You are on page 1of 11

134 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan

Jagung Transgenik dan Perkembangan


Penelitian di Indonesia
Sust i pr i j at no
Bal ai Besar Penel i ti an dan Pengembangan Bi oteknol ogi dan
Sumberdaya Geneti k Pertani an, Bogor
PENDAHULUAN
Jagung di budi dayakan secara komersi al di l ebi h dari 100 negara dengan
produksi seki tar 705 j uta metri k ton. Pada tahun 2004 produsen j agung
terbesar di dunia berturut-turut adalah Amerika Serikat, Cina, Brasil, Meksiko,
Perancis, dan India (Agbios GM Data Base 2007).
Pada umumnya j agung di budi dayakan untuk di gunakan sebagai pangan,
pakan, bahan baku i ndustri farmasi , makanan ri ngan, susu j agung, mi nyak
j agung, dan sebagai nya. Di negara maj u, j agung banyak di gunakan untuk
pati sebagai bahan pemanis, sirop, dan produk fermentasi, termasuk alkohol.
Di Ameri ka, j agung banyak di gunakan untuk bahan baku pakan (Agbi os
GM Data Base 2007).
Di Indonesi a j agung merupakan bahan pangan kedua setel ah padi .
Sel ai n i tu, j agung j uga di gunakan sebagai bahan baku i ndustri pakan dan
i ndustri l ai nnya. Hal i ni mengaki batkan kebutuhan j agung di dal am negeri
terus meni ngkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan j agung
harus di l akukan i mpor, terutama dari Ameri ka.
Di perki rakan kebutuhan j agung dal am negeri sampai tahun 2010 akan
terus meni ngkat sehubungan dengan bertambahnya j uml ah penduduk dan
berkembangnya i ndustri pangan dan pakan. Ol eh karena i tu, produksi
j agung dal am negeri perl u di ti ngkatkan sehi ngga vol ume i mpor dapat
di kurangi dan bahkan di ti adakan.
Ketergantungan akan j agung i mpor berdampak buruk terhadap keber-
l anj utan penyedi aan j agung di dal am negeri mengi ngat komodi tas i ni di
negara produsen utama tel ah di gunakan untuk berbagai keperl uan,
termasuk untuk bahan baku bi oenergi . Di Ameri ka Seri kat, mi sal nya, tel ah
di canangkan penggunaan j agung sebagai sumber bi oenergi . Pada saatnya
nanti akan terj adi persai ngan penggunaan j agung untuk pangan, pakan,
bahan baku i ndustri , dan bi oenergi .
Apabi l a kebutuhan j agung nasi onal masi h bergantung pada i mpor
di khawati rkan akan memati kan i ndustri pangan dan pakan berbasi s j agung
135 Sustiprijatno: Jagung Transgenik dan Perkembangan Penelitian di Indonesia
karena berkurangnya pasokan bahan baku. Hal i ni mengancam ketahanan
pangan dan keberl anj utan usaha peternakan.
Upaya peni ngkatan produksi j agung dapat di l akukan mel al ui berbagai
cara, antara l ai n mel al ui perbai kan geneti k tanaman. Perbai kan geneti k
j agung bertuj uan untuk mengatasi kendal a pertumbuhan tanaman,
terutama cekaman l i ngkungan bi oti k dan abi oti k.
Perbai kan geneti k j agung dapat di l akukan secara konvensi onal maupun
mel al ui rekayasa geneti k (geneti c engeeneri ng). Dengan berkembangnya
bi oteknol ogi , perbai kan geneti k j agung mel al ui rekayasa geneti k akan men-
j adi andal an dal am pemecahan masal ah perj agungan di masa mendatang.
Seperti di ketahui , pemul i aan secara konvensi onal mempunyai keterbatasan
dal am mendapatkan si fat unggul dari tanaman. Dal am rekayasa geneti k
jagung, sifat unggul tidak hanya didapatkan dari tanaman jagung itu sendiri,
tetapi j uga dari spesi es l ai n sehi ngga dapat di hasi l kan tanaman transgeni k.
