You are on page 1of 79

DIMENSI KENDARAAN

j. Departure angle, adalah sudut yang dibentuk antara roda belakang terhadap bumper bagian bawah .
i
b a
c
d
j
e
f
f
h
g
Dimensi Kendaraan adalah Jumlah Lebar keseluruhan, Panjang keseluruhan dan Tinggi keseluruhan. Disamping itu
juga kita sering juga mendengar dan mengenal istilah Ground Clearance, Tread width dan Wheel Base.
g. Ground clearance, adalah jarak terendah dari suatu titik kendaraan terhadap permukaan tanah ( ground ).
f. Overhang, adalah jarak titik roda ( depan/belakang ) terhadap bumper ( depan/belakang ).
e. Tread, adalah jarak antara titik tengan roda kanan ( depan/belakang ) dan roda kiri ( depan/belakang ).
d. Wheelbase, adalah jarak antara titik tengah dari roda depan dan roda belakang.
c. Overall height, adalah Tinggi kendaraan dalam keadaan kosong ( tanpa penumpang ).
b. Overall width, adalah Lebar keseluruhan dari kendaraan itu sendiri.
a. Overall length, adalah jarak antara ujung bumper kendaraan paling depan ke bumper paling belakang
h. Body clearance, adalah jarak terendah dari body kendaraan terhadap permukaan tanah ( ground ).
i. Approach angle, adalah sudut yang dibentuk antara roda depan terhadap bumper bagian bawah.
l
m
l. Room width, adalah
jarak antara sisi permukaan
body trim sebelah kiri
dengan sebelah kanan.
m. Room height, adalah
jarak antara ujung lantai
kendaraan dengan atap
kendaraan.
KONSTRUKSI KENDARAAN
A. Konstruksi Frame/Body adalah Dimana Bodi
kendaraan dan Frame/Rangka dipasang secara
terpisah, dan biasanya kendaraan ini digunakan untuk
kendaraan-kendaraan angkutan berat seperti, truk dll.
B. Konstruksi Monocoque adalah Bodi kendaraan dan
Frame terpasang menjadi satu kesatuan, dengan bentuk
dari frame yang berbeda, namun terpasang mengikuti
bentuk bodi kendaraan. Konstruksi i ni bi asanya
digunakan untuk kendaraan-kendaraan angkutan sedang
sampai ringan seperti sedan dll .
BERAT KENDARAAN
Berat Kendaraan, sangatlah mempengaruhi performa/kemampuan kendaraan itu sendiri,
baik dalam kemampuan ditanjakan serta mempengaruhi effisiensi penggunaan bahan-bakar.
Berat kendaraan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu : .
1. Curb Weight adalah Berat kendaraan kosong, tanpa muatan atau penumpang tapi
termasuk bensin yang terisi penuh, oli, air radiator dan perlengkapan-perlengkapan standart
seprti ban serep dan tools .
2. Gross Vehicle Weight adalah Berat kendaraan kosong ditambah jumlah maksimum
penumpang dan daya muat, dan Gross Vehicle Weight merupakan batasan maksimum total
berat kendaraan yang dianjurkan pabrik pembuatan kendaraan .
Penilaian kemampuan ( Power ) kendaraan berdasarkan perhitungan Weight Ratio :
Power-Weight Ratio = Berat kendaraan (Kg) / Tenaga Maksimum (PS/KW)
Torque-Weight Ratio = Berat kendaraan (Kg) / Torque Maksimum (Kgm/N.m)
Power dan Torque-Weight Ratio yang memiliki nilai kecil berarti kendaraan memiliki kemampuan yang baik
KARAKTERISTIK AERODINAMIKA
Kekuatan Aerodinamis dapat mempengaruhi kestabilan dan kenyamanan pada kendaraan disaat bergerak / melaju, hal
ini di sebab adanya gerakkan angin yang mendorong kebelakang. Kekuatan semacam inilah yang harus diatasi
kendaraan pada saat bergerak, kekuatan ini disebut Air Resistance (Hambatan Udara). Sehingga dengan demikian
diciptakanlah dimensi dan bentuk ( tipe body ) kendaraan yang sedemikian rupa sehingga memiliki tahanan udara yang
lebih kecil .
CD ( Coefisien of Drag ) adalah hambatan udara terhadap
suatu kendaraan. Kendaraan yang memiliki CD yang kecil, maka
akan mendapatkan hambatan udara yang kecil pula. Tetapi
hambatan udara tidak hanya ditentukan oleh CD saja, tapi juga
tergantung dari kecepatan melajunya sebuah kendaraan.
Semakin cepat kendaraan semakin terasa efek dari hambatan
udaranya .
Kondisi ini memberikan kontribusai terhadap kecepatan
maksi mum kendar aan dan konsumsi bahan- bakar
KARAKTERISTIK AERODINAMIKA
Yawing & Rolling movement adalah besarnya aliran udara
yang mampu membuat kendaraan membelok atau menyimpang
dari haluan. Hal ini pada umumnya dipengaruhi oleh tinggi dan
at au r endahnya suat u kendar aan .
Kondi si i ni memberi kan kontribusi terhadap kemampuan
pengemudi menggerakkan Steer disaat belok dan kestabilan
kendar aan .
Pitching and Bouncing movement adalah besarnya aliran
udara yang mampu membuat kendaraan terangkat. Hal ini
pada umumnya dipengaruhi oleh besar dan atau kecilnya
ground / body clearance suatu kendaraan .
Kondisi ini memberikan kontribusi terhadap kemampuan
pengemudi menggerakkan Steer dan kemampuan Traction.
Pada saat kendaraan bergerak / melaju, maka ada gerakkan angin yang mendorong ke belakang dan mengangkat seperti
mencoba untuk menerbangkan kendaraa. Gerakkan semacam ini sering disebut dengan Movement. Gerakkan angin
tersebut akan berdampak terhadap kestabilan dari kendaraan disaat berkendara. .
Mesin yang terdapat pada mobil merupakan suatu sumber tenaga
agar kendaraan dapat bergerak / berjalan.
Apabila ditinjau dari prinsip kerja, maka mesin dapat dibagi menjadi
2 prinsip kerja yaitu :
1. Mesin Empat Langkah ( 4 Tak )
2. Mesin Dua Langkah ( 2 Tak ).
Apabila ditinjau dari sistem bahan-bakar yang digunakan,
maka dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Mesin Gasoline ( Bensin ).
2. Mesin Diesel ( Solar ).
3. Mesin LPG ( Liquefied Petroleum Gas ).
DEFINISI MESIN
Gerakkan bolak-balik atau naik-turun
piston akibat proses pembakaran akan
diteruskan menjadi gerakan berputar
yang kemudian diteruskan ke Fly Wheel
( ring gear )
KONSTRUKSI dan KLASIFIKASI MESIN
1. Bagian Cylinder Head ( sistem mekanisme cam dan katup/valve )
Bagian Cylinder Head merupakan tempat camshaft dan terjadinya sistem
mekanisme katup/valve akibat perputaran dari mesin. .
2. Bagian Cylinder Block ( Proses pembakaran ) .
Bagian Cylinder Block, merupakan tempat terjadinya proses pembakaran,
dimana merubah garakkan bolak balik piston menjadi gerakan putar .
3. Oil Pan, Bagian ini merupakan tempat penampung oli mesin yang akan
didistribusikan ke bagian mesin sebagai pelumas dan dilengkapi dengan
pompa oli .
Bentuk ruang bakar ( Cylinder ), pada umumnya disesuaikan dengan
jumlah atau banyaknya piston serta besarnya kapasitas mesin ( cc )
KLASIFIKASI BENTUK CYLINDER
Camshaft disini berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup agar
katup/valve in dan out dapat membuka dan menutup sesuai dengan
waktu dan kecepatan kendaraan .
1. DOHC ( Double Overhead Camshaft ) .
Berarti jumlah Cam yang menggerakkan katup hisap dan buang/valve
intake dan exhaust ada dua, dengan jumlah nok yang disesuaikan
dengan jumlah katup atau valve pada kendaraan .
TWIN CAM DOUBLE CAM
KLASIFIKASI MEKANISME CAMSHAFT
2. SOHC ( Single Overhead Camshaft )
Berarti jumlah Camshaft yang menggerakkan
katup hisap dan buang/valve intake dan
exhaust hanya satu dengan jumlah cam/nok
yang disesuaikan dengan jumlah katup atau
valve pada kendaraan .
KLASIFIKASI MEKANISME KATUP / VALVE
1. Katup Hisap ( Intake valve ) .
Valve atau katup hisap berfungsi untuk mengalirkan dan menutup campuran udara dan
bahan-bakar ( gas ) yang akan masuk kedalam ruang bakar .
2. Katup Buang ( Exhaust valve ) .
Valve atau katup yang berfungsi untuk membuang dan menutup hasil dari sisa pembakaran
.
CVTC ( Continuously Variable valve Timing Control )
CVTC (Continuously Variable valve Timing Control ) adalah sebuah
teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi campuran bahan bakar
dan udara yang masuk ke dalam silinder dengan cara mengatur
waktu (timing) pembukaan katup masuk saat mesin bekerja pada rpm
tertentu. Teknol ogi ini akan mampu meningkatkan efisiensi
pemakaian bahan bakar pada disetiap kondisi rpm .
VVT-i : Variable Valve Timing Inteligent ( Toyota )
VVT : Variable Valve Timing ( Suzuki )
Cam angle sensor
Oil Control Valve
CVTC controller
Mengontrol perubahan
pembukaan dan penutupan
katup in
Crank angle
sensor
MENGAPA DENGAN CVTC MESIN LEBIH HEMAT BAHAN BAKAR ?
Saat Idling
Untuk menghasilkan mesin berputar lebih halus, overlap tidak diharapkan. Bila mesin dapat menghilangkan overlap saat
idling, bahan bakar lebih ekonomis oleh karena tidak ada campuran udara bahan bakar yang terbuang ke exhaust dan
campuran bisa di set lebih kurus.
Overlap
Put ar an r endah
tidak stabil bila ada
overlap. Agar stabil
c a m p u r a n d i
pergemuk (boros)
Tidak ada Overlap
Putaran rendah stabil
bila tidak ada overlap.
Campuran tidak perlu
terl al u gemuk (i ri t)
Tanpa CVTC Dengan CVTC
MENGAPA DENGAN CVTC MESIN STABIL DAN LEBIH BERTENAGA ?
Saat mesin rpm tinggi dengan beban berat .
Saat beban berat dan rpm tinggi, maka gerakan piston lebih cepat dari gaya inersia masuknya campuran bahan-bakar
ke cylinder. Sehingga penutupan katup IN harus diperlambat, atau dengan kata lain waktu pembukaan katup IN lebih
lama, agar campuran yang masuk lebih banyak. Dengan demikian efisiensi pengisian naik dan power mesin bertambah.
Efisiensi pengisian
kec i l ( sedi ki t )
tenaga mesin akan
berkurang, karena
campuran bahan-
b a k a r s e b e l u m
maksi mal masuk,
valve sudah tertutup.
Katup IN tertutup
tidak sesuai dengan
g a y a i n e r s i a
camputan .
Tanpa CVTC
E f i s i e n s i
pengisian Tinggi (
banyak ) tenaga
m e s i n a k a n
b e r t a m b a h ,
karena campuran
bahan-bakar yang
m a s u k .
M e n u t u p n y a
katup IN sesuai
d e n g a n g a y a
inersia campuran.
Dengan CVTC
PRINSIP KERJA MESIN GASOLINE ( 4 TAK / LANGKAH )
Gambar dibawah menerangkan 4 langkah, pada satu piston dalam melakukan proses pembakaran sampai menghasilkan
suatu tenaga.
1. Langkah Hisap
Katup hisap terbuka dan
Katup buang tertutup
Piston bergerak
kebawah dan menghisap
campuran bahan-bakar
dan udara masuk
kedalam ruang bakar
2. Langkah Kompresi
Katup hisap dan Katup
buang keduanya tertutup
Piston bergerak keatas
dan menekan campuran
bahan-bakar dan udara
didalam ruang bakar
3. Langkah Usaha
Kedua katup masih
tertutup. Campuran
bahan-bakar dan udara
yang bertekanan tinggi
dinyalakan oleh api busi
Piston bergerak cepat
kebawah akibat dorongan
hasil pembakaran.
4. Langkah Buang
Katup hisap tertutup
dan katup buang
terbuka
Piston bergerak keatas
dan medorong gas sisa
pembakaran keluar
ruang bakar
1. Langkah Hisap
Katup hisap terbuka dan
Katup buang tertutup
Piston bergerak
kebawah dan hanya
menghisap udara masuk
kedalam ruang bakar
2. Langkah Kompresi
Katup hisap dan Katup
buang keduanya tertutup
Piston bergerak keatas
dan menekan udara
dengan tekanan sangat
tinggi didalam ruang
bakar
3. Langkah Usaha
Kedua katup masih tertutup.
Udara yang bertekanan
tinggi dinyalakan dengan
menyemprotkan bahan-
bakar solar ke ruang bakar
Piston bergerak cepat
kebawah akibat dorongan
hasil pembakaran.
4. Langkah Buang
Katup hisap tertutup dan
katup buang terbuka
Piston bergerak keatas
dan medorong gas sisa
pembakaran keluar ruang
bakar
PRINSIP KERJA MESIN DIESEL ( 4 TAK / LANGKAH )
Gambar dibawah menerangkan 4 langkah, pada satu piston dalam melakukan proses pembakaran sampai menghasilkan
suatu tenaga.
Berdasarkan ratio antara diameter silinder dan langkah
piston, maka mesin dapat digolongkan dalam 3 karakter/tipe
yaitu :
A. Mesin Short Stroke ( Langkah piston lebih pendek dari
diameter silinder )
B. Mesin Square Stroke ( Langkah piston sama dengan
diameter silinder )
C. Mesin Long Stroke ( Langkah piston lebih panjang dari
diameter silinder ).
Dari gambar disamping dapat disimpulkan bahwa, langkah piston
sangat mempengaruhi torsi dan kecepatan putar dari suatu mesin.
Langkah piston lebih cepat, maka putaran mesin juga akan cepat
.
Langkah piston lebih lambat, maka putaran mesin juga akan lambat,
namun pada karakter ini mesin akan menghasilkan torsi lebih tinggi
pada putaran rendah .
Keterangan Gambar
KARAKTER MESIN
KAPASITAS dan PERFORMA MESIN
Kapasitas suatu mesin ditentukan oleh piston displacement, atau volume pelepasan saat piston bergerak dari paling bawah
sampai ke paling atas. Total piston displacement [ dinyatakan dalam centimeter cubik (cm
3
) ] adalah dengan mengalikan
volume dan jumlah silinder .
