Professional Documents
Culture Documents
1
:
2
=panjang gelombang cahaya medium 1 dan medium 2
Menurut Giancolli (2001: 258) pembiasan adalah
pembelokan seberkas cahaya yang merambat dari satu medium ke
medium lainnya yang berbeda kerapatannya.
Hukum I pembiasan
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar, dan ketiganya berpotingan pada satu titik.
Hukum II pembiasan
Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium
lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar
datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal.
Indeks bias dan cepat rambat cahaya dirumuskan sebagai berikut:
= (2.3)
Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya,
besaran indeks bias dan cepat rambat cahaya berubah, tetapi
frekuensi cahaya tetap. Sehingga indeks bias dan panjang
gelombangnya dirumuskan sebagai:
= (2.4)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya dari satu
medium ke medium yang lain yang mempunyai indeks bias (n) atau
kerapatan yang berbeda . Dimana jika n
1
<n
2
maka cahaya akan
18
dibelokan mendekati garis normal dan jika n
1
>n
2
maka cahaya
akan dibelokan menjauhi garis normal.
c. Cermin
1) Cermin datar
Menurut Kuntoro (2010: 197-198) cermin datar merupakan
sepotong gelas geometri bola berjejari tak terhingga, dan salah
satu permukaannya dilapisi oleh perak nitrat. Bayangan oleh
cermin datar selalu bersifat maya dan sejajar dengan bendanya.
Akibatnya jika seorang bercermin, maka tangan kiri orang itu
tampak sebagai tangan kanan.
Menurut Supardi (2004: 47) sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin datar adalah tegak dan maya, tinggi benda sama
dengan tinggi bayangan, jarak benda ke cermin sama dengan
jarak bayangan ke cermin.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin datar adalah tegak, sejajar dan
maya, jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak
bayangan terhadap cermin, serta menghadap berlawanan arah
terhadap bendanya.
2) Cermin cekung dan cembung
Menurut Giancoli (2001: 248-252) cermin dikatakan
cekung jika permukaan pantulnya ada pada permukaan dalam
bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang
melihat. Cermin cekung digunakan untuk bercukur atau cermin
rias. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada
permukaan luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan
cermin menggembung ke luar menuju orang yang melihat., dan
cermin cembung kadang-kadang digunakan pada mobil dan
truk (kaca spion) dan toko-toko (untuk mengawasi pencuri),
karena cermin ini memperlihatkan medan padang yang luas.
Tiga berkas tetentu yang mudah digambar:
19
1) Berkas 1 ditarik paralel dengan sumbu utama; dengan
demikian berkas ini harus lewat sepanjang garis yang
melalui F (fokus) setelah pemantulan.
2) Berkas 2 ditarik melalui F (fokus); dengan sedemikian
harus dipantulkan sedemikian rupa sehingga paralel
dengan sumbu utama
3) Berkas 3 dipilih tegak lurus terhadap cermin, dengan
demikian ditarik sehingga melalui C, pusat kelngkungan;
berkas ini lewat sepanjang radius permukaan sferis, dan
karena tegak lurus terhadap cermin akan terpantul kembali
pada dirinya sendiri
Persamaan cermin dirumuskan:
+ = (2.5)
Keterangan :
: jarak benda
: jarak bayangan
f : jarak fokus ( = , r adalah jari-jari kelengkungan cermin)
Persamaan ini disebut persamaan cermin dan
menghubungkan jarak benda dan bayangan dengan panjang
fokus f.
Menurut Kuntoro (2010: 198-200) cermin cekung terbuat
dari sepotong bola cermin (concave spherical mirror) bila
disinari maka sebagian besar terpantul melalui titik tertentu.
Ragam sinar yang jatuh dipermukaan cermin cekung dapat
digolongkan kedalam 3 sinar istimewa (principal rays) berikut
ini:
a) Sinar datang yang melewati pusat kelengkungan cermin,
dipantulkan melalui lintasan semula
20
b) Sinar datang berlintasan sejajar dengan sumbu cermin,
dipantulkan melalui titik fokus cermin itu
c) Sinar datang yang melewati titik fokus, dipantulkan ke arah
sejajar sumbu cermin.
Q
Q C P
b
R
o
Gambar 2.3 Bagan pembentukan bayangan pada cermin cekung
diperlihatkan bahwa PQA PQA, sehingga = , juga
diperlihatkan bahwa PQC PQC, sehingga = .
mengingat QC =o R, dan QC =R b maka = atau
= . Akhirnya diperoleh persamaan untuk cermin cekung :
+ = = (2.6)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cermin cekung dan
cermin cembung termasuk pada golongan cermin lengkung (sferis)
dimana jika pantulan cahaya terjadi pada permukaan dalam sferis maka
cermin tersebut dikatakan cekung sedangkan jika pantulan cahaya terjadi
pada bagian luar sferis maka cermin tersebut dikatakan cembung.
P
A
21
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin,
berdasarkan persamaan 1.2a dan 1.2b dapat dituliskan sebagai berikut :
+ = (2.7)
Menurut Supardi (2004: 49) perbesaran pada cermin dirumuskan
sebagai berikut: = = = = (2.8)
Sedangkan menurut Giancoli (2001: 252) Perbesaran lateral, m, dari
sebuah cermin didefinisikan sebagai tinggi bayangan (h
i
) dibagi tinggi
benda (h
o
), dapat dituliskan sebagai:
= = (2.9)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbesaran cermin
didapat dari hasil bagi antara jarak bayangan dengan jarak benda atau
tinggi bayangan dengan tinggi benda.
d. Lensa Cembung dan Cekung
Menurut Kuntoro (2010: 202) lensa merupakan benda bening
berpermukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat membiaskan
cahaya pada pola yang khas. Lensa tipis cembung disebut lensa positif
sedangkan lensa tipis cekung disebut lensa negatif.
Menurut Giancoli (2001: 265) lensa manapun yang lebih tebal di
tengah daripada di tepinya akan membuat berkas-berkas paralel
berkumpul ke satu titik, dan disebut lensa konvergen (lensa cembung).
Sedangkan lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya disebut
lensa divergen (lensa cekung) karena membuat cahaya paralel
menyebar.
Menurut Giancoli (2001: 266) kekuatan pada lensa diukur dengan
menggunakan kebalikan dari panjang fokus. Besaran ini disebut kuat
lensa, P.
22
= (2.10)
Menurut Supardi (2004: 50) kuat lensa adalah kekuatan untuk
mengumpulkan sinar (lensa cembung) atau kemampuan untuk
memancarkan sinar (lensa cekung)
Tiga berkas untuk menentukan posisi bayangan pada lensa
(Giancoli, 2001: 267)
1) Berkas 1 berasal dari puncak benda paralel dengan sumbu utama,
kemudian dibiaskan melalui titik fokus
2) Berkas 2 melewati F; dengan demikian paralel dengan sumbu utama
di luar lensa
3) Berkas 3 lurus melewati pusat lensa
Gambar 2.4. untuk menentukan posisi bayangan pada lensa
F O
F
1
I
F O
F
1
2
I
F O
F
1
2
23
Persamaan lensa menurut Giancoli (2001: 268-269) adalah
persamaan yang menghubungkan jarak bayangan dengan jarak benda dan
panjang fokus lensa.
= (2.11)
= (2.12)
Persamaan 1.4a dan 1.4b dibagi dengan d
i;
sehingga
+ = (2.13)
Dengan panjang fokus positif untuk lensa konvergen (cembung)
dan negatif untuk lensa divergen (cekung). J arak benda positif jika
berada di sisi lensa yang sama dengan datangnya cahaya, selain itu
negatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lensa tipis cembung
adalah lensa yang tebal di bagian tengahnya dan bersifat mengumpulkan
cahaya (lensa konvergen) atau disebut lensa positif. Sedangkan lensa
tipis cekung adalah lensa yang tipis di bagian tegahnya dan bersifat
menyebarkan cahaya (lensa divergen) atau disebut lensa negatif.
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator.
Yang diharapkan mampu menggali potensi yang ada pada diri manusia.
Sebagai fasilitator guru juga diharapkan dapat melakukan proses belajar
mengajar yang baik dan menyenangkan. Untuk mencapainya itu
dibutuhkan suatu metode yang baik pula.
Metode pembelajaran juga menentukan keaktifan dan prestasi
belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga mempengaruhi
hasil belajar siswa. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memilih
24
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran POE (Prediction
Observation and Explaination) yang membantu siswa untuk
mengemukakan hasil pemikirannya tentang teori yang ada.
Proses belajar mengajar di kelas menekankan pada pengembangan
daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang
belum pernah ada, seperti halnya dalam IPA fisika materi cahaya bukan
hanya proses menghafalkan materi yang diajarkan, melainkan juga adanya
perhitungan, Sehingga ketrampilan siswa tidak hanya terpaku pada materi
yang disampaikan tetapi ketrampilan siswa dapat berkembang seiring
dengan perkembangan yang ada dan sesuai dengan lingkungan sekitar
siswa berada. Untuk itu, agar tercipta kelancaran dalam proses belajar
mengajar tersebut, dibutuhkan model yang dapat merangsang ketrampilan
siswa dalam proses pembelajaran. Semakin menarik model pembelajaran
yang digunakan akan semakin cepat pula perkembangan ketrampilan
siswa.
25
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Permasalahan dalam pembelajaran IPA fisika
(kurangnya keaktifan siswa yang menyebabkan
menurunnya prestasi belajar)
Pre-test
Kelas kontrol Kelas eksperimen
Model pembelajaran POE
dilengkapi modul bergambar
Pembelajaran Konvensional
Lembar
Observasi
Post-test
Evaluasi
Analisis data
Kesimpulan
26
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis ststistik yang akan digunakan. (sugiyono,
2010: 42)
Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian
Dimana X adalah variabel bebas, yaitu pengaruh model
pembelajaran aktif POE dilengkapi modul bergambar, Y adalah variabel
terikat, yaitu prestasi belajar siswa kelas VIII, dan r adalah hubungan
antara variabel X dan Y.
D. HIPOTESIS
Menurut Arikunto (2009:17) hipotesis merupakan suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah disusun maka hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
Hipotesis penelitian (Ha) :
Ada pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and
Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa
materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
Hipotesis nol (Ho) :
Tidak ada pengaruh pembelajran aktif POE (Prediction, Observation
and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar
siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
X Y
r
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Nurul Ulum yang
berada di Batursari Mranggen Demak dengan kode pos 59567.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas VIII pada semester
II tahun pelajaran 2012/2013. Pada tanggal 4 Juni 10 Juni 2013.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2009
:108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs.
Nurul Ulum Mranggen yang terdiri dari 3 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2009:108). Sampel dalam penelitian ini diambil dari 3
kelas yaitu kelas VIII C dipilih sebagai kelas eksperimen, kelas
VIII A sebagai kelas kontrol, dan sedangkan kelas VIII B sebagai
kelas uji coba.
C. Teknik Sampling
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
sampling simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama
(Sugiyono, 2010: 120). Dengan demikian maka setiap subjek
memperoleh kesempatan dan hak yang sama untuk dipilih menjadi
sampel.
28
Dari keseluruhan kelas VIII diambil tiga kelas secara acak
melalui pengundian. Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih
kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai
kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan
suatu metode (Arikunto, 2009:149). Instrumen ini berupa tes dan
lembar observasi keaktifan siswa yang digunakan untuk
mendapatkan data.
1. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini
adalah:
a. Menentukan materi
Materi penelitian ini adalah Cahaya yang diajarkan pada
siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013
b. Membuat kisi-kisi soal
Pembuatan kisi-kisi soal tes sangat diperlukan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga agar tes yang disusun tidak
menyimpang dari materi.
c. Menentukan tipe soal
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
obyektif dengan pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban,
dengan satu jawaban benar.
d. Uji coba soal
Soal ini diujikan kepad para siswa kelas VIII yang sudah
mendapat pembelajaran cahaya yang berupa soal pilihan
ganda.
2. Instrumen soal
Instrumen soal yang telah disusun terdiri dari 30 soal
pilihan ganda kemudian di uji cobakan terlebih dahulu ke
dalam kelas uji coba, didapatkan 20 soal yang memenuhi
persyaratan dibawah ini :
29
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan instrumen yang baik peneliti
melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan
rumus korelasi product moment yaitu:
{ }{ }
2 2 2 2
XY
Y) ( Y N X) ( X N
Y) X)( ( XY N
r
=
(3.1)
Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi tiap item.
N : Banyaknya objek yang diuji.
EX : J umlah skor item
EY : J umlah skor total
EX
2
: Jumlah kuadrat skor item
EY
2
: Jumlah kuadrat skor total
EXY: Jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r
kritis product moment dengan ketentuan r
xy
>r
tabel
maka
soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Setelah
mendapat harga r
xy
, lalu dikonsultasikan dengan kriteria:
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 =sangat rendah.
Antara 0,21 sampai dengan 0,40 =rendah.
Antara 0,41 sampai dengan 0,60 =cukup.
Antara 0,61 sampai dengan 0,80 =tinggi.
Antara 0,81 sampai dengan 1,00 =sangat tinggi.
(Arikunto, 2009: 72).
b. Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas suatu instrumen menggunakan
rumus KR 20 yaitu :
r
11 =
( )
(Arikunto, 2009: 100)
...........
(3.2)
keterangan :
p =proporsi subjek yang menjawab item benar
30
q =proporsi subjek yang menjawab item salah. (q =1- p)
=jumlah hasil perkalian antara p dan q
S =standar deviasi dari tes.
Kriteria reliabilitas butir soal :
Antara 0,801 sampai 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,601 sampai 0,800: tinggi
Antara 0,401 sampai 0,600: cukup
Antara 0,201 sampai 0,400: rendah
Antara 0,000 sampai 0,200: sangat rendah
(Arikunto, 2009: 221-241)
c. Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran dapat diberi simbol P singkatan dari kata
proporsi dan dapat dicari dengan:
P= x 100 % ........................................ (3.3)
(Arikunto, 2009:208)
Keterangan :
P =indeks kesukaran
B =banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N =jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran
P = 0,00 0,30 adalah soal sukar
P = 0,30 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda
Untuk menentukan daya pembeda soal, rumus yang
digunakan adalah :
D = - =P
A
- P
B
.......................................... (3.4)
(Arikunto, 2009: 214)
Keterangan :
J =Jumlah peserta tes
31
J
A
=Banyaknya peserta kelompok atas
J
B
=Banyaknya peserta kelompok bawah
B
B
=Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
benar
B
B
=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
P
A
=Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
P
B
=Proporsi kelompok bawah yang menjawab
Klasifikasi daya pembeda soal adalah
DP 0.00 =Sangat jelek
0.00 DP 0.20 =J elek
0.20 DP 0.40 =Cukup
0.40 DP 0.70 =Baik
0.70 DP 1.00 =Sangat baik
E. Variable Penelitian
Sutrisno Hadi mendifinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan dan sebagainya. Gejala
adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah obyek peneliti yang
bervariasi (Arikunto, 2009 : 166 ).
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Varibel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab terjadinya sesuatu. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran aktif POE dilengkapi modul.
2. Variabel terikat yaitu variabel akibat yang ditimbulkan oleh
pengaruh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum
Mranggen.
32
F. Desain Penelitian
J enis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-
Posttest Control Group Design dengan dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random/acak. Kelompok pertama diberi perlakuan
dan kelompok yang lain tidak (Sugiyono, 2010: 112).
Adapun desain penelitian yang dikembangkan secara rinci dapat
terlihat seperti dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Tes-awal Perlakuan Tes-akhir
Eksperimen (R) T
1
X T
2
Kontrol (R) T
1
0 T
2
Keterangan:
R =random (acak)
T
1
=tes awal (pre-test)
T
2
=tes akhir (post-test)
X =perlakuan pembelajaran dengan model POE
0 =tidak ada perlakuan (Soegeng, 2006:166)
G. Prosedur/Cara Kerja
Prosedur dalam penelitian eksperimen yang dilakukan peneliti
adalah:
1. Tahap persiapan, meliputi :
(a) Menetapkan jadwal penelitian, (b) menentukan sampel
penelitian, (c) mempersiapkan materi, (d) menyusun RPP
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. melakukan pengajaran kepada kedua kelas, yaitu: kelas
eksperimen dan kelas kontrol, pada pelaksanaan kelas eksperimen
33
maupun kelas kontrol dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama kedua kelas diberikan pretes, kemudian pada kelas
eksperimen di laksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
POE dilengkapi modul bergambar, sedangkan pada kelas kontrol
dilaksanakan dengan model konvensional
b. Pada pertemuan kedua pada kelas keduanya dilakukan tes evaluasi
(postes) dengan menggunakan butir soal berupa pilihan ganda untuk
mengukur prestasi.
3. Tahap akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini yaitu :
a. Mengolah data hasil tes akhir (post-test) serta lembar observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Memberikan kesimpulan dari hasil yang diporoleh dari analisis
data.
d. Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu di perbaiki.
e. Membuat laporan penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, daftar nilai siswa
dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa
kelas eksperimen, kelas kontrol, dan kelas uji coba.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. (Arikunto, 2009: 150).
34
Metode tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif dari
hipotesis yang diajarkan. Tes yang digunakan adalah tes prestasi
yaitu tes yang diberikan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Tes diberikan kepada dua kelompok,
yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
c. Metode observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh indera (Arikunto, 2009: 272). Observasi pada penelitian ini
yang menjadi objek yaitu siswa.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil
penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Analisis Awal
Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai harian yang
digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas. Hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan
kelas kontrol memiliki kondisi yang sama atau tidak.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas sampel ini digunakan uji Liliefors.
H
0
: Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H
a
: Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh dengan prosedur
berikut.
35
1) Pengamatan x
1
, x
2
, . . . , x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, . .