Jagung Bt merupakan tanaman transgeni k yang mempunyai ketahanan
terhadap hama, di mana si fat ketahanan tersebut di perol eh dari bakteri
Baci l l us thuri ngi ensi s (Herman 1997).
Tul i san i ni membahas aspek yang berkai tan dengan peraki tan j agung
transgeni k dan prospek pengembangannya.
PERAKITAN JAGUNG TRANSGENIK
Kendal a pemanfaatan sumber geneti k dal am pemul i aan konvensi onal dapat
di atasi mel al ui rekayasa geneti k yang bertuj uan untuk mendapatkan
tanaman yang mempunyai daya hasi l ti nggi dan tahan terhadap cekaman
bi oti k dan abi oti k. Penggunaan teknol ogi rekayasa geneti k pada tanaman
j agung berkembang pesat setel ah pertama kal i Gordonn-Kamm et al . (1990)
berhasi l mendapatkan tanaman j agung transgeni k yang ferti l . Hal i ni
merupakan terobosan dal am pengembangan dan pemanfaatan pl asma
nutfah dal am penel i ti an di bi dang bi ol ogi tanaman j agung. Teknol ogi
rekayasa geneti k merupakan teknol ogi transfer gen dari satu spesi es ke
spesi es l ai n, di mana gen i nteres berupa suatu fragmen DNA (donor gen)
di transformasi kan ke dal am sel atau tanaman i nang (akspetor gen) untuk
menghasi l kan tanaman transgeni k yang mempunyai si fat baru. Terdapat
dua metode dal am pemanfaatan teknol ogi transfer gen, yai tu secara
l angsung dan ti dak l angsung. Metode transfer gen secara l angsung di
antaranya adal ah:
a. El ektroforasi (el ectroporati on)
Metode i ni menggunakan protopl as sebagai i nang. Dengan bantuan
pol yeti l en gl i kol (PEG), DNA i nteres terpresi pi tasi dengan mudah dan
136 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan
kontak dengan protoplas. Setelah dilakukan elektroforasi dengan voltase
yang ti nggi permeabi l i tas protopl as menj adi l ebi h ti nggi , sehi ngga DNA
mel akukan penetrasi ke dal am protopl as. Metode el ektroforasi tel ah
di apl i kasi kan pada protopl as j agung (Fromm et al. 1985) dan berhasi l
mendapatkan tanaman j agung transgeni k (Rhodes et al . 1988) tetapi
ti dak ferti l .
b . Penembakan parti kel (Parti cl e bombardment), yai tu teknol ogi yang
menggunakan metode penembakan parti kel atau gen gun. DNA yang
mel api si parti kel di tembakkan secara l angsung ke dal am sel atau
j ari ngan tanaman (Kl ei n et al .1988). Parti kel yang mengandung DNA
tersebut menembus di ndi ng sel dan membran, kemudi an DNA berdi fusi
dan menyebar di dal am sel secara i ndependen. Metode transformasi
dengan penembakan parti kel pertama kal i di apl i kasi kan pada j agung
ol eh Gordon-Kamm et al . (1990) dan berhasi l mendapatkan j agung
transgeni k yang ferti l .
c. Karbi d si l i kon (si l i con carbi de), yai tu teknol ogi transfer gen di mana
suspensi sel tanaman i nang di campur dengan serat karbi d si l i kon yang
mengandung DNA pl asmi d dari gen i nteres, kemudi an di masukkan ke
dal am tabung mi kro dan di l akukan pemutaran dengan vortex. Serat
si l i kon karbi da berfungsi sebagai j arum i nj eksi mi kro (mi cro i nj ecti on)
untuk memudahkan perpi ndahan DNA ke dal am sel tanaman. Metode
i ni tel ah di gunakan dan menghasi l kan tanaman j agung transgeni k yang
ferti l (Kaeppl er et al . 1990)
Transfer gen secara ti dak l angsung, yai tu transfer gen yang di l akukan
mel al ui bantuan bakteri Agrobacteri um (ti dak l angsung di transfer ke sel
atau tanaman). Gen yang berupa fragmen DNA di si si pkan pada pl asmi d Ti
(tumor inducing) dari bakteri Agrobacterium. Melalui bekteri tersebut Ti yang
mengandung fragmen DNA diinfeksi ke dalam inti sel dan berintegrasi dalam
genom tanaman. Metode i ni menghasi l kan j agung transgeni k yang ferti l
dan efisien (Ishida et al. 1996, Hamilton et al. 1996, Zhao et al. 1998).
