan kepasrian dan srabilitas itu, Kica malah
rnernbutuhkannya pada sernua aspek hidup dan kehidupan kira.
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
74 KE MANDIRIAN LOKAL
rnendeskripsikan sebuah fenomena, blJkan dengan ana/isis legis atau
matematis, tetapi dengan gambar-gambar yang '!llerangsang ilrtajinasi.
Bahasa sehari-hari berkembang karma pengalaman keseharian dan
tidak akan pernah rnela1rzpaltibatas pengala'!lzan. Fi.rika kla.rik mem-
batasi diriny pada penggll.naan konsep-konsep seperti itu. Dengan
menganalisis gerak-gerak yang terlihat. fisika klasik mempunyai ca-
ra untuk 11te11ggambarkannya dengan proses-proses elementer gerakan
partikel gefonzbang dan cahaya. Tidak ada cara lain lIntllk memberilean
gambafan tentang gerak selain jtlt, sehingga kita terpaksa mengapli-
kasikanny(.t pada proses atom, di mana fisika klasik bancur beran-
takan.
(Max Born, 1957 dikutip dalam Zukaf, 1979).
Terdapar beberapa fenomena kuanrurn yang rerasa aneh atau sulit
dirnengerri dengan rnenggunakan paradigms Newtonian atau Sains
Modern. Empat di antaranya adalah: (i) dualitas partikel-gelornbang
dan peran serta pengamar, (ii) prinsip kecidakpascian Heisenberg,
(iii) prinsip nonlokalicas, dan (iv) teori rnedan kuanturn.
Dualitas Gelombang-Partikel dan Peran Serta Pengamat
Elekcron beserta elemeo subatom lainnya mernperlihatkan perilaku
yang aoeh. Elemen-elernen ini mewujudkan dirinya sesuai dengan
peralatan yang kita gunakan untuk mengamarinya. J ika kira meng-
gunakan peralatan untuk mendeteksi partikel, elemen itu akan me-
nampakkan diri sebagai parrikel, Sebaliknya, jika peralatan yang
digunakan unruk mendeteksi gelombang, ia akan mewujudkan diri-
nya dalam bentuk gelornbang.
Konrroversi gelornbang-partikel dapar direlusuri ke masa silarn
ketika Newton dan Christian Huygens (1629-1695), seorang fisikawan
Belanda, berdebar mengenai watak cahaya. Huygens yakin babwa ca-
. ,
haya terdiri atas parrikel-parrikel, sedangkan Newton percaya bahwa
cahaya terdiri aras gelombang. Keyakinan Newton ini berdasarkan
pada model gelombang cahayanya yang memberikan hasil yang se-
suai dengao pengamatao pada peristiwa pernanrulan, pembiasan, di-
frasi, dan interferensi.
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
78 K E M I \N D I R I A N L OK A L
mal11pu rnengerahui aspek realitas yang sedang kira cari dan rnenutup
kernungkinan unruk rnengerahui sisi lainnya. J awaban yang kira per-
oleh selalu sesuai dengan pertanyaan yang kita ajukan. J ika kita
mengajukan perranyaan yang berbeda, maka kita akan mendaparkan
jawaban yang berbeda pula.
Suaru ilusrrasi menarik mengenai hubungan antara cam bertanya
dan jawaban, dalarn hal ini dapar berarri realitas yang kita lihar dan
terirna, diberikan oleh Zohar dan M arshall (2000) sebagai berikut.
Pada tahun 1997, Sunday Times L ondon menyelenggarakan dua je-
jak pendapar umurn renrang ringkat kepercayaan agama di I nggris.
D alarn jejak pendapat pertama, masyarakat diranya apakah mereka
pergi ke gereja pada hari M inggu. Hanya 10 persen yang meojawab
"ya". M aka disirnpulkan bahwa I nggris bukanlah negara yang religius.
N arnun, pada jejak pendapat kedua yaog diselenggarakan enam bu-
lan kemudiao, diranyakan: "APakah Anda percaya keparia Tuben?" 'fer-
hadap perranyaan ini, 80% responden menjawab "ya", dan karenanya
dapar disimpulkan bahwa I nggris benar-benar negara yang religius.
Sirnpulan yang berrolak belakang dengan hasil jejak pendapat perrarna.
I ni merupakan contoh praktis dari Prinsip K etidakpasrian,
Prinsip Non-Lokalitas
D unia probabiliras, sesuai dengao cafsiran K openhagen, sangar tidak
disenangi E instein. I nilah yang rnenjadi pemicu perdebatan berseja-
rahnya dengan Bohr. Serelah percobaan pikirannya yang diberi nama
korak cahaya E instein ridak berhasil menggugurkan prinsip ketidak-
pastian Heisenberg, E instein bersarna dengan dua kolega mudanya,
Boris Podolsky dan N athan R osen, kernbali menan tang Bohr dengan
merancang suatu percobaan pikiran yang kemudian dikenal dengan
nama Paradox EPR (singkaran dati E instein Podolsky R osen).
Percobaan E PR terdiri aras sepasang partikel, misalnya elektron A
dan .B dalarn keadaan ruoggal, artinya kedua spin-nya saling menia-
dakan dan menghasilkan spin total =O. K eduanya digerakkan saling
rnenjauhi. J ika dalam arab terrentu spin A dirernukan dalam keadaan
"atas", maka dalam arah yang sarna, spin B harus dalam keadaan "ba-
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
82 KMANDIRIAN LOKAL
mutual rnereka (Capra, 1977). Dengan dernikian, medan adalah
pengangkut seluruh fenornena maceri, Keberadaan dan hilangnya
partikel-partikel hanyalah akibar dari adanya gerak medan.
Semesta tidak kosong, terapi cerisi oleh berbagai medan gaya, yaitu
strukrur nonrnareri yang merupakan bahan dasar semesra. Medan ini
.
tidak dapat dilihar terapi dapar dirasakan pengaruhnya, Konsep rnedan
ini berguna unruk menjelaskan aksi-reaksi yang dipengaruhi dari jarak
jauh (lihuekernbali konsep non-Iokalitas yang dijabarkan sebelurnnya),
Benda-benda yang kira lihat atau kira arnati dalarn percobaan, se-
perti perwujudao fisik rnareri dalarn bentuk partikel, merupakan efek
sekunder dati rnedan. Partikel mewujud ke dalam benruk, sering kali
untuk sernentara waktu, ketika dua atau lebih medan berternu (ber-
superposisi). Dengan kata lain, parrikel mewujud ke dalam bentuk
sebagai akibat superposisi dua arau lebih medan, karena itu kebera-
daannya lebih sering bersifat sernentara. Parrikel cerbenruk dan
kemudian lenyap merupakan hasil superposisi medan-rnedan secara
rerus menerus.