., z
n
dengan menggunakan rumus
s
x x
z
i
i
= ( x dan s masing-
masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(z
i
) =P(z
z
i
).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, . . ., z
n
yang lebih kecil
atau sama dengan z
i
. J ika proporsi ini dinyatakan oleh S(z
i
), maka
( )
n
z yang z z z banyaknya
S
i n
z
i
s
=
, , ,
2 1
.........................(3.5)
4) Hitung selisih F(z
i
) S(z
i
) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut.
6) Sebutlah harga terbesar ini L
0
Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi
berdistribusi normal jika L
0
yang diperoleh dari data pengamatan
melebihi L dari daftar. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.
(Sudjana, 2002: 466-467).
2) Uji Homogenitas
Pasangan hipotesa nol dan hipotesa alternatifnya yang akan
diuji adalah:
H
0
=
2
1
=
2
2
H
1
=
2
1
=
2
2
Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui
kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang
sama. Untuk mengetahui homogenitas sampel dalam penelitian
akan diuji Bartlett.
36
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett:
Tabel 3.2 perhitungan uji bartlett
S
a
m
p
e
l
k
e
-
Dk
dk
1
S
i
2
log S
i
2
(dk) log S
i
2
1
2
3
n
1
1
n
2
1
n
3
1
1 n
1
1
1 n
1
2
1 n
1
3
S
1
2
S
2
2
S
3
2
log
S
1
2
log
S
2
2
log
S
3
2
(n
1
1) log
S
1
2
(n
2
1) log
S
2
2
(n
3
1) log
S
3
2
J
u
m
l
a
h
( ) 1
i
n
|
|
.
|
\
|
1
i
n
1
- -
2
i
S log 1)
i
(n
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang
diperlukan yaitu:
a)
|
|
.
|
\
|
=
1)
i
n (
2
i
S 1)
i
(n
2
S
........................................ (3.6)
b) Harga satuan B dengan rumus: B = 1)
i
n ) S (log (
2
(3.7)
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi
kuadrat:
{ } =
2
i
S log 1)
i
(n B ln10) (
2
................................ (3.8)
37
Kriteria pengujian: populasi mempunyai varians yang sama
(homogen) jika
2
tabel
2
hitung
< di mana
2
1) - (k ) - (1
didapat
dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-o) dan dk =
(k 1), dan taraf signifikan 5%. (Sudjana, 2002: 261-263)
b. Analisis Akhir
1) Uji Statistik
J ika terdapat perbedaan maka digunakan uji t
t =
\
|
|
|
.
|
\
|
+
|
|
.
|
2 1
2 1
1 1
n n
s
x x
dengan S
2
=
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2
2
2
1
1
+
+
n n
n n
s s
(3.9)
Kriteria pengujianya adalah: Terima Ho jika t
(1o)
<t <t
(1o)
di mana t
(1o)
didapat dari daftar distribusi t dengan dk =(n
1
+
n
2
2) dan peluang (1o) dalam taraf nyata dengan o =5%.
Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak. (Sudjana, 2002:238-
239).
2) Uji Prestasi belajar siswa ( Uji Gain)
Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui besar
prestasi belajar sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi
perlakuan.
Prestasi belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus
gain ternormalisasi sebagai berikut:
(g) =
pre) (S - max) (S
pre) (S - post) (S
.......................................... (3.10)
Keterangan :
(S
post
) =Skor rata-rata nilai postest
(S
pre
) =Skor rata-rata nilai pretest
(S
max
) =Skor maximum
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi =g >0,7
38
Sedang =0,3 g 0,7
Rendah =g 0,3 (Khanafiah, 2010: Eg)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu adanya persiapan agar
hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang
dilakukan sebelum penelitian.
Persiapan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi
Merupakan langkah pertama yang penting dilakukan karena
informasi-informasi yang berhubungan dengan objek penelitian sangat
dibutuhkan oleh peneliti. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
antara lain jumlah kelas, jumlah siswa dan nama siswa. Dalam
mengumpulkan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara
kepada guru mata pelajaran IPA Fisika kelas VIII mengenai situasi,
kondisi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
2. Menentukan sampel dari populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 MTs
Nurul Ulum Mranggen tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 3
kelas. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan cara
Simple random sampling. pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama, satu kelas sebagai
kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas VIII C
sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan
model POE dilengkapi modul, terdiri dari 28 siswa dan kelas VIII A
sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional
terdiri dari 28 siswa.
39
3. Hasil Uji Coba
Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik yaitu berupa tes,
maka tes tersebut perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Tes uji coba
dilakukan diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun
banyak item soal yang diuji cobakan sebanyak 30 soal pilihan ganda.
Dari tes uji coba tersebut, digunakan untuk mencari validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal.
B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Hasil analisanya adalah sebagai berikut :
1. Validitas
Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar. Nilai r
xy
yang dihasilkan pada perhitungan
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment. Item soal
dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai r
tabel
. J ika r
xy
>r
tabel,
maka butir item valid.
Dengan n = 28 dan = 5%, Dari pehitungan validitas sebagai
soal no 1 sampai no 30 berdasarkan lampiran 8b dan 8c diperoleh
hasil yaitu penghitungan validitas item untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6,7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29 adalah soal
yang valid. J adi terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 9,
11, 17, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30.
2. Reliabilitas
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebuah
tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek,
kemudian diberikan lagi pada subjek yang sama dilain waktu hasilnya
relatif sama atau tetap.
40
Reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20. Dengan taraf
signifikan 5% dan N =28 diperoleh nilai =0,374 Sedangkan
nilai adalah 0,5 . Karena > yaitu 0,5 >0,374,
maka instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat
pada lampiran 8d.
3. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang pandai dapat menjawab
soal dengan benar. Sehingga semakin besar daya pembeda soal, maka
soal tersebut semakin baik.
Berdasarkan lampiran 8e diperoleh hasil terdapat 22 soal untuk
kategori signifikan yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28, 29, dan 30. Sedangkan yang tidak
signifikan ada 8 soal yaitu soal no 9, 12, 19, 20, 22, 23, 26, 27.
4. Taraf kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan
mengetahui keseimbangan item tes yang disusun.
Berdasarkan lampiran 8f diperoleh hasil ada enam soal untuk
kategori mudah yaitu soal no 2, 5, 8, 20, 22, dan 24, empat belas soal
untuk kategori sedang yaitu soal no 1, 4, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19,
25, 26, 28, dan 30 serta 10 soal dengan kategori sukar yaitu soal no 3,
6, 7, 12, 15, 16, 21, 23, 27, dan 29.
5. Penentuan Soal Tes Instrumen
Dari lampiran 8b sampai dengan 8f dapat disimpulkan bahwa
semua butir soal memenuhi syarat sesuai dengan validitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda Sehingga dari 30 soal tidak semua item
akan digunakan melainkan 20 soal dalam instrumen penelitian.
41
C. Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, maka
penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi cahaya. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2013. Sampel penelitian diberi
bahan pelajaran yang sama yaitu materi cahaya. Kelompok E diberi
pelajaran dengan model POE (Prediction, Observation and Explanation)
dilengkapi modul dan kelompok K diberi pelajaran dengan
menggunakan model konvensional.
Pada tahap pelaksanaan langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pretest pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan model POE (Prediction,
Observation and Explanation) dilengkapi modul pada kelompok
eksperimen dan dengan model pembelajaran Konvensional pada
kelompok kontrol.
3. Memberikan tes evaluasi (posttest) pada kedua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan data hasil evaluasi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis awal
Analisis tahap awal dilakukan untuk mencari kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, yaitu dengan mencari normalitas dan
homogenitas sampel. Penentuan kelas untuk mencari normalitas dan
homogenitas dipilih berdasarkan data awal siswa yang diperoleh dari
nilai ulangan harian guru materi bunyi. Hasil dari perhitungan
normalitas dan homogenitas sampel adalah sebagai berikut:
42
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu
dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji
normalitas ini adalah:
L
O
<L
tabel
, maka sampel berdistribusi normal
L
O
L
tabel,
maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.1 Normalitas Data Awal
Kelompok N L
O
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 28 0,1255 0,1658 Berdistribusi Normal
Kontrol 28 0,0697 0,1658 Berdistribusi Normal
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa L
O
<L
tabel
pada taraf signifikan 5%
dengan jumlah siswa yang sama antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 28. Hal ini berarti sampel dari kedua kelompok sebelum
diberi perlakuan dari populasi berdistribusi normal. Penyajian dan
perhitungan data selengkapnya dapat dilihat dilampiran 10a sampai
dengan 11b.
b. Uji Homogenitas
Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.2 Homogenitas Data Awal
Sampel Keterangan
Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,570 Homogen
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada
Lampiran 12a dan 12b.
43
2. Analisis akhir
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu
dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji
normalitas ini adalah:
L
O
<L
tabel
, maka sampel berdistribusi normal
L
O
L
tabel,
maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.3 Normalitas Akhir
Kelompok N L
O
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 28 0,1340 0,1658 Berdistribusi Normal
Kontrol 28 0,1552 0,1658 Berdistribusi Normal
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran
15a sampai 16b.
b. Uji Homogenitas
Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.4 Homogenitas Data Akhir
Sampel Keterangan
Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,808 Homogen
Karena < yaitu 2,808<3,481, maka hal ini berarti kedua
kelompok setelah diberi perlakuan mempunyai varians yang sama
(homogen). Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada
Lampiran 17b.
c. Uji Statistik
44
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan.
Data yang dipakai dalam perhitungan uji t pihak kanan adalah data
nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis
statistik untuk keperluan t-test adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan pada lampiran dengan = 5 % diperoleh
t
hitung
=5,307. Sedangkan t
tabel
=1,673. karena > yaitu
5,307 >1,673 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
eksperimen dan pembelajaran di kelas kontrol. Analisis untuk
perhitungan uji t pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 18b.
d. Uji Prestasi belajar siswa (Uji Gain)
Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan rata-rata prestasi siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh dari nilai pretest dan nilai posttest siswa. Hasil
uji Gain dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Gain
Rata-rata Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest 36,07 29,64
Posttest 72,68 63,04
Gain
Ternormalisasi
0,573 0,475
Analisis gain dilakukan dengan melihat nilai pretest dan posttest
masing-masing kelas. pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori
sedang. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran yang dilaksanakan di kedua kelas memberikan pengaruh
yang baik terhadap prestasi belajar siswa Perhitungan selengkapnya
secara manual dapat dilihat pada lampiran 19.
45
E. Analisis Hasil Observasi
Dari data hasil observasi dilakukan dengan pengamatan oleh
observer melalui lembar observasi keaktifan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh observer menunjukan
aspek-aspek dalam kerjasama kelompok yang meliputi berpartisipasi,
berpendapat, berkomunikasi, bertanya, dan menyimpulkan. Berikut
tabel rekapitulasi data hasil observasi keaktifan siswa :
Tabel 4.6 Hasil Observasi
Kelompok N Rata-rata Kesimpulan
Eksperimen 28 75,714 Baik
Kontrol 28 65,714 Baik
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Kelas eksperimen jumlah siswa 28 orang dengan rata-
rata nilai 75,714 dan kelas kontrol rata-rata nilainya 65,714. Hal ini
menunjukkan bahwa keaktifan semua siswa termasuk kedalam kriteria
baik. Analisis untuk hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 21a dan
21b.
46
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian berjudul pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction,
Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi
belajar siswa materi cahaya ini dilaksanakan di kelas VIII MTs. Nurul Ulum
Mranggen Demak dengan mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian.
Pengambilan sampel ini didasarkan pada kelas yang berdistribusi normal dan
homogen. Data hasil uji normalitas menggunakan uji lilliefors untuk kedua kelas
memenuhi kriteria pengujian yaitu L
0
<L
tabel
, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya kedua kelas tersebut dilakukan uji
homogenitas menggunakan uji bartlett diperoleh kriteria pengujian _
2
hitung
<_
2
tabel
,
kedua sampel homogen. Dari hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIIIA sebagai kelas
kontrol dan kelas VIIIC sebagai kelas eksperimen.
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif model POE (Prediction,
Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi
belajar siswa ini dilakukan dengan cara menghitung persentase prestasi belajar
siswa dan analisis tahap akhir yaitu menggunakan uji-t pihak kanan dan uji gain
ternormalisasi.
Tahap analisis akhir pengujian hipotesis pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol menggunakan uji-t pihak kanan didapatkan t
hitung
> t
tabel
. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya untuk perhitungan gain
ternormalisasi terhadap kedua kelas didapatkan besarnya peningkatan prestasi
belajar siswa. Pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang dan pada kelas
kontrol berada pada kategori sedang. Peningkatan prestasi siswa menunjukkan
47
bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
Dari hasil analisis statistik bahwa hasil tes kedua kelas tersebut berbeda
secara nyata atau signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji t dengan hasil t
hitung
=
5,307 dan t
tabel
=1,673 sehingga , maka Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga ada perbedaan rata-rata hasil tes siswa yang disebabkan oleh
pemberian perlakuan. Artinya bahwa ada pengaruh pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and
Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa.
untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebelum
diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest). Peningkatan
prestasi belajar siswa dapat dihitung dari hasil analisis pretest dan posttest yang
telah dilakukan siswa. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil pretest kelas
eksperimen yaitu 36,07 dan kelas kontrol 29,64 . Sedangkan rata-rata hasil
posttest kelas eksperimen yaitu 72,68 dan kelas kontrol 63,04. Dari hasil
perhitungan tersebut maka didapatkan gain ternormalisasi kelas eksperimen
sebesar 0,573 dan kelas kontrol sebesar 0,475. Peningkatan prestasi belajar siswa
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan
sesudah mendapat perlakuan
Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, baik yang datang dari dalam
diri, maupun yang datang dari luar. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri ada
0
10
20
30
40
50
60
70
80
pretest posttest <g>
Eksperimen
kontrol
48
yang berkaitan dengan kecakapan, ada yang bukan kecakapan, seperti minat dan
dorongan untuk belajar. Hal itu dapat ditimbulkan melalui upaya dan situasi yang
diciptakan oleh guru disamping itu dapat mempengaruhi minat dan dorongan
belajar, juga dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Model pembelajaran Prediction, Observation and Explanation (POE) guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi. Setelah itu guru memberikan kesempatan
siswa untuk menyampaikan ide/gagasannya atau berprediksi. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.
Kemudian siswa menerangkan materi yang telah disajikan. dan guru
menambahkan materi. Setelah itu penutup. Sesuai dengan penelitian Wahyu Bekti
Lestarti (2011) bahwa Model pembelajaran POE terdiri atas mengajak siswa
memprediksi sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi, observasi secara langsung,
dan menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara hasil predikasi dan
observasi
Prestasi siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran aktif
Prediction, Observation and Explanation (POE) dilengkapi modul bergambar
lebih baik dari kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal
ini disebabkan karena pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE
(Prediction, Observation and Explanation) siswa aktif saling mengutarakan
pendapatnya. Sesuai dengan hasil penelitian Pande Km (2012) menyatakan bahwa
model ini menekankan proses pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Hal itu dikarenakan siswa belajar dengan dengan cara melakukan
atau memanipulasi benda, menggunakan indra mereka, menjelajahi lingkungan,
baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka.
Sehingga dengan model tersebut terlihat perbedaan yang signifikan proses belajar
yang telah dilakukan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and Explanation)
dilengkapi modul bergambar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
49
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Herni Budiati (2013) dengan
judul Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observasion, and
Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana Dan Eksperimen Terkontrol
Ditinjau Dari Keterampilan Metakognitif Dan Gaya Belajar Terhadap
Keterampilan Proses Sains. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa Model pembelajaran POE menggunakan eksperimen terkontrol,
keterampilan metakog-nitif tinggi dan gaya belajar visual memiliki pengaruh
paling baik terhadap KPS siswa.
50
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan:
1. Model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation, and
Explanation) dilengkapi modul bergambar ada pengaruh terhadap
prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum
Mranggen.
2. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa akibat pemberian perlakuan.
Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) lebih
baik (berpengaruh) dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional. Dimana pada model pembelajaran POE (Prediction,
Observation, and Explanation) dilengkapi modul diperoleh hasil gain
ternormalisasi 0,573 dan model pembelajaran konvensional diperoleh
hasil gain ternormalisasi 0,475.
3. Hasil rata-rata keaktifan siswa dengan model pembelajaran POE
(Prediction, Observation, and Explanation) lebih baik dibandingkan
model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran POE
(Prediction, Observation, and Explanation) diperoleh hasil rata-rata
75,714 dan model pembelajaran konvensional diperoleh hasil rata-rata
65,714.
Setelah melakukan penelitian yang berjudul pengaruh pembelajaran
aktif POE (Prediction, Observation, and Explanation) dilengkapi modul
bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs
Nurul Ulum Mranggen, maka peneliti akan memberikan saran sebagai
berikut:
51
1. Kepada guru fisika di SMP/MTs hendaklah menggunakan beberapa
model dan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi sesuai
dengan materi yang hendak disampaikan guna menciptakan siswa
yang aktif dan berprestasi.
2. Guru hendaknya mencoba menggunakan model pembelajaran
(Prediction, Observation, and Explanation) POE dijadikan alternatif
untuk menghasilkan siswa yang berprestasi.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi
revisi). J akarta: Rineka Cipta
. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). J akarta:
Bumi Aksara.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. J akarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi belajar Mengajar. J akarta: Rineka Cipta.
FPMIPA IKIP PGRI Semarang. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang:
IKIP PGRI Semarang
Giancolli, Douglas. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 2. J akarta: Erlangga
Hamdani. 2011. Srategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia
Herni Budiati. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE (PREDICTION,
OBSERVATION, AND EXPLANATION) Menggunakan Eksperimen
Sederhana Dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau Dari Keterampilan
Metakognitif Dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains.
