You are on page 1of 15

Tinjauan Pustaka

Kelelahan Otot Akibat Mekanisme Kontraksi Otot


Vita Paramitha Teken
102012107
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
e-mail : vita.teken@civitas.ukrida.ac.id


Abstak: Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
gerakan tubuh. Otot mempunyai fungsi khusus bagi tubuh kita, otot terbagi menjadi tiga
macam ada otot lurik, otot polos dan otot jantung otot yang sangat berperan dalam
pergerakan tubuh kita adalah otot lurik jika otot lurik ini terus berkontraksi maka akan terjadi
yang namanya kelelahan otot yang di akibatkan oleh adanya penimbunan asam laktat. Otot
mempunyai mekanisme berkontraksi dan relaksasi,ada beberapa tahap dan proses yang
dilalui sehingga dapat terjadi kontraksi dan relaksasi. Otot lurik atau rangka bekerja dibawah
pengaruh saraf. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya proses sliding
filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah jenis otot yang mudah
lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat
berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat, kerja enzim
maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan penimbunan
asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah pasokan
oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot

Abstrac: system muscular (muscle) consists of a large number of muscles that are
responsible for body movement. Muscles have a special function for our body, muscle is
divided into three kinds exist striated muscle, smooth muscle and cardiac muscle muscles
play a role in the movement of our body is striated muscle if striated muscle continues to
contract, there will be a name that causes the muscle fatigue by the accumulation of lactic
acid. Muscle contraction and relaxation have a mechanism, there are a number of stages and
processes that can occur through contraction and relaxation. Striated muscle or nerve order
to work under the influence. In simple contractions that occur due to the sliding filament
proteins actin and myosin. Keep in mind, skeletal muscle is a type of muscle fatigue. Tersbeut
muscle fatigue may occur due to accumulation of lactic acid due to various factors, such as
lack of rest time, heavy muscular work, as well as the energy source of the enzyme is reduced,
all of which would result in the accumulation of lactic acid. How to reduce hoarding is to
increase the supply of oxygen or with the help of enzyme in the liver.
Keywords: muscular system, the mechanism of muscle movement, muscle fatigue
Pendahuluan
Otot atau yang sering disebut alat gerak aktif merupakan penggerak sekaligus motor
dalam setiap gerak tubuh atau yang sering disebut dengan kontraksi. Otot bersinergi oleh
tulang yang merupakan alat gerak pasif dalam melakukan setiap kontraksi. Perpaduan antara
otot dan tulang tersebut memungkinkan terjadinya kontraksi. Berdasarkan jenisnya otot pada
manusia dibedakan menjadi tiga yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Jenis otot yang
menempel pada tulang berbeda satu sama lain karena memiliki tujuan yang berbeda satu
sama lain ketika akan melakukan gerakan / kontraksi nantinya. Oleh karena keberadaan dan
juga fungsi dari otot sangat penting dalam setiap gerakan / kontraksi tubuh untuk aktivitas
sehari-hari.
Kontraksi otot terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas dan sebaliknya
relaksasi otot terjadi ketika sedang istirahat atau dengan kata lain sedang tidak beraktivitas.
Pada otot tungkai yang merupakan organ motorik dari organ ekstremitas bawah tersusun atas
jenis otot skelet atau yang sering disebut otot lurik. Otot skelet memiliki sifat volunter atau
geraknya atas kemauan dan disadari serta lebih mudah cepat lelah namun cepat ketika
berkontraksi juga dapat dikendalikan. Maka dapat dikatakan otot dapat disebut sebagai mesin
pengubah energi kimia menjadi energi mekanik, yang terwujud dalam suatu kerja atau
aktivitas fisik. Dengan demikian dapat dikatakan aktivitas atau kontraksi otot yang
melibatkan otot tungkai akan lebih cepat lelah atau mengalami kelelahan otot.
Dalam melakukan kontraksi maka otot membutuhkan suplai energi dan salah satunya
yang dibutuhkan adalah oksigen yang dialirkan oleh pembuluh darah untuk melancarkan
proses kontraksi otot yang satu dan yang lainnya. Gangguan dalam penyediaan sumber energi
ataupun dalam suplai energi dapat mengganggu proses kerja otot atau kontraksi otot. Hal ini
dapat memicu terjadinya kelelahan otot dan dapat bertambah buruk bila tidak diimbangi
dengan relaksasi. Dengan demikian kontraksi otot sangat dipengaruhi atau dapat dikatakan
berbanding lurus dengan penyediaan dan suplai energi bagi otot.
Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah membahas baik secara makroskopik
ataupun mikroskopik otot tungkai. Dimana otot tungkai yang merupakan bagian organ
ekstremitas bawah, dan membahas hubungannya dengan mekanisme kontraksi otot yang juga
dipengaruhi oleh ketersediaan dan distribusi atau suplai sumber energi bagi otot dalam
berkontraksi. Selain itu penulisan tinjauan pustaka ini juga ditujukan untuk mengetahui
hubungan kontraksi khususnya otot tungkai yang merupakan otot skelet dengan adanya
energi otot.
Pembahasan
Otot merupakan suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk berkontraksi
sehingga berperan sebagai alat gerak aktif. Otot terbentuk dari ribuan sel (serabut) otot yang
di bungkus dengan lapisan jaringan ikat dan disatukan dalam kelompok-kelompok yang
disebut taslkulus, setiap serabut otot, di bagian yang pola pitanya dapat terlihat mengandung
miofibril, C
1
, setiap miofibril tersusun dari miofilamen miosin tebal dan miofilamen aktin
tipis.
1

Sebagai pergerakan otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh, Penopang dan
mempertahankan poster, otot menopang rangka dan memepertahankan poster tubuh saat kita
berdiri atau saat kita duduk terhadap gaya gravitasi. Produksi panas, kontraksi otot secara
metabolisme menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
1
Terjadinya kontraktilisasi, serabut otot berkontraksi dengan cara menegang yang
dapat atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot, serabut terelongasi karena
kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan
pemendekan yang terbatas.
1
Eksitibilitas, serabut otot akan merespons dengan kuat jika stimulasi oleh implus saraf.
Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat
relaks. Elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang. Berdasarkan strukturnya maka otot dapat dibedakan menjaadi 3 macam yaitu otot
polos, otot lurik, dan otot jantung.
1

Otot Secara Makroskopik
Otot tungkai bawah dibagi menjadi 3, yaitu : Mm. Flexor, Mm. extensor dan Mm.
Peronaei. Mm. Flexor dibagi atas lapisan dangkal dan lapisan dalam. Pada Mm.flexor lapis
dangkal terdiri dari M.gastrocnemius, M.soleus dan M.plantaris. Otot- otot ini bekerja untuk
memompa darah vena ke atas selama kontraksi.
Pada Mm.flexor lapis dalam terdiri dari M.popliteus, M.flexor digitorum longus,
M.tibialis posterior dan M.flexor hallucis longus. Pada Mm.extensor terdiri dari M.tibialis
anterior, M.extensor digitorum longus, M.peroneus tertius dan M.extensor hallucis longus.
Otot-otot ini menyebabkan dorsofleksi pada kaki. Pada Mm.peronaei terdiri dari M.peroneus
longus dan M.peroneus brevis. Otot-otot ini terutama bekerja dalam eversio kaki.
2



Gambar 1. Otot Tungkai Bawah secara Makroskopik

Otot secara Mikroskopik
Mikroskopis sel otot rangka terdiri dari:
3

1. Sarkolema (membran sel serabut otot)
2. Miofibril (mengandung filamen aktin dan myosin)
3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein & enzim.
4. Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)
5. Tubulus T (sistem tubulus pada serabut otot)


Gambar 2. Otot Tungkai Bawah secara Mikroskopik
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter yaitu kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk
memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan
kegiatan, ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula, elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
3


Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan filamen miosin.
Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun myofibril yang
menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot. Berdasarkan bentuk
morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot
lurik, otot polos, dan otot jantung.
3

Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian ventrikel (empal),
merupakan bagian tengah yang menggembung dan urat otot (tendon), merupakan kedua
ujung yang mengecil. Tendon tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan menjadi origo yang merupakan
tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi
dan insersio yang merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi. Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami
atrofi.
3

Dalam ekstremitas superior dan inferior sangat dipengaruhi oleh otot lurik (otot
rangka), khususnya dalam hal ini adalah ekstremitas superior. Otot lurik disebut juga otot
rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-
fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang
tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot
rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot
rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
3

Otot rangka atau otot lurik menyambungkan tulang ke tulang, ada yang
menggerakkan bagian tertentu tanpa melibatkan tulang, misalnya kelopak mata, otot sfingter,
lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak menolak. Oleh karena itu, untuk
menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya berpasangan, disebut pasangan
antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan, otot biseps mengecut dan pasangan
antagonisnya, otot triseps mengendur (m.s.1039 Campbell; m.s. 846 Audesirk & Audesirk).
Maklumat eferen somatik merangsang otot pertama (melalui neurotransmiter perangsang)
dan merencat otot kedua (melalui neurotransmiter perencat). Otot rangka kelihatan berjalur
dan tersusun dalam keadaan selari.
3


Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi
bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeperkuat
rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum.
Tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus.
3

Ada dua tipe otot yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya akan suplai darah,
mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa seperti hemoglobin
yang mampu mengikat O
2
dan menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga mengoksidasi
asam lemak untuk memperoleh energi. Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah,
mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan
pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O
2
sehingga cepat berkontraksi
meskipun cepat lelah.
3

Mekanisme Kerja Otot
Otot yang mendapat rangsangan akan bekerja dengan cara berkontraksi ditandai dengan
memendeknya otot serta menegang dan mengembungnya otot di bagian tengah . Apabila otot
tidak bekerja maka otot akan kembali mengendu dan kembali beristirahat (relaksasi).
Rangsangan yang diberikan secara terus menerus menyebabkan kontraksi terjadi secara
mendatar. Otot dapat berkontraksi karena adanya pemecahan molekul energi yang disebut
adenosin triphosphate (ATP). Untuk aktifitas berat selama 5 menit sel otot membutuhkan 85
gram ATP pemecahan ikatan kimia ATP ini menghasilkan produk.
4
Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi tersebut, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh otot tidak pernah
bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana, misalnya saat
berkontraksi salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung yang lain bergerak ke arah
ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam tersebut ialah origo sedangkan yang bergerak
disebut insesi. Namun kadang-kadang otot bisa digerakkan sedemikian rupa sehingga
insersinya diam dan origo bergerak ke arah insesi. Otot hanya bisa bekerja melalui kegiatan
kontraksi dan kegiatan menarik. Otot tidak bisa mendorong meskipun bisa berkontraksi tanpa
memendek sehingga mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang
maka otot menjadi lunak.
4
Misalnya saja saat mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan
tangan, siku, bahu dan mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot
harus berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang
halus. Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi otot.
4

Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf
pendek yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot
menuju ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat
untuk memicu kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu
anterior substansia grisea dalam medula spinalis.
4
Kontraksi Otot
Otot memiliki mekanisme khusus untuk berkonsentrasi, kontraksi pada otot akan
memunculkan gerakan

kontraksi otot terjadi akibat saraf, yang elektrik, dihantar ke sel-sel
otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot saraf (neuromuscular
junction). Impus saraf sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-
gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah
sinapsis) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktifitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga timbul
kontraksi.
5
Untuk bisa berkontraksi serabut otot membutuhkan energy yang di dapat dari oksidasi
makanan, terutama karbohidrat pada proses pencernaan karbohidarat akan di pecah menjadi
gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh
tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan dihati dan diotot, glikogen otot
merupakan sumber panas dan energy bagi aktifitas otot selama oksidasi glikogen menjadi
karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya akan energy. Senyawa ini disebut
adenosine trifosfat (ATP).
5

Apabila otot harus melakukan kontraksi, energy ATP akan dilepas seiring dengan
perubahanya menjadi adenosine difosfat (ADP). Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk
asam piruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan umum asam
piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air, pada proses ini juga dilepas energy yang
akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen yang diperlukan tidak
mencukupi, asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang apabila ditumpuk akan
menyebabkan kelelahan otot.
5


Gambar 3. Perubahan Selama Kontraksi Otot
Relaksai otot
Relaksasi otot terjadi saat stimulus saraf berhenti dan ion kalsium tidak lagi lepas. Ion
kalsium ditransfer kembali ke retekulum sarkoplasma dengan pompa kalsium dalam
membran reticulum sarkoplasma, apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu
diikuti dengan relaksasi, yaitu proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot
akan segera terjadi apabila pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot
dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.
6
Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala
miosin telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot
diawali dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena
ion kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi
berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali
berpisah, otot kembali memanjang, terjadilah relaksasi.
6


Pembentukan ATP
ATP (Adenosin Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP
berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin
dan miosin yang memerlukan ATP.
7


ADP---- ADP + P
Aktin + Miosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak
dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan
energinya kepada ADP.
7
Kereatin
Fosfokreatin + ADP---------------- kereatin+ ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari 5 kali jumlah ATP, pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu,
fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
7
Metabolisme Otot
Dalam otot tersimpan glikogen gula dalam darah, glikogen akan dilarutkan menjadi
laktasinogen (pembentukan asam laktat = asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan
menjadi glukosa dan asam laktat. Oleh respirasi dengan O
2,
glukosa akan dioksidasi
menghasilkan energy dan melepaskan CO
2
dan H
2
O.
7




Aktomiosin
Glikogen Laktasinogen

Asam laktat Glukosa
O
2

CO
2
+ H
2
O + energy
Proses ini terjadi pada saat otot mengalami relaksasi karena pada relaksasi diperlukan
oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat maka fase relaksasi ini disebut fase
aerob.
7
Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber,
yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang
disimpan di atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.
10,11
Saat kerja yang dilakukan
otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan
oksigen). Akan tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen
tidak mencukupi, maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).
7
Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan
dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi,
glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP).
Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin
difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.
8



ATP (36)
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan
menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses
anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit
(2ATP), proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak
mencukupi, asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.
8
Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai
jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat
dengan sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan
untuk membuang tumpukan asam laktat disebut oxygen debt.
8
Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah 10 kali kontraksi
maka ATP, harus di bentuk kembali untuk kelangsungan aktifitas otot melalui sumber lain.
Untuk kontraksi diperlukan energy, energy yang digunakan disuplay dalam bentuk energy
kimia, yaitu dari penguraian ATP.
8

ATP ADP + P + energy

ADP AMP + P + energy
Bila energy habis dalam keadaan ADP AMP + P + energy, otot tidak dapat
berkontraksi lagi. Fase ini disebut fase anaerob.
8
Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan saat otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan
kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali. Kelelahan otot suatu saat pasti akan
terjadi, terutama pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap harinya.
Lama waktu otot quadriceps saat melakukan gerakan maksimal dalam latihan hanya sampai
30 menit. Kelelahan otot juga berguna sebagai tanda bahaya, bahwa otot tidak dapat
menerima perintah untuk berkontraksi. Selain itu, kelelahan otot juga memberi sinyal bagi
tubuh kita agar beristirahat sejenak untuk mengembalikan keadaan otot setelah terjadi
kontraksi yang cukup lama. Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
diantaranya: waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau
berlangsung dalam waktu lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan
kerja enzim yang berkurang.
9
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontraksi) berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi
(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi
dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat
yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan
pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kecapeaian otot. Kecapeaian atau
kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
9
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di
hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa
oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah
dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan
mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.
9















Kesimpulan
Keluhan lemas dan lelah pada kasus, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan
otot yang dialami oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat.
Peningkatan asam laktat dapat terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot
yang terlampau berat. Dengan demikian maka hipotesis dapat diterima.

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.
2. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.
3. Eroschenko V. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional. Ed 9. Jakarta:
EGC. 2003.
4. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
5. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG;
2004.
6. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118.
7. Pangkalan Ide. Seri diet korektif: diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;
2007.h.201.
8. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 2). Ed 22. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.h.308-9.
9. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan
penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.
10. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2010.h.104-5.
11. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.h.320-1.
.

You might also like