Teor i Chaos
Chaos senanriasa berada di sekeliling kita. Dalarn srrukrur sebarang
pohon, di dalarn pernbuluh darah arau di aliran sungai-sungai. Ia rer-

dapar pada aliran rurbulensi fluida, irarna janrung, dan pernbenrukan


protein. Kecenderungan chaorik juga terlihar pada fluktuasi siklus
bisnis, perlombaan persenjataan, serta populasi binatang liar. Apakah
ini berarti bahwa alarn sernesta berul tanpa aruran arau strukrur?
Apakah sernua peristiwa dan kejadian terjadi secara random dan ti-
da.k dapat dijelaskan, atau adakah alasan yang baik untuk rnenjelaskan
rnengapa mereka berlaku seperti itu?
Pada dasarnya, semua keridakteraturan leu disebabkan karena se-
rnesta rnerupakan sistern nonlinier, sistem yang merniliki laju peru-
bahan yang ridak konsran, Merniliki perubahan yang ridak konsran
berarri laju perubahan senanriasa berubah. Misalnya cuaca berubah
dengan laju yang tidak sarna, demikian pula gerak objek dan perila-
ku pasar,
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
86 K E M A N D I R I A N LOKAL
Contoh klasik dari pengaruh kondisi awal diperlihatkan pada mo-
del cuaea Lorentz. Gejala chaos perrama yang terarnati secara ridak
sengaja oleh Lorentz dengan model cuacanya, disebabkan karena ia
ingin rnengarnbil jalan pinras dalam proses simulasi modelnya. D i-
kisahkan bahwa pada saat itu, Lorentz, derni menghemat waktu si-
rnulasi, mernuruskan untuk mernulai proses sirnulasi tidak dari awal,
rerapi pada bagian perrengahan dari seluruh rangkaian irerasinya. Pa-
da kondisi itu, ia mernasukkan angka yang diperolehnya dari printout
hasil simulasi sebelumnya. Setelah proses simulasi dilanjutkan, Lo-
rentz mendapatkan hasil yang sama sekali di luar dugaan. I a ke-
rnudian rnenyadari bahwa penyimpangan yang begiru besar, disebab-
kan karena ia mernilih angka 0,506, padahal angka yang sebenarnya,
yang rersirnpan pada memori kornputer, adalah 0,506127. Perbedaan
yang keeil itu ternyara bermuara pada hasil yang ridak dapar diperki-
rakan. Lorenz kemudian rnenyadari bahwa perbedaan dalam orde
rnenir pada kondisi awal, ini mungkin serara dengan riupan angin.
memiliki potensi unruk menimbulkan topan. fa menyimpulkan bah-
wa dua keadaan yang perbedaannya tidak berarri dapar berevolusi
menjadi dua keadaan yang sangat berbeda. D engan kata lain, karena
dalam dunia nyata sangat sulir unruk rnendaparkan nilai pengamatan
yang repar, maka ramalan cenrang keadaan masa depan mungkin
menjadi mustahil.
Berdasarkan percobaan itu, Lorenz menernukan dasar utarna Teori
Chaos bahwa suatu sistern yang rerdiri atau diformulasikan oleh
beberapa variabel persamaan sederhana dapac rnenghasilkan perilaku
kompleks yang tidak dapat diprediksi atau diramalkan sebelurnnya.
I amenernukan bahwa perbedaan kecil pada nilai saru variabel memiliki
dampak yang sangat besar terhadap keseluruhan siscern. D alarn ba-
hasa Chaos, sistern yang berevolusi sangae sensirif rerhadap kondisi
awal.
Atraktor
Walaupun kelihaean kaeau aeaueidak rerarur, perilaku sisrern kompleks
dipengaruhi oleh keberadaan sejumlah atrakror (attraetor).
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
90 KEMANDIRIAN LOKAL
telejensia. Mereka merasa bahwa mereka sedang kembali ke kecen-
derungan dalam sains rnenuju reduksionisrne, anal isis SiSCelTIdalam
benruk kornponen-kornponen penyusunnya: qttark, Chr01TtOS0171e, atau
neuron, rerapi mereka juga percaya bahwa mereka sedang mencari ha-
kikar keseluruhan (the ~lJhole).
Menge/a/a Chaos
Sistern yang ingin bercahan hidup dalam era sekarang, harus merniliki
kemampuan untuk mengelola chaos. Sains Baru baru saja mengambil
langkah awal unruk meningkatkan pengerahuan manusia dalam
mengelola chaos.
A. Hubler (1992) dan S. Guestello (1992) menernukan cara me-
ngelola chaos pada sistern alamiah dan sosial. Merodcnya berbasis pa-
da upaya menemukenali rezirn chaos dominan dan menarnbahkan
chaos yang selaras untuk rnemperrahankan keseimbangan anrara ke-
kacauan dan keteraturan. Dengan kara lain, mereka rnencoba untuk
mengeJ ola chaos deogan chaos. Guetello mendernonsrrasikan reknik
ini dal.am pengelolaan chaos di bidang dinarnika popuJ asi dan pro-
dukrivitas tenaga kerja.
Pada urnumnya, penel irian dalam pengelolaan chaos baru dalam
rahap sangat awal, dan diharapkan di rnasa depan kita akan dapar
mengarasi chaos pada sisrem-sistern yang lebih kompleks, rerrnasuk
sisrern manusia (h,tlnan system).
Frakt al
Benruk-bentuk geornerri tradisional yang kira kenal, seperri garis
Iurus, kurva, kerucur, bola, dan lainnya jarang kira ternui di dalam
kehidupan sehari-hari, Gunung bukanlah sebuah kerucut, dernikian
pula awan bukan bola apalagi bidang dacar. Dengan kata lain,
bentuk-bentuk geomerrik klasik yang kira kenai iru sangarlah tidak
memadai unruk merepresenrasikan fenornena-fenornena alamo Me-
nyadari hal itu, Benoit Mandelbrot, seorang maternatikawan Prancis,
mengernbangkan geomerri baru yang dinamakannya sebagai Geomerri
Bahan dengan hak cip1a
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan Sains Modem 95
Dimensi fraktal ini walaupun pada mulanya hanya rnerupakan ide
rnarernatis yang absrrak, rerapi kemudian beralih fungsi, kareoa ia
dapat digunakan unruk mengukur kornpleksitas suaru fraktal. Semakin
tinggi dirnensi suatu fraktal, semakin rumit benruk geomecrinya. Se-
bagai contoh, dimensi frakral panrai Inggris kira-kira 1,58, sedangkan
pantai Norwegia yang lebih kasar merniliki dimensi kira-kira 1,70
(Piergen, dkk., 1990 dikutip dalam Capra, 1996).