Huda, Miftahul. 2011.Coperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kuntoro dan Bambang.2010. Fisika Dasar Listrik Magnet, Optika, Fisika
Modern. Yogyakarta: Andi Offset
Nawangsari, Okky Ratry. 2005. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia
Pada Pokok Bahasan Koloid Menggunakan Metode Pembelajaran
Probex (Predict-Observe-Explain) Pada Siswa Kelas II SMA N 2
Pekalongan Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: FMIPA
Unnes
Nur Mohammad dalam tulisannya berjudul pengembangan Bahan Ajar, dari
website doctoc.com. Diakses pada tanggal 27 juli 2010.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Santa, Pande Km Mika Adi. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
53
Kelas V Semester II SD Negeri 2 Gianyar. FIP: Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja Indonesia.
Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Siti Kanafiyah. 2010. Penerapan Pendekatan Modified Free Inquiry Sebagai
Upaya Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Dalam
Mengembangkan Jenis Eksperimen Dan Pemahaman Terhadap Materi
Fisika.
Siti Rahayu. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model POE
Berbantuan Media I AM A SCIENTIST.
Soegeng. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press
Sudjana,N. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Suharman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : FPMIPA UPI.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Supardi, Bibit.2004. Gelombang Optik. J akarta: Erlangga
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik
Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma
W.J .S. Poerwadarminta. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. J akarta: Balai
Pustaka
54
55
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
VIII B
NO NAMA KODE
1. Aldi Nimal Maulana UC 1
2. Alifa Desya Ramadani UC 2
3. Anang Nasrul UC 3
4. Basyrul Niam UC 4
5. Bayu Setiawan UC 5
6. Dicky Wahyudi UC 6
7. Disna Amar Majid UC 7
8. Dwi Sri Ayu Muafiyah UC 8
9. Eka Ayu Musholina UC 9
10. Erlinda Oktafiani UC 10
11. Gita Safitri UC 11
12. Hasni Basail UC 12
13. Kaerani Eka Kasyati UC 13
14. Khusnul Khotimah UC 14
15. Lina Aulia Maharani UC 15
16. Lina Mulyaningrum UC 16
17. M. Khoirul Najib UC 17
18. M.Achsan Alwi UC 18
19. Muh Agus Sulton Mahmud UC 19
20. Muhammad Irfan UC 20
21. Muhammad Sidiq UC 21
22. Muhammad Sigit UC 22
23. Puji Wijayanto UC 23
24. Putri Ardita Sari UC 24
25. Rifa Liana UC 25
26. Ryan Ali Reza UC 26
27. Totang Danil Prayogo UC 27
28. Uswatun Khasanah UC 28
Lampiran 1a
56
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
VIII C
NO NAMA KODE
1. Anik Handayani Rumiati E 1
2. Ari Saputra E 2
3. Arifatul safitri E 3
4. Arvan Maulana E 4
5. Deni Darmawan E 5
6. Dewi Puspita Sari E 6
7. Didik Haryanto E 7
8. Erna Sofiana E 8
9. Fatkhul Mustakim E 9
10. Khafid Widodo E 10
11. Luluk Aini Zakiati E 11
12. M. Ilham Maarif E 12
13. M. J epri Romadhon E 13
14. M. Khoerul Anwar E 14
15. M. Misbakul Ulum E 15
16. M. Yudhan Tri Gunawan E 16
17. Mega Dewi E 17
18. Mila Dianur Yunita E 18
19. Mufidatul Ulumiyah E 19
20. Muhammad Fiqi Ghufron E 20
21. Rizki Oktaviani E 21
22. Rizki Saputra E 22
23. Safitri E 23
24. Setya Aji Romansyah E 24
25. Shalsha Billa BA. E 25
26. Umi Farikha E 26
27. Wahyu Muafatun E 27
28. Yunita Ferina Ningtyas E 28
Lampiran 1b
57
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
VIII A
NO NAMA KODE
1. Ahmad Satrio Fahrur Rozi K 1
2. Ainul Hakim K 2
3. Bagas Febi Arianto K 3
4. Bagas Widyantoro K 4
5. Bayu Setiawan K 5
6. Dhikrul Hakim K 6
7. Faizal arifin K 7
8. Ferri Suharsono K 8
9. Ismatuz Zakiyyah K 9
10. Laili Ayu Agustin K 10
11. Lia Aprilia K 11
12. Lidia Ningrum K 12
13. Lina Afiyana K 13
14. M. Zalis Alfian K 14
15. Muh Andrean Bagheri K 15
16. Muhammad Ismail K 16
17. Muhammad Junaidi K 17
18. Muhammad Rohman K 18
19. Nur Chamidah Oki.BP K 19
20. Nur Khikmah K 20
21. Nur Laili Saadah K 21
22. Sely Apriliya K 22
23. Sigit Pranoto K 23
24. Supriyadi K 24
25. Umi Latul Khofifah K 25
26. Tri Kusumawati K 26
27. Totang Danil Prayogo K 27
28. Widya Ningrum .N.S. K 28
Lampiran 1c
58
Indikator No.
Soal
Ranah kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Menyebutkan sifat-sifat
cahaya
1
2 soal
2
2. Membedakan jenis-jenis
pemantulan cahaya
3 2 soal
13
3. Menyebutkan sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar
4
1 soal
4. Menentukan jumlah
bayangan yang dibentuk oleh
2 buah cermin datar
9
1 soal
5. Menghitung jarak bayangan
yang dibentuk oleh cermin
datar
5
1soal
6. Menghitung jarak bayangan
yang dibentuk oleh cermin
cekung
8
2 soal
10
7. Menghitung jarak benda pada
cermin cekung
26 2 soal
30
8. Menentukan sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin
cekung
27 2 soal
29
9. Menentukan letak benda pada 11 2 soal
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Standar kompetensi: Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika
dalam produk teknologi sehari-hari
Kompetensi dasar:Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa
Lampiran 2
59
cermin cekung jika sifat
bayangan diketahui
28
10. Menghitung jarak bayangan
yang dibentuk oleh cermin
cembung
17 1 soal
11. Menentukan sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin
cembung
15
1 soal
12. Menyebutkan ciri-ciri lensa
cembung
12 1 soal
13. Memberikan contoh peristiwa
pembiasan dalam kehidupan
sehari-hari
6 2 soal
16
14. Menunjukan hukum
pembiasan cahaya
7 1 soal
15. Menganalisis gambar yang
menunjukan arah pembiasan
cahaya
18
2 soal
21
16. Menghitung jarak benda dan
bayangan pada lensa
cembung jika kekuatan lensa
dan perbesarannya diketahui
20 1 soal
17. Menghitung tinggi bayangan
yang dibentuk oleh lensa
cembung
19 1 soal
18. Menunjukan jalannya sinar
istimewa pada lensa cembung
22 1 soal
19. Menentukan sifat bayangan
yang dibentuk lensa cekung
24 1 soal
20. Menghitung cepat rambat 23 1 soal
60
SkorPilihanGanda =
100 %
* Benarbernilai 1salahbernilai 0
Keterangan :
C1 = Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan.
C2 = Kemampuan kognitif tingkat pemahaman.
C3 = Kemampuan kognitif tingkat penerapan
C4 = Kemampuan kognitif tingkat menganalisis
cahaya pada suatu medium
21. Menghitung indeks bias suatu
medium
25 1 soal
61
Mata Pelajaran : IPA/Fisika
Materi : Cahaya
Kelas/Semester : VIII / 2
Waktu : 60 menit
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal dan kerjakan dengan jujur.
2. J awablah soal berikut pada lembar jawab yang telah tersedia.
3. Dilarang mencorat-coret lembar soal.
4. Tulislah identitas Anda pada kolom yang telah tersedia di lembar jawab.
5. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu
jawaban yang Anda anggap paling benar A, B, C atau D
6. Bila jawaban Anda salah dan ingin memperbaikinya, lakukan sebagai berikut:
J awaban semula A B C D
Pembetulan A B C D
1. Cahaya termasuk dalam ....
a. Gelombang radio
b. Gelombang transversal
c. Gelombang longitudinal
d. Gelombang sinar
2. Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali....
a. Merambat menurut garis lurus
b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa
d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
SOAL UJI COBA
CAHAYA
Lampiran 3
62
(1) Pemantulan sinar yang mengenai permukaan seng
(2) Pemantulan sinar pada permukaan air
(3) Pemantulan cahaya pada kaca spion mobil
(4) Pemantulan sinar yang mengenai benda kasar
Yang termasuk pemantulan baur (difuse) adalah....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
4. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah....
a. Tegak dan jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda
b. Nyata dan jarak bayangan sama dengan jarak benda
c. Maya dan ukurannya sama dengan ukuran benda
d. Tegak dan ukurannya lebih besar dari ukuran benda
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tinggi dan jarak bayangan yang terjadi dihitung dari jarak benda adalah....
a. 2 cm dan 5 cm
b. 2 cm dan 10 cm
c. 5 cm dan 2 cm
d. 7 cm dan 10 cm
6. Pernyataan di bawah ini merupakan contoh peristiwa pembiasan, kecuali....
a. Sebatang pensil yang tampak patah ketika diletakan di dalam gelas yang
berisi air
b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak dangkal
c. J alan raya pada terik matahari kelihatan berair
d. Berkas cahaya dari benda-benda langit tidak lurus sampai di bumi
5 cm
2 cm
63
7. Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki suatu
medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini
adalah sesuai dengan....
a. Hukum Frensel c. Percobaan Young
b. Hukum Snellius d. Hukum Brewster
8. Sebuah benda setinggi 13 cm terletak 6 cm di depan cermin cekung, ternyata
tinggi bayangan yang terbentuk adalah 26 cm, maka jarak bayangannya
adalah....
a. 12 cm c. 24 cm
b. 14 cm d. 91 cm
9. Sebuah benda diantara dua buah cermin datar yang membentuk sudut 30
o
, akan
terbentuk bayangan sebanyak....
a. 6 buah c. 9 buah
b. 8 buah d. 11 buah
10. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung yang jarak fokusnya 180 cm
dan jarak bayangan yang terjadi adalah...
a. -45 cm c. 120 cm
b. -90 cm d. 240 cm
11. Di manakah benda harus diletakan pada cermin cekung agar didapat
bayangan maya dan diperbesar (lihat gambar)?
a. Antara F dan M c. antara F dan O
b. Di titik F d. di titik M
12. Lensa yang tebal dibagian tengah dan bersifat mengumpulkan cahaya
disebut....
a. Lensa cembung c. Lensa konkaf
F M
O
64
b. Lensa cekung d. Lensa datar
13. J ika seberkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, maka
pemantulannya disebut....
a. Pemantulan sempurna
b. Pemantulan semu
c. Pemantulan teratur
d. Pemantulan baur
14. Ikan di laut yang jernih akan tampak lebih dekat ke permukaan. Hal ini
sebagai akibat dari peristiwa....
a. Pemantulan
b. Pemantulan sempurna
c. Pembiasan
d. Pemantulan baur
15. Bayangan yang akan dibentuk oleh cermin cembung selalu....
a. Maya, tegak, diperkecil
b. Maya, terbalik, diperkecil
c. Nyata, tegak, diperkecil
d. Nyata, terbalik, diperkecil
16. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak fokus 15
cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ......
a. 0,5 kali c. 0,6 kali
b. 1,5 kali d. 3,0 kali
17. Fokus sebuah cermin cembung 24 cm. Sebuah benda terletak di depan cermin
itu pada jarak 40 cm. J arak bayangannya adalah....
a. -30 cm c. 15 cm
b. -15 cm d. 30 cm
65
18. J ika sinar datang dari udara ke air, maka gambar pembiasan yang benar di
bawah ini adalah....
a. c.
b. d.
19. Sebuah benda ditempatkan 5 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 10
cm. Bila tinggi benda 4 cm, maka tinggi bayangan adalah....
a. 8 cm c. 15 cm
b. 14 cm d. 20 cm
20. Kekuatan sebuah lensa cembung 2,5 dioptri dengan perbesaran bayangan
4 kali. Besarnya jarak benda dan jarak bayangan pada lensa tersebut
adalah....
a. 25 cm dan 100 cm
b. 50 cm dan 200 cm
c. 50 cm dan 100 cm
d. 100 cm dan 200 cm
21. Manakah gambar di bawah ini yang menunjukan arah pembiasan cahaya dari
udara ke air....
Udara
Air
N
Udara
Air
N
Udara
Air
N
Udara
Air
N
66
a. c.
b. d.
22. Lukisan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung ditunjukan oleh....
a. . . . . c. . . . .
M F F M M F F M
b. . . . . d. . . . .
M F F M M F F M
23. Seberkas cahaya merambat dari udara menuju air dengan indeks bias 4/3. J ika
cepat rambat cahaya di udara 3 x 10
8
m/s. Maka cepat rambat cahaya itu di
air sebesar....
a. 1,75 x 10
8
m/s c. 2,25 x 10
8
m/s
b. 2.00 x 10
8
m/s d. 2,50 x 10
8
m/s
67
24. Sebuah benda diletakkan 4 cm di depan lensa cekung yang mempunyai jarak
titik api 12 cm. Sifat bayangan yang terbentuk adalah....
a. Nyata, terbalik, diperkecil
b. Nyata, terbalik, diperbesar
c. Maya, tegak, diperkecil
d. Maya, tegak, diperbesar
25. Cepat rambat cahaya dalam suatu cairan adalah 2 x 10
8
m/s. Bila cepat rambat
cahaya di ruang hampa 3 x 10
8
m/s. Maka indeks bias cairan tersebut adalah....
a. 0,75 c. 1,5
b. 1,33 d. 1,66
26. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung yang memiliki jarak fokus
15 cm. Agar bayangan yang terbentuk 3 kali lebih besar dan nyata, benda
harus diletakkan pada jarak....
a. 20 cm c. 30 cm
b. 10 cm d. 15 cm
27. Sebuah benda kecil diletakan pada sumbu utama sebuah cermin cekung di
antara titik fokus dan titik pusat kelengkungannya. Sifat bayangan yang
dibentuk cermin adalah....
a. Maya, terbalik, dan diperkecil
b. Maya, tegak, dan diperbesar
c. Nyata, tegak, dan diperkecil
d. Nyata, terbalik, dan diperbesar
28. Bayangan yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung lebih besar daripada
bendanya (s =jarak benda dan f =jarak fokus cermin)....
a. J ika s lebih kecil dari 2f
b. J ika s lebih besar dari 2f
c. J ika s sama dengan 2f
d. Untuk setiap nilai s
68
29. J ika sebuah cermin lengkung membentuk sebuah bayangan nyata, maka
bayangan relatif terhadap bendanya selalu....
a. Lebih kecil c. Terbalik
b. Lebih besar d. Tegak
30. J ika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari
kelengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya
terletak di depan cermin berjarak....
a. 15 cm c. 25 cm
b. 20 cm d. 30 cm
69
KUNCI JAWABAN
1. B 11.C 21. D
2. C 12. A 22.B
3. C 13. D 23. C
4. C 14. C 24. B
5. B 15. A 25. C
6. C 16. D 26. D
7. B 17. B 27. A
8. A 18. C 28. D
9. D 19. A 29. A
10. B 20. B 30. A
70
SILABUS
Nama Sekolah : MTs Nurul Ulum Mranggen
Mata Pelajaan : IPA
Kelas/Semester : VIII / 2
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari
Kompete
nsi Dasar
Mate
ri
Pemb
elajar
an
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber /
Bahan /
Alat
Karakter
yang
dicapai
Tekni
k
Bentuk
Instrum
en
Contoh Instrumen
6.3
Menye-
lidiki
sifat-
sifat
cahaya
dan
Ca
hay
a
- Melakukan
percobaan
untuk
menunjukkan
jalannya
perambatan
cahaya.
- Mencatat
- Menunju
kkan
hukum
pemantul
an
melalui
percobaa
Tes
tertuli
s
Pilihan
ganda
1. Sinar datang, sinar pantul,
dan garis normal terletak pada
satu bidang dan ketiganya
berpotongan pada satu titik.
Hal tersebut sesuai dengan
bunyi hukum....
e. Pemantulan cahaya
4 jp
Sumber:
Kanginan,
Marthen.20
07.IPA
Fisika untuk
Kelas
VIII.Jakarta
- Aktif
- Tanggun
g jawab
- Kerja
sama
- Mandiri
- Disiplin
- Responsi
Lampiran 5
71
hubung
an nya
dengan
berbaga
i bentuk
cermin
dan
lensa
istilah
pemantulan
baur dan
pemantulan
teratur.
- mencatat
hukum
pemantulan
cahaya.
- Mengenali
jenis- jenis
cermin
secara
umum.
- Mencatat
sifat-sifat
bayangan
pada cermin
datar
- mencatat
adanya sinar-
sinar
istimewa dan
cara
menggambar
bayangan
yang terjadi
pada cermin
n
- Mendes-
kripsikan
proses
pembent
ukan dan
sifat-
sifat
bayanga
n pada
cermin
datar,
cermin
cekung
dan
cembung
f. Pembiasan cahaya
g. Frensel
h. Brewster
2. Sebuah benda kecil
diletakkan pada sumbu
utama sebuah cermin
cekung di antara titik fokus
dan titik pusat
kelengkungannya. Sifat
bayangan yang dibentuk
cermin adalah....
e. NNyata, terbalik, dan
diperkecil
b. Maya, tegak, dan
diperbesar
c. Nyata, tegak, dan
diperkecil
d. Nyata, terbalik dan
: Erlangga
Bahan:
LKS, air
Alat: papan
tulis, spidol,
cermin
datar, laser,
gelas
f
- Rasa
Ingin
Tahu
- Religius
72
cekung dan
cembung
- Merumuskan
hubungan
antara jarak
benda, jarak
bayangan
dan jarak
fokus serta
merumuskan
tentang
perbesaran
bayangan
- Menggali
pengertian
pembiasan
cahaya
- Merumuskan
indesk bias
cahaya
secara
matematik.
