You are on page 1of 49

MENGEMBANGKAN PEMASARAN

SANITASI MENDUKUNG
STRATEGI NASIONAL SANITASI
TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Pasar sanitasi di wilayah pedesaan masih
lemah. Keuntungan finansial masih belum
cukup untuk menarik bagi investor,
distributor maupun pengusaha dari sektor
swasta.
Selain itu, kebanyakan pemasok pedesaan
tidak memiliki keterampilan dan kapasitas
finansial untuk melakukan investasi dalam
pengembangan produk dan jasa atau
promosi sanitasi.
Pemasaran sanitasi tergolong pemasaran
sosial yang meliputi 6 P (Product, Price,
Promotion, Place, Policy dan
Partnership).
Namun demikian bisnis ini tetap
berpeluang dan menarik dikembangkan
terlebih pasar sanitasi yang masih
terbuka lebar untuk masyarakat
pedesaan di Indonesia.
Pemasaran sanitasi tidak hanya
meningkatkan derajat kesehatan dan status
sosial (gengsi) bagi konsumennya, namun
dapat memberikan pula keuntungan bagi
Provider (pelaku yang bergerak pada bisnis
ini), membuka kesempatan penyerapan
tenaga kerja produktif/tukang terlatih serta
memberikan kontribusi bagi penerimaan
pendapatan Pemerintah Daerah walaupun
sangat terbatas.
Jeda pasca pemicuan (triggering), merupakan saat yang
tepat untuk melaksanaan pemasaran sanitasi. Karena
kegiatan monitoring saja tidak cukup mempengaruhi
kebiasaan masyarakat agar merubah perilaku buruknya
seperti kebiasaan BAB ditempat terbuka, tidak cuci tangan
sebelum makan dan sesudah BAB dll.
Pemasaran sanitasi akan mengangkat derajat kesehatan
bagi konsumennya, melalui promosi perubahan perilaku,
promosi produk dan jasa yang ditawarkan.
Menarik bahwa masyarakat pedesaan adalah petani,
enggan harus membayar mencicil bulanan, tertarik jika
dapat dicicil yarnen (bayar panen). Ini kendala bagi
pengusaha, dan untuk mengatasi hambatan ini diperlukan
dukungan provider yang bersedia menjembataninya.
TujuanUmum:
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan pemasaran sanitasi dan penyehatan
lingkungan yang berkelanjutan.
Tujuan Khusus:
a. Diperolehnya derajat kesehatan dan gengsi yang
meningkat bagi masyarakat yang menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Diperolehnya konsumen loyal yang mau merubah
kebiasaan buruknya untuk Melaksanakan lima pilar STBM.
c. Diperolehnya peningkatan sarana sanitasi yang memenuhi
syarat untuk memproteksi penularan penyebaran penyakit
melalui air dan lingkungan.
d. Diperolehnya peluang usaha produk dan jasa sanitasi
mencakup lima pilar STBM bagi provider di daerah.
Hasil Yang Diharapkan
a. Meningkatnya pemahaman masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat(PHBS).
b. Terpenuhinya kebutuhan sanitasi baik berupa
produk, promosi maupun jasa sanitasi.
c. Terbentuknya jaringan/rantai supply untuk
mendukung kegiatan pemasaran sanitasi.
d. Terjalinnya komitmen pemerintah daerah dalam
hal kebijakan yang mendukung pemasaran
sanitasi
Strategi Umum Pemasaran Sanitasi
a. Membentuk komitmen masyarakat untuk
menciptakan masyarakat yang berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
b. Membentuk/membangun peralatan sanitasi baik
berupa produk, promosi maupun jasanya di desa
melalui penyiapan provider dan tukang terlatih.
c. Menciptakan jaringan/rantai supply untuk
mendukung kegiatan sanitasi melalui Penciptaan
peluang usaha baik berupa usaha produk, usaha
promosi maupun Usaha jasa sanitasi.
d. Mengadvokasi pemerintah daerah untuk
membangun komitmen berupa regulasi, kebijakan
dan insentif yang mendukung pelaksanaan
pemasaran sanitasi.
5. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pemasaran sanitasi menyangkut
promosi perubahan perilaku dan promosi atas
produk dan jasa yang mendukung terhadap
pelaksanaan lima pilar Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, yakni:
1. Stop dari buang air besar (BAB) sembarangan.
2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum rumah tangga dengan aman.
4. Mengelola sampah rumah tangga dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
6. Lokasi Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi kegiatan meliputi wilayah kerja
kabupaten terutama bagi desa desa yang
melaksanakan kegiatan pemicuan CLTS.
Adapun waktu pelaksanaannya
menyesuaikan dengan kegiatan
pemicuan, terutama setelah kegiatan
pemicuan atau pasca pemicuan
awal/lanjutan berlangsung
7. Sumber Dana
Pada prinsipnya sumber dana pelatihan,
workshop dan investasi dapat difasilitasi oleh
Pemerintah Daerah atau dilaksanakan secara
mandiri (provider) melalui pola pembiayaan
bersama (cost sharing basis) dengan
kerjasama perusahaan swasta melalui
bantuan Corporate Social Responsibility (CSR)
atau melalui pinjaman kredit dari Lembaga
Bank dan Non Bank.
8. Pelaku Usaha
Pelaku usaha adalah provider yang dalam hal
ini adalah pegiat utama STBM di kecamatan
dan desa, seperti sanitarian, usahawan,
pedagang dan tukang bangunan.
9. Dukungan Stakeholder
Sejalan dengan kegiatan pemasaran sanitasi
yang tergolong pemasaran sosial, sangat
diperlukan dukungan stakeholder terkait
terutama advokasi ke penguasa, kebijakan,
insentif dan pendanaan dari Pemerintah
Daerah agar kegiatan ini bisa
berkesinambungan.
Pendekatan Pelaksanaan
Untuk mendorong terwujudnya pemasaran
sanitasi berkelanjutan pada program STBM,
paling tidak diperlukan 3 komponen utama yang
saling terkait yakni; dengan menciptakan
komponen demand, membangun rantai supply
dan Menciptakan lingkungan yang mendukung,
sehingga terbentuk pasar produsen dan Pasar
konsumen STBM yang saling membutuhkan.
Methodologi Pelaksanaan
Methodologi pelaksanaan mengikuti metoda IPO (Input,
Process dan Out put), yang mengupayakan terlaksananya
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat,
melalui SK Menkes No. 852/MENKES/ SK/IX/2008 yang
mengajak stakeholder terkait dan masyarakat agar dalam
meningkatkan akses sanitasi dasar yang bersifat pribadi
tidak lagi diberikan bantuan subsidi oleh Pemerintah.
Pemecahannya adalah dapat dengan memanfaatkan
kemampuan dan potensi lokal yang ada disekitarnya,
pembangunan sarana jamban, material dan produk
sanitasi yang diperlukan dapat dilakukan secara kredit
melalui bantuan provider yang terorganisir.
Persiapan
Pengamatan pasar dilakukan untuk satu
Kabupaten yang dibidik adalah pasar sasaran
yang mendukung pelaksanaan terhadap
komponen demand, komponen supply dan
komponen enabling di Kecamatan dan Desa.
Melalui pemetaan pasar sanitasi dan analisis
peluang bagi 5 (lima) pilar STBM dengan
menggunakan instrumen yang telah disiapkan.
Penyusunan Strategi
Hasil pengamatan pasar merupakan langkah
awal dalam menyusun strategi dan kebijakan
bagi kabupaten dalam mendorong supply
untuk mengatasi konstrain/gap pasar sanitasi
yang terjadi, akibat belum semuanya jaringan
distribusi produk dan jasa sanitasi tersedia
hingga ke pedesaan.
Membentuk dan Melatih Provider
Provider merupakan rantai distribusi
sanitasi yang bisa menjangkau kepedesaan
Indonesia, penggiat pemasar sanitasi yang
terdiri dari sekumpulan orang dari latar
belakang berbeda, seperti sanitarian,
usahawan, pedagang dan tukang yang
menjalani bisnis untuk menuju perubahan
perilaku buruk sanitasi, agar masyarakat
dan keluarganya dapat hidup lebih
sejahtera.
Tukang Terlatih
Tenaga tukang sebagai tenaga pengembang
Sarana sanitasi (SubProvider) yang
merupakan asset bagi Pemerintah Daerah
yang harus ditingkatkan pengetahuannya
agar dapat memahami kegiatan pemicuan,
pengembangan produk dan jasa yang
berkualitas, promosi kesehatan, promosi
produk dan Jasa untuk mendukung
kelancaran usahanya.
Tukang terampil merupakan tim yang
dipilih oleh provider
kabupaten/kecamatan dan dilatih
olehTim Konsultan Pemasar Sanitasi dan
yang akan menjadi Sub Provider sebagai
ujung tombak pelaksanaan pekerjaan
pemasar sanitasi di desa,
PENGORGANISASIAN
Organisasi pemasar sanitasi merupakan sesuatu yang
berbeda dengan pemasaran umum, karena
pemasaran sanitasi selain merupakan pemasaran
sosial juga merupakan pemasaran bisnis yang
dibentuk menurut keperluan pasar secara spesifik.
Organisasi ini penting mendukung pelaksanaan STBM
terutama kegiatan STOP BABS yang sudah ditargetkan
akan dicapai 10.000 desa ODF (Open Defecation Free)
pada tahun 2014.
Provider adalah pelaksana pemasar sanitasi yang
terlibat langsung dilapangan, yang difasilitasi oleh Tim
Konsultan Pemasar Sanitasi yang didukung oleh
Pemerintah.
Media Promosi
Media promosi merupakan saluran informasi
yang cukup efektif yang dapat mempengaruhi
masyarakat umum dan masyarakat di sekolah
dalam mendukung perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat.
GALI INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT
ANALISA INFORMASI MENJADI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
PERKUAT DENGAN EBM ATAU KEJADIAN/FAKTA
PERKUAT DUKUNGAN DAN KEBIJAKAN
BERSAMA MEMBANGUN KETERPURUKAN
HASIL AMP TRIWULAN I
PROSEDUR ANC
PROSEDUR APN
KEMAMPUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
BEBAN KERJA
PEMBUATAN LAPORAN AUDIT VERBAL
EPH
FOLLOW UP
MONITORING DAN EVALUASI
PERJADIN

You might also like