Kegunaan Fraktal
Pada awal dikembangnya, frakral sepenuhnya merupakan objek mate-
rnarika. Terapi sejak dirernukan bahwa atrakror asing tidak lain ada-
lah sosok fraktal, maka geornetri fraktal menjadi salah saru peralatan
urarna dalam anal isis Chaos. Frakcal dapar digunakan untuk meng-
gambarkan fenomena kompleks, rnernbanru untuk mernahami turbu-
lensi, tidak hanya bagairnana rurbulensi terjadi, retapi rerrnasuk pula
gerak rurbulensi iru sendiri.
Dua karakreristik fraktal yang telah dijelaskan sebelumnya, yairu
keserupaan diri dan dimensi frakeal, mernbuka pel liang unruk pe-
rnanfaaran frakral dalarn analisis sistern kompleks. Keserupaan diri
dapat digunakan untuk memperkirakan perilaku keseluruhan siseem
dengan mengerahui perilaku bagian-bagiannya, rnisalnya dalam pe-
modelan pembuluh darah, serta anal isis gempa burni. Sedangkan di-
mensi frakral antara lain dapar digunakan dalam anal isis kekuatan
bahan. Dengan mengetahui dimensi frakeal permukaan suatu logam
rnisalnya, dapat diperkirakan kekuatan logam rersebut.
Teor i Kompl eksi t as
Teori Kompleksiras adalah Sains Baru rentang sisrem-sistern kompleks,
yaitu sistern yang terdiri atas sejurnlah besar variabel yang saling
berinteraksi saru sama lainnya dengan eara yang sangat beragam.
Kornpleksitas disebabkan oleh adanya kererkaitan (interkoneksiras)
yang intens antara berbagai "kornponen" arau "bagian" sisrern yang
saling pengaruh memengaruhi di mana seriap "kornponen" merniliki
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modem 99
Titik Bifurkasi
Tirik Bifurkasi (bi/lIn:ation point) atau biasa pula dinamakan "titik
percabangan dua" adalah fenomena di mana sebuah sisrern rerbagi ke
dalam dua kemungkinan perilaku (behaviot') akibat perubahan kecil
pada San] parameter, Perubahan lebih lanjuc akan mengakibatkan
terjadinya percabangan dua dalarn interval regular, sarnpai pada ak-
hirnya sistern masuk ke kondisi chaos. Rangkaian dari insrabiliras,
melalui peniogkacan kornpleksiras, rnenjadikan chaos rnerupakan fe-
nomena umurn dari suatu sisrern kompleks.
Keberadaan ritik percabangan dua yang diremui pada sisrern-sis-
rem hidup, rnernberikan kebebasan kepada sistern untuk memilib be-
berapa keadaan yang mungkin. Pilihan ini umurnnya tergantung pa-
da sejarah sistem. Dalarn arti proses pernilihan akan banyak direnrukan
oleh acuan yang dimiliki sistern tseif-reference). Walaupuo dernikian,
rerdapar indererrninasi pada tirik iru sebingga kelakuan sifar rnenjadi
sulit unruk diprediksi.
Pad a ririk percabangan dua, struktur disipatif (pengertian srrukrur
disipatif akan dijelaskan kemudian) rnenunjukkan kepekaan luar bia-
sa terhadap flukruasi-flukruasi kecil yang rerjadi di lingkungannya.
Dengan kara lain, suatu fluktuasi kecil yang bersifar acak dapat me-
mengaruhi pilihan jalur. Karena semua siscern hidup berada dalarn
Iingkungan yang berflukruasi secara konrinu, dan karena kira tidak
akan pernah dapat mengerahui fluktuasi apa yang akan rerjadi, maka
kira juga tidak akan pernah mampu memprediksi rnasa depan jalur
sisrernnya (Capra, 1996).
Sistem Swatata
Fenornena pengaturan di ri atau swatara (sei/-ot-ganization) terarnati pa-
da harnpir semua aspek kehidupan sehari-hari, rnulai sistern fisik, ki-
mia, biologi, psikologi sampai sistern budaya.
Burung angsa yang cerbang dalam kelompok yang teratur meru-
pakan salah saru contoh sisrern pengaturan diri. Mereka saling Ole-
nyesuaikan diri dan beradaprasi dengan kelompok-kelompok lainnya
dan secara ridak sadar mengatur diri mereka ke daJ am formasi yang
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan Sains Modern 103
Dari analisis basil pengarnaran kedua pereobaan itu, Prigogine
rnenyirnpulkan bahwa scrukrur-srrukrur disiparif cidak hanya rnarnpu
mernpertahankan dirinya dalarn keadaan stabil yang jauh dari kese-
imbangan, tetapi bahkan mungkin mengembangkannya. Kerika aliran
energi dan materi yang 111ele\V3Ci mereka meningkat, rnereka rnungkin
mengalami inscabiliras. Instabilitas ini dalarn beneuk flukruasi-fluruasi
yang relarif keeil diperbesar oleh pu(aran urnpan balik yang akhirnya
bermuara pada proses rransforrnasi diri menjadi strukrur baru dengan
kornpleksiras yang sernakin meningkar.
Proses ini menunjukkan bahwa putaran umpan balik yang tak ter-
kendali yang dulunya dipandang sebagai sesuaru yang descrukrif
dalarn sibernerika, tarnpak sebagai surnber bagi keteraruran dan
kornpleksitas baru dalam Teori Struktur Disiparif Konsep Prigogine
ioi mernperkenalkan suatu perubahan radikal dalam pandangan ilmu
pengerahuan, khususnya terrnodinamika klasik yang selalu menghu-
buogkan pernbuyaran energi dalam perpindahan panas, friksi, dan
lainnya, dengan kerusakan. Sebaliknya, Progogine menunjukkan bahwa
dalarn sisrern rerbuka, proses pernbuyaran energi justru rnenjadi
sumber keteraruran,
Mekanisme Swatata
Perubahan secara acak mendorong rerjad inya swatara, rnernungki nkan
eksplorasi terhadap ruang-keadaan yang baru, Ini berkaitan dengan
basins of attraction dari sistem. Perubahan rnendorong sisrern bergerak
sepanjang rrayekcori ke suatu arrakror, yang rnerupakan tahana yang
swatara. Gangguan (noise) atau Hukruasi mernungk inkan suatu sisrern
meninggalkan suaru basin dan mernasuki basin yang lain. Dengan
dernikian, suatu sistern dapar mendekati organisasi yang optimal
arau beralih di anrara beberapa arraktor alrernatif
Arraktor dapar rerbencuk akibac adanya superposisi antara beberapa
gaya. Pada pernbenrukan strukrur suaru sungai misalnya, atrakrornya
adalah gabungan dari pengaruh variabel global dan variabel lokal.
Variabel global pada conroh ini adalah gay a gravicasi, sedangkan va-
riabel lokalnya berupa kondisi perrnukaan dasar sungai, rnulai dati
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modem 1 0 7
sebagaimana diyakini dalam fisika Newtonian, menambah energi ba-
ru yang semakin rnenggoyahkan eksistensi paradigrna Newtonian.