- Mencatat
hukum
snellius
- Mencatat
sinar sinar
istimewa
.
- Menunju
kkan
hukum
pembias
an
melalui
percobaa
n
diperbesar
3. Sinar datang dari suatu
mediumyang kurang rapat
dan memasuki suatu medium
yang lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis
normal. Hal ini adalah sesuai
dengan....
a. Hukum Frensel
73
pada lensa
cembung dan
cekung dan
cara
menggambar
kan
bayangannya
.
- Merumuskan
hubungan
antara jarak
benda, jarak
bayangan
dan jarak
fokus.
- Mencatat
konsep
perbesaran
bayangan
dan kekuatan
lensa
cembung.
- Mendesk
ripsikan
proses
pembent
ukan dan
sifat-
sifat
bayanga
n pada
lensa
cekung
dan
lensa
cembung
b. Hukum Snellius
c. Percobaan Young
d. Hukum Brewster
4. Berapakah jarak bayangan
yang terbentuk dari sebuah
lensa cembung dengan fokus
25 cm dan perbesaran
bayangan 5 kali?
a. 20 cm
b. 30 cm
c. 120 cm
d. 150 cm
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Eksperimen
Sekolah : MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Pertemuan ke - : Pertama
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Standar Kompetensi
6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa
Indikator
22. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan
cahaya
23. Menunjukkan hukum pemantulan melalui percobaan
24. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada
cermin datar, cermin cekung dan cembung.
25.
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan
3. Mengamati proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin
cekung dan cembung
4. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
datar, cermin cekung dan cembung
5. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada cermin
Lampiran 6a
75
cekung dan cembung
II. Materi Pembelajaran
a. Hukum Pemantulan Cahaya
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu
bidang dan ketiganya berpotongan pada satu titik
(2) Sudut pantul sama dengan sudut datang (i =r)
(Kanginan, 2007: 192)
b. Cermin Datar, Cekung dan Cembung
1) Cermin Datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar yaitu:
a) Maya,
b) Sama besar dengan badan,
c) Tegak,
d) Menghadap terbalik dengan bendanya, dan
e) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(jarak bayangan =jarak benda)
2) Cermin Cekung dan Cembung
Cermin cekung tergolong cermin lengkung. Cermin lengkung
dikatakan cermin cekung jika permukaan yang mengkilap (bagian
depannya) melengkung ke dalam.(Kanginan, 2007: 197)
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui
titik fokus F
b) Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu
utama
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P
dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut
76
(Kanginan, 2007:199)
J ika pada cermin cekung, bagian depan cermin adalah permukaan
dalam irisan bola, pada cermin cembung, bagian depan cermin
adalah permukaan luar irisan bola. (Kanginan, 2007: 203)
Tiga sinar istimewa pada cermin cembung yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakan-
akan datang dari titik fokus F
b) Sinar datang menuju ke titik fokus maya F dipantulkan sejajar
sumbu utama
c) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P dipantulkan
kembali seakan-akan datang dari titik pusat kelengkungan
tersebut
(Kanginan, 2007: 203-204)
III. Metode Pembelajaran
Model : POE (Prediction Observation and Explaination)
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok, dan
Demonstrasi
IV. Langkah-langkah Kegiatan
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendidikan
Karakter
1. Pendahuluan
a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek
kehadiran siswa.
b. Motivasi :
- Siapa yang suka bercermin?
- Apa yang kalian lihat pada saat
bercermin?
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
20 menit
Religius
Rasa Ingin Tau
Informatif
77
kompetensi dasar yang akan dicapai
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok secara acak, masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.
e. Guru memberikan soal pretest.
Disiplin dan
Kerjasama
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan siswa
mengenai sifat cahaya dan hukum
pemantulan cahaya melalui demonstrasi.
2. Guru memberi pertanyaan pada siswa
apa yang akan terjadi pada benda
tersebut jika dilakukan sesuatu
3. Guru menyuruh siswa untuk
mendiskusikan dengan kelompoknya.
4. Guru menjelaskan proses pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan
cembung
5. Guru merumuskan hubungan antara jarak
fokus, benda dan bayangan pada cermin
b. Elaborasi
1. Siswa memprediksi demonstari yang
dilakukan oleh siswa serta guru.
2. siswa melakukan observasi/pengamatan
demonstrasi.
3. Siswa mencatat hasil observasi /
pengamatan.
4. siswa mendiskusikannya serta
mempresentasikan / menjelaskan hasil
diskusi.
60 menit
Rasa ingin tahu
dan aktif
Respect, aktif
Rasa ingin tahu
dan aktif
Perhatian, rasa
ingin tahu
Rasa ingin tahu
Aktif, tanggung
jawab, kerja sama
Tanggung jawab,
78
c. Konfirmasi
1. Memberikan penghargaan bagi kelompok
yang mampu menjalankan tanggung
jawab dengan baik
2. Memberi penguatan pada siswa pada
materi yang telah dipelajari
3. Memberi kesempatan siswa bertanya
berkaitan dengan materi pembelajaran
yang belum dipahami
4. Guru memberikan evaluasi / post test
aktif
Tanggung jawab,
aktif, responsif
Perhatian,
responsif
3. Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan.
2. Guru Memberikan pekerjaan rumah (PR)
3. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri
dengan berdoa dan mengucap salam.
10 menit
Aktif dan
tanggung jawab
Mandiri
Rasa ingin tahu,
informatif
Religius
V. Bahan/ Sumber Belajar
- Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. J akarta:
Erlangga
-
V1. Alat dan Media
Alat : cermin, laser, spidol dan karton
Media : Papan tulis,
79
V11. Penilaian
Indikator
pencapaian
Penilaian
Sko
r
Teknik Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Merancang
dan
melakukan
percobaan
untuk
menunjukkan
perambatan
cahaya
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
1.Yang bukan merupakan
sifat cahaya adalah....
a. Dapat dibiaskan
b. Dapat merambat di
ruang hampa
c. Kecepatan selalu
tetap di semua medium
d. Memiliki energi
2. Menunjukka
n hukum
pemantulan
melalui
percobaan
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
1. Sinar datang, sinar
pantul, dan garis
normal terletak pada
satu bidang dan
ketiganya
berpotongan pada
satu titik. Hal
tersebut sesuai
dengan bunyi
hukum....
i. Pemantulan cahaya
j. Frensel
k. Pembiasan cahaya
l. Brewster
Indikator
Pencapaian
Penilaian Sko
r
Teknik Bentuk
Instrumen
Instrumen
2. Mendeskripsi
kan proses
pembentukka
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
3. Sebuah benda kecil
diletakkan pada sumbu
utama sebuah cermin
80
n dan sifat-
sifat
bayangan
pada cermin
datar, cermin
cekung dan
cembung.
cekung di antara titik
fokus dan titik pusat
kelengkungannya. Sifat
bayangan yang dibentuk
cermin adalah....
f. Nyata, terbalik, dan
diperkecil
g. Maya, tegak, dan
diperbesar
h. Nyata, tegak, dan
diperkecil
i. Nyata, terbalik dan
diperbesar
Total Skor
Mranggen, Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mapel IPA Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati Nisfi Laili Saadati
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Eksperimen
Sekolah : MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Pertemuan ke - : Kedua
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Standar Kompetensi
6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hugungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa
Indikator
1. Menunjukkan hukum pembiasan melalui percobaan
2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa cembung
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan hukum pembiasan cahaya melalui percobaan.
2. Mengamati proses pembentukan bayangan pada lensa cekung dan
lensa cembung
3. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa
cekung dan lensa cembung
4. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung
5. Menjelaskan hubungan antara indeks bias, cepat rambat dan panjang
gelombang suatu medium
82
II. Materi Pembelajaran
a. Hukum Pembiasan Cahaya
Hukum I Pembiasan
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik.
Hukum II Pembiasan
Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih rapat
dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari
medium lebih rapat menuju ke medium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal
(Kanginan, 2007: 207)
Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lain yang berbeda,
cahaya dibiaskan karena cepat rambat cahaya dalam kedua medium
adalah berbeda sesuai dengan persamaan :
n
1
v
1
=n
2
v
2
b. Lensa Cekung dan Cembung
1) Lensa Cekung
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan sekan-akan
berasal dari titik fokus aktif F
1
b) Sinar yang datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F
2
dibiaskan sejajar sumbu utama
c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
membias
(Kanginan, 2007: 217)
2) Lensa Cembung
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik
fokus aktif F1 yang terdapat di belakang lensa
83
b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 yang terdapat di
depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama
c) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
membias
(Kanginan, 2007: 214)
Perhitungan lensa yaitu:
1
+
1
=
1
III. Metode Pembelajaran
Model : POE (Prediction Observation and Explaination)
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi
IV. Langkah-langkah Kegiatan
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendidikan
Karakter
1. Pendahuluan
a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek
kehadiran siswa.
b. Motivasi :
- Pernakah kalian melihat dasar kolam
renang? Terlihat dalam atau dangkal?
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok secara acak, masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.
20 menit
Religius
Informatif, rasa
ingin tahu
Informatif
Peduli, kerja
sama, disiplin
84
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan siswa
mengenai hukum pembiasan cahaya
melalui demonstrasi.
2. Guru memberi pertanyaan pada siswa
apa yang akan terjadi pada benda
tersebut (demonstrasi) jika dilakukan
sesuatu
3. Guru menyuruh siswa membuat prediksi
4. Guru menanyakan kembali pada siswa
hasil prediksi dan mengapa berprediksi
(seperti itu).
b. Elaborasi
1. Siswa memprediksi dari
pendemonstrasian.
2. siswa melakukan observasi/pengamatan
dari demonstrasi.
3. Siswa mencatat hasil
observasi/pengamatan demonstrasi.
4. siswa mendiskusikannya serta
mempresentasikan/menjelaskan hasil
diskusi.
3. Konfirmasi
1. Memberikan penghargaan bagi kelompok
yang mampu menjalankan tanggung
jawab dengan baik
2. Memberi penguatan pada siswa pada
materi yang telah dipelajari
3. Memberikan apresiasi terhadap semua
60 menit
Rasa ingintahu,
aktif
aktif, responsif
Aktif,
responsif
Rasa ingin
tahu, perhatian
Rasa ingin
tahu, perhatian
Kerjasama,
Aktif,
Tanggung
jawab
Aktif,
85
hasil diskusi siswa.
4. Memberi kesempatan siswa bertanya
berkaitan dengan materi pembelajaran
yang belum dipahami
3. Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan
2. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri
dengan berdoa dan mengucap salam.
10 menit
Tanggung
jawab dan aktif
Rasa ingin
tahu,
informatif
Religius
V. Bahan / Sumber Belajar
- Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. J akarta:
Erlangga
V1. Alat dan Media
Alat : Spidol, pensil, gelas,laser
Media : Papantulis, air
86
V11. Penilaian
Indikator
pencapaian
Penilaian
Skor Teknik Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menunjukkan
hukum
pembiasan
melalui
percobaan
2. Mendeskripsikan
proses
pembentukkan
dan sifat- sifat
bayangan pada
lensa cekung dan
lensa cembung
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
2. Sinar datang dari suatu medium
yang kurang rapat dan memasuki
suatu medium yang lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis
normal. Hal ini adalah sesuai
dengan....
a. Hukum Frensel
b. Percobaan Young
c. Hukum Snellius
d. Hukum Brewster
3. Berapakah jarak bayangan yang
terbentuk dari sebuah lensa
cembung dengan fokus 25 cm dan
perbesaran bayangan 5 kali?
a. 20 cm c. 120 cm
b. 30 cm d. 150 cm
Total Skor
Mranggen, Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mapel IPA Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati Nisfi Laili Saadati
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Kontrol
Sekolah : MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Pertemuan ke - : Pertama
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa
Indikator
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan
cahaya
2. Menunjukkan hukum pemantulan melalui percobaan
3. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada
cermin datar, cermin cekung dan cembung.
I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan
3. Mengamati proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin
cekung dan cembung
Lampiran 6b
88
4. Melukiskan peoses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin
datar, cermin cekung dan cembung
5. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada cermin
cekung dan cembung
II. Materi Pembelajaran
a. Hukum Pemantulan Cahaya
(1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu
bidang dan ketiganya berpotongan pada satu titik
(2) Sudut pantul sama dengan sudut datang (i =r)
(Kanginan, 2007: 192)
b. Cermin Datar, Cekung dan Cembung
1) Cermin Datar
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar yaitu:
- Maya,
- Sama besar dengan badan,
- Tegak,
- Menghadap terbalik dengan bendanya, dan
- J arak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
(jarak bayangan =jarak benda)
c. Cermin Cekung dan Cembung
Cermin cekung tergolong cermin lengkung. Cermin lengkung
dikatakan cermin cekung jika permukaan yang mengkilap (bagian
depannya) melengkung ke dalam.(Kanginan, 2007: 197)
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui
titik fokus F
89
b) Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu
utama
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P
dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut
(Kanginan, 2007:199)
J ika pada cermin cekung, bagian depan cermin adalah permukaan
dalam irisan bola, pada cermin cembung, bagian depan cermin
adalah permukaan luar irisan bola. (Kanginan, 2007: 203)
Tiga sinar istimewa pada cermin cembung yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakan-
akan datang dari titik fokus F
b) Sinar datang menuju ke titik fokus maya F dipantulkan
sejajar sumbu utama
c) Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan P
dipantulkan kembali seakan-akan datang dari titik pusat
kelengkungan tersebut
(Kanginan, 2007: 203-204)
III. Metode Pembelajaran
Model : Konvensional
Metode : Ceramah, dan Tanya jawab
90
IV. Langkah-langkah Kegiatan
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendidikan
Karakter
1. Pendahuluan
a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek
kehadiran siswa.
b. Motivasi :
- Siapa yang suka bercermin?
- Apa yang kalian lihat pada saat
bercermin?
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok secara acak, masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.
e. Guru memberikan soal pretest.
20 menit
Religius
Rasa Ingin Tau
Informatif
Disiplin dan
Kerjasama
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan siswa
mengenai sifat cahaya dan hukum
pemantulan cahaya.
2. Guru menjelaskan proses pembentukan
bayangan pada cermin cekung dan
cembung
3. Guru merumuskan hubungan antara jarak
fokus, benda dan bayangan pada cermin
60 menit
Rasa ingin tahu
dan aktif
Respect, aktif
Rasa ingin tahu
dan aktif
Perhatian, rasa
ingin tahu
91
b. Elaborasi
1. Siswa diberi kesempatan menggali
kesempatan menggali informasi
mengenai materi pelajaran melalui buku
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru.
c. Konfirmasi
1. Memberikan penghargaan bagi kelompok
yang mampu menjalankan tanggung
jawab dengan baik
2. Memberi penguatan pada siswa pada
materi yang telah dipelajari
3. Memberi kesempatan siswa bertanya
berkaitan dengan materi pembelajaran
yang belum dipahami
4. Guru memberikan evaluasi / post test
Rasa ingin tahu
Aktif, tanggung
jawab, kerja sama
Tanggung jawab,
aktif
Tanggung jawab,
aktif, responsif
Perhatian,
responsif
3. Penutup
1. Siswa bersama-sama menyimpulkan
hasil pembelajaran
2. Memberikan pekerjaan rumah (PR)
3. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri
dengan berdoa dan mengucap salam.
10 menit
Aktif dan
tanggung jawab
Mandiri
Rasa ingin tahu,
informatif
Religius
92
V. Bahan/ Sumber Belajar
- Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. J akarta:
Erlangga
V1. Alat dan Media
Alat : spidol
Media : Papantulis,
V11. Penilaian
Indikator
pencapaian
Penilaian
Sko
r
Tekni
k
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
1. Merancang
dan melakukan
percobaan
untuk
menunjukkan
perambatan
cahaya
Tes
tertuli
s
Pilihan
ganda
1.Yang bukan merupakan
sifat cahaya adalah....
a. Dapat dibiaskan
b. Dapat merambat di
ruang hampa
c. Kecepatan selalu tetap
di semua medium
d. Memiliki energi
2. Menunjukkan
hukum
pemantulan
melalui
percobaan
Tes
tertuli
s
Pilihan
ganda
4. Sinar datang, sinar
pantul, dan garis
normal terletak pada
satu bidang dan
ketiganya
berpotongan pada
satu titik. Hal tersebut
sesuai dengan bunyi
hukum....
a. Pemantulan cahaya
93
b. Frensel
c. Pembiasan cahaya
d. Brewster
Indikator
Pencapaian
Penilaian Sko
r
Tekni
k
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
5. Mendeskripsik
an proses
pembentukkan
dan sifat- sifat
bayangan pada
cermin datar,
cermin cekung
dan cembung.
Tes
tertuli
s
Pilihan
ganda
3. Sebuah benda kecil
diletakkan pada sumbu
utama sebuah cermin
cekung di antara titik fokus
dan titik pusat
kelengkungannya. Sifat
bayangan yang dibentuk
cermin adalah....
j. Nyata, terbalik, dan
diperkecil
k. Maya, tegak, dan
diperbesar
l. Nyata, tegak, dan
diperkecil
m. Nyata, terbalik dan
diperbesar
Total Skor
Mranggen, Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mapel IPA Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati Nisfi Laili Saadati
NIP. NPM.09330243
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas Kontrol
Sekolah : MTs Nurul Ulum Mranggen
Kelas / Semester : VIII / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Pertemuan ke - : Kedua
Alokasi Waktu : 2 x 45menit
Standar Kompetensi
6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari
Kompetensi Dasar
6.3.Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hugungannya dengan berbagai
bentuk cermin dan lensa
Indikator
1. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya.