Rekayasa geneti k mel al ui transformasi Agrobacteri um tumefaci ens (A.
tumefaci ens) tel ah banyak di l akukan pada tanaman monokoti l edon, seperti
padi dan j agung, sehi ngga di gunakan sebagai teknol ogi standar (ruti n)
untuk mel akukan modi fi kasi geneti k terhadap spesi es yang beragam
(Komari and Kubo 1999, Ishi da et al . 1996).
Keunggul an penggunaan transformasi mel al ui A. tumefaci ens adal ah:
a. Mempunyai frekuensi transformasi yang ti nggi
b . Dapat teri ntegrasi nya gen asi ng ke dal am genom i nang
c. Mempunyai j uml ah copy number yang rendah, sehi ngga memudahkan
untuk membedakan si fat ekspresi tanaman transgeni k i tu sendi ri .
137 Sustiprijatno: Jagung Transgenik dan Perkembangan Penelitian di Indonesia
Studi tentang i nfeksi A. tumefaci ens pada tanaman j agung pertama kal i
di l aporkan ol eh Gri msl ey et al . (1988) dan Goul d et al .(1991). Penel i ti yang
mel aporkan pertama kal i bahwa transfromasi mel al ui A. tumefaci ens dapat
di terapkan pada spesi es sereal i a adal ah Chan et al .(1992) dan Hi ei et al .
(1994), dengan menggunakan embri o muda sebagai ekspl an.
Ishi da et al . (1996) tel ah berhasi l mendapatkan tanaman j agung
transgeni k yang ferti l . Tanaman j agung yang di gunakan sebagai ekspl an
adal ah genoti pe A188 dan hasi l persi l angan A188 dengan genoti pe l ai nnya.
Dengan tingkat frekuensi yang tinggi, yaitu antara 5% dan 30%, hampir semua
tanaman j agung transgeni k yang di dapatkan mempunyai morfol ogi yang
normal dan l ebi h dari 70% merupakan tanaman ferti l . Setel ah di l akukan
anal i si s secara mol ekul er dan geneti k, turunan dari tanaman j agung
transgeni k mempunyai stabi l i tas dal am i ntegrasi dan ekspresi . Copy number
dari gen tertransfer yang terintegrasi adalah satu dan dua kopi, hanya sedikit
yang mengal ami rearrangement.
Lima jenis A. tumefaciens yang telah dikarakterisasi dengan latar belakang
kromosom yang berbeda dan kandungan pl asmi d Ti -nya dapat di gunakan
karena membawa vektor dengan konstruksi ki meri k si stem bi ner yang di atur
ol eh promoter CaMV35S. Kel i ma strai n tersebut adal ah C58c1, Agt121,
EHA101, EHA105, HA105 and LBA4404 (Chan et al . 1992, Smi th and Hood
1995, Hiei et al. 1994).
Protokol yang dapat di l akukan untuk pengul angan transformasi j agung
mel al ui A. tumefaci ens adal ah menggunakan super vektor bi ner, di mana
A. tumefaciens dapat membawa ekstra kopi bagi virB, virC, dan virG (Komari
1990) untuk mengi nfeksi embri o muda, bai k dari i nbred l i ne (Ishi da et al .
1996, Negroto et al. 2000) maupun hybdrid line (Zhao et al . 1998).