Yang lebih penring adalah anornali-anomali iru berasal dati dunia fi-
sika yang rnenjadi ibu dari paradigma Newtonian. Mudah dimengerti
mengapa irnplikasi anornali ini menjadi sangar penring, dibandingkan
misalnya dengan anomali yang berasal dari bidang ilmu lainnya,
Fenornena lain yang ridak dapar dijelaskan dengan baik oleh pa-
radigrna Newtonian adalah yang berkaitan dengan informasi. Sejak
beberapa dekade lalu, inforrnasi menjadi bagian yang tidak rer-pi-
sahkan dari kehidupan rnanusia dan kecenderungan keterkaitan ini
sernakin meningkar dari wakru ke waktu. Beberapa ilrnuwan sedang
berupaya rnernbuktikan bahwa parrikel elernenrer penyusun sernesta
bukanlah berwujud materi, sebagaimana yang dianut oleh paradigrna
Newtonian, retapi berupa informasi. J ika kemudian prernis ini rerbukri
benar, maka paham marerialisme-reduksionisrne yang dianur selama
ini oleh pengikur Newtonian jelas tidak akan dapat lagi dipertahankan.
Uraian singkar di aras menuntun kira bahwa pada saar ini seridak-
nya kita merniliki dua alrernatif paradigrna baru ilmu pengetahuan.
Pertama, paradigrna Holisrne-Dialogis yang antara lain berawal dan
Inengacu kepada Fisika Kuantum dan Sains Baru Iainnya, sedangkan
yang kedtta adalah paradigrna Digitalis-Inforrnatisme yang dipicu
oleh berbagai gagasan dan cernuan-remuan baru di bidang inforrnasi.
Par adi gma Hol i sme-Di al ogi s
Ada beberapa nama yang diberikan kepada paradigrna ini. Pertama,
Holisme-Ekologis, unruk menunjukkan bahwa paradigma ini meng-
anut paharn holistik yang berwawasan ekologis, tepatnya ekologi-da-
lam (deep-ecology). Ekologi dalarn berbeda dati isrilah ekologi yang se-
ring kira gunakan sehari-hari (environrnenralisrne dangkal) yang ha-
nya sekadar berkairan dengan pengendalian dan manajernen ling-
kungan alarn secara efisien demi kepentingan manusia. Ekologi-da-
lam, menurut Capra (1966), menyadari bahwa kesetimbangan ekologis
rnernerlukan perubahan-perubahan mendasar dalam persepsi kira
tenrang peran manusia di dalam ekosisrem planet. Ringkasnya,
Bahan dengan nak clpta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan Sains Modern 111
rnungkin saja disebabkan hanya oleh kernacian seekor kupu-kupu,
karakanlah di Mexico pada beberapa abad yang lalul
Di sarnping iru, pengkorakan ilrnu ke dalam berbagai disiplin
yang dulunya berhasil mendorong perkernbangan ilrnu pengecahuan,
rernyara sejak beberapa dekade terakhir ini rnulai diragukan ke-
absahannya, anrara lain disebabkan karena pernecahan rnasalah rnenurut
suatu disiplin sering rnernicu berkembangnya rnasalah lain pada
disiplin ilrnu atau aspek hid up yang lain. Misalnya, perrumbuhan
ekonomi yang dipilih sebagai sebagai jawaban unruk rneningkarkan
kualiras kesejahteraan masyarakar, cemyara dalarn banyak kasus me-
mieu kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan rneng-
harnbar upaya perturnbuhan ekonorni iru.
Sebenarnya, sernesta sebagai perwujudan jaringan sudah dikerahui
sejak lama. Ajaran tbejeuel Net of lndra yang merupakan pilar uta-rna
dari ajaran Hua- Y en Budhisrne, rnenyarakan bahwa sernesra ini rnirip
dengan rangkaian perrnata. Seriap permaea mernanculkan bayangan
perrnaea yang lain. Perrnara-permata yang diseburkan rerakhir juga
mernantulkan bayangan pennata yang diseburkan perrarna. Pan-
dangan filosofis ini rnenunjukkan bahwa kira ridak akan rnungkin
mernaharni sernesra dengan rnengarnaci "bagian"nya, karena setiap
"bagian" iru mengandung dalam dirinya "bagian-bagiari'tlainnya.
Ajaran jewel Net ini menjadi lebih kuar dengan diternukannya
DNA. DNA yang acla pada satu sel rnerniliki atau rnenyimpan sernua
inforrnasi ~ang ada pada sernua sel yang menyusun suaru organisme.
Hal yang sama digarnbarkan oleh frakral. Sebuah frakral ridak akan
pernah dapar kita analisis dengan membaginya rnenjadi bag ian-
bagian yang lebih keciJ , karena seciap bagian iru rnasih mengandung
kompleksiras inforrnasi yang dimiliki oleh frakral secara keseluruhan.
Fenomena yang sama juga reramati pada gam bar hologram. Gambar
seeker kucing yang kira rekam pada keping plat hologram akan
selalu rnenampakkan gam bar proyeksi yang sama jika plat jtu kita
sinari dengan laser, walaupun plat itu relah dibagi rnen-jadi 2 (dua)
atau bahkan lebih kecil lagi. Memang, gam bar proyeksi kucing yang
kira peroleh akan menjadi lebih kecil dibandingkan de-ngan sebelurn
plat dibagi.
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modern 117
tubuh terap marnpu berfuogsi sebagairnana mesrinya, padahal sel-sel
penyusunnya senantiasa berganri seeara periodik?
Unruk menjawab perranyaan di atas dilakukan sejurnlah penelirian
yang hasilnya menganrar kita pada satu sirnpulan bahwa inforrnasi
rnernainkan peran yang ridak kecil. Inforrnasilah yang rnernelihara
format dan juga fungsi dari suaru srrukrur. Bukti kuar dari simpulan
ini dapar diperliharkan pad a teori DNA pada disiplin ilrnu biologi.
DNA-lab yang membuar suaru sel cerap seperci sernula, walaupun
unsur-unsur pembentuknya senanriasa berganti. Rangkaian D.NA-J ah
yang membuar suaru rnahkluk hidup berbecla clibanclingkan dengan
rnakhluk hidup lainnya.
Peran inforrnasi yang begiru penring menyebabkan berkembangnya
spekulasi bahwa unsur dasar pernbangun alarn sernesta adalah infer-
masi, bukan atom atau parrikel subarornik lainnya, sebagairnana
yang diyakini oleh kalangan pengikur paradigma Newtonian. Infer-
masilah yang rnernbenruk kereraruran, mendorong perrurnbuhan ser-
ra rnenenrukan apa yang hidup. Inforrnasi adaJ ab struktur pokok se-
kaligus proses dinarnis yang menjarnin kehidupan.
J ika gagasan bahwa inforrnasi merupakan unsur pokok penyusun
sernesra dapat dibuktikan, rnaka dualitas pikiran-tubuh yang diper-
kenalkan Descartes yang kernudian rnelahirkan paharn dualisrne da-
lam Sains Modern akan ronrok. Implikasinya akan rnencengangkan,
karena kira akan menghasilkan ilmu dan teknologi yang berbasis pa-
da kesadaran manusia. Pikiran kira akan dapat rnernengaruhi atau
bahkan mengendalikan perwujudan realiras fisiko
Pergeseran Objektivisme ke Kontekstualitas
Bola yang rerlerak dikejauhan akan rerlihar sebagai cakrarn dua di-
mensi. Nanti serelah diamari pada jarak dekar, bola akan terlihar se-
bagai benda riga climensi. Pengarnaran sederhana ini, yang kernudian
rnelahirkan konsep dimensi frakral, rnenunjukkan bahwa realitas S:1-
ngat tergantung kepada posisi dan cara kica mengamarinya. Penga-
larnan serupa tetapi lebih rurnit adalah pad a pengamatan elekrron yang
sangae menggugah pernaharnan baru rnanusia rerhadap realitas sernesra.
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modem 121
Kisah ten rang beberapa orang buta yang rnendiskusikan wujud
seek or gajah merupakan conroh lain yang sangar baik digunakan
unruk menggarnbarkan kererbacasan ilrnu dalarn merefleksikan se-
rnesta. Orang bura yang memegang kaki gajah rnenjelaskan bahwa
gajah sangac menyerupai bacang pohon kelapa. Y ang men1egang ekor
menyirnpulkan bahwa gajah adalah seucas cambuk. Y ang merneriksa
bagian cubuh yang Lain rnerniliki sirnpulan yang lain pula. Semua ke-
sirnpulan itu benar karena dapat rnenggambarkan sebagian dari rea-
liras, rerapi sekaligus salah karena ridak menggambarkan sosok gajah
yang sebenarnya.
Uraian di aras mengantarkan kira kepada sirnpulan bahwa tidak
ada bentuk pengukuran yang nerral, karena disadari bahwa sernua
objek pengamatan, cerrnasuk pengamatnya sendiri, saling cerkait de-
ngan "objek" lainnya. Para ahli fisika rnenyeburkan kesadaran ini
konrekstualisme, kepekaan terhadap saling kererganrungan antara
bagaimana segala sesuatu rerlihar dan lingkungan yang rnenyebab-
kannya tarnpak dernikian.
Itulah sebabnya, pergeseran paradigma ini sering disebutkan sebagai
pergeseran dari dokrrin objekrivisme ke konreksrualisme, atau dari
objektivisrne ke proses episrernologi.
Pergeseran Determinisme ke Probabilitas
"Alam sernesra adalah gelornbang probabiliras", sebagaimana dise-
burkan sebelumnya rnerupakan pernyataan yang terasa aneh bagi
penganur paradigrna Newtonian yang percaya bahwa ringkah laku
alarn sernesta seriant iasa dapar diramalkan secara pasr i,karena cunduk
pada hukurn-hukum yang bersifar deterrninistik.
Prinsip keridakpasrian Heisenberg rnenyarakan bahwa kira ridak
dapat rnengetahui secara simultan posisi dan gerak partikel secara
pasri. Dengan dernikian prinsip ini menggugurkan premis awal dok-
rrin dererrninisme yang dikernukakan oleh Pierre Simonde Laplace:
"kalalt satu saat kitd mengetahui posisi dan gerak semua partikel di
alam semesta, kita bisa tllangetahlli kelakttClI11Zya jlada saat kapan
pun, di masa Ial (Itetl/p"n di masa depan. n
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modern 125
atom masih dapar dibagi lagi menjadi partikel lain yang "lebih"
elernenrer,
Berbagai ternuan pada tararan mikroskopik itu relah memicu sirn-
pulan dari beberapa kelompok ilrnuwan bahwa partikel elernenrer
bukanlah rnerupakan partikel yang rerbuat dari mareri, retapi dari
energi. Tepatnya, partikel elernenter bukanlah terbuar dari energi,
retapi rnerupakan wujud dari energi iru sendiri. Paham inilah yang
kemudian memicu berkembangnya Mekanika Kuanturn yang akhirnya
bermuara pada pengembangan Paradigms Holisme-Oialogis yang
telah disinggung sebelumnya.
Di samping inrerprerasi itu, sebagian kelornpok ilmuwan melihat
partikel elernenrer ridak "dibangun" oleh rnareri dan atau energi, re-
tapi oleh inforrnasi. Gagasan inforrnarisme ini sebenarnya tidaklah
terlalu mencegangkan, jika kira rnencoba rnerunut kebelakang sejarah
perkernbangan ilmu pengetahuan. Energi dan rnateri dulunya juga
dianggap sebagai dua enritas yang berbeda, sampai kemudian Einstein
membukrikan bahwa keduanya adalah entitas yang sarna dalarn
wujud yang berbeda. Alur pikir yang sama dirernpuh oleh kelompok
ilmuwan itu yang mengamati kedudukan inforrnasi relatif rerhadap
energi dan materi.
Richard P. Feynman (1918-1988) misalnya, menduga bahwa se-
mestinya ada keterkairan anrara rnareri, energi, dan informasi. Dugaan
ini didukung oleh Norbert Weiner dalam bukunya Cybernetics (1948)
yang menyarakan adanya hubungan fundamental anrara energi menjadi
inforrnasi, dan merekornendasikan bahwa rransforrnasi inforrnasi,
bukan energi, merupakan elernen dasar pembangunan sernesta. Edward
Fredkrn mungkin rnerupakan pakar yang paling porensial yang men-
jadi pendukung paharn inforrnarisme. Pada awal rahun 1980-an ia
memperkenalkan teori baru yang berbasis pada gagasan bahwa sernesra
rerdiri aras ttltilnately of software. Ia menyarankan agar kita seyogianya
ridak lagi meoganggap ultimate reaiity dalam bentuk parrikel atau ga-
ya, retapi merupakan rangkaian bit inforrnasi yang dimodifikasi
mengikuti aturan-aruran kornpurasi. Fredkin rnendemonstrasikan
bahwa energi dibutuhkan unruk menyimpan dan memproses informasi,
dan kira dapar mengurangi jurnlah energi yang dibutuhkan itu, tan-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan S ains Modem 129
ngan berbagai sudut, gabungan dari beberapa segiriga dan konfigurasi
lainnya yang amat rnenarik. Konfigurasi ini tidak bersifar reguler te-
tapi juga ridak sepenuhnya acak. Kelihatannya memiliki beberapa
"aruran" (order) retapi tidak dapar diprediksi.