2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat- sifat bayangan pada
lensa cekung dan lensa cembung
II. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menyebutkan bunyi hukum pembiasan cahaya
2. Mengamati proses pembentukan bayangan pada lensa cekung dan
lensa cembung
3. Melukiskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa
cekung dan lensa cembung
4. Menghitung jarak fokus, jarak benda atau bayangan pada lensa cekung
dan lensa cembung
95
5. Menjelaskan hubungan antara indeks bias, cepat rambat dan panjang
gelombang suatu medium
VI. Materi Pembelajaran
a. Hukum Pembiasan Cahaya
Hukum I Pembiasan
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik.
Hukum II Pembiasan
Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih
rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang
dari medium lebih rapat menuju ke medium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal
(Kanginan, 2007: 207)
Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lain yang
berbeda, cahaya dibiaskan karena cepat rambat cahaya dalam
kedua medium adalah berbeda sesuai dengan persamaan :
n
1
v
1
=n
2
v
2
b. Lensa Cekung dan Cembung
1) Lensa Cekung
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan sekan-akan
berasal dari titik fokus aktif F
1
b) Sinar yang datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F
2
dibiaskan sejajar sumbu utama
c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik O diteruskan
tanpa membias
96
(Kanginan, 2007: 217)
c. Lensa Cembung
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui
titik fokus aktif F1 yang terdapat di belakang lensa
b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 yang terdapat di
depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama
c) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
membias
(Kanginan, 2007: 214)
Perhitungan lensa yaitu:
1
+
1
=
1
d. Metode Pembelajaran
Model : Konvensional
Metode : Ceramah, dan tanya jawab
e. Langkah-langkah Kegiatan
No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Pendidikan
Karakter
1. Pendahuluan
a. Memberi salam, berdoa, dan mengecek
kehadiran siswa.
b. Motivasi :
20 menit
Religius
Informatif, rasa
97
- Pernakah kalian melihat dasar kolam
renang? Terlihat dalam atau dangkal?
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok secara acak, masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.
e. Guru memberikan soal pretest
ingin tahu
Informatif
Peduli, kerja
sama, disiplin
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan siswa
mengenai hukum pembiasan cahaya
2. Guru menjelaskan proses
pembentukan bayangan pada lensa
cekung dan cembung
3. Guru merumuskan hubungan antara
jarak fokus, benda dan bayangan pada
lensa
b. Elaborasi
1. Siswa diberi kesempatan menggali
kesempatan menggali informasi
mengenai materi pelajaran melalui
buku
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru.
c. Konfirmasi
1. Memberikan penghargaan bagi
kelompok yang mampu menjalankan
tanggung jawab dengan baik
60 menit
Rasa ingintahu,
aktif
aktif, responsif
Aktif,
responsif
Rasa ingin
tahu, perhatian
Rasa ingin
tahu, perhatian
Kerjasama,
Aktif,
Tanggung
98
2. Memberi penguatan pada siswa pada
materi yang telah dipelajari
3. Memberikan apresiasi terhadap
kelompok yang aktif
4. Memberi kesempatan siswa bertanya
berkaitan dengan materi pembelajaran
yang belum dipahami
5. Guru memberikan evaluasi / post tes
jawab
Aktif,
Semangat
Informatif
Informatif
3. Penutup
1. Siswa bersama-sama menyimpulkan hasil
pembelajaran
2. Memberikan pekerjaan rumah (PR)
3. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Guru menutup pelajaran dan mengakhiri
dengan berdoa dan mengucap salam.
10 menit
Tanggung
jawab dan aktif
Rasa ingin
tahu,
informatif
Religius
V. Bahan / Sumber Belajar
- Kanginan, marthen.2007.IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. J akarta:
Erlangga
-
V1. Alat dan Media
Alat : Spidol
Media : Papan tulis,
99
V11. Penilaian
Indikator
pencapaian
Penilaian
Skor Teknik Bentuk
Instrumen
Instrumen
3. Menunjukkan
hukum
pembiasan
melalui
percobaan
4. Mendeskripsikan
proses
pembentukkan
dan sifat- sifat
bayangan pada
lensa cekung dan
lensa cembung
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
1.Sinar datang dari suatu medium
yang kurang rapat dan memasuki
suatu medium yang lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis
normal. Hal ini adalah sesuai
dengan....
c. Hukum Frensel
d. Percobaan Young
e. Hukum Snellius
f. Hukum Brewster
4. Berapakah jarak bayangan yang
terbentuk dari sebuah lensa
cembung dengan fokus 25 cm dan
perbesaran bayangan 5 kali?
a. 20 cm c. 120 cm
b. 30 cm d. 150 cm
Total Skor
Mranggen, Mei 2013
Mengetahui,
Guru Mapel IPA Mahasiswa Praktikan
Ade Farida Kurniawati Nisfi Laili Saadati
NIP. NPM.09330243
100
2
M odul
I PA FI SI KA
untuk SMP/MTs kelas VIII
101
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini menyajikan standar kompetensi Memahami konsep dan
penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari. Di dalamnya dibicarakan tentang bagaimana : Bahwa cahaya dapat
merambat, mengalami pemantulan, mengalami pembiasan dan mengalami
penguraian.
Masalah di atas merupakan materi dasar yang harus benar-benar Siswa
kuasai karena merupakan prasyarat untuk mempelajari modul-modul
berikutnya dan dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari .
B. Prasyarat
Untuk mempelejari modul ini , Siswa harus sudah mempelajari cahaya.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini berisi standar kompetensi memecahkan masalah berkaitan dengan
cahaya.
1. Penjelasan untuk siswa :
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian cahaya.
b. Mengamati proses pembentukan dan sifat- sifat Cahaya
c. Menyebutkan hukum pembiasan
2. Peran Serta Guru :
Dalam kegiatan belajar dengan sistem modul ini, Guru mempunyai peran
sebagai berikut :
a. Membimbing siswa dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing siswa dalam memahami konsep dasar materi dalam
contoh-contoh soal
c. Membimbing siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan
d. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten
102
D. Tujuan Akhir Hasil Belajar
Setelah siswa mempelajari modul ini, diharapkan siswa dapat menentukan
sifat-sifat cahaya.
E. Kompetensi
Standar kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang
dan optika dalam produk teknologi sehari-hari
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELAJAR
AN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
1. Menyelidiki
sifat- sifat
cahaya dan
hubungan nya
dengan
berbagai
bentuk cermin
dan lensa
Cahaya
Melakukan
percobaan
untuk
menunjukkan
jalannya
perambatan
cahaya.
Mencatat istilah
pemantulan
baur dan
pemantulan
teratur.
mencatat
hukum
pemantulan
cahaya.
Mengenali
jenis- jenis
cermin secara
umum.
Mencatat sifat-
sifat bayangan
pada cermin
datar
mencatat
adanya sinar-
sinar istimewa
Menunjukka
n hukum
pemantulan
melalui
percobaan
Mendeskrips
ikan proses
pembentuka
n dan sifat-
sifat
bayangan
pada cermin
datar, cermin
cekung dan
cembung.
Menunjukka
n hukum
pembiasan
103
dan cara
menggambar
bayangan yang
terjadi pada
cermin cekung
dan cembung
Merumuskan
hubungan
antara jarak
benda, jarak
bayangan dan
jarak fokus serta
merumuskan
tentang
perbesaran
bayangan
Menggali
pengertian
pembiasan
cahaya
Merumuskan
indesk bias
melalui
percobaan
Mendeskrips
ikan proses
pembentuka
n dan sifat-
sifat
bayangan
pada lensa
cekung dan
lensa
cembung
104
F. Cek Kemampuan
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban Uji Kompetensi yang
terdapat dibagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 1 ini.
Rumus : tingkat penguasaan =jumlah jawaban benar x 100%
Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% =sangat baik
80% - 89 % =baik
70% - 79% =sedang
0 % - 69 % =kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan materi 80 % keatas, Anda dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar 2, kalau tingkat penguasaan Anda dibawah
80%, Anda harus mengulang kegiatan belajar 1,terutama di bagian yang belum
Anda kuasai.
Cek Kemampuan
105
A. Rencana belajar Siswa
BAB
2
PEMBELAJARAN
Kompetensi : Menyelidiki sifat- sifat cahaya dan hubungannya dengan
berbagai bentuk cermin dan lensa
Sub Kompetensi : - Cahaya merambat lurus.
- Cahaya mengalami pemantulan
- Mengalami pembiasan
- Mengalami penguraian
106
Ketika ada hujan disiang hari, kemudian hujan muncullah pelangi diatas
begitu indah bukan?, mengapa hal ini bisa terjadi. tentunya materi ini berhubungan
dengan cahaya mari kita belajar bersama tentang cahaya dan sifatnya
A.
Mengenal Cahaya
(Menumbuhkan
kreativitas)
Pada saat kamu
memasukkan
sebuah pensil ke
dalam gelas yang
berisi air, tampak
pensil tersebut
agak bengkok.
Dalam Fisika,
disebut apa
peristiwa
tersebut?
. Amatilah
benda
tersebut.
Ceritakan
temuanmu
secara singkat di
depan kelas!
107
Unsu r u nsu r Ba lok d a n b a gia n b a ngi a n nya .
B. Sifat Sifat Cahaya
Amatilah alam sekitarmu. Langit cerah
berwarna biru, sawah hijau kekuning-kuningan,
serta bunga beraneka warna. Tahukah kamu,
bahwa kamu dapat melihat semua itu karena
adanya sesuatu di alam ini yang disebut cahaya.
Mungkin pernah terjadi suatu malam
lampu di rumahmu padam. Dapatkah kamu
melihat benda-benda di sekitarmu? Apa yang
harus kamu lakukan agar benda-benda di
sekitarmu itu dapat terlihat kembali?
Sudah sejak lama manusia menemukan bahwa api
dapat menghasilkan cahaya. Selanjutnya ditemukan
obor, lilin, lampu minyak, sampai lampu listrik. Kita
bahkan menggunakan baterai untuk menyimpan
energi yang dapat menghasilkan cahaya pada lampu
senter.
Alami atau buatan, cahaya mungkin merupakan suatu
misteri bagimu. Kamu tidak dapat memegang cahaya.
Cahaya tidak mempunyai wujud, namun cahaya ada di
sekitarmu.
Kamu mungkin mengira tidak tahu banyak tentang
cahaya. Itu tidak sepenuhnya benar. Sebab cahaya
memiliki beberapa sifat yang serupa dengan bunyi.
Pada saat kamu mempelajari cahaya, marilah kita
pelajari sifat-sifat cahaya itu.
Kata-kata IPA
Kata Kata IPA
Cahaya,Bayang-
bayang,Pemant
ulan,Pembiasan
Indeks bias
Cahaya merupakan suatu
gelombang elektromagnetik
yang dalam kondisi tertentu
dapat berkelakuan seperti suatu
partikel.
Perlu Diketahui!!
108
a. Cahaya Merambat Lurus
Sumber: Bakalian et al., 1994
Sumber: Dok. Penulis.
Pernahkah kamu merasa takut
dengan bayang-bayangmu sendiri?
Pernahkah kamu membuat bayang-
bayang di dinding dengan tanganmu?
Mengapa bayangbayang dapat terbentuk?
Bayang-bayang terjadi sebagai
akibat cahaya merambat pada garis lurus.
Hal ini tidak sulit untuk dipahami. Jika
kamu menyalakan lampu senter dalam
ruangan yang gelap
Bayang-bayang merupakan
suatu daerah gelap yang
terbentuk pada saat sebuah
benda menghalangi cahaya
yang mengenai suatu
permukaan. Jika sumber
cahaya cukup besar, bayang-
bayang sering terdiri dari dua
bagian.
Bayang-bayang
Prosedur
Dengan cahaya
matahari atau sumber
cahaya lain di
belakangmu, amati
bayang-bayangmu
atau
bayang-bayang benda
lain.
Anal i si s
1. Apakah akan terjadi
perubahan
bayangbayang
apabila jenis
sumber cahaya
berubah?
Lab Mini
109
b. Pemantulan Cahaya
Gambar peristiwa pemantulan sinar
i merupakan lambang sudut datang dan r merupakan lambang sudut
pantul dimana i =r.
Jen i s Pem a n t u la n
1. Pem a n t u la n Ter a t u r
Ketika seberkas cahaya mengenai
permukaan pantul yang rata,
seluruh cahaya yang datang akan
dipantulkan dengan arah yang
teratur. Jenis pemantulan ini
disebut pemantulan teratur.
Sesaat sebelum kamu berangkat
sekolah, kamu mungkin menyempatkan
bercermin sejenak untuk melihat
penampilanmu.
Agar kamu dapat melihat
bayanganmu di cermin, cahaya harus
terpantul darimu, mengenai cermin, dan
dipantulkan kembali oleh cermin ke dalam
matamu. Pemantulan cahaya terjadi ketika
cahaya mengenai suatu benda dan
dipantulkan oleh benda tersebut.
Mengacu hukum Snellius, yang
menyatakan bahwa pada peristiwa
pantulan cahaya berlaku :
bahwa sudut datang senilai dengan
sudut pantul
Hukum Pemantulan
110
2. Pem a n t u la n Ba u r
Cer m in d a n Si f a t Ba ya n ga n
a ) Cer m in Da t a r
Cahaya yang dipantulkan yang
tersebar ke banyak arah yang
berbeda dikarenakan suatu
permukaan tidak teratur disebut
pemantulan baur.
Contoh :
Dinding dan kayu
Cermin terbuat dari kaca yang salah
satu permukaannya dilapisi dengan
lembaran tipis aluminium atau perak.
Cermin datar adalah cermin yang
permukaan pantulnya merupakan
bidang datar.
Sifat bayangan pada cermin datar
1. Bayangan sama besar dengan
bendanya
2. J arak bayangan ke cermin sama
dengan jarak benda ke cermin
3. Letak bayang- bayang terbalik
dengan letak benda
4. Bayangan yang terbentuk adalah
bayangan maya
111
b ) Cer m in Cek u n g
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung (a) sinar datang sejajar
sumbu utama, (b) sinar datang melalui titik fokus, dan (c) sinar datang
melalui pusat kelengkungan
gambar sinar istimewa pada cermin cekung
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dapt di artikan sebagai berikut :
a. sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus,
b. sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama,
c. sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui jalan semula.
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul
cahaya berupa cekungan. Cermin cekung bersifat
mengumpulkan sinar pantul atau konvergen.
Sifat pemantulan pada cermin cekung
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau
maya
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)
112
c) Cer m i n Cem b u n g
Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung dapat dituliskan
sebagai berikut :
gambar sinar-sinar istimewa pada cermin cembung
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah
berasal darititik fokus.
b. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
c. Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin akan
dipantulkan melalui sinar datang.
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian
pemantul cahaya yang berbentuk cembung.
Sifat pemantulan pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya,tegak
diperkecil,
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen)
113
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin
perbesaran pada cermin dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
f : fokus cermin (cm atau m)
s : jarak benda ke cermin (cm atau m)
s : jarak bayangan ke cermin (cm atau m)
R : jari-jari (cm atau m)
h : tinggi bayangan (cm atau m)
h : tinggi benda (cm atau m)
M: perbesaranSifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung
a . Pem b i a sa n Ca ha ya ( Ref r a k si )
Adalah pembelokan atau
perubahan arah rambat cahaya
ketika melalui 2 medium yang
berbeda kerapatannya.
Pembiasan cahaya disebabkan
cahaya bergerak melalui 2
medium (zat perantara yang
dilalui cahaya) yang berbeda
kerapatannya
114
b . In d ek s b i a s
Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa dan cepat
rambat cahaya dalam medium disebut indeks bias dan dirumuskan
sebagai berikut.
n =c/v
Keterangan :
n : indeks bias
c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 m/s)
v : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)
Di bawah ini ada gambar tentang indeks bias yang di ambil dari
youtube ;
Pada pembiasan berlaku hukum Snellius tentang pembiasan, yang berbunyi
sebagai berikut.
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalamsatu bidang datar.
b. Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias pada
bidang batas merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias relatif.
115
L en sa Sed er h a n a
Lensa adalah :
Alat optik yang terbuat dari benda tembus cahaya
dan dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu bidang
lengkung dan satu bidang datar.
Macam-macam lensa :
1. Lensa Cembung
Bersifat mengumpulkan cahaya (kovergen)
Sering disebut lensa positif
Biasa digunakan pada :
1. kaca pembesar
2. kaca mata rabun dekat
3. mikroskop
sinar-sinar istimewa lensa cekung
1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan
dibiaskan melalui titik fokus F1
2. Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
3. Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan
diteruskan (tidak dibiaskan)
2. Lensa Cekung
Bagian tengahnya lebih tipis dari bagian tepinya.
Bersifat menyebarkan cahaya
Sering disebut lensa negative
Biasa digunakan pada :
1. kaca mata rabun jauh
2. teropong panggung
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
116
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan
dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1 .
2. Sinar datang menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan
sejajar dengan sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan
c. Di sp er si Ca ha ya
J ika kamu pernah melihat pelangi, berarti kamu pernah
melihat suatu contoh peristiwa dispersi cahaya.
Dispersi cahaya merupakan peristiwa terurainya cahaya
putih menjadi warna-warna spektrum.
Carilah dan buatlah dalam bentuk kliping contoh dari sifat-sifat cahaya dalam
kehidupan sehari-hari !!!
Tugas Mandiri
117
1. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak
fokus 15 cm. Tentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan!!
J awaban :
Langkah-langkah Penyelesaian:
Diketahui :
J arak benda,(s =10 cm)
J arak fokus, (f = 15 cm)
Ditanyakan ?
Perbesaran bayangan.
Penyelesaian :
Hubungan antara jarak benda s, jarak bayangan s, dan jarak fokus cermin
cekung f dapat dinyatakan dalam persamaan :
+ =
+ =
= -
s= -
s= -
Sehingga perbesaran bayangan yang dihasilkan cermin cekung adalah :
M = =- =3 kali
118
2. Seberkas cahaya matahari merambat dari udara ke kaca (indeks bias
kaca = ), tentukan cepat rambat cahaya?
J awaban :
Langkah-langkah Penyelesaian:
Diketahui :
Indeks bias kaca (n
kaca
) =
Cepat rambat cahaya dalam ruang hampa c (c =3,0 x 10
8
m/s)
Ditanyakan ?
Cepat rambat cahaya
Penyelesaian :
v = = =2 x 10
8
m/s
jadi cepat rambat cahaya dalam kaca adalah 2 x 10
8
m/s
Contoh Soal 2
119
1. Cahaya merambat lurus menyebabkan terjadinya bayang-bayang benda
tidak tembus cahaya.
2. Hukum Pemantulan Cahaya:
a. besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul;
b. sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
3. Pemantulan baur disebabkan oleh bidang pantul yang tidak rata sehingga
cahaya yang terpantul menjadi berbaur ke segala arah.
4. Pemantulan teratur disebabkan oleh bidang pantul yang rata sehingga
cahaya yang dipantulkan menjadi sejajar.
5. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu mengumpulkan berkas-berkas
cahaya yang dipantulkannya.
6. Pembentukan bayangan pada cermin cekung akan berpotongan di satu titik
yang dinamakan titik fokus.
7. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu berkas cahaya yang dipantulkan
akan menyebar.
8. Bayangan yang dibentuk cermin cembung di manapun bendanya
diletakkan, asalkan di depan cermin, memiliki sifat maya, tegak, dan
diperkecil.
9. Pada cermin cekung dan cermin cembung, hubungan antara jarak benda,
jarak bayangan, dan tititk fokus adalah:
10. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya melewati
dua medium yang berbeda.
11. Hukum Snellius pertama menyatakan:
a. sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
b. sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis normal dan sinar datang dari medium
lebih rapat ke medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis
normal.
12. Lensa cembung bersifat konvergen.
13. Alat yang menggunakan lensa cembung adalah lup, kamera, dan
mikroskop.
14. Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan sinar.
15. Peristiwa terurainya warna putih menjadi tujuh warna cahaya disebut
dispersi.
120
31. Cahaya termasuk dalam ....
a. Gelombang radio
b. Gelombang transversal
c. Gelombang longitudinal
d. Gelombang sinar
32. Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali....
a. Merambat menurut garis lurus
b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa
d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan
33. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(5) Pemantulan sinar yang mengenai permukaan seng
(6) Pemantulan sinar pada permukaan air
(7) Pemantulan cahaya pada kaca spion mobil
(8) Pemantulan sinar yang mengenai benda kasar
Yang termasuk pemantulan baur (difuse) adalah....
c. 1 dan 2 c. 2 dan 4
d. 1 dan 3 d. 3 dan 4
34. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah....
m. Tegak dan jarak bayangan lebih kecil dari jarak benda
n. Nyata dan jarak bayangan sama dengan jarak benda
o. Maya dan ukurannya sama dengan ukuran benda
p. Tegak dan ukurannya lebih besar dari ukuran benda
35. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tinggi dan jarak bayangan yang terjadi dihitung dari jarak benda adalah....
n. 2 cm dan 5 cm
o. 2 cm dan 10 cm
Evaluasi
1
5 cm
2 cm
121
p. 5 cm dan 2 cm
q. 7 cm dan 10 cm
36. Pernyataan di bawah ini merupakan contoh peristiwa pembiasan, kecuali....
a. Sebatang pensil yang tampak patah ketika diletakan di dalam gelas yang
berisi air
b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak dangkal
c. J alan raya pada terik matahari kelihatan berair
d. Berkas cahaya dari benda-benda langit tidak lurus sampai di bumi
37. Sinar datang dari suatu medium yang kurang rapat dan memasuki suatu
medium yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini
adalah sesuai dengan....
a. Hukum Frensel c. Percobaan Young
b. Hukum Snellius d. Hukum Brewster
38. Sebuah benda setinggi 13 cm terletak 6 cm di depan cermin cekung, ternyata
tinggi bayangan yang terbentuk adalah 26 cm, maka jarak bayangannya
adalah....
a. 12 cm c. 24 cm
b. 14 cm d. 91 cm
39. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung yang jarak fokusnya 180 cm
dan jarak bayangan yang terjadi adalah...
c. -45 cm c. 120 cm
d. -90 cm d. 240 cm
40. Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat .............
a. Maya, tegak, dan sama besar
b. Nyata, tegak, dan sama besar
c. Maya, tegak, dan diperkecil
d. Nyata, tegak, dan diperkecil
41. J ika seberkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, maka
pemantulannya disebut....
e. Pemantulan sempurna
f. Pemantulan semu
122
g. Pemantulan teratur
h. Pemantulan baur
42. Ikan di laut yang jernih akan tampak lebih dekat ke permukaan. Hal ini
sebagai akibat dari peristiwa....
a. Pemantulan
b. Pemantulan sempurna
c. Pembiasan
d. Pemantulan baur
43. Bayangan yang akan dibentuk oleh cermin cembung selalu....
a. Maya, tegak, diperkecil
b. Maya, terbalik, diperkecil
c. Nyata, tegak, diperkecil
d. Nyata, terbalik, diperkecil
44. Sebuah benda berjarak 10 cm di depan cermin cekung memiliki jarak fokus 15
cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ......
a. 0,5 kali c. 0,6 kali
b. 1,5 kali d. 3,0 kali
45. J ika sinar datang dari udara ke air, maka gambar pembiasan yang benar di
bawah ini adalah....
c. c.
d. d.
Udara
Air
N
Udara
Air
N
Udara
Air
N
Udara
Air
N
123
46. Sebuah benda ditempatkan 5 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya 10
cm. Bila tinggi benda 4 cm, maka tinggi bayangan adalah....
a. 8 cm c. 15 cm
b. 14 cm d. 20 cm
47. Manakah gambar di bawah ini yang menunjukan arah pembiasan cahaya dari
udara ke air....
c. c.
d. d.
48. Seberkas cahaya merambat dari udara menuju air dengan indeks bias 4/3. J ika
cepat rambat cahaya di udara 3 x 10
8
m/s. Maka cepat rambat cahaya itu di
air sebesar....
c. 1,75 x 10
8
m/s c. 2,25 x 10
8
m/s
d. 2.00 x 10
8
m/s d. 2,50 x 10
8
m/s
49. Cepat rambat cahaya dalam suatu cairan adalah 2 x 10
8
m/s. Bila cepat rambat
cahaya di ruang hampa 3 x 10
8
m/s. Maka indeks bias cairan tersebut adalah....
a. 0,75 c. 1,5
b. 1,33 d. 1,66
50. J ika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari
kelengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya
terletak di depan cermin berjarak....
a. 15 cm c. 25 cm
b. 20 cm d. 30 cm
124
KUNCI JAWABAN
1. B 11. D
2. C 12. C
3. C 13. A
4. C 14. D
5. B 15. C
6. C 16. A
7. B 17. D
8. A 18. C
9. B 19. C
10. A 20. A
125
DAFTAR NILAI SISWA KELAS UJI COBA
VIII B
NO KODE NILAI
29. UC 1 90
30. UC 2 80
31. UC 3 73
32. UC 4 63
33. UC 5 67
34. UC 6 53
35. UC 7 73
36. UC 8 70
37. UC 9 57
38. UC 10 53
39. UC 11 57
40. UC 12 43
41. UC 13 54
42. UC 14 57
43. UC 15 43
44. UC 16 47
45. UC 17 47
46. UC 18 33
47. UC 19 37
48. UC 20 33
49. UC 21 30
50. UC 22 40
51. UC 23 30
52. UC 24 37
53. UC 25 37
54. UC 26 27
55. UC 27 37
56. UC 28 27
Lampiran 8a
126
Lampiran 8b
127
Lampiran 8b
126
ANALISIS VALIDITAS SOAL UJI COBA MANUAL
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi tiap item.
N : Banyaknya objek yang diuji.
EX : J umlah skor item
EY : J umlah skor total
EX
2
: J umlah kuadrat skor item
EY
2
: J umlah kuadrat skor total
EXY : J umlah perkalian skor item dan skor total
Item Soal No 1
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{ }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,463784
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 1 valid.
127
Item Soal No 2
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,43142
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 2 valid.
Item Soal No 3
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,49011 dibulatkan 0,5
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 3 valid.
128
Item Soal No 4
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,39981 dibulatkan 0,4
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 4 valid.
Item Soal No 5
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,40846
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 5 valid.
129
Item Soal No 6
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,43
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 6 valid.
Item Soal No 7
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,5593
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 7 valid.
130
Item Soal No 8
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,4511
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 8 valid.
Item Soal No 9
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=-0,299
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
<r
tabel
maka item soal nomor 9 tidak valid.
131
Item Soal No 10
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{ }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,4797
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 10 valid.
Item Soal No 11
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{ }
r =
{ }{ }
r =
r = =0,3267
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 11 tidak
valid.
132
Item Soal No 12
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,4807
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 12 valid.
Item Soal No 13
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,395
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 13 valid.
133
Item Soal No 14
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{ }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,491
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 14 valid.
Item Soal No 15
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
,
{ }{ }
r =
,
r =
,
,
=0,450
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 15 valid.
134
Item Soal No 16
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,4492
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 16 valid.
Item Soal No 17
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r = =0,355
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 17 valid.
135
Item Soal No 18
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,592
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 18 valid.
Item Soal No 19
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,42855
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 19 valid.
136
Item Soal No 20
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,075
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 20 tidak
valid.
Item Soal No 21
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,369
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 21 valid.
137
Item Soal No 22
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=-1,4837
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 22 tidak
valid.
Item Soal No 23
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,5121
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 23 valid.
138
Item Soal No 24
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,287
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 24 valid.
Item Soal No 25
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,4679
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 25 valid.
139
Item Soal No 26
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,2707
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 26 tidak
valid.
Item Soal No 27
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,382
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 27 valid.
140
Item Soal No 28
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{ }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,3452
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 1 tidak
valid.
Item Soal No 29
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,47481
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
> r
tabel
maka item soal nomor 29 valid.
141
Item Soal No 30
Validitas item dihitung dengan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
{ }{ }
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
Y Y N X X N
Y X XY N
r
XY
E E E E
E E E
=
r =
( ) ( )( )
{ ( ) ( ) }{ ( ) ( ) }
r =
{ }{194544 }
r =
{ }{ }
r =
r =
,
=0,2276
Pada tabel product moment dengan N =28 dan =5%, diperoleh nilai
r
tabel
=0,374. Karena nilai r
xy
< r
tabel
maka item soal nomor 30 tidak
valid.
142
ANALISIS RELIABILITAS UJI COBA
Untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus KR 20 yaitu :
=
( 1)
keterangan :
p =proporsi subjek yang menjawab item benar
q =proporsi subjek yang menjawab item salah. (q =1- p)
=jumlah hasil perkalian antara p dan q
S =standar deviasi dari tes.
soal nomer 1
S
2
=
(
)
=
=324
,
=
,
=11, 16
J adi reliabilitasnya adalah :
=
( )
=
( )
, ,
,
=(1,04)
,
,
=(1,04)(0,45)
=0,5
Lampiran 8d
143
ANALISIS DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL UJI COBA
Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus :
D = - =P
A
- P
B
Keterangan :
J
A
=Banyaknya peserta kelompok atas
J
B
=Banyaknya peserta kelompok bawah
B
A
=Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
B
=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
P
A
=Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
P
B
=Proporsi kelompok bawah yang menjawab
Contoh Soal nomer 1
D = - =P
A
- P
B
P
A
=
=
=0,78571 dibulatkan (0,78)
P
B
=
=
=0,50
D =P
A
- P
B
=0,78 0,50
=0,28
Lampiran 8e
144
ANALISIS TARAF KESUKARAN SOAL UJI COBA
Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus :
a. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
P =
B
N
100%
Keterangan :
P =indeks kesukaran
B =banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N =jumlah seluruh siswa peserta tes
b. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut :
Jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk soal mudah
Jumlah persentase 28%-72% termasuk soal sedang
Jumlah persentase 73% keatas termasuk soal sukar
SOAL NO. 1
Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus :
P = x 100 %
= x 100%
=0,64286 dibulatkan 0,643 (Sedang)
Lampiran 8f
145
DAFTAR NILAI ULANGAN KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NILAI
1. E 1 60
2. E 2 60
3. E 3 50
4. E 4 80
5. E 5 55
6. E 6 50
7. E 7 50
8. E 8 55
9. E 9 75
10. E 10 60
11. E 11 55
12. E 12 65
13. E 13 65
14. E 14 70
15. E 15 50
16. E 16 35
17. E 17 70
18. E 18 35
19. E 19 40
20. E 20 75
21. E 21 75
22. E 22 70
23. E 23 75
24. E 24 75
25. E 25 40
26. E 26 55
27. E 27 55
28. E 28 55
Lampiran 9a
146
DAFTAR NILAI ULANGAN KELAS KONTROL
NO KODE NILAI
1. K 1 45
2. K 2 50
3. K 3 25
4. K 4 70
5. K 5 40
6. K 6 40
7. K 7 25
8. K 8 30
9. K 9 60
10. K 10 35
11. K 11 40
12. K 12 50
13. K 13 55
14. K 14 45
15. K 15 30
16. K 16 10
17. K 17 55
18. K 18 15
19. K 19 15
20. K 20 60
21. K 21 70
22. K 22 60
23. K 23 60
24. K 24 60
25. K 25 20
26. K 26 40
27. K 27 70
28. K 28 45
Lampiran 9b
147
NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN
(VIII C)
(Menggunakan Perhitungan Microsoft office excel)
No. Kode Xi Xi^2 (Xi-Xbar) Zi
Z
tabel
F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 E-16 35 1225 -24,107
-
1,88
0,4699
0,0301 0,0714 0,0413
2 E-18 35 1225 -24,107
-
1,88
0,4699
0,0301 0,0714 0,0413
3 E-19 40 1600 -19,107
-
1,49
0,4319
0,0681 0,1429 0,0748
4 E-25 40 1600 -19,107
-
1,49
0,4319
0,0681 0,1429 0,0748
5 E-06 50 2500 -9,1071
-
0,71
0,2612
0,2388 0,2857 0,0469
6 E-07 50 2500 -9,1071
-
0,71
0,2612
0,2388 0,2857 0,0469
7 E-15 50 2500 -9,1071
-
0,71
0,2612
0,2388 0,2857 0,0469
8 E-03 50 2500 -9,1071
-
0,71
0,2612
0,2388 0,2857 0,0469
9 E-08 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
10 E-11 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
11 E-05 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
12 E-27 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
13 E-26 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
14 E-28 55 3025 -4,1071
-
0,32
0,1255
0,3745 0,5000 0,1255
15 E-10 60 3600 0,89286 0,07 0,0279 0,5279 0,6071 0,0792
16 E-01 60 3600 0,89286 0,07 0,0279 0,5279 0,6071 0,0792
17 E-02 60 3600 0,89286 0,07 0,0279 0,5279 0,6071 0,0792
18 E-12 65 4225 5,89286 0,46 0,1772 0,6772 0,6786 0,0014
19 E-13 65 4225 5,89286 0,46 0,1772 0,6772 0,6786 0,0014
20 E-17 70 4900 10,8929 0,85 0,3023 0,8023 0,7857 0,0166
21 E-14 70 4900 10,8929 0,85
0,3023
0,8023 0,7857 0,0166
Lampiran 10a
148
22 E-22 70 4900 10,8929 0,85 0,3023 0,8023 0,7857 0,0166
23 E-23 75 5625 15,8929 1,24 0,3925 0,8925 0,9643 0,0718
24 E-24 75 5625 15,8929 1,24 0,3925 0,8925 0,9643 0,0718
25 E-09 75 5625 15,8929 1,24 0,3925 0,8925 0,9643 0,0718
26 E-20 75 5625 15,8929 1,24
0,3925
0,8925 0,9643 0,0718
27 E-21 75 5625 15,8929 1,24 0,3925 0,8925 0,9643 0,0718
28 E-04 80 6400 20,8929 1,63 0,4484 0,9484 1,0000 0,0516
Jumlah 1655 102275 0,1255
Xbar 59,1071
S 12,8419
L
o
0,1255
L
tabel
0,1658
149
NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan kriteria hipotesis
J ika < , diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
J ika , ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Menetapkan nilai alfa ( = %)
3. Mencari nilai-nilai:
Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh:
n =28 = 1655 = 102275
=
= =59,1071
=
( )
( )
=
( )( ) ( )
( )
=
=
=164,914
=12,8419
Karena dan sudah diketahui maka dapat dicari dengan rumus:
=
Contoh:
=1
Lampiran 10b
150
=
,
,
=1,88
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh:
=1
=1,88 pada tabel distribusi normal baku =0,4699
( ) =0,5 0,4699=0,0301
4. Mencari harga dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata =5% dengan n =28
diperoleh: = 0,1658
5. Menentukan :
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) ( )| yaitu
0,1255
6. Kesimpulan
Berarti < yaitu 0,1255<0,1658, diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
151
Dari perhitungan diperoleh nilai =0,1255 . Sedangkan dari L
tabel
dengan
=5%, diperoleh =0,1658. Pada tabel nilai kr itis L untuk uji
liliefors tidak ada nilainya. Oleh karena itu perlu dihitung dengan interpolasi
sebagai berikut:
V 5 % (0,05)
25 0,173
28 X
30 0,161
Untuk mencari nilai X, dengan cara:
dari gambar diatas bisa disederhanakan menjadi
dan
25 28
30
0,161
0,161
0,173
P
0,161
25
0,012
28
30
25
0,012
30
30 28
P
152
0,012
=
5
2
0,0122 =5
=
0,024
5
=0,0048
=0,0048+0,161=0,1658
153
NORMALITAS DATA AWAL KELAS KONTROL
(VIII A)
(Menggunakan Perhitungan Microsoft Office Excel)
No. Kode Xi Xi^2 (Xi-Xbar) Zi
Z
tabel
F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 K-16 10 100 -33,571
-
1,92
0,4726
0,0274 0,0357 0,0083
2 K-18 15 225 -28,571
-
1,63
0,4484
0,0516 0,1071 0,0555
3 K-19 15 225 -28,571
-
1,63
0,4484
0,0516 0,1071 0,0555
4 K-25 20 400 -23,571
-
1,34
0,4099
0,0901 0,1429 0,0528
5 K-03 25 625 -18,571
-
1,06
0,3554
0,1446 0,2143 0,0697
6 K-07 25 625 -18,571
-
1,06
0,3554
0,1446 0,2143 0,0697
7 K-15 30 900 -13,571
-
0,77
0,2794
0,2206 0,2857 0,0651
8 K-08 30 900 -13,571
-
0,77
0,2794
0,2206 0,2857 0,0651
9 K-10 35 1225 -8,5714
-
0,49
0,1879
0,3121 0,3214 0,0093
10 K-11 40 1600 -3,5714
-
0,20
0,0793
0,4207 0,4643 0,0436
11 K-05 40 1600 -3,5714
-
0,20
0,0793
0,4207 0,4643 0,0436
12 K-06 40 1600 -3,5714
-
0,20
0,0793
0,4207 0,4643 0,0436
13 K-26 40 1600 -3,5714
-
0,20
0,0793
0,4207 0,4643 0,0436
14 K-28 45 2025 1,42857 0,08 0,0319 0,5319 0,5714 0,0395
15 K-14 45 2025 1,42857 0,08 0,0319 0,5319 0,5714 0,0395
16 K-01 45 2025 1,42857 0,08 0,0319 0,5319 0,5714 0,0395
17 K-02 50 2500 6,42857 0,37 0,1443 0,6443 0,6429 0,0014
18 K-12 50 2500 6,42857 0,37 0,1443 0,6443 0,6429 0,0014
19 K-13 55 3025 11,4286 0,65 0,2422 0,7422 0,7143 0,0279
20 K-17 55 3025 11,4286 0,65 0,2422 0,7422 0,7143 0,0279
21 K-20 60 3600 16,4286 0,94 0,3264 0,8264 0,8929 0,0665
22 K-22 60 3600 16,4286 0,94 0,3264 0,8264 0,8929 0,0665
23 K-23 60 3600 16,4286 0,94 0,3264 0,8264 0,8929 0,0665
Lampiran 11a
154
24 K-24 60 3600 16,4286 0,94 0,3264 0,8264 0,8929 0,0665
25 K-09 60 3600 16,4286 0,94 0,3264 0,8264 0,8929 0,0665
26 K-21 70 4900 26,4286 1,51 0,4345 0,9345 1,0000 0,0655
27 K-27 70 4900 26,4286 1,51 0,4345 0,9345 1,0000 0,0655
28 K-04 70 4900 26,4286 1,51 0,4345 0,9345 1,0000 0,0655
Jumlah 1220 61450 0,0697
Xbar 43,5714
S 17,5255
L
o
0,0697
L
tabel
0,1658
155
NORMALITAS DATA AWAL KELAS KONTROL
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan kriteria hipotesis
J ika < , diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
J ika , ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Menetapkan nilai alfa ( = %)
3. Mencari nilai-nilai:
Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh:
n =28 = 1220 = 61450
=
= =43,57
=
( )
( )
=
( )( ) ( )
( )
=
=
=307,143
=17,5255
Karena dan sudah diketahui maka dapat dicari dengan rumus:
=
Contoh:
=1
Lampiran 11b
156
=
,
,
=1,91558
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh:
=1
=1,92 pada tabel distribusi normal baku =0,4726
( ) =0,5 0,4726=0,0274
4. Mencari harga dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata =5% dengan n =28
diperoleh: =0,1658
5. Menentukan :
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) ( )| yaitu
0,0697
6. Kesimpulan
Berarti < yaitu 0,0697<0,1658, diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
157
UJI HOMOGENITAS AWAL DATA AWAL
(Perhitungan Microsoft Office Excel)
No Kontrol Eksperimen
1 10 35
2 15 35
3 15 40
4 20 40
5 25 50
6 25 50
7 30 50
8 30 50
9 35 55
10 40 55
11 40 55
12 40 55
13 40 55
14 45 55
15 45 60
16 45 60
17 50 60
18 50 65
19 55 65
20 55 70
21 60 70
22 60 70
23 60 75
24 60 75
25 60 75
26 70 75
27 70 75
28 70 80
1220 1655
43,571 59,107
n 28 28
Lampiran 12a
158
s 17,525 12,842
s
2
307,143 164,914
Sampel
ke dk 1/dk s
i
2
log s
i
2
(dk)log
s
i
2
(n-1) s
i
2
1 27 0,037 307,143 2,487 67,158 8292,857
2 27 0,037 164,914 2,217 59,866 4452,679
54 0,074074 472,0569 4,704598 127,0241 12745,54
s
2
236,028
log s
2
2,373
B 128,140
ln 10 2,3026
2
hitung
2,570
159
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
1. Hipotesis :
= = ( varians kedua kelompok sama)
: paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku
2. Rumusan yang digunakan :
=
( )
( )
=( ) ( 1)
=(ln10){ ( 1) log }
3. Kriteria Pengujian :
Jika < , dengan peluang (1 - o) dan dk =(k 1) untuk
o = 0,05, maka Ho diterima, artinya varians antar kelompok sama atau
homogen. J ika > , maka Ho ditolak, artinya varians antar
kelompok berbeda.
4. Perhitungan Uji Homogenitas :
Varians kelompok eksperimen (S ) =164,914dan n =28
Varians kelompok kontrol (S ) =307,143 dan n =28
Varians gabungan dari ketiga sampel adalah :
=
( )
( )
=
( , ) ( , )
=
,
=236,028
log =log236,028=2,373
Harga B adalah :
=( ) ( 1)
=(2,373)53=128,140
Lampiran 12b
160
Mencari nilai :
=(ln10){ ( 1) log }
=(2,3026){128,140 (27 log2,487+27 log2,217)}
=(2,3026){128,140 (67,158+59,866)}
=(2,3026){128,140127,0241}
=(2,3026)(1,116)
=2,569 di bulatkan 2,570
5. Kesimpulan :
Dari tabel distribusi dengan peluang (1 - o) =( 1 0,05) =0,95
diperoleh =3,481. Dari perhitungan diperoleh =2,570.
Karena < yaitu 2,570<3,481 maka Ho diterima, artinya kedua
kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.
161
DAFTAR NILAI SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)
KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NILAI
1. E 1 30
2. E 2 35
3. E 3 35
4. E 4 45
5. E 5 40
6. E 6 25
7. E 7 50
8. E 8 45
9. E 9 30
10. E 10 25
11. E 11 30
12. E 12 35
13. E 13 40
14. E 14 45
15. E 15 35
16. E 16 25
17. E 17 30
18. E 18 30
19. E 19 35
20. E 20 45
21. E 21 50
22. E 22 50
23. E 23 35
24. E 24 25
25. E 25 30
26. E 26 25
27. E 27 40
28. E 28 45
Lampiran 13a
162
DAFTAR NILAI SEBELUM PERLAKUAN (PRE-TEST)
KELAS KONTROL
NO KODE NILAI
1. K 1 25
2. K 2 35
3. K 3 30
4. K 4 35
5. K 5 25
6. K 6 20
7. K 7 20
8. K 8 35
9. K 9 35
10. K 10 30
11. K 11 25
12. K 12 25
13. K 13 30
14. K 14 35
15. K 15 45
16. K 16 40
17. K 17 45
18. K 18 50
19. K 19 35
20. K 20 25
21. K 21 25
22. K 22 20
23. K 23 15
24. K 24 25
25. K 25 20
26. K 26 25
27. K 27 20
28. K 28 35
Lampiran 13b
163
DAFTAR NILAI SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)
KELAS EKSPERIMEN
NO KODE NILAI
1. E 1 75
2. E 2 75
3. E 3 65
4. E 4 80
5. E 5 70
6. E 6 75
7. E 7 65
8. E 8 70
9. E 9 80
10. E 10 70
11. E 11 70
12. E 12 75
13. E 13 75
14. E 14 75
15. E 15 70
16. E 16 60
17. E 17 75
18. E 18 60
19. E 19 65
20. E 20 75
21. E 21 80
22. E 22 75
23. E 23 80
24. E 24 80
25. E 25 65
26. E 26 75
27. E 27 80
28. E 28 75
Lampiran 14a
164
DAFTAR NILAI SETELAH PERLAKUAN (POST-TEST)
KELAS KONTROL
NO KODE NILAI
1. K 1 65
2. K 2 65
3. K 3 55
4. K 4 80
5. K 5 60
6. K 6 60
7. K 7 55
8. K 8 60
9. K 9 75
10. K 10 60
11. K 11 60
12. K 12 65
13. K 13 65
14. K 14 65
15. K 15 55
16. K 16 50
17. K 17 65
18. K 18 50
19. K 19 50
20. K 20 65
21. K 21 75
22. K 22 70
23. K 23 70
24. K 24 70
25. K 25 55
26. K 26 60
27. K 27 80
28. K 28 60
Lampiran 14b
165
NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN (VIII C)
( Perhitungan Menggunakan Microsoft Office Excel)
No. Kode Xi Xi^2 (Xi-Xbar) Zi
Z
tabel
F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 E-16 60 3600 -12,679
-
2,11
0,4826
0,0174 0,0714 0,0540
2 E-18 60 3600 -12,679
-
2,11
0,4826
0,0174 0,0714 0,0540
3 E-19 65 4225 -7,6786
-
1,28
0,3997
0,1003 0,2143 0,1140
4 E-25 65 4225 -7,6786
-
1,28
0,3997
0,1003 0,2143 0,1140
5 E-03 65 4225 -7,6786
-
1,28
0,3997
0,1003 0,2143 0,1140
6 E-07 65 4225 -7,6786
-
1,28
0,3997
0,1003 0,2143 0,1140
7 E-15 70 4900 -2,6786
-
0,45
0,1736
0,3264 0,3929 0,0665
8 E-08 70 4900 -2,6786
-
0,45
0,1736
0,3264 0,3929 0,0665
9 E-10 70 4900 -2,6786
-
0,45
0,1736
0,3264 0,3929 0,0665
10 E-11 70 4900 -2,6786
-
0,45
0,1736
0,3264 0,3929 0,0665
11 E-05 70 4900 -2,6786
-
0,45
0,1736
0,3264 0,3929 0,0665
12 E-06 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
13 E-26 75 5625 2,32143 0,39
0,1517
0,6517 0,7857 0,1340
14 E-28 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
15 E-14 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
16 E-01 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
17 E-02 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
18 E-12 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
19 E-13 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
20 E-17 75 5625 2,32143 0,39
0,1517
0,6517 0,7857 0,1340
21 E-20 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
22 E-22 75 5625 2,32143 0,39 0,1517 0,6517 0,7857 0,1340
23 E-23 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
24 E-24 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
25 E-09 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
26 E-21 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
Lampiran 15a
166
27 E-27 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
28 E-04 80 6400 7,32143 1,22 0,3888 0,8888 1,0000 0,1112
Jumlah 2035 148875 0,1340
Xbar 72,6786
S 6,0065
L
o
0,1340
L
tabel
0,1658
167
NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan kriteria hipotesis
J ika < , diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
J ika , ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Menetapkan nilai alfa ( = %)
3. Mencari nilai-nilai:
Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh:
n =28 = 2035 = 148875
=
= =72,6786
=
( )
( )
=
( )( ) ( )
( )
=
=
=36,078
=6,0065
Karena dan sudah diketahui maka dapat dicari dengan rumus:
=
Contoh:
=1
Lampiran 15b
168
=
,
,
=2,11
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh:
=1
=2,11 pada tabel distribusi normal baku =0,4826
( ) =0,5 0,4826=0,0174
4. Mencari harga dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata =5% dengan n =28
diperoleh: = 0,1658
5. Menentukan :
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) ( )| yaitu
0,1340
6. Kesimpulan
Berarti < yaitu 0,1340<0,1658, diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
169
NORMALITAS DATA AKHIR KELAS KONTROL
(VIII A)
( Perhitungan Menggunakan Microsoft Office Excel)
No. Kode Xi Xi^2 (Xi-Xbar) Zi
Z
tabel
F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 K-16 50 2500 -13,036
-
1,57
0,4419
0,0581 0,1071 0,0490
2 K-18 50 2500 -13,036
-
1,57
0,4419
0,0581 0,1071 0,0490
3 K-19 50 2500 -13,036
-
1,57
0,4419
0,0581 0,1071 0,0490
4 K-25 55 3025 -8,0357
-
0,97
0,3340
0,1660 0,2500 0,0840
5 K-03 55 3025 -8,0357
-
0,97
0,3340
0,1660 0,2500 0,0840
6 K-07 55 3025 -8,0357
-
0,97
0,3340
0,1660 0,2500 0,0840
7 K-15 55 3025 -8,0357
-
0,97
0,3340
0,1660 0,2500 0,0840
8 K-08 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,5000 0,1443
9 K-10 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
10 K-11 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
11 K-05 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
12 K-06 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
13 K-26 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
14 K-28 60 3600 -3,0357
-
0,37
0,1443
0,3557 0,3214 0,0343
15 K-14 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
16 K-01 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
17 K-02 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
18 K-12 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
19 K-13 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
20 K-17 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
21 K-20 65 4225 1,96429 0,24 0,0948 0,5948 0,7500 0,1552
22 K-22 70 4900 6,96429 0,84 0,2995 0,7995 0,8929 0,0934
Lampiran 16a
170
23 K-23 70 4900 6,96429 0,84 0,2995 0,7995 0,8929 0,0934
24 K-24 70 4900 6,96429 0,84 0,2995 0,7995 0,8929 0,0934
25 K-09 75 5625 11,9643 1,44 0,4251 0,9251 0,9286 0,0035
26 K-21 75 5625 11,9643 1,44 0,4251 0,9251 0,9286 0,0035
27 K-27 80 6400 16,9643 2,04 0,4793 0,9793 1,0000 0,0207
28 K-04 80 6400 16,9643 2,04 0,4793 0,9793 1,0000 0,0207
Jumlah 1765 113125 0,1552
Xbar 63,0357
S 8,3155
L
o
0,1552
L
tabel
0,1658
171
NORMALITAS DATA AKHIR KELAS KONTROL
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan kriteria hipotesis
J ika < , diterima artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
J ika , ditolak artinya sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Menetapkan nilai alfa ( = %)
3. Mencari nilai-nilai:
Berdasarkan data pada daftar distribusi normalitas diperoleh:
n =28 = 1765 = 113125
=
=
=63,0357
=
( )
( )
=
( )( ) ( )
( )
=
=
=69,14683
=8,3155
Karena dan sudah diketahui maka dapat dicari dengan rumus:
=
Contoh:
=1
=
,
,
=1,57
Lampiran 16b
172
Untuk mencari ( ) digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh:
=1
=1,57 pada tabel distribusi normal baku =0,4419
( ) =0,5 0,4419=0,0581
4. Mencari harga dan nilai kritik Uji Lilliefors:
Dengan nilai kritik tersebut dan taraf nyata =5% dengan n =28
diperoleh: = 0,1658
5. Menentukan :
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) ( )| yaitu
0,1552
6. Kesimpulan
Berarti < yaitu 0,1552<0,1658, diterima, maka disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
173
UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR
(Perhitungan Microsoft Office Excel)
No Kontrol Eksperimen
1 50 60
2 50 60
3 50 65
4 55 65
5 55 65
6 55 65
7 55 70
8 60 70
9 60 70
10 60 70
11 60 70
12 60 75
13 60 75
14 60 75
15 65 75
16 65 75
17 65 75
18 65 75
19 65 75
20 65 75
21 65 75
22 70 75
23 70 80
24 70 80
25 75 80
26 75 80
27 80 80
28 80 80
1765 2035
63,036 72,679
N 28 28
S 8,315 6,007
s
2
69,147 36,078
Lampiran 17a
174
Sampel
ke dk 1/dk s
i
2
log s
i
2
(dk)log
s
i
2
(n-1) s
i
2
1 27 0,037 69,147 1,840 49,674 1866,964
2 27 0,037 36,078 1,557 42,046 974,107
54 0,074074 105,2249 3,397015 91,71941 2841,071
175
UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR
(Dengan Menggunakan Perhitungan Manual)
1. Hipotesis :
= = ( varians kedua kelompok sama)
: paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku
2. Rumusan yang digunakan :
=
( )
( )
=( ) ( 1)
=(ln10){ ( 1) log }
3. Kriteria Pengujian :
Jika < , dengan peluang (1 - o) dan dk =(k 1) untuk
o = 0,05, maka Ho diterima, artinya varians antar kelompok sama atau
homogen. J ika > , maka Ho ditolak, artinya varians antar
kelompok berbeda.
4. Perhitungan Uji Homogenitas :
Varians kelompok eksperimen (S ) =36,078dan n =28
Varians kelompok kontrol (S ) =69,147 dan n =28
Varians gabungan dari ketiga sampel adalah :
=
( )
( )
=
( , ) ( , )
=
, ,
=52,612
log =log52,612=1,721
Harga B adalah :
=( ) ( 1)
=(1,721)54=92,93877 di bulatkan 92,939
Mencari nilai :
Lampiran 17b
176
=(ln10){ ( 1) log }
=(2,303){92,939 (27log1,840+27 log1,557)}
=(2,303){92,939 (49,674+42,046)}
=(2,303){92,93991,71941}
=(2,303)(1,2194)
=2,8077 dibulatkan 2,808
5. Kesimpulan :
Dari tabel distribusi dengan peluang (1 - o) =( 1 0,05) =0,95
diperoleh =3,481. Dari perhitungan diperoleh =2,808.