Penggunaan vektor bi ner yang standar j uga dapat menghasi l kan
transformasi yang stabi l , wal aupun mempunyai frekuensi transformasi yang
rendah (Goul d et al . 1991). Frame et al . (2002) tel ah berhasi l mendapatkan
metode transformasi j agung yang stabi l dengan frekuensi transformasi yang
tinggi, yaitu 5,5%, di mana untuk meningkatkan efisiensi tersebut digunakan
penambahan L-Cys pada medi um kokul ti vasi .
Keberhasi l an metode transformasi mel al ui A. tumefaci ens memberi kan
peluang bagi perbaikan genetik tanaman jagung dengan efisiensi yang tinggi.
Efi si ensi transformasi yang ti nggi di perl ukan untuk dapat menghasi l kan
tanaman transgeni k yang mempunyai ekpresi yang kuat dari si fat gen yang
di i ngi nkan.
138 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan
JAGUNG BT
Sal ah satu hambatan yang pal i ng besar dal am upaya peni ngkatan produksi
j agung adal ah serangan organi sme pengganggu tanaman (OPT), seperti
hama dan penyaki t tanaman. Serangan OPT pada tanaman j agung sel ai n
menurukan produksi j uga mengurangi pendapatan petani dan adanya
resi du pesti si da dal am j uml ah besar yang menyebabkan pol usi l i ngkungan.
European corn borer (ECB), Ostri ni a nubi l al i s, merupakan hama j agung
di Ameri ka dan Kanada yang dapat merugi kan 1 mi l yar dol ar Ameri ka per
tahun. Hama ECB dapat dieliminasi oleh pestisida kimia, tetapi hanya dapat
di apl i kasi pada areal yang terbatas (kurang dari 20%), karena apl i kasi
pestisida sulit dilakukan dan diperlukan aplikasi lain dalam mengontrol ECB.
Tersedi anya bi oakti f dari kri stal protei n yang di kode ol eh gen Bt,
memungki nkan modi fi kasi geneti k tanaman j agung yang di si si pi dengan
gen Bt untuk menghasi l kan j agung transgeni k Bt (Bt corn). Bt protei n yang
di hasi l kan ol eh gen Bt dapat meracuni hama yang menyerang tanaman
j agung. Setel ah di makan ol eh corn borer, Bt protei n di pecah ol eh suatu
enzi m pemecah dal am pencernaan yang bersi fat al kal i n dari l arva serangga
dan menghasi l kan protei n pendek yang mengi kat di ndi ng pencernaan.
Pengi katan dapat menyebabkan kerusakan membran sel sehi ngga l arva
berhenti berakti vi tas (Syngenta Seeds Communi cati on 2003).
Gen Bt di sol asi dari bakteri tanah Baci l l us thuri ngi ensi s yang tel ah
di gunakan petani di negara maj u sebagai pesti si da hayati sej ak pul uhan
tahun yang lalu (Herman 2002). B. thuringiensis menghasilkan protein kristal
Bt, atau Crystal protei n (Cry) yang merupakan protei n endotoksi n yang
bersifat racun bagi serangga (insektisidal) (Held et al. 1982, Macintosh et al.
1990). Namun protein endotoksin yang dihasilkan oleh B. thuringiensis ti dak
mel akukan pengi katan pada permukaan pencernaan sel mamal i a, karena
itu hewan ternak dan manusia tidak tahan terhadap protein tersebut (Agbios
GM Data Base 2007).
Terdapat del apan kel ompok gen Bt berdasarkan si fat vi rul ensi nya
(Herman 2002), tetapi yang sudah banyak di transformasi kan ke dal am
tanaman j agung adal ah yang menghasi l kan j eni s Bt endotoksi n dari gen
Cry1Ab. Protein Cry dari gen ini hanya menghasilkan satu jenis yang mengikat
pada lokasi spesifik dari serangga target (Agbios GM Data Base 2007).
Produksi jagung Bt pada saat ini didominasi oleh Amerika, di mana areal
pertanamannya pada tahun 2000 tel ah mencapai 92% dari total areal
pertanaman j agung. Keuntungan di perol eh dari pertanaman j agung Bt di
Ameri ka mencapai 141 j uta dol ar (59%) