Anggota : 1. Wahyu Sany Hidayatulloh D1E012230 2. Rijalul Qonai D1E012319 3. Yusuf Efendi D1E012348 4. Tety Chintya Dewi D1E012163 5. Dede Masopah D1E012031 6. Pelita D1E012067 7. Ismi Nurfatikha D1E012019 8. Rani Puspaningrum D1E012216
LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unggas merupakan salah satu jenis hewan yang banyak digemari oleh manusia. Menurut definisi, unggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang (daging dan telur) dan jasa (pendapatan). Unggas mempunyai berbagai macam jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa memeliharanya. Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan ternak. Hasil pokok dari unggas adalah daging dan telur, sementara hasil sampingan berupa bulu dan kotoran serta kesenangan (ornamental) sebagai hasil khusus. Peranan unggas dalam penyediaan protein hewani sangat besar khususnya ayam ras, namun begitu kontribusi ayam kampung, itik, mentok dan yang lainnya juga tidak dapat diabaikan. Untuk meningkatkan produktviatas unggas maka perlu adanya terobosan baru khususnya dengan bioteknologi sederhana dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu yang relatif singkat. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut maka perlu diketahui prinsip-prinsip reproduksi dan cara pengendalian serta penyebab menurunnya efisiensi guna meningkatakan produktivitas dalam usaha peternakan. Itik berkembang biak dengan bertelur. Telur itik mirip telur reptil, namun cangkangnya lebih keras karena berkapur. Pada unggas jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui fungsi anatomi organa genitalia feminina pada itik. 2. Mengetahui fungsi fisiologi organa genitalia feminina pada itik.
1.3 Perumusan Masalah 1. Apa perbedaan pada organ reproduksi itik betina dengan ayam betina? 2. Apa saja organ reproduksi pada itik betina?
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Itik Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap (kelas aves) yang dapat hidup di air, menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia. Spesies yang termasuk unggas air ialah itik (duck), angsa (goose), dan undan (swan). Ciri-ciri unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan unggas darat, jari- jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang, paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutupi oleh bulu, tidak mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibandingkan daging ayam (Susilorini et al., 2009). Dalam keadaan liar, ternak itik bersifat monogamous, yaitu hidup berpasangan. Setelah dijinakkan akan mengalami perubahan menjadi bersifat polygamous, yaitu hidup bersama-sama dalam satu kelompok. Para ahli berpendapat bahwa jenis ternak itik domestik yang sekarang kita kenal (kecuali muskovi = entok) merupakan keturunan langsung dari itik liar (Yuwanta, 2004). Bentuk badan itik relatif lebih kecil. Ciri spesifik dari itik jantan dan itik betina adalah ada tidaknya feather sex pada bulu ekornya. Unggas air mempunyai ciri-ciri memiliki selaput di kakinya, mempunyai kelenjar minyak. Bentuk badan itik betina lebih kecil dibandingkan itik jantan (Yuwanta, 2008). Itik diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu tipe petelur, tipe pedaging dan tipe ornamental. Tipe pedaging meliputi indian runner, khaki campel. Tipe pedaging, meliputi: peking, rouen, dan muscovy. Tipe ornamental, meliputi: East India, Call dan Mandarin. Itik mempunyai kaki yang relatif pendek untuk ukuran badannya. Jari atau toes yang terletak di bagian interior dihubungkan oleh selaput (foot web) yang memungkinkan itik dapat bergerak cepat saat berada dalam air. Foot web ini menghubungkan keempat jari-jari itik (Sudarmono, 2003). Pada unggas air, seperti itik, mentok,, dan angsa. Umumnya memiliki paruh yang lebih lunak dan kenyal dibandingkan ayam, disebut ceroma. Pada bangsa ayam, kaki bagian bawah (shank) atau cakar umumnya tertutup oleh sisik, tetapi pada bangsa tertentu, terutama yang berbulu total (seluruh tubuh), bagian cakar tertutup oleh bulu (Suprijatna et al., 2008). 2.2 Anatomi Organ Reproduksi Itik Organ reproduksi betina pada ayam dan itik hampir sama. Yaitu terdiri atas Ovarium, Infundibulum, Magnum, Isthmus, Uterus, Vagina, dan Cloaca. Anatomi alat reproduksi itik betina terdiri atas dua bagian utama yakni ovarium dan oviduk. Ovarium berfungsi sebagai tempat pembentukan kuning telur (Suprijatna et al., 2008). 2.3 Fisiologi Organ Reproduksi Itik Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Fungsi utama Infundibulum adalah menangkap ovum yang masak. Magnum merupakan temapat untuk mensintesis dan mensekresi putih telur. Isthmus adalah tempat untuk mensekresikan membran atau selaput telur. uterus temapat terbentuknya cangkang. vagina adalah tempat penyimpanan sementara telur. Kloaka merupakan bagian ujung luar dari oviduck tempat dikeluarkannya telur (Yuwanta, 2004). Infundibulum berperan dalam penangkapan kuning telur. Fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Isthmus berfungsi sebagai tempat untuk mensekresikan membran cangkang. Uterus adalah mensekresikan cangkang. vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Fungsi uterus adalah mensekresikan cangkang. Vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. Kloaka merupakan tempat untuk mengeluarkan telur (Hardjosworo, 2006).
III. PEMBAHASAN
3.1 Organ Primer Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap (kelas aves) yang dapat hidup di air, menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia. Spesies yang termasuk unggas air ialah itik (duck), angsa (goose), dan undan (swan). Menurut Susilorini (2009) ciri-ciri unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang, paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutupi oleh bulu, tidak mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibandingkan daging ayam. Ovarium pada ayam betina dan itik betina memiliki fungsi yang sama yaitu untuk membentuk yolk atau kuning telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et al., (2005) yang menyatakan bahwa ovarium berfungsi sebagai tempat pembentukan kuning telur. Yuwanta (2008) menambahkan bahwa ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Yuwanta (2004) menambahkan ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Anatomi alat reproduksi itik betina terdiri atas dua bagian utama yakni ovarium dan oviduk. Ovarium berfungsi sebagai tempat pembentukan kuning telur (Suprijatna et al., 2008). Menurut Yuwananta (2004), ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Fungsi utama infundibulum adalah menangkap ovum yang masak. Magnum merupakan temapat untuk mensintesis dan mensekresi putih telur. Isthmus adalah tempat untuk mensekresikan membran atau selaput telur. Uterus tempat terbentuknya cangkang. Vagina adalah tempat penyimpanan sementara telur. Kloaka merupakan bagian ujung luar dari oviduck tempat dikeluarkannya telur. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Hardjosworo (2006) yang mengatakan bahwainfundibulum berperan dalam penangkapan kuning telur. Fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Isthmus berfungsi sebagai tempat untuk mensekresikan membran cangkang. Uterus adalah mensekresikan cangkang. vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Fungsi uterus adalah mensekresikan cangkang. Vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. Kloaka merupakan tempat untuk mengeluarkan telur. 3.2 Organ Sekunder Infundibulum pada ayam betina dan itik betina memiliki peran yang sama yaitu berperan dalam penangkapan kuning telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Yaman (2010) yang menyatakan bahwa Infundibulum berperan dalam penangkapan kuning telur. Rasyaf (2008) menambahkan fungsi utama Infundibulum adalah menangkap ovum yang masak. Magnum pada ayam betina dan itik betina befungsi untuk mengsekresikan albumen atau putih telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely and Bade (1994) yang menyatakan bahwa fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Yuwanta (2004) menambahkan magnum merupakan temapat untuk mensintesis dan mensekresi putih telur. Isthmus pada ayam betina dan itik betina berfungsi untuk mensekresikan membran cangkakang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono (2003) yang menyatakan bahwa Isthmus berfungsi sebagai tempat untuk mensekresikan membran cangkang. Yuwanta (2004) menambahkan Isthmus adalah tempat untuk mensekresikan membran atau selaput telur. Uterus pada ayam betina dan itik betina berfungsi mensekresikan cangkang. Hal ini sesuai dengan Yuwanta (2008) yang menyatakan bahwa fungsi uterus adalah mensekresikan cangkang. Yuwanta (2004) menambahkan bahwa uterus temapat terbentuknya cangkang. Vagina pada ayam betina dan itik betina berfungsi sebagai tempat penyimapanan telur ntuk sementara waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah dan Polana (2004) bahwa vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. Yuwanta (2004) menambahkn bahwa vagina adalah tempat penyimpanan sementara telur. Kloaka pada ayam betina dan itik betina berfungsi sebaga tempat dikeluarkannya telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono (2003) yang menyatakan bahwa kloaka merupakan tempat untuk mengeluarkan telur. Yuwanta (2004) menambahkan bahwa kloaka merupakan bagian ujung luar dari oviduck tempat dikeluarkannya telur.
IV. KESIMPULAN
1. Anatomi alat reproduksi itik betina terdiri atas dua bagian utama yakni ovarium dan oviduct. 2. Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. 3. Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. 4. Fungsi utama infundibulum adalah menangkap ovum yang masak. 5. Magnum merupakan temapat untuk mensintesis dan mensekresi putih telur. 6. Isthmus adalah tempat untuk mensekresikan membran atau selaput telur. 7. Uterus tempat terbentuknya cangkang. 8. Vagina adalah tempat penyimpanan sementara telur. 9. Kloaka merupakan bagian ujung luar dari oviduck tempat dikeluarkannya telur.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, James and David H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Fadilah, R., dan Polana , A. 2004. Aneka Penyakit PadaAyam Dan Cara Mengatasinya. AgroMediaPustaka. Tangerang. Hardjosworo, Peni S. 2006. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadya. Jakarta. Rasyaf, M. 2008. Panduan beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius. Yogyakarta. Suprijatna, E., Atmomarsono, U., dan Kartasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprijatna, E., Atmomarsono, U., dan Kartasudjana, R. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas .PenebarSwadaya. Jakarta. Susilorini, T. E., M. E. Sawitri dan Muharlien. 2009. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul 6 Minggu Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. Yuwanta, T. 2004. Dasar beternakUnggas. Kanisius. Yogyakarta. Yuwanta, T. 2008. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.