Bore : Diameter dinding dalam cylinder
Stroke : Langkah gerak piston
Kapasitas Mesin = Isi Cylinder x Banyaknya Cylinder
( displacement )
= 22/7 x r
2
x stroke x jumlah cylinder
= 3,14 x ( bore/2 )
2
x stroke x jumlah cylinder
Contoh ( Nissan Sentra ) :
Kapasitas Mesin : 3,14 x (80/2)
2
mmx 88 mm x 4 cylinder
: 1,768,448 mm
3
: 1,769 cm
3
( 1,769 cc = 1,800 cc )
KAPASITAS dan PERFORMA MESIN
Rasio kompresi menunjukkan berapa banyak campuran udara dan bahan-bakar yang masuk kedalam Cylinder yang
dikompresi.
V
1
: Combustion chamber volume
V
2
: Piston displacement volume.
Kompresi Rasio adalah 9 : 1
A : Combustion chamber volume
B : Cylinder volume.
PERBANDINGAN KOMPRESI
Angka Oktan terhadap Kompresi Rasio.
Oktan Rendah
( dibawah 91 )
Oktan Tinggi
( diatas 91 )
- Lebih Mudah Menyala,
- Perambatan Kurang
Mesin Kompresi Rendah
(< 8 : 1)
- Lebih Sulit Menyala,
- Perambatan Lebih Baik
Mesin Kompresi Tinggi
(> 9 : 1)
Angka Oktan adalah tingkat titik nyala suatu bahan-bakar ( gasoline ) saat bahan-
bakar i t u sendi ri di kompresi kan sebel ummenyal a dengan sendi ri nya.
.
1
8
1
8
2. Output Torque ( Momen Puntir )
1 0,737 0,102
1,356 1 0,138
9,81 7,23 1
N.M Lb.ft Kg.m
1 1,340 1,360
0,746 1 1,014
0,735 0,986 1
KW HP PS
Konversi satuan Daya/Output
Konversi satuan Torsi
Performa suatu mesin dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Daya / Output / Horse Power/ Power Stroke
adalah Energi yang diperlukan untuk memindahkan 75 kilogram
benda sejauh 1 meter dalam waktu 1 detik.
1HP = 75 kg.m / detik.
(ukuran kW sering digunakan sebagai satuan mesin).
a d a l a h Ga y a / k e k u a t a n y a n g d i b u t u h k a n u n t u k
menggerakkan/memutar suatu obyek pada jarak tertentu.
Jarak antara poros mur dengan pusat tenaga
pada tangkai kunci disimbulkan sebagai jari-
jari (meter) dan kekuatan yang dipergunakan
disimbolkan sebagai gaya (N atau kg), maka
Torsi dapat di formulasikan sebagai berikut :
Penjelasan ilustrasi pada gambar :
PERFORMA MESIN
SISTEM-SISTEM PENUNJANG KERJA MESIN
Agar mesin dapat bekerja dengan maksimal dan effisien, maka diperlukan beberapa sistem penunjang yang terkait dengan
kinerja mesin, diantaranya :
1. SISTEM UDARA ( Air Induction System ) .
Salah satu syarat terjadinya proses pembakaran adalah
banyaknya udara serta aliran udara itu sendiri, semakin
banyak udara yang masuk dengan aliran yang cepat dan
campuran yang homogen, maka semakin baik pula
terjadinya proses pembakaran. .
Pada Mesin Diesel sistem udara sangatlah berperan
penting dalam proses pembakara. .
A. Aliran Udara Masuk Konvensional
Udara
Exhaust Manifold Muffler/Knalpot
Air Cleaner
Intake Manifold Mesin
Karburator
B. Aliran Udara Masuk Menggunakan Turbo
Udara yang masuk akan dipampatkan atau dengan kata lain mendesak udara yang masuk
agar semakin lebih banyak dan mengalirkan udara dengan aliran bertekanan dan
berturbolensi, aliran turbolensi diperlukan agar campuran udara dan bahan-bakar menjadi
lebih homogen ( tercampur dengan baik / sempurna ) .
Tekanan hasil pembakaran yang melalui exhaust, digunakan
untuk memutarkan turbin wheel, dimana turbin tersebut memiliki
satu poros terhadap kompresor, sehingga udara yang masuk
melalui intake manifold akan lebih banyak dan berturbolensi,
sehingga udara dan bahan bakar tercampur lebih baik
(homogen) .
Prinsip kerja :
Proses Pengkabutan
Proses pengkabutan dilakukan dengan dua cara :
1. Proses Konvensional ( Karburator )
Karburator mencampur bahan-bakar dan udara dengan perbandingan tertentu dan meneruskannya ke dalam ruang bakar di
mesi n. .
SISTEM BAHAN-BAKAR
2. Proses Penginjeksian ( Injector )
Injector menginjeksikan bahan-bakar ke intake manifold dan
diteruskan ke ruang bakar mesin setelah bercampur dengan udara.
.
SISTEM BAHAN-BAKAR
ECCS ( Electronic Concentrate engine Control System ) .
ECCS engine adalah sebuah sistem yang mengontrol injeksi bahan-bakar dengan tujuan mengurangi emisi gas buang,
putaran mesin idle berdasarkan setiap kondisi yang disesuaikan pengendara, yang diatur oleh engine control unit ( ECU )
yang mendapat sinyal / informasi dari berbagai sensor . .
Tujuan dari pengembangan ECCS adalah :
1. Menambah performa mesin
2. Mengefisiensikan konsumsi bahan bakar
3. Megurangi polusi udara ( gas emisi )
4. Menambah kemampuan / performa mesin
5. Memberikan kemudahan dalam proses
starting pada setiap cuaca ( dingin )
Saat mesin sedang beroperasi, temperatur pembakaran pada ruang bakar adalah berkisar
2.000
o
C (3.632
o
F) atau lebih. Apabila diteruskan, dinding silinder, piston maupun valve
menjadi overheat, yang menyebabkan malfungsi pada mesin .
Cooling system pada mesin mobil
diklasifikasikan menjadi dua tipe
b e r d a s a r k a n me d i a y a n g
d i g u n a k a n y a i t u :
Ai r - Cool er .
Water- Cool er .
Sirkulasi air pendingin
SISTEM PENDINGINAN
Terdapat banyak komponen-komponen yang bergerak di
dalam sebuah engine, dan ketika dua buah metal
bergesekan satu sama lain , maka akan menghasilkan
panas dan goresan akibat pergesekan permukaan kontak
dan akhirnya metal tersebut akan macet .
SISTEM PELUMASAN
Viscosity ( SAE Stardard )
(Society of Automotive Engineers)
Standard kualitas API ( American Petroleum Institute )
Standart API menetapkan kualitas oli yang dapat digunakan.
Vi skosi tas ( kekentalan ) diklasifikasikan menjadi
beberapa tingkatan dari SAE 0W sampai SAE 60
berdasarkan standar SAE ( semakin besar nilainya,
semakain kental ) .
Contoh : 0W, 5W, 20, 30 .
Huruf dan angka mengi ndi kasi kan kl asi fi kasi .
- Huruf S sebagai huruf pertama mengindikasikan yang menggunakan bahan-bakar bensin (Gasoline Engine ) .
- Huruf C sebagai huruf pertama berarti untuk engine bahan bakar Solar ( Diesel Engine ) .
- Huruf H, J ,L dan M menunjukkan kualitas dari pelumas/ oli .
Mesin Bensin .....SH, SJ, SL, SM dan Mesin Diesel .CD, CF
A. SISTEM PENGAPIAN
SISTEM KELISTRIKAN MESIN
Sistim pengapian ini berfungsi agar percikan bunga api yang dihasilkan busi ( spark plug ) akan disesuaikan dengan
masing-masing posisi piston, pada saat piston melakukan langkah kompresi .