Berdasarkan tenl11annya ini, Wolfram sarnpai pada simpulan,
bahwa aruran-aruran dalam kelas 4 iculah, rerurarna aturan 110, yang
dapat digunakan unruk mensimulasikan sernesta. Ia percaya bahwa
kornpleksiras yang dihasilkan aruran-aruran ini dapat rnerepresenra-
sikan semua beotuk dan fenomena semesta. Iasangac yakin bahwa se-
mesra memang dikonsrruksikan dengan serangkaian algoritrna seder-
hana, sebagairnana diduga sebelumnya oleh Zuse dan Fredkin. Proses
algorirma sederhana itu menghasilkan poJ a kompleks dan bentuk da-
ri berbagai organisrne. Seleksi alam kernudian rnernilih organisme
yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalarn rekanan ling-
kungannya. Pendapat Wolfram ini jelas berseberangan dengan reori
evolusi tradsional yang melihar rnakhluk hidup dihasilkan oleh pro-
ses evolusi dan yang bertahan sampai saar ini adalah yang memiliki
kernarnpuan menyesuaiakan diri terhadap perubahan lingkungannya.
Wolfram rnenyarakan:
"Nfy c0111pal'ableidea is th(lt all is computation. You carl use compa-
tation as a unifying thread to study all kinds of .questions about
natural systems. JJ
Gagasan Wolfra.m ini tidak diterima sepenuhnya oJ eh berbagai
kelornpok ilmuwan, ancara lain diwakili oleh Ray Kurzweil yang da-
lam esainya di Internet yang berjuclul Reflections on Stephen Woljranz's
JJA Neur Kind of Science", menyatakan bahwa walaupun pernyataan
Wolfranl iru pada suaru kerika terbukri benar, ada saru pertanya.:'l11
yang perlu dijawab, yaitu mengapa organisme rnengikuti suatu arur-
an sederhana dan bukan aturan lainnya. Satu-sarunya jawaban yang
mungkin adalah karena seleksi alarn memilih aruran-aturan yang
memproduksi sistern kompleks yang dapar meningkarkan kecocokan
reproduksi (reproductive fitness) dan itu ridak direpresentasikan dalam
model Wolfram. Keberatan Kurzweil yang kecluaadalah ia menyang-
sikan kemampuan model AS merepresenrasikan secara baik kom-
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P aradigma Newtonian dan Sains Modern 133
pemutarannya di Arnerika, hanya dikalahkan oLehSpider "'fan (2002)
yang meraih $115 jura. Garnbaran kesuksesan ini mungkin dapat
dijadikan ukuran benruk penerirnaan kita terhadap paradigma digi-
ralis-informarisme ataukah sebaliknya?
Metode Analisis
Masalah yang dihadapi saar ini adalah kira belum rnerniliki peralatan
analisis yang rnernadai untuk mernaharni sernesta a fa pradigrna pas-
caNewtonian, karena selama ini hampir sernua peralaran dan rnerode
dikembangkan dalarn kerangka paradigma Newtonian. J ika kita ri-
dak dapar lagi menggunakan peralatan dan cara berpikir rradisional
yang kira rniliki, bagairnana kira bisa memaharni sernesta, Pertanyaan
seperti ini memang dapat rnernbuat frustrasi, khususnya para penganut
paradigrna Holisrne-Dialogis, Sedangkan bagi kaJ angan penganut
Digiralis-Informarisme, kelangkaan mecode ini bukanlah kendala
yang besar, karena reknik-reknik kornpurasi dan pernodelan relah
berkembang dengan baik, serta dirunjang oleh keberadaan kornpurer
yang semakin canggih. Terlebih lagi paradigma ini rnernang masih
berada dalam dunia yang sangar mengedepankan kemampuan rasio
untuk mernahami sernesra, sehingga pendekaran-pendekatan ilrniah
a fa Newtonian sedikir banyaknya masih dapat dirnanfaarkan.
Pendekatan ilmiah di era paradigrna Pasca Newtonian akan banyak
mernanfaarkan kernampuan-kernampuan non-rasional yang dalam
kerangka paradigrna Newtonian diharamkan pernanfaarannya, seperti
inruisi, ilharn serta berbagai bentuk kecerdasan spiritual. Pendekatan
seperri ini sebcnarnya bukanlah hal yang aneh, karena walaupun ri-
dak diakui sebagai rnetode ilrniah, rercatar banyak remuan-rernuan
ilmiah yang ridak rnelalui merode ilrniah yang kerar. Paul Feyerabend
(1924-1994), rnisalnya, rnenduga bahwa Teori Heliosenrris ditemukan
oleh Copernicus ridak rnelalui penelirian yang berbasis metode il-
rniah. Dugaan Feyerabend ini terurarna karena sernua data ernpiris
yang tersedia wakru itu menunjukkan dan mendukung bahwa benda-
benda langir beredar mengelilingi bumi yang sratis, Artinya, Coper-
nicus hanya dapar sarnpai pada simpulan sebaliknya, jika ia menernpuh
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
136 K E M A N DI R I A N Lom
retapi digunakan untuk meningkatkan inruisi renrang bagairnana sis-
tern bekerja sehingga mereka dapat berinreraksi dengan sisrern itu se-
eara lebih serasi. Simulasi ini merupakan media pelarihan yang efektif
untuk meningkarkan kepekaan inruitif, karena memberikan penga-
laman realitas yang bersifar langsung dan nonintelekrual yang muneul
dalarn suaru kondisi kesadaran yang luas.
Wheatley (1999) rnengornenrari pendekaran ini sebagai peodekatan
yang berbeda dengan reknik/analisis cradisional yang selama ini kira
gunakan. Dengan mernperhatikan bentuk dan gerakan siscern serta
berusaha selaras dengannya, kita akan mernperoleh kepekaan yang le-
bih besar terhadap sisrern, dan menernukan kembali peran kira dalam
rnengelola sistern rersebut. Tujuan pendekaran ini bukan sekadar un-
tuk menernukenali satu atau sejumlah variabel, melainkao diarahkan
unruk rnencapai pernahaman berdasarkan jaringao aktiviras dan hu-
bungan yang mernbenruk sistern rersebur. Fisikawan David Peat
menjelaskan dengan:
"geraean lembut .... yang melibatean tindalsan-tindalzan cerdil:
yang tersebar luas di seluruh sistem. Tida]: bertujaan mendorong
dan menarile, tetapi memberilsan ber/tNk kepada apa yang bellt17t
terttngkapkan. ,.
Teori Kompteksites
Sebagairnana relah disinggung sebelurnnya, Teori K ornpleksiras relah
melengkapi dirinya dengan berbagai perangkar dari Sains Baru se-
perri Teori Chaos, Teori Frakral, Sisrem Swatara, dan lainnya. Sehingga
ridak berlebihan jika dinyarakan bahwa Teori K ornpleksitas mungkin
merupakan saru-satunya reori yang tersedia saar ini yang dapat
digunakan unruk mernaharni kornpleksitas sernesra. Dengan bantuan
reori ini, kiraakan dapar menelusuri rahasia sernesta dari sisi pernan-
faaran rasionalitas kica. Di samping iru, Teori K ornpleksitas merupakan
ritik temu antara paradigrna holisrne dengan onrologi inforrnarisme,
karena kedua paradigma ini bergular dengan masalah atau fenomena
kompleksitas sernesta yang menjadi objek kajian teori ini.
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
' " ' % 1 1 " , . . 1 , ' " P l A n _ , , * , 4 . P EMBANGUNAN: Adaplasi Krealif lerhadap P erubahan 143
pillah birokrar dan rniliter serra lembaga pernbangunan inrernasional
dan perusahaan mulri-nasional sebagai akror urarna pembangunan
(PSKMP, 2002).
Dalam perjalanan sejarahnya, paradigms rnodenisasi secara bertahap
kehilangan kekuarannya, disebabkan rerurarna oleh ketidakrnam-
puannya menjelaskan proses pembangunan yang sesungguhnya rerjadi
di dunia keriga. Ini terbukti dengan adanya berbagai premis yang
rernyata keliru, serra adanya berbagai dampak negaeif modernisasi.
Repurasinya juga menjadi sernakin rnernburuk serelah para ilrnuwan
Arnerika Selaran mengernbangkan Teori Dependensia.
Prernis modernisasi yang kernudian berubah menjadi ilusi bahwa
negara-negara Barat patut dijadikan aeuan dalarn proses pernbangunan
karena relah meneapai cahap pernbangunan yang terringgi, dibuyarkan
oleh krisis pad a rahun 1970-an. Krisis ini mernperlihatkan bahwa
sesungguhnya ridak ada negara yang "rnaju", yang ada hanyalah
proses perubahan yang rerus rnenerus dan proses ini berjalan sebagai
"kernajuan" arau "bukan kernajuan" terganrung kepada eara pandang
yang dianut.
Pengalaman pernbangunan yang gagal eli Amerika Latin yang
ternyata hanya berrnuara pada peni ngkatan urang yang Iuar biasa
jurnlahnya, serra pengalaman Indonesia dan beberapa negara Asia
Tenggara pada akhir tahun 1990-ao, menunjukkan bahwa masalah
pernbangunan, bukan relasi antara angka inflasi rata-rata, keserirn-
bangan pembayaran elan clefisir anggaran, yang rnerupakan masalah
ekonorni rnurni. Masyarakar ridak dapar direduksi pada sekror eko-
norninya, dan sektor ekonorni ridak dapar direduksi pada kekuaran
pasar yang impersonal.
Dari aspek teori, kajian Andre Gunder Frank (1969) cenrang 50-
siologi pernbangunan dan keterbelakangan sosiologi mengungkapkan
bahwa perspekrif modernisasi yang dikernbangkan oleh ilrnuwan
yang tergabung dalam Resettych Center on Economic Deuelopment and
Cultura! Change, kubu urarna modernisasi, ridak dapar diperrahankan
secara ernpiris dan cidak rnernadai secara teoreris. Pengalarnan juga
menunjukkan bahwa implernenrasi paradigrna itu cerbukri ridak
marnpu merangsang proses pernbangunan di dunia ketiga,
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P E MBANGUNAN: Adaptasi Kreatif terhadap P erubahan 145
misalnya dilakukan oleh Wilbert Moore (1977) dengan rnendefinisikan
kernbali rnodernisasi sebagai rasionalisasi perilaku sosial dan organisasi
sosial. Dengan definisi ini, rerlihat bahwa proses modernisasi bukan
lagi merupakan serangkaian upaya unruk mencapai kondisi negara
rnaju (baca: negara-negara Barac) yang jelas sangac bernuansa erno-
sentris. Nash (1984), salah seorang gembong Research Center on
Economic Deuelopment and Cultural Change, mendefinisikan kernbali
modernisasi sebagai:
"pertumbuhan dalan: kr:I1zalnpIJCtllmeneraplzan pengetai?uan yang
tenqi kepada semua cabang prodltksj!' dan mengarrikan rnoderniras
sebagai "kerangka sosial budaya dan psikologis yang mendueung
penerapan sains dalam proses prodltksi". (dalam H ettne, 1990).
Dengan definisi ini maka modernisasi bukan lagi Wesrernisasi,
karena mernberikan ruang kepada pelernbagaan nilai-nilai modern
tanpa harus rnengacu kepada satu pola terrenru.
Aliran Dependensia
Para penganjur aliran kererganrungan, seperri Sravenhagen, Cardoso,
dan SunkeJ , ragu rerhadap dokrrin dasar paradigrna rnodernisasi yang
melihar kerniskinan dan kererbelakangan disebabkan rerutama oleh
fakror kultural dan strukrural internal masyarakat. Rodolfo Sravenha-
gen (1966) meragukan bahwa masyarakat Amerika Larin bersifar
dualisris. Ini rnerupakan bagian perrarna dari kriciknya yang rerkenal
"rujuh tesis keliru mengenai Amerika Latin". Fernando Henrique
Cordoso (1969) menekankan bahwa gagasan rradisi versus rnoderniras
berasal dari sosiologi Eropa sehingga mengandu.ng bias yang besar
untuk diterapkan di kawasan lain. Osvaldo Sunkel (1969) menekankan
bahwa pandangan yang ideal dan mekanis rerhadap pembangunan
yang menjadi ciri paradigrna modernisasi harus diganri dengan
metoda yang lebih hisrorik agar nlampu rnencerrninkan kondisi
rnasyarakat yang sebenarnya.
Di samping alasan-alasan yang diseburkan di aras, kernunculan
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
152 KEMANDIRIAN LOKAL
salnya berupa modal, renaga kerja, invesrasi dan lain-lain. Sebaliknya,
pendekaran ini merniliki unsur yang spesifik seperti kelompok rna-
syarakar clengan nilai budayanya yang khas dan bidup dalam kawasan
ekologis rerrentu dengan didukung oleh surnber daya rerrentu pula.
Oleb karena itu, tujuan straregi perrnbangunan berwawasan ling-
kungan adalah mernperbaiki dan rnengernbangkan siruasi spesifik
ini, bukan menciprakan pembangunan dalam arri peningkatan GNP
arau absrraksi lainnya. Dengan kaca lain, pembangunan berwawasan
lingkungan rnerupakan upaya untuk mengembangan komunitas lokal
bersarna ekosisternnya rnenuju produkrivitas yang lebih tinggi dan
ringkat pernenuhan kebutuhan yang lebih cinggi pula yang rerlaksana
secara berkelanjuran dalam arti ekologis rnaupun sosial. Untuk
maksud tersebur, pengelolaan sumber daya alarn harus dilakukan
seefisien mungkin dan dengan senantiasa mernelihara sisrem ekologis
unruk memenuhi kebutuhan pokok penduduk yang ada. Pemanfaaean
yang efisien rnemperbolehkan pertukaran, asalkan prinsip kesinarn-
bungan terpenuhi (Hettne, 1990).
Uotuk rnencapai keseimbangan aotara aktivitas produksi dan daya
dukung lingkungan diperlukan adanya perubahan cara produksi dan
gaya konsumsi. Hoogendijk (1991 dalam PSKMP, 2002) menyatakan
bahwa kapiralisrne yang menjadi napas modernisasi telah mencapai
rahap di mana rata produksinya tidak dapar turnbuh lagi dengan ha-
nya rnengacu kepada keburuhan rnasyarakat, melainkan kepada per-
rimbangan para kapitalis yang berkepentingan rnengakumulasikan
modalnya untuk mernpertahankan ringkat perturnbuhan yang di-
inginkannya. Tara produksi dunia seperti ini tidak sejalao dengan
pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan, karena rnenguras
sumbee daya alaInserta mengubah arau bahkan dapar merusak eko-
sisrern. Oleh karena itu tara produksi duoia harus direkonscruksi. Di-
harapkan para kapitalis hanya mernproduksi barang dan jasa yang
benar-benar diburuhkan oleh masyarakar. Di sisi lain, masyarakat se-
bagai konsumen juga harus disadaekan untuk hanya membeli barang
yang benar-benar dibutuhkannya, bukan untuk rnernenuhi hasrat
konsumsi yang senanriasa dipicu oleh iklan berbagai media yang me-
rupakan bagian dari srraregi perturnbuhan kapitalis.
Bahandengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
P E MBANGUNAN: Adaptasi Kreatif terhadap P erubahan 163
dengan jelas. Tujuan pernbangunan diyakini sebagai sesuatu yang
relah ada (bersifar objekrif) dan dapar dicapai dengan upaya-upaya
rerrenru. Dalarn paradigrna modernisasi misalnya, rujuan pembangun
an dirumuskan dengan mengambil kondisi sosial ekonorni negara
maju sebagai model dan upaya-upaya pernbangunan disusun sede-
rnikian rupa unruk mewujudkan idealisasi itu. Inilah yang rnenjadi
sebab mengapa pernbangunan di negara sedang berkembang cenderung
bernuansa Eropa-sencris, sehingga pernbangunan aeau modernisasi se-
ring dianalogikan dengan Wesrernisasi. Ini dapar diarrikan bahwa
pembangunan di dunia keriga didesain sebagai upaya untuk meng-
ulangi keberhasilan yang dicapai oleh negara rnaju. Absrraksi keber-
hasilan pernbangunan di negara maju dijadikan sebagai idealisasi
tujuan pembangunan mereka.
Cara pandang ini jelas tidak sejalan dengan Sains Baru yang
meyakini bahwa tidak ada real icas yang rnenunggu untuk dicapai.
Artinya, ridak ada kondisi ideal yang rnenunggu untuk digapai oleh
suaru komuniras atau bangsa melalui usaha-usaha pembangunan,
karena rnasa depan hanya dan baru akan mengada melalui cindakan
dan upaya kita pada hari ini dan bari-hari selanjuenya. Wlljud masa
depan itu sendiri ridak akan pernah sama dengan apa yang reLah di-
alami oleh, negara arau bangsa Lain karena evolusi sernesra cidak per-
nah mengulangi linrasan yang pernah dirernpuh sebelumnya, sebagai-
mana diajarkan oleh Teori Chaos. Kebenaran ajaran ioi terbukri de-
ogan kegagalan upaya pembangunan di berbagai kawasan di dunia
ini untuk mewujudkan kondisi sosial ekonorni dan polirik yang se-
rupa dengan yang relah ada di negara-negara Barar.
Krisis yang melanda Eropa pada rabun 1970-an, rnerupakan bukri
Lainyang menunjukkan bahwa sesungguhnya ridak ada negara "rnaju"
yang patut dijadikan idealisasi pembangunan. Proses evolusi sernesta
memang bukan merupakan proses linier, retapi lebih menyerupai
lintasan chaotic. Sebagaimana elieegaskao oleh Brian Goodwin (1995)
bahwa "biology is jllst a dance", kehidupan adalah rerarian tanpa rujuao
yang terdefinisi dengan pasri. Karena ieu, tidak ada bangsa rnaju dan
cidak ada pula rnasyarakat terkebelakang. Tidak ada bangsa yang pa-
tur diriru dan ridak ada pula komunitas yang rnesri meniru. Tegasnya,
Bahan dengan hak cipta
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
You have either reached a page that is unavai lable for vi ewi ng or reached your vi ewi ng Iimit for thi s
book.
-- --~--
KEMANDIRIAN
LOKAL
Memahami semesta ternyata tidak memadai lagi dengan hanya meng-
andalkan doktrin-doktrin objektivisme, reduksionisme, dan determinisme
yang selama ini menjadi pilar penyangga Sains Modern. Padadasarnya,
Sains Modern hanya mengedepankan sisi mekanis-materialistis semesta
dan mengabaikan atau bahkan tidak mengakui keberadaan sisi lainnya.
Penjelajahan sisi yang terabaikan itulah yang menjadi titik tolak
perkembangan Sains Baru yang kemudian menawarkan perspektif
yang lebih luas dan lebih sesuai untuk memahami semesta.
Kemandirian Lokal merupakan pendekatan yang dijabarkan dari Sains
Baru. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pembangunan lebih tepat
bila dilihat sebagai proses adaptasi-kreatif suatu tatanan masyarakat
daripada sebagai serangkaian upaya mekanistis yang mengacu pada
satu rencana yang disusun secara sistematis. Kemandirian Lokal juga
menegaskan bahwa organisasi seharusnya dikelola dengan lebih
mengedepankan partisipasi dan dialog dibandingkan semangat
pengendalian yang ketat sebagaimana dipraktekkan selama ini.
Pendekatan ini juga merekomendasikan pendidikan yang tidak lagi
diperlakukan sebagai upaya sistematis untuk menyiapkan pelajar
menghadapi hari depannya, tetapi sebagai kegiatan yang memfasilitasi
para pelajar untuk menggali potensi mereka agar mereka mampu
merajut masa depan mereka.
Perspektif yang dijabarkan dalam buku ini akan bermanfaat untuk
memperluas cakrawala pengetahuan para akademisi, praktisi dan
pemerhati pembangunan, organisasi, dan pendidikan serta siapa pun
yang tertarik untuk memahami Sains Baru.
1 I 1 1 1 I 1

You might also like