Karena < yaitu 2,808 < 3,481 maka Ho diterima, artinya
kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen.
177
TABEL UJI BEDA DUA RATA-RATA (UJI-T)
EKSPERIMEN DAN KONTROL
No.
EKSPERIMEN KONTROL
X
1
X
1
2
X
2
X
2
2
1 60 3600 50 2500
2 65 4225 50 2500
3 65 4225 50 2500
4
65
4225
55
3025
5 65 4225 55 3025
7 70 4900 55 3025
8 70 4900 55 3025
9 70 4900 60 3600
10 70 4900 60 3600
11 70 4900 60 3600
6 70 4900 60 3600
19 75 5625 60 3600
15 75 5625 60 3600
12 75 5625 60 3600
16 75 5625 65 4225
13 75 5625 65 4225
13 75 5625 65 4225
17 75 5625 65 4225
18 75 5625 65 4225
22 75 5625 65 4225
20
75
5625
65
4225
21 75 5625 70 4900
23 80 6400 70 4900
24 80 6400 70 4900
26 80 6400 75 5625
27 80 6400 75 5625
25 80 6400 80 6400
28 80 6400 80 6400
Jumlah 2045 150175 1765 113125
Ni 28
28
rata-rata 73,0357
63,0357
4204900
3167500
4182025
3115225
2
1
. X n
2
) (
i
X
Lampiran 18a
178
n(n-1) 756
756
S
2
30,2579
69,1468
St^2
49,7024
St 7,04999
t
hitung
5,30732
t
tabel
1,673
179
UJI PERBEDAAN RATA-RATA HASIL PRESTASI BELAJAR SISWA
(UJI PIHAK KANAN)
Hipotesis:
2 1
: =
o
H , artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen sama dengan rata-
rata hasil tes pada kelas kontrol
2 1
: >
a
H , artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen lebih besar dari
hasil tes pada kelas kontrol.
Rumus yang digunakan:
2 1
2 1
1 1
n n
s
x x
t
+
= , dengan s
2
=
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
+
+
n n
s n s n
Kriteria pengujian:
H
o
ditolak jika >
( )( )
H
o
diterima jika <
( )( )
Perhitungan :
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2045 1765
N 28 28
Rata-rata (x) 73,0357 63,0357
Varians (s ) 30,2579 69,1468
Standart Deviasi (s) 5,5 8,3
Lampiran 18b
180
Menghitung varians total:
=
( 1) +( 1)
+ 2
=
(28 1)30,2579+(28 1)69,1468
28+ 28 2
=
(27)30,2579+(27)69,1468
54
=
816,964+1866,96
54
=
2683,93
54
= 49,7024
=7,04999
Menghitung uji t :
=
1
+
1
=
73,0357 63,0357
7,05
1
28
+
1
28
=
10
7,04999 0,03571+0,03571
181
=
10
7,04999 0,07143
=
10
7,04999 0,26726
=
10
1,88419
= 5,30732
Dari perhitungan diperoleh nilai t hitung 5,30732. Sedangkan dari t tabel dengan
=5% dan dk =(28 +28 - 2 ) =54, diperoleh =
( , )( )
. Pada tabel
distribusi t tidak ada nilainya. Oleh karena itu perlu dihitung dengan interpolasi
sebagai berikut:
v
( , )
40 1,68
54 X
60 1,67
Untuk mencari nilai X, dengan cara:
dari gambar diatas bisa disederhanakan menjadi
40 54
60
1,67
1,67
1,68
P
1,67
40
0,01
54
60
182
dan
0,01
=
20
6
0,016 =20
=
0,06
20
=0,003
=0,003+1,67=1,673
( , )( )
=1,673
Ternyata >
( )( )
yaitu 5,307 > 1,673 sehingga hipotesis
2 1
: =
o
H ditolak dalam taraf nyata 5%.
Ho ditolak jika t
hitung
>t
tabel
, artinya rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen
lebih besar dari hasil tes pada kelas kontrol.
Daerah
penerimaan H
o
5,307
1,673
40
0,01
60
60 54
P
183
PERHITUNGAN UJI GAIN
Rumus yang digunakan dalam Uji Gain adalah :
( ) =
( )
( ) ( )
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut :
Tinggi : g >0,7
Sedang : 0,3 g 0,7
Rendah : g 0,3
Perhitungan :
Dari hasil penelitian diperoleh:
Rata-rata Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest 36,07 29,64
Posttest 72,68 63,04
Menghitung Gain kelas eksperimen:
( ) =
( )
( ) ( )
=
72,68 36,07
100 36,07
=
36,61
63,93
=0,573 (sedang)
Menghitung Gain kelas kontrol :
( ) =
( )
( ) ( )
=
63,04 29,64
100 29,64
=
,
,
=0,475 (sedang)
Dari perhitungan diatas, uji gain menunjukkan adanya peningkatan rata-rata
prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori sedang.
Lampiran 19
184
NILAI KEAKTIFAN KELAS EKSPERIMEN
NO KODE ITEM SKOR NILAI
1 2 3 4
29. E 1 4 4 5 3 16 80
30. E 2 4 3 2 4 13 65
31. E 3 5 4 4 4 17 85
32. E 4 4 4 4 3 15 75
33. E 5 3 4 3 3 13 65
34. E 6 4 4 3 2 13 65
35. E 7 5 5 4 4 18 90
36. E 8 4 3 4 4 15 75
37. E 9 4 4 5 3 16 80
38. E 10 4 4 3 4 15 75
39. E 11 4 4 3 3 14 70
40. E 12 5 3 4 5 17 85
41. E 13 3 4 3 2 12 60
42. E 14 3 5 4 3 15 75
43. E 15 4 3 3 3 13 65
44. E 16 4 4 3 4 15 75
45. E 17 4 5 4 4 17 85
46. E 18 5 5 4 5 19 95
47. E 19 2 4 3 2 11 55
48. E 20 5 4 5 5 19 95
49. E 21 3 4 5 4 16 80
50. E 22 4 5 5 4 18 90
51. E 23 4 4 4 4 16 80
52. E 24 3 3 2 2 10 50
53. E 25 4 4 5 3 16 80
54. E 26 4 3 2 4 13 65
55. E 27 5 4 4 4 17 85
56. E 28 4 4 4 3 15 75
Jumlah 2120
Rata - Rata 75,714
Lampiran 20a
185
NILAI KEAKTIFAN KELAS KONTROL
NO KODE ITEM SKOR ITEM
1 2 3 4
29. K 1 3 2 2 3 10 50
30. K 2 3 2 3 3 11 55
31. K 3 3 3 3 3 12 60
32. K 4 4 4 3 3 14 70
33. K 5 4 3 2 4 13 65
34. K 6 4 4 3 4 15 75
35. K 7 2 4 3 2 11 55
36. K 8 3 3 3 3 12 60
37. K 9 3 4 3 3 13 65
38. K 10 3 4 3 4 14 70
39. K 11 2 4 3 5 14 70
40. K 12 3 3 3 3 12 60
41. K 13 4 5 4 5 18 90
42. K 14 5 4 3 3 15 75
43. K 15 4 5 5 4 18 90
44. K 16 2 3 4 1 10 50
45. K 17 4 3 3 4 14 70
46. K 18 3 4 3 3 13 65
47. K 19 5 4 5 5 19 95
48. K 20 3 4 3 2 12 60
49. K 21 3 4 5 4 16 80
50. K 22 4 3 4 3 10 50
51. K 23 4 4 3 3 14 70
52. K 24 3 3 3 2 11 55
53. K 25 3 2 2 3 10 50
54. K 26 3 2 3 3 11 55
55. K 27 3 3 3 3 12 60
56. K 28 4 4 3 3 14 70
Jumlah 1840
Rata Rata 65,714
Lampiran 20b
186
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Nama Sekolah : MTs Nurul Ulum
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Pokok Bahasan : Cahaya
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah penilaian dengan cara membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom
skor yang sesuai dengan kriteria
2. Untuk setiap indikator berilah skor : (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup,
(2) kurang baik, (1) tidak baik.
No Nama siswa Indikator Jumlah skor
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Total skor
Keterangan :
1. Berpartisipasi
2. Mengemukakan gagasan
3. Berkomunikasi
4. Bertanya
5. Menyimpulkan
Lampiran 20c
187
Keterangan Pemberian Skor
1. Berpartisipasi
Skor 1 : Tidak berpartisipasi dalam percobaan
Skor 2 : Berpartisipasi dalam percobaan hanya antar teman.
Skor 3 : Berpartisipasi dalam percobaan tetapi antar teman satu kelompok tetapi
tidak menyeluruh.
Skor 4 :Berpartisipasi dalam percobaan antar teman satu kelompok tetapi tidak
menyeluruh.
Skor 5 : Berpartisipasi dalam percobaan antar teman satu kelompok secara
menyeluruh.
2. Mengemukakan Gagasan
Skor 1 : Tidak menyampaikan gagasan.
Skor 2 : Menyampaikan gagasan dengan menunggu ditunjuk guru.
Skor 3: Menyampaikan gagasan dengan ditunjuk guru tetapi tidak tetapi tidak
sesuai materi.
Skor 4 : Menyampaikan gagasan dengan tidak menunggu ditunjuk guru tetapi
tidak sesuai materi.
Skor 5 : Menyampaikan gagasan dengan tidak menunggu ditunjuk guru dan sesuai
materi.
3. Berkomunikasi
Skor 1 : Mendiskusikan dan tidak dapat menjelaskan didepan kelas
Skor 2 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas tetapi masih salah
Skor 3: Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas tetapi sebagian benar
Skor 4 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas mendekati benar
Skor 5 : Mendiskusikan dan dapat menjelaskan didepan kelas dengan benar.
4. Bertanya
Skor 1 : Diam saja.
Skor 2 : Ragu-ragu untuk bertanya.
Skor 3 : Berani bertanya tetapi tidak sesuai dengan materi
Skor 4 : Berani bertanya sesuai dengan materi tetapi masih kurang benar
188
Skor 5 : Berani bertanya sesuai dengan materi dan benar
5. Menyimpulkan
Skor 1 : Tidak mampu menyimpulkan.
Skor 2 : Mampu menyimpulkan tetapi masih kurang tepat
Skor 3 : Mampu menyimpulkan dengan cukup baik.
Skor 4 : Mampu menyimpulkan dengan baik
Skor 5 : Mampu menyimpulkan dengan baik dan benar
189
KELOMPOK DISKUSI KELAS KONTROL
Lampiran 21a
Kelompok II
K 16
K 21
K 13
K 23
K 26
K 4
K - 14
Kelompok I
K 5
K 8
K 11
K 10
K 22
K 25
K - 7
Kelompok IV
K 1
K 2
K 3
K 15
K 18
K 27
K- 28
Kelompok III
K 24
K 9
K 12
K 20
K 19
K 6
K 17
190
KELOMPOK DISKUSI KELAS EKSPERIMEN
Kelompok I
E 26
E 23
E 8
E 21
E 1
E 3
E - 5
Kelompok II
E 11
E 17
E 18
E 19
E 14
E 6
E 7
Kelompok III
E 12
E 15
E 13
E 9
E 22
E 24
E 27
Kelompok IV
E 20
E 16
E 4
E 2
E 25
E 28
E 10
Lampiran 21b.
191
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N
taraf Signif
N
taraf Signif
N
taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Sumber: Sugiyono 2006: 288.
Lampiran 22
192
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL
DARI 0 S/D Z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2,0
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
0000
0398
0793
1179
1554
1915
2258
2580
2881
3159
3413
3643
3849
4032
4192
4332
4452
4554
4641
4713
4772
4821
4861
4898
4918
4938
4953
4965
4074
4981
4987
4990
4993
4995
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0040
0438
0832
1217
1591
1950
2291
2612
2910
3186
3438
3665
3869
4049
4207
4345
4463
4564
4649
4719
4778
4826
4864
4896
4920
4940
4955
4966
4975
4982
4987
4991
4993
4995
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0080
0478
0871
1255
1628
1985
2324
2642
2939
3212
3461
3686
3888
4066
4222
4357
4474
4573
4656
4726
4783
4830
4868
4898
4922
4941
4956
4967
4976
4982
4987
4991
4994
4995
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0120
0517
0910
1293
1664
2019
2357
2673
2967
3238
3485
3708
3907
4082
4236
4370
4484
4582
4664
4732
4788
4834
4871
4901
4025
4043
4957
4968
4977
4083
4988
4991
4994
4996
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0160
0557
0948
1331
1700
2054
2389
2703
2995
3264
3508
3729
3925
4099
4251
4382
4495
4591
4671
4738
4793
4838
4875
4004
4927
4945
4959
4969
4977
4984
4988
4992
4994
4996
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0199
0596
0987
1368
1736
2088
2422
2734
3023
3289
3531
3749
3944
4115
4265
4394
4505
4599
4678
4744
4798
4842
4878
4906
4929
4946
4960
4970
4987
4984
4989
4992
4994
4996
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0239
0636
1026
1406
1772
2123
2454
2764
3051
3315
3554
3770
3962
4131
4279
4406
4515
4608
4686
4750
4808
4846
4881
4909
4931
4948
4961
4971
4979
4985
4989
4992
4994
4996
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0279
0675
1064
1443
1808
2157
2486
2794
3078
3340
3577
3790
3980
4147
4292
4419
4525
4616
4693
4756
4808
4850
4884
4911
4932
4949
4962
4972
4979
4985
4989
4992
4994
4996
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0319
0714
1103
1480
1844
2190
2517
2823
3106
3365
3599
3810
3997
4162
4306
4429
4535
4625
4699
4761
4812
4854
4887
4913
4934
4951
4963
4973
4980
4986
4990
4993
4995
4997
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0359
0753
1141
1517
1879
2224
2549
2852
3133
3389
3621
3830
4015
4177
4319
4441
4545
4633
4706
4767
4817
4857
4890
4916
4936
4952
4964
4974
4981
4986
4990
4993
4995
4997
4998
4998
4998
4999
4999
5000
Sumber: Sugiyono 2006: 286.
Lampiran 23
193
HARGA KRITIS L UJI LILIEFORS
Ukuran Interval Kepercayaan
Sampel 1% 5% 10% 15% 20%
4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300
5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.16
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 0.187 0.161 0.144 0.136 0.131
n >30
1.031
0.886
0.805
0.768
0.736
n
n n n n
Lampiran 24
194
NILAI-NILAI CHI KUADRAT
dk
Taraf signifikansi
50% 30% 20% 10% 5% 1%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0,455
0,139
2,366
3,357
4,351
5,348
6,346
7,344
8,343
9,342
10,341
11,340
12,340
13,332
14,339
15,338
16,337
17,338
18,338
19,337
20,337
21,337
22,337
23,337
24,337
25,336
26,336
27,336
28,336
29,336
1,074
2,408
3,665
4,878
6,064
7,231
8,383
9,524
10,656
11,781
12,899
14,011
15,19
16,222
17,322
18,418
19,511
20,601
21,689
22,775
23,858
24,939
26,018
27,096
28,172
29,246
30,319
31,391
32,461
33,530
1,642
3,219
4,642
5,989
7,289
8,558
9,803
11,030
12,242
13,442
14,631
15,812
16,985
18,151
19,311
20,465
21,615
22,760
23,900
25,038
26,171
27,301
28,429
29,553
30,675
31,795
32,912
34,027
35,139
36,250
2,706
3,605
6,251
7,779
9,236
10,645
12,017
13,362
14,684
15,987
17,275
18,549
19,812
21,064
22,307
23,542
24,785
26,028
27,271
28,514
29,615
30,813
32,007
33,194
34,382
35,563
36,741
37,916
39,087
40,256
3,481
5,591
7,815
9,488
11,070
12,592
14,017
15,507
16,919
18,307
19,675
21,026
22,368
23,685
24,996
26,296
27,587
28,869
30,144
31,410
32,671
33,924
35,172
35,415
37,652
38,885
40,113
41,337
42,557
43,775
6,635
9,210
11,341
13,277
15,086
16,812
18,475
20,090
21,666
23,209
24,725
26,217
27,688
29,141
30,578
32,000
33,409
34,805
36,191
37,566
38,932
40,289
41,638
42,980
44,314
45,642
46,963
48,278
49,588
50,892
Sumber: Sugiyono 2006: 291.
Lampiran 25
195
V t
0,995
t
0,99
t
0,975
t
0,95
t
0,925
t
0,90
T
0,75
t
0,70
t
0,60
t
0,55
1 63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158
2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142
3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134
5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132
6 3,71 3,14 2,45 1,94 1,44 0,906 0,718 0,583 0,265 0,131
7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130
8 3,36 2,00 2,31 1,86 1,40 0,889 0,700 0,546 0,262 0,130
9 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
10 3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 0,879 0,700 0,542 0,280 0,129
11 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,200 0,129
12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128
13 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128
14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
15 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128
16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128
17 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 0,863 0,689 0,534 0,257 0,128
18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,698 0,534 0,257 0,127
19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,861 0,638 0,533 0,257 0,127
20 2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127
21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127
22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127
23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127
24 2,80 2,49 2,08 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,648 0,531 0,256 0,127
26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
28 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127
29 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
30 2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
40 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 0,851 0,681 0,529 0,255 0,126
60 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126
120 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
00 2,58 2,33 1,06 1,645 1,28 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126
Lampiran 26
t
p
Nilai persentil
Untuk distribusi t
V =dk
(Bilangan DalamBadan Daftar
Menyatakan t
p
196
DOKUMENTASI
197