You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini masyarakat dunia terutama Indonesia di hadapkan
pada perkembangan teknologi yang semakin meningkat dan semakin canggih.
Teknologi yang terus berkembang ini salah satunya yaitu telekomunikasi. Sistem
telekomunikasi terus mengalami perkembangan. Di indonesia teknologi komunikasi
seluler mulai diperkenakan pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu,PT Telkom
Indonesia bersama dengan PT Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan
layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT -450 (yang
menggunakan frekuensi 450 MHz) melalui pola bagi hasil. Telkom mendapat 30%
sedangkan Rajasa 70.
Pada dasarnya, perkembangan telepon seluler tersebut muncul dari
pemikiran-pemikiran untuk mempermudah komunikasi dengan lawan bicara yang
berada di daerah yang relatif jauh dan tentunya suara yang dikeluarkan pada saat
berkomunikasi tidak dapat mencapai jarak yang terlalu jauh sehingga muncul gagasan
untuk menemukan suatu cara atau metode yang dapat membantu memperlancar
jalannya komunikasi.
Modulasi adalah teknik yang tepat untuk menjawab masalah yang ada pada
saat itu. Dengan adanya modulasi ini, maka masyarakat khususnya di Indonesia
semakin terbantu danj mudah pada saat melakukan komunikasi dengan para kerabat
yang tinggal di seberang pulau sekalipun atau bahkan antar negara sekalipun karena
denga modulasi , Informasi yang dikirim kan akan diterima dengan waktu yang relatif
cepat dan dapat mengefisienkan waktu.







1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan modulasi analog ?
2. Apa saja Jenis-jenis modulasi analog ?
3. Bagaimana Proses penyampaian informasi pada modulasi analog ?

1.3 Tujuan Penulisan makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Agar Mahasiswa/i mengetahui apa pengertian modulasi analog
2. Agar Mahasiswa/i memahami jenis-jenis modulasi analog serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari
3. Agar mahasiswa/i memahami proses penyampaian i formasi pada modulasi analog



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modulasi Analog
Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya
sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah.
Dengan memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal, maka modulasi dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau jauh.
Sebagai contoh Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain,
sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain.
Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Jenis dan cara
penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis penumpangan sinyal analog akan berbeda
dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan
sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan
peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses
modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut
disebut modem.
Tujuan Modulasi
Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.
Menekan derau atau interferensi.
Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.
Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk
disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.


Fungsi Modulasi
Sinyal informasi biasanya memiliki spektrum yang rendah dan rentan untuk
tergangu oleh noise. Sedangakan pada transmisi dibutuhkan sinyal yang memiliki
spektrum tinggi dan dibutuhkan modulasi untuk memindahkan posisi spektrum dari sinyal
data, dari pita spektrum yang rendah ke spektrum yang jauh lebih tinggi. Hal ini dilakukan
pada transmisi data tanpa kabel (dengan antena), dengan membesarnya data frekuensi yang
dikirim maka dimensi antenna yang digunakan akan mengecil.


Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis
modulasi yaitu
modulasi analog
modulasi digital
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa
informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja dengan
mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continous varying).
Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude
dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan
kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari
perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka
jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah
terpengaruh oleh noise.
Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga
variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

2.2 Jenis-Jenis Modulasi Analog
Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal analog.
Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :
1. Angle Modulation (Modulasi Sudut)
Modulasi sudut terdiri dari dua macam yaitu modulasi frekuensi dan modulasi phasa,
sinyal informasi dapat digunakan untuk mengubah frekuensipembawa, sinyal informasi
dapat digunakan untuk mengubah frekuens pembawa, sehingga menimbulkan modulasi
frekuensi, atau untuk mengubahsudut fasa yang mendahului atau tertinggal, sehingga
menimbulkan modulasiphasa, keduanya adalah parameter dari sudut pembawa, yang
merupakan suatufungsi dari waktu, istilah umum modulasi phasa diartikan sebagai
cakupan.

Jenis-jenis modulasi sudut :
1.1 Phase Modulation (PM)
Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut (phase) dari sinyal analog untuk membedakan
kedua keadaan sinyal digital. Pada modulasi jenis ini, amplitudo dan frekuensi dari sinyal
analog adalah tetap, yang berubah adalah phase sinyal analognya.


Gambar 3. Gambar gelombang PM

1.2 Frequency Modulation(FM)
Modulasi Frekwensi, yaitu proses modulasi yang terjadi dengan mengubah-ubah
frekwensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan frekwensi sinyal informasi.
Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah
seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif
tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang yang
telah dimodulasi dipancarkan melalui antena.
Seperti halnya gelombang termodulasi AM, gelombang ini pun akan mengalami redaman
oleh udara dan mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise, atau bentuk-
bentuk gangguan lainnya. Tetapi, karena gangguan itu umumnya berbentuk variasi
amplitudo, kecil kemungkinan dapat memengaruhi informasi yang menumpang dalam
frekuensi gelombang carrier.
Sehingga, mutu informasi yang diterima tetap baik. Dan, kualitas audio yang diterima juga
lebih tinggi daripada kualitas audio yang dimodulasi dengan AM.

Proses modulasi yang terjadi pada FM dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pembawa RF.
Proses ini menghasilkan gelombang yang sudah dimodulasi dengan frekwensi yang
berubah-ubah sesuai dengan perubahan frekwensi gelombang informasi yang
dimodulasikan.
Disaat kurva gelombang informasi sedang mengarahkan ke puncak,frekwensi gelombang
FM menjadi lebih rendah dari frekwensi gelombang AM.
Oleh sebab itu di katakan bahwa band frekwensi yang dipakai pada radio FM lebih lebar di
bandinkan dengan frekwensi yang dibutuhkan oleh sistem radio AM,yaitu band frekwensi
diatas HF.
Akibat penggunaan band frekwensi yang lebar ini,sistem FM memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan sistem AM. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :
Pengaruh derau selama hubungan lebih kecil.
Dengan penggunaan daya elektron yang lebih kecil dapat diperoleh mutu hubungan yang
sama dengan sistem AM.
Perubahan level gelombang sinyal akibat fading tidak akan terjadi,karena proses modulasi
dilakukan dengan dasar perubahan frekwensi. Berpijak pada kelebihan-kelebihan
tersebut,maka sistem FM banyak dipakai pada hubungan komuikasi radio, mobil, STJJ
(Sambungan Telepon Jarak Jauh),Handy talky pengiriman suara pada pemancar televisi
dan sistem gelombang mikro (mikrowave). Pada sistem FM amplitudo dan fasenya
tetap,sedangkan yang berubah-ubah adalah frekuensinya.


Gambar 2. Gambar gelombang FM




2. Modulasi Linier
Menerapkan proses translasi frekuensi langsung dari spektrum sinyal informasi dengan
menggunakan sinyal pembawa sinusoidal. Modulasi Linier sendiri terdiri dari :

2.1 Amplitude Modulation (AM)
Modulasi amplitudo adalah suatu proses mengubah amplitudo gelombang
pembawa sesuai dengan bentuk dari gelombang informasi. Bila suatu gelombang
pembawa dimodulasi amplitudo, maka amplitudo bentuk gelombang pembawadbuat
berubah sebanding dengan tegangan yang memodulasi.
- Modulasi Amplitudo, yaitu peristiwa modulasi terjadi dengan merubah-ubah
amplitudo gelombang pembawa sesuai dengan perubahan amplitudo gelombang
informasi.
- Modulasi jenis ini adalah modulasi yang paling mudah dan sederhana
sederhana,tetapi mudah dipengaruhi oleh keadaan transmisinya.seperti: redaman
oleh udara,noise,interfrensi dan bentuk-bentuk gangguan lainnya.
- Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan signal
informasi yang akan dikirimkan.
- Modulasi ini disebut juga linear modulation, artinya bahwa pergeseran
frekwensinya bersifat linier mengikuti signal informasi yang akan ditransmisikan di
pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah
seiring dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan. Frekuensi
gelombang carrier-nya relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF (Radio
Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agar bisa dikirim ke jarak yang jauh.
Setelah itu, dipancarkan melalui antena.
Tentu saja dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan mengalami
redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise,
atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguan-gangguan itu umumnya berupa
variasi amplitudo sehingga mau tidak mau akan memengaruhi amplitudo gelombang
yang terkirim. Akibatnya,informasi yang akan dikirim pun akan berubah,dan ujung-
ujungnya mutu informasi yang diterima jelas berkurang, dan efek yang kita rasakan
sangat nyata. Cara mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh redaman,noise,dan
interferensi cukup sulit.Pengurangan amplitudo gelombang (yang mempunyai
amplitudo lebih kecil),akan berdampak pada pengurangan sinyal asli.
Semantara peningkatan amplitudo sinyal asli juga menyebabkan peningkatan
amplitudo gangguan.Dilema itu bisa saja di atasi dengan menggunakan teknik lain
yang lebih rumit. Tapi,rangkaian penerima akan menjadi lebih mahal,sementara hasil
yang diperoleh belum kualitas Hi-Fi dan belum tentu setara dengan harga yang harua
di bayar.

Gambar 1. Gambar gelombang AM


2.2 Double Side Band (DSB)
A. Doubl e- Si deband - Suppres s ed Carri er ( DSB SC )
Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi dan
phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi).
B. Double Side Band-Large Carrier (DSB-LC)
Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatanyang rumit
pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitancarrier dan
sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerimayang relatif
sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi
efisiensi pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalamsinyal yang
ditransmisikan, dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyalyang lain. Karena
itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau
umumnya dikenal dengan istilah AM.

2.3 Single Side Band (SSB)
Sinyal AM yang termodulasi secara penuh, dua per tiga daya-nyatersimpan dalam
sinyal carrier dan hanya seper tiga daya-nya berupa sinyal side-band. Pada hal sinyal
side-band-lah yang mengandung informasi yangditransmisikan dan sinyal carrier
sekedar merupakan kendaraan pengantar informasi yang diperlukan rangkaian
penerima untuk men-demodulasi informasi.Jika sinyal carrier bisa dibuang dan hanya
sinyal side-band yang ditransmisikanmaka dengan daya yang sama informasi bisa
ditransmisikan lebih jauh. Di sisipenerima, diinjeksikan kembali sinyal carrier agar
informasi bisa di-demodulasi.Sistem komunikasi dengan menggunakan Single Side
Band sudah lamadikenal di kalangan amatir radio. Peralatan komunikasi pada band
HFkebanyakan menggunakan mode ini karena mode ini menggunakan bandwidthyang
sempit yaitu sekitar 2,4 KHz, maka daya jangkau perangkat komunikasi inipada daya
pancar yang sama bisa lebih jauh bila di bandingkan dengan modeAM yang yang
dipakai untuk radio siaran..

2.3 Proses Modulasi Analog
Jenis modulasi ditentukan oleh perubahan karakteristik dari parameter gelombang
sinyal pembawa pada saat proses modulasi. Dari banyak teknik modulasi, AM dan FM
adalah modulasi yang banyak diterapkan pada radio siaran. Keduanya dipakai karena
tekniknya relatif lebih mudah dibandingkan dengan teknik-teknik lain. Dengan begitu,
rangkaian pemancar dan penerima radionya lebih sederhana dan mudah dibuat.
Tentu saja dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan mengalami
redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise,
atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguan-gangguan itu umumnya berupa variasi
amplitudo sehingga mau tidak mau akan memengaruhi amplitudo gelombang yang
terkirim.
Akibatnya, informasi yang terkirim pun akan berubah dan ujung-ujungnya mutu
informasi yang diterima jelas berkurang. Efek yang kita rasakan sangat nyata. Suara merdu
Andien yang mendayu akan terdengar serak, aransemen Dewa yang bagus itu jadi
terdengar enggak karuan, dan suara Iwan Fals benar-benar jadi fals.
Cara mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh redaman, noise, dan interferensi
cukup sulit. Pengurangan amplitudo gangguan (yang mempunyai amplitudo lebih kecil),
akan berdampak pada pengurangan sinyal asli. Sementara, peningkatan amplitudo sinyal
asli juga menyebabkan peningkatan amplitudo gangguan. Dilema itu bisa saja diatasi
dengan menggunakan teknik lain yang lebih rumit. Tapi, rangkaian penerima akan menjadi
mahal, sementara hasil yang diperoleh belum kualitas Hi Fi dan belum tentu setara dengan
harga yang harus dibayar. Itulah barangkali yang menyebabkan banyak stasiun radio siaran
bermodulasi AM pindah ke modulasi FM.
Konsekuensinya, mereka juga harus pindah frekuensi carrier karena aturan alokasi
frekuensi carrier untuk siaran AM berbeda dengan siaran FM. Frekuensi carrier untuk
siaran AM terletak di Medium Frequency (300 kHz - 3 MHz/MF), sedangkan frekuensi
carrier siaran FM terletak di Very High Frequency (30 MHz - 300 MHz/VHF).













Gambar 4. Diagram Blok Modulator



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Modulasi analog merupakan proses pemumpangan sinyal infomasi analog
yang berfrekuensi rendah terhadap sinyal pembawa (carrier) yang
frekuensinya lebih tinggi.
2. Pada modulasi analog terdapat beberapa jenis diantaranya yaitu modulasi
Amplitudo (AM) , modulasi frekuensi (FM), dan modulasi phasa (PM).
3. Proses penyampaian informasi pada modulasi anlog dilakukan dengan
menggunakan modem (Modulator de modulator)

You might also like