Accu / Baterai Sebagai
sumber tegangan sekaligus tempat
menyimpan tenaga listrik
Ignition Coil
Komponen yang merubah tegangan
baterai 12 volt menjadi 10.000 ~
20.000 volt
Distributor & Spark Plug
Komponen yang berfungsi
mendistribusikan tegangan tinggi
ke busi agar menyala
Sistem Pengapian ini hanya terdapat pada
mesin gasoline / bensin, dimana bahan bakar
yang sudah dikompresi kemudian dibakar
dengan menggunakan percikan bunga api dari
busi .
Tiap silinder minimal memiliki satu busi
Spark Plug ( Busi )
SISTEM KELISTRIKAN MESIN
Pada sistim pengapian ini, busi atau
spark pl ug yang di gunakan j uga
berperan penting agar percikan bunga
api yang dihasilkan lebih baik, yang
disesuaikan dengan temperatur kinerja
mesin dari suatu kendaraan pada saat
d i g u n a k a n .
Prinsip kerja dari Charging system ini adalah mengisi
arus listrik ke sumber tegangan ( Battery ) dan
memenuhi semua kebutuhan listrik kendaraan, seperti
lampu sound sistem, motor wiper dll, dengan cara
merubah energi mekanis (gerak putar ) menjadi energi
listrik (dari arus bolak-balik menjadi arus seara)
Pada sistem pengisian ini, komponen yang digunakan
adalah Alternator yang dimana memiliki pengatur
tegangan, agar arus yang di hasilkan pada saat
kecepatan tinggi dan rendah memiliki output yang
tetap atau konstant, maka digunakan pengatur
tegangan output / regulator yang dapat dibagi menjadi
dua, yaitu : .
1. Conventional Regulator
2. IC Regulator
B. SISTEM PENGISIAN
C. SISTEM PENGISIAN
Prinsip kerja dari Starter system ini adalah merubah dari energi listrik menjadi energi mekanik ( putar ). Energi putar yang dihasilkan dari motor
starter ( pinion gear ) kemudian diteruskan untuk memutarkan Fly wheel ( ring gear ) agar piston dapat bergerak naik turun melakukan langkah awal
(hisap dan kompresi) agar mesin dapat mulai melakukan proses pembakaran ( mesin bekerja ). .
PERBEDAAN ANTARA MESIN DIESEL DAN MESIN BENSIN
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara mesin Diesel dengan mesin Bensin adalah :
Cukup / lebih halus Lebih besar / kasar Noise / bunyi mesin
Lebih ringan Lebih berat Berat mesin
Kekuatan mekanik kecil Kekuatan mekanik besar Konstruksi Mesin
Cepat / baik Kurang Responsi
Rendah ( 7 ~ 11 ) Tinggi ( 15 ~ 23 ) Rasio Kompresi
Dengan percikan bunga api Pengapian sendiri Pengapian
Karburator / Injector Pompa injection / Nozzle Peralatan Bahan bakar
Bensin dan Udara Udara Gas Intake
Bensin Solar Bahan bakar
MESIN GASOLINE MESIN DIESEL PERIHAL
Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Mesin kendaraan Nissan diantaranya adalah :
LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR
Lampu peringatan / Indikator bahan bakar.
Indikator lokasi fuel filler
Lampu peringatan pengisian baterai,
Lampu peringatan tekanan oli mesin
Lampu indikator glow plug ( mesin diesel
Lampu indikator gangguan fungsi (MIL)
Lampu peringatan adanya air di dalam filter bahan-bakar ( jika dilengkapi untuk model mesin Diesel.
Lampu indikator temperatur kerja mesin rendah/dingin ( biru )
Lampu indikator temperatur kerja mesin tinggi/panas ( merah )
SISTEM PENGGERAK
Sistem penggerak pada kendaraan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan letak mesin dan
penggeraknya.
FR Type atau Mesin terletak di depan ( Front Engine ) dan menggerakkan /
penggerak roda belakang ( Rear Drive ), type ini menggunakan metode /
memberikan efek gaya dorong .
FF Type atau Mesin terletak di depan ( Front Engine ) dan menggerakkan /
penggerak roda depan ( Front Drive ), type ini menggunakan metode /
member i kan ef ek gaya t ar i k .
RR Type atau Mesin terletak di belakang ( Rear Engine ) dan menggerakkan /
penggerak roda belakang ( Rear Drive ), type ini menggunakan metode /
memberikan efek gaya dorong secara langsung .
Midship Type atau Mesin terletak di tengah ( Middle ) dan menggerakkan /
penggerak roda belakang ( Rear ) atau depan tergantung kebutuhan, type ini
pada umumnya digunakan untuk kendaraan niaga atau kendaraan yang
memerl ukan ruang kabi n yang l uas. .
SISTEM PENGGERAK
4WD ( Four Wheel Drive ) Type atau pada umumnya
Mesin terletak di depan ( Front ) dan menggerakkan /
penggerak roda depan dan belakang ( Front and Rear
dr i ve / 4 r oda ) sesuai kei ngi nan pengemudi .
4WD dapat dibagi menjadi dua karakteristik yaitu :
1. Part-Time 4WD
2. Full-Time 4WD ( Permanent 4WD )
4WD
2WD
SISTEM PENERUS DAYA
Transmisi / Transaxle pada kendaraan berfungsi mengatur perbandingan gigi percepatan dan merubah arah putaran roda
saat mundur, untuk memenuhi berbagai kondi si pengendaraan ( menanj ak, menurun dan sebagainya ).
Sistem penerus daya adalah meneruskan putaran mesin (tenaga) ke roda-roda melalui penghubung (clutch/kopling), dan
diteruskan ke roda yang disesuaikan dengan gigi percepatan kendaraan (gear ratio) dimana masing-masing percepatannya,
dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis, agar kendaraan dapat melaju nyaman disetiap kecepatan, pada
kendaraan komponen ini disebut Transmisi / Transaxle .
Perbandingan Gigi = Jumlah Gear yang Digerakkan / Jumlah Gear yang Menggerakkan
From
Engine
To Tire
From
Engine
From
Engine
To Tire
To Tire
Posisi gigi 1 dan gigi 2,
untuk start, mendaki atau
turunan terjal .
P o s i s i g i g i 3 u n t u k
me n g e n d a r a i dengan
kecepatan sedang / normal
Posisi gigi 4 dan gigi 5,
u n t u k me n g e n d a r a i
kecepatan tinggi. Misalnya
di j al an tol . Kondi si gi gi
terakhir pada A/T disebut
j uga Over Dr i ve
Contoh : Transmissi 5 Speed
Transmission / Transaxle pada kendaraan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. Manual Transmission / Transaxle.
2. Automatic Transmissi/Transaxle.
1. Manual Transmisi / Transaxle.
Manual Transmission/Transaxle, mengontrol momen puntir dan kecepatan mesin
dengan memilih (menggeser) secara manual kombinasi roda-roda gigi percepatan
dengan cara menghubungkan dan memisahkan kopling/clutch secara manual dengan
cara menekan pedal Kopling dan menggerakkan tuas Transmisi sesuai kebutuhan.
2. Automatic Transmisi / Transaxle.
Automatic Transmisi, merupakan pengembangan teknologi dari sistem perpindahan daya, dimana pengembangan ini
difokuskan kepada tingkat kenyamanan berkendara yang disesuaikan dengan pengemudi, diantaranya pengemudi tidak
perlu menekan pedal kopling / clutch pada saat menginginkan perubahan pada gigi percepatan ( perubahan gear ratio ).
AUTOMATIC TRANSMISSION
TRANSMISSION AUTOMATIC CONVENTIONAL 4 atau 5 SPEED
CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION ( CVT )
Konstruksi Automatic Transmisi / Transaxle
Torque Converter, merupakan komponen yang berfungsi melepas dan menghubung putaran
dari mesin ke transmisi secara otomatis dengan menggunakan media fluida ( ATF : Automatic
Transmission Fluid ). Atau dengan kata lain sebagai pengganti fungsi kopling / clutch pada
t ransmi ssi manual . .
Transmisi, merupakan komponen yang berfungsi merubah perbandingan gigi ( gear ratio ),
sesuai dengan perpindahan gigi percepatan yang dibutuhkan, terhadap kecepatan / speed dari
kendaraan tanpa harus mengoperasikan perpindahannya. Dengan kata lain perpindahan gigi
percepatan akan nai k atau turun secara otomati s, dengan medi a fl ui da ATF.
Komponen yang terkait didalamnya : Clutch, bands and brake, Planetary gear set dan
Control valve assembly .
Prosedure / cara memindahkan tuas transmissi yang direkomendasikan ( ex : Transmissi X-Trail )
Tuas dapat dipindahkan / digeser dengan menekan tombol
A terlebih dahulu
Tuas dapat dipindahkan / digeser dengan menekan tombol
A dan pedal rem terlebih dahulu
Tuas dapat dipindahkan / digeser tanpa harus menekan
tombol A terlebih dahulu
Straight type Gate type
Automatic Transmission/Transaxle, memiliki shift lever yang berfungsi mengontrol / memposisikan kondisi kendaraan pada
saat Parkir, Netral, Drive dan Over Drive atau hendak mundur. Shift lever sendiri dibagi menjadi 2 type yaitu :
Straight type dan Gate type. .
Cara mengaktifkan Shift Lock ( ex : Automatic Transmisi X-Trail )
Shift Lock berguna disaat hendak memindahkan shift lever dari posisi P (
Parking ) ke posisi N ( Netral ), dan pada umumnya perpindahan posisi ini
difungsikan agar disaat kendaraan sedang diparkir dapat didorong maju atau
m u n d u r . .
1. Tekan Tombol yang tersedia ( lihat gambar di samping ), dengan
menggunakan anak kunci.
2. Tekan Tombol shift lever / tuas selektor.
3. Gerakkan atau pindahkan shift lever ke posisi N ( Netral ).
Adapun fungsi dari arti simbol / tombol tersebut adalah :
Over Drive, Jika tombol OD ditekan dan tertulis OD Off pada meter kombinasi,
berarti Over Drive tidak di fungsikan dengan kata lain perpindahan gigi pada
transmissi hanya bekerja pada gigi 1 sampai dengan gigi 3 saja ( jika transmissi
memiliki 4 gigi percepatan ). Pada umumnya OD Off digunakan pada saat
kendaraan melalui jalan yang menanjak atau menurun yang tidak terlalu
berlebihan, serta menyalip kendaraan, posisi ini dimaksud agar dapat memberikan
akselerasi dan tenaga yang lebih. .
Di sarankan agar ti dak terus menerus menonaktifkan OD atau selalu
memposisikan OD Off jika tidak perlu, karena dapat berpengaruh terhadap
efi si ensi bahan-bakar. .
Simbol dan Fungsi Posisi pada Transmisi Automatic
Parking, Posisi ini digunakan saat kendaraan akan diparkir dan pada posisi ini pula kendaraan dapat di start atau
mesin dapat dihidupkan, disarankan agar pada posisi parkir, dapat dikombinasikan dengan rem tangan.
Untuk meningkatkan keamanan, kunci kontak hanya dapat di keluarkan / dicabut pada posisi parking P dan
apabila mesin hidup, shift lever atau tuas selektor dapat dipindahkan ke posisi yang diinginkan, bersamaan dengan
me n g i n j a k p e d a l r e m .
Reverse, Posisi ini digunakan saat kendaraan hendak mundur
Netral, Posisi ini dapat digunakan juga untuk menstarter atau menghidupkan mesin dan sekaligus memposisikan
transmi si kondi si netral , sehi ngga kendaraan dapat di geser ./ di dorong di saat parki r paral el .
Drive, Posisi ini pada umumnya digunakan saat berkendara dengankondisi jalan normal ( tidak jalan tanjakan atau
turunan yang curam ), perpindahan gigi percepatan akan pindah secara otomatis dari gigi paling rendah ke gigi
paling tinggi sesuai dengan putaran mesin atau kecepatan kendaraan .
2 ( DUA ), Posisi ini berarti gigi transmissi akan bekerja hanya pada gigi satu 1 sampai gigi dua 2 saja, dan pada
umumnya digunakan untuk jalan menanjak dan menurun yang lebih ekstrim .
1 ( SATU ), Posisi ini berarti kita hanya menggunakan gigi satu 1 saja, pada umumnya digunakan apabila posisi
gigi dua 2 sudah tidak mampu untuk digunakan saat menanjak .
CVT ( Continuously Variable Transmission )
CVT merupakan pengembangan teknologi dari sistem Automatic Transmisi Konventional, perbedaan yang mendasar dari
CVT di bandi ngkan dengan pemi ndah t enaga l ai n adal ah cara meneruskan torsi dari mesi n ke roda.
.
Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi
untuk menurunkan atau menaikkan putaran roda.
Sebagai penggantinya, digunakan dua puli dan
sabuk logam. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi,
maka CVT tidak ada perbandingan gigi, yang ada
adalah perbandingan putaran dari terendah
sampai tertinggi. .
Pada saat kecepatan Rendah / low gear
Prinsip kerja CVT
Begitu injakan pedal gas dan kondisi beban mesin berubah, CVT akan mengubah perbandingan putaran yang akan
dipindahkannnya ke roda secara otomatis. Karena itulah dinamakan continuously variable transmission. Jadi transmisi ini
akan melakukan pergantian perbandingan secara terus-menerus .
- Sedangkan Drive pulley ( puley penggerak ) akan
memperlebar jarak antara dua sisi drive pulley dan otomatis
di amet er bel t t er hadap pul l ey akan mengeci l
Kondisi ini adalah dimana kendaraan sedang melaju pada
putaran rendah dengan kata lain posisi ini digunakan untuk
meningkatkan performa akselerasi .
- Dri ven pul l ey ( pul l ey yang di ger akkan ) akan
mempersempit jarak antara dua sisi driven pulley.dan
otomatis diameter belt terhadap pulley akan bertambah
besar. .
Prinsip kerja CVT
Pada saat kecepatan Tinggi / high gear
- Sedangkan Drive pulley ( puley penggerak ) akan
mempersempi jarak antara dua sisi drive pulley dan
otomatis diameter belt terhadap pulley akan membesar
Kondisi ini adalah dimana kendaraan sedang melaju pada
putaran tinggi dengan kata lain posisi ini digunakan untuk
meningkatkan power atau speed kendaraan .
- Dri ven pul l ey ( pul l ey yang di gerakkan ) akan
memperlebar jarak antara dua sisi driven pulley.dan
otomatis diameter belt terhadap pulley akan mengecil.
SISTEM PENERUS DAYA
Drive Shaft ( Poros Penggerak )
Putaran yang dihasilkan dari differential diteruskan ke
roda-roda melalui poros penggerak atau sering disebut
dengan Dri ve Shaf t. .
Differential Gear atau Final Gear. .
Putaran dari transmisi/transaxle diteruskan melalui Gigi Diffrential ( Diffrential Gear ), dengan tujuan agar putaran pada
roda-roda ( kanan dan kiri ) disaat belok akan terasa lebih halus dan nyaman .
LSD ( Limited Slip Differential ) .
LSD adalah Differential yag dapat meneruskan tenaga putar dari roda penggerak, kanan atau kiri yang selip, kepada roda
yang l ebi h mencengkram ket anah. .
Faktor-faktor ini yang
membuat LSD sangat
efektif di saat off-road
atau jalan licin
LSD memberikan kemungkinan tenaga tarik terbaik pada permukaan jalan
yang berl umpur dan l i ci n .
Kebanyakan differential dirancang untuk mengimbangi perbedaan putaran
antara roda kanan dan kiri ketika mobil menikung/membelok. Dengan kata
lain tenaga putaran selalu disesuaikan pada roda kiri dan kanan.
Tipe Oli khusus yaitu hypoid gear oil
harus digunakan untuk LSD. Plat
peringatan diletakkan dekat lubang
pengisian oli dari diffrential tipe LSD
O N L Y
O I L
Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Pemindah Daya dan Penerangan / Lampu kendaraan Nissan diantarannya :
C. LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR
Lampu indikator Overdrive off ( jika dilengkapi ),
Lampu peringatan penggerak empat roda (4WD) ( model 4WD
Lampu indikator penggerak empat roda (4WD) ( AUTO
Lampu indikator penggerak empat roda (4WD) ( LOCK )
Lampu indikator ESP ( Electronic Stability Program ) off
( jika dilengkapi )
Lampu indikator cruise control ( jika dilengkapi
Lampu indikator Slip
( jika dilengkapi )
Lampu indikator set cruise control
( jika dilengkapi )
Lampu indikator lampu kabut depan ( jika dilengkapi )
Lampu indikator lampu jauh
Lampu indikator lampu sen / lampu hazard
Lampu indikator lampu kecil / lampu kota
Lampu indikator defogger/ pemanas kaca belakang
A. SUSPENSI
Sistem Suspensi adalah sistem yang berfungsi untuk memastikan pergerakkan vertikal secara halus dan memposisikan
pada sisi samping dengan tepat diatas ban agar kendaraan dapat berjalan disetiap kondisi dalam keadan nyaman.
Secara umum, batasan daerah kenyamanan dipengaruhi oleh
berat/bobot antara spring, dan agar kenyamanan berkendara
terasa lebih baik maka didaerah sprung weight harus lebih
be r at di bandi ngkan daer ah unspr ung wei ght
.
Sistem Suspensi secara umum dapat dibagi menjadi dua
tipe yaitu :
1. Tipe Axle / Rigid.
2. Tipe Independent.
1. TIPE SUSPENSI RIGID / AXLE
Pada suspensi tipe Axle / Rigid, roda kiri dan roda kanan dihubungkan dengan satu axle, body disambungkan ke axle
melalui spring. Karena kekuatan dan struktur sederhana dari tipe ini, maka sering digunakan pada truk,bus ukuran besar
TIPE RIGID AXLE DENGAN SATU RODA TERANGKAT
( Sudut kedua roda saling mempengaruhi )
Tipe Suspensi Axle / Rigid juga terbagi menjadi
beberapa tipe yaitu :
1. Trailing arm type with torsion beam.
2. Parallel leaft spring type.
3. Leading and trailing arm type with lateral rod.
4. Four-link type.
4. Four-link type. 3. Leading and trailing arm type with lateral rod.
2. Parallel leaft spring type. 1. Trailing arm type with torsion beam.
1. TIPE SUSPENSI INDEPENDENT
Pada suspensi tipe Independent, roda kiri dan roda kanan tidak berhubungan satu dengan yang lain, ketika salah satu roda
melewati gundukan atau dengan kata lain sudut roda ketanah tidak berubah ( hanya gerakkan keatas dan kebawah ).
Tipe Suspensi Independent juga terbagi menjadi beberapa tipe yaitu :
1. Macpherson Strut type
2. Double Wishbound type.
3. Semi-trailing arm
TIPE INDEPENDENT DENGAN SATU RODA TERANGKAT
( Sudut pada roda ketanah tidak berubah )
Spring..., menahan beban body dan menyerap kejutan dari jalan.
Shock absorber, Mengontrol gerakan vertikal body.
Stabilizer, Meredam agar tidak terjadi body roll.
Link, Menentukan posisi body dan meneruskan gerakan serta pengereman body.
Komponen utama dari sistem suspensi adalah : spring, shock absorber, stabilizer dan link.
Pegas ( Spring ) dapat dikategorikan lagi menjadi tiga tipe yaitu :
1. Leaf Spring ( Per /pegas daun )
2. Coil Spring ( Per /pegas keong )
3. Torsion Bar ( Batang torsi )
B. KEMUDI ( STEERING SYSTEM )
Sistem Kemudi adalah sistem yang berfungsi untuk menentukan arah atau mengendalikan arah kendaran dengan
menggerakkan roda pengemudi .
Sistem Kemudi dibuat berdasarkan tiga struktur, yaitu :
1. Steering Wheel, bagian untuk pengemudi mengemudikan
kendaraan. .
2. Linkage, berhubungan dengan pemindahan gerakkan
strukturgear ke roda depan, struktur penghubung menjaga
hubungan yang t epat ant ara roda ki ri dan kanan.
a
b
3. Gear, berhubungan dengan pengurangan arah putaran
kecepatan steering shaft, dengan cara meneruskan putaran
steering shaft oleh gear-gear ke sambungan penghubung.
Steeri ng Gear di kategori kan menjadi dua ti pe, yai tu :
a. Recirculating Ball type .
b. Rack and Pinion Type .
2. Electric Power Steering, prinsip kerja dari
penggerak ini adalah dengan menggunakan pompa
electrik yang mengambil tenaga penggerak dari
sumber listrik ( Accu dan Alternator ) atau tidak
mengambil tenaga mesin secara langsung dan
tidak menggunakan fluida oli power steering
sebagai media yang membantu memperingan steer
di saat berkendara. .
1. Hydraulic Power Steering, prinsip kerja dari
penggerak ini adalah dengan menggunakan pompa
hidrolik yang mengambil tenaga penggerak dari
putaran mesin, dan menggunakan fluida oli power
st eer i ng sebagai medi a yang membant u
memperingan steer disaat berkendara .
Power Steering apabila dilihat dari media penggeraknya dapat dibagi menjadi dua bagian :
Oversteer dan Understeer
Turning Radius ( radius putar )
Ti lt Steering, berfungsi
untuk merubah posisi atau
menyetel sudut kolom steer
dengan batasan tertentu.
( steer dapat naik turun )
Telescopic Steering,
berfungsi untuk merubah
posi si at au menyet el
panjang-pendek kolom
steer dengan batasan
tertentu ( steer dapat
menjauh dan mendekat )
Oversteer adalah kecenderungan mobil membuat
lingkaran yang lebih kecil dari yang diharapkan
Understeer adalah kecenderungan mobil membuat
lingkaran yang lebih besar dari yang diharapkan
Radius putar adalah batas lingkaran yang dapat dibentuk
oleh kendaraan pada saat berputar pada satu titik
Target Line
1. SISTEM REM
Sistem Rem dan Roda saling keterkaitan didalam komponen, dimana rem bekerja dengan cara mengurangi putaran roda,
agar kendaraan dapat berjalan dengan kecepatan yang diperlukan maupun berhenti .
C. REM dan RODA
Sistem Rem selain untuk memperlambat atau menghentikan
kendaran, sistem rem juga digunakan untuk menahan
kendaraan pada posisi berhenti. Prinsip kerja sistem rem
adalah mengubah energi gerak menjadi energi panas
(dengan menggunakan gesekan) .
Tipe dan Fungsi Rem dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu :
.
a. Rem Utama ( foot brake ), yang digunakan ketika
kendaraan sedang bergerak / melaju dan pada umumnya
s i s t e m i n i me n g g u n a k a n s i s t e m h i d r o l i k .
.
b. Rem Parkir ( parking brake ), yang digunakan untuk
menahan kendaraan dalam satu posisi dan pada umumnya
sistem ini menggunakan sistem mekanis ( kabel ).
.
Sistem Rem bila dilihat dari komponen pengeremanya dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu :
1. Rem menggunakan Disc.
2. Rem menggunakan Tromol / Drum
3. Rem menggunakan Disc & Drum
Komponen Disc dapat dikategorikan lagi menjadi beberapa jenis yaitu :
A. Solid Disc.
B. Ventilated Disc.
C. Disc with Drum .
Keterangan Gambar :
1. Calliper
2. Brake Pad
3. Disc Brake
4. Piston Brake
5. Brake Oil
1. Rem Disc ( Disc Brake )
memberikan tenaga pengereman dengan menggunakan dua
pad yang kuat di sekitar disc yang ikut berputar bersama roda.
Keterangan Gambar :
1. Wheel Cylinder
2. Brake Shoe
3. Brake Lining
4. Drum Brake
5. Piston cylinder
6. Seal Piston.
2. Rem Tromol ( Drum Brake )
Memberikan tenaga pengereman dengan menggunakan dua
shoe yang kuat di sekitar drum yang ikut berputar bersama
roda. Pada umumnya Drum Brake, digunakan juga untuk
rem tangan atau rem parkir ( parking brake) .
Sistem kombinasikan antara Tipe drum dengan tipe disc ini, pada
umumnya digunakan di roda belakang dan tipe drum digunakan
sebagai rem parkir ( parking brake ) .
3. Rem Disc dan Drum ( Combination Brake )
2. SISTEM RODA
Roda adalah gabungan dari Velg dan Ban yang berfungsi sebagai komponen terakhir kendaraan yang meneruskan dan
menghentikan putaran agar dapat melaju dan berhenti dengan cara memberikan gesekan ke permukaan jalan
VELG ,merupakan tempat ban agar dapat berputar bersama poros penggerak, pada umumnya velg terbuat dari baja atau
campuran aluminium ( aluminium alloy ) dan memiliki code ukuran tersendiri .
- PCD ( Pitch Circle Diameter ), merupakan
dua kali jarak antara titik tengah Velg dengan
lobang baut.Nissan menggunakan 100 dan
114,3 mm (3,94 dan 4,50 in) .
- Kode, pada Vel g menj el askan ukuran l ebar, ti nggi dan bentuk .
Contoh : 5 - JJ - 13 menjelaskan tentang lebar velg ( inch), bentuk velg dan diameter velg ( inch ).
- Offset adalah jarak antara pusat pelek dengan
permukaan poros lubang pemasangan. Offset
berfungsi mencegah terhubungnya antara rem
dan wheel tire.) .
Jika offset terlalu lebar, pusat ban akan miring ke dalam, dan jika offsetnya kecil maka pusat ban
akan miring ke luar. Offset untuk kendaraan FR kira-kira antara 15 ~ 40 mm ( 0.59 sampai 1.57 in ),
sedangkan untuk kendaraan FF di perki rakan 35 ~ 55 mm( 1.38 sampai 2.17 i n )
Kendaraan banyak menggunakan ban tubeless, disebabkan faktor keselamatan :
Karena paku atau benda runcing lainnya yang menusuk ban tubeless tidak
menyebabkan kehilangan udara secara cepat ( lihat gambar disamping ), sehingga
t i dak membahayakan pengendar a. .
Ban dapat di klasifikasikan menjadi dua tipe yaitu : .
1. Ban Radial .
2. Ban Bias .
Pada umumnya kendaraan menggunakan ban radial, konsumsi bahan
bakar +18% lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan ban bias.
Hal ini disebabkan rendahnya rolling resistance pada ban radial
Jika ukuran Ban 205 / 65 R15 84 V
Maksud / arti dari ukuran Ban :
205 = W = Lebar Ban ( mm )
65 = H = Aspect Ratio ( 65% W )
R = Tipe Ban ( Radial )
15 = Diameter Velg ( inch )
84 = Index Muatan
V = Batas Kecepatan > dari 210 km/jam
Kode Batas Kecepatan Max : H = 210 km/jam, S = 180 km/jam, Q = 160 km/jam, Z = lebih 240 km/jam
Kode Index Muatan Max : 84 = 500 kg , 82 = 475 kg, 80 = 450 kg .
BAN, memainkan peranan yang tidak kalah penting dari komponen penunjang lain, karena
fungsi ban secara umum adalah :
- Mendukung berat kendaraan
- Memindahkan rotasi dan memperlambat torsi ke jalan
- Meredam getaran dari permukaan jalan
- Menjadi arah perubahan ketika dalam gerakkan
Velg
Ban
KEDUDUKAN RODA ( Wheel Alignment ) .
Kedudukan Roda ( Wheel alignment ) biasanya mengacu pada roda-roda depan guna
menentukan arah perjalanan yang dapat mempengaruhi keseluruhan roda kendaraan.
Wheel alignment yang tidak sesuai / tepat dapat mengakibatkan pemakaian ban yang
t i dak r at a at au pada st eer i ng yang di pengar uhi ol eh hent akan r oda.
Wheel alignment depan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : .
.
1. Camber adalah sudut antara permukan roda dengan garis
tengah roda ( Roda dilihat dari arah depan kendaraan ).
Camber mengurangi keausan penggunaan ban .
2. Caster adalah sudut yang dibentuk antara garis vertikal dengan
Kingpin center line. ( Roda dilihat dari samping kendaraan ).
Caster memberikan tenaga putar kembali roda kemudi .
3. Toe-in adalah perbedaan antara titik
tengan telapak ban depan bagian depan ( A )
dengan titik tengah telapak ban depan bagian
belakang ( B ). Toe-in menjaga roda tetap
lurus saat dikendarai. .
Toe-out jika jarak A > B .
4. Kingpin Inclination adalah garis yang tegak lurus kingpin dengan
permukaan tanah ( Roda dilihat dari arah depan kendaraan )
Faktor-faktor tersebut diatas bekerja sama untuk
melakukan fungsi-fungsi seperti :
- Membuat roda kemudi mudah dioperasikan / dikendalikan
- Menjaga roda kemudi pada posisi stabil ke depan
- Memberikan tenaga putar kembali roda kemudi
- Mengurangi keausan penggunaan ban
Lampu peringatan / Indikator-Indikator yang berhubungan dengan Chassis dan Informasi Lain / Safety kendaraan
Nissan diantaranya adalah :
D. LAMPU PERINGATAN / INDIKATOR
Lampu peringatan rem,.
Lampu peringatan Anti-lock Braking System ( ABS
Lampu peringatan SRS ( Supplemental Restraint System ) airbag ( jika dilengkapi
Lampu peringatan sabuk keselamatan,
Lampu peringatan electrik power steering,
Lampu peringatan pintu terbuka / tidak rapat,
Lampu peringatan kunci intelligent key ( jika dilengkapi ),
Lampu peringatan sistem intelligent key ( jika dilengkapi ),
Lampu indikator keamanan ( jika dilengkapi
AIR CONDITIONING SYSTEM ( A/C )
A/C adalah alat yang dapat mengatur temperatur udara dalam kendaran sesuai dengan tingkat kenyamanan yang
diinginkan penumpang. Kendaraan atau mobil sekarang pada umumnya sudah memiliki / dilengkapi dengan air conditioner,
adapun fungsi dari air conditioner secara umum adalah : .
- Memanaskan dan mendi ngi nkan ruangan .
- Mensi rkul asi kan Udara .
- Mengurangi kel embaban Udara .
Sistem Air Conditoning ini menggunakan media Gas Freon
(CFC atau R 134a), serta dilengkapi beberapa komponen-
komponen penunjang seperti terlihat pada gambar.
FUNGSI KOMPONEN
Blower : Fan atau kipas yang menghembuskan udara dingin
disekitar evaporator serta menghisap udara panas pada ruang kabin
Evaporator : Merubah cairan dingin freon ( low pressure liquid )
menjadi gas freon bertekanan rendah ( low pressure gas ) sehingga
temperatur disekitar evaporator menjadi dingin. .
Expansion Valve : Valve yang mengekspansikan freon
panas dalam bentuk cair (High pressure liquid) menjadi freon
cair dingin ( Low pressure liquid ), sesuai dengan temperatur
seting dari ruang kabin .
Compressor : Mengkompresikan freon dingin dalam bentuk gas
(Low pressure gas ) menjadi freon panas dalam bentuk gas ( High
Pressure Gas ). .
Condensor : Mengkondensasikan freon panas dalam
bentuk gas (High pressure gas ) menjadi Freon panas (High
Pressure Liquid ) dalam bentuk cair.
Receiver Drier : Menyaring kotoran dari hasil kompresi
serta mengeringkan / memisahkan uap air yang ada pada
cairan panas freon .
Heater Coil : Memberikan efek panas ke dalam ruang kabin
sebelum udara dihembuskan blower, Heater coil
menggunakan media cairan ( air ) panas dari radiator.
PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER ( A/C )
1. Kompressor mengkompresikan gas freon dengan cara menggunakan
tenaga dari mesin dengan bantuan belt ke engine pulley dan magnetic
clutch pada kompressor .
2. Gas freon yang sudah dikompresikan kemudian di kondensasikan
dengan menggunakan condensor ( mirip dengan radiator ). Gas freon
panas didinginkan sehingga berubah menjadi freon cair, dengan
menggunakan fan .
4. Kemudian evaporator merubah cairan dingin freon menjadi gas dingin
sebelum diteruskan ke kompressor kembali. .
Gas dingin yang terdapat di sekitar evaporator tersebut dihembuskan oleh
blower ke ruang kabin atau penumpang. Namun apabila menginginkan
temperatur yang hangat, udara yang dihembuskan dapat melalui
heat er coi l .
3. Cairan freon yang sudah dikompresikan kemudian disaring terlebih
dahulu oleh receiver drier sebelum di ekspansikan oleh expansion valve
ke evaporator .
SAFETY CAR
Keselamatan kendaraan adalah hal-hal yang bisa atau dapat diperbuat pada kendaraan untuk menghindarkan penumpang
dari kecelakaan atau sejenisnya.Safety pada kendaraan dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :
1.a. ABS ( Anti lock Braking System ), sistem
yang mencegah t er kunci nya r oda saat
pengereman mendadak atau panik, terutama
pada permukaan jalan yang licin. Dengan cara
mengatur tekanan minyak rem pada setiap roda
secara electronik, agar kendaraan masih dapat di
kendalikan oleh pengemudi .
Menggunakan ABS
Tanpa ABS
1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau
dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan .
SAFETY CAR
1.b. EBD ( Electronic Braking force Distribution ),
berfungsi mendistribusikan secara optimal gaya rem depan
dan bel akang untuk meni ngkatkan st abi l i tas saat
pengereman yang disesuaikan dengan kondisi beban
didalam kendaraan. Tanpa EBD gaya rem akan selalu
sama t anpa memperti mbangkan beban yang ada
1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau
dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan .
SAFETY CAR
1.c. BA ( Brake Assist ), Pada situasi gawat, tenaga pengereman yang kuat diperlukan untuk mencegah
kecelakaan.Sistem ini membantu tenaga kaki pengemudi menekan pedal rem kebawah. Bantuan pengereman hanya
berlaku pada keadaan rem mendadak ( pengemudi panik ), sedangkan dalam keadaan biasa, sistem bekerja normal.
1. ACTIVE / CONTROL SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan atau
dengan kata lain sistem keamanan yang dapat mengontrol agar dapat meminimalisasikan kecelakaan .
2. PASIF / IMPACT SAFETY adalah sistem keamanan yang disiapkan untuk melindungi pengemudi disaat terjadi
kecelakaan agar tidak mengalami cidera yang serius, atau dengan kata lain sistem keamanan yang dapat meminimalisasi
akibat impact. Beberapa contoh termasuk Pasif Safety : .
2.a. Body ( Zone Body Concept & Door Beam ), Sistem keamanan ini dapat dibagi atas dua bagian yang terpisah yaitu :
- Crushable Zone adalah daerah dimana dapat menyerap / absorb impact dari benturan yang keras
- Safety Zone adalah daerah dimana menahan impact / benturan agar tidak diteruskan ke ruang kabin
S
a
fe
t
y
Z
o
n
e
C
r
u
s
h
a
b
le
Z
o
n
e
C
r
u
s
h
a
b
le
Z
o
n
e
- Door Beam adalah menahan / menjaga agar
impact dari samping ( pintu ) tidak terlau besar
ke ruang kabin atau menghindari cidera yang
lebih serius apabila terjadi tabrak samping.
2.b. SRS ( Supplemental Restraint System ) Airbag
Sistem keamanan ini merupakan pelengkap atau supplement dari sistem safety belt. Pada umumnya airbag dapat berfungsi
apabila sensor safety belt sudah aktif ( seatbelt terpasang )
Pengemudi
Penumpang
Sistem ini ( airbag ) berfungsi / bekerja pada saat kendaraan
menabrak atau menerima impact akibat benda yang diam ( statis )
2.c. Safety Belt ( ELR, Pre Tensioner & Load Limiter ) . .
Sistem keamanan ini merupakan sistem keamanan yang mutlak harus dimiliki oleh setiap kendaraan. Pada sistem inipun
telah terjadi perkembangan teknologi agar keselamatan dan kenyamanan pengemudi tetap terjaga dengan sabuk
pengaman bertipe 2 titik atau 3 titik. Dan pada umumnya seatbelt dengan 3 titik atau 3 point dilengkapi dengan teknologi
sebagai berikut : .
Pre Tensi oner dan Load Li mi ter,
merupakan pengembangan teknologi dari
ELR, Dimana Pre Tensioner & Load Limiter
pada umumnya digunakan pada kendaraan
yang dilengkapi dengan Airbag .
ELR ( Emergency Lock Retractor ), dengan ELR selempang belt pada
bahu dapat dengan mudah diperpanjang dan ditarik, tidak perlu repot
untuk mengontrol serta mengoperasikannya. ELR bekerja denga cara
mengunci belt ketika mobil berhenti secara tiba-tiba / mendadak.
Pada saat terjadi tabrakan, Pre-tensioner pada seatbelt akan mengencang dengan sendirinya dan menarik pengemudi
atau beban sampai belt kencang, dan setelah itu Load Limiter tetap mempertahankan keselamatan penumpang dengan
mengendurkan sedikit seatbelt untuk menghindari daya tarik dari seat belt yang terlalu kencang setelah terjadi kecelakaan.
2.d. Active Headrest, merupakan sistem keamanan yang efektif mengurangi cidera pada
l eher seki tar 45% apabi l a terj adi tabrakan dari arah bel akang kendaraan.
Head-rest moves to the front
Load from an occupant
Swivel
Actuator
Frontier Navara
Latio
X-Trail
Teana
Grand Livina
Livina XR
Livina X- Gear
Serena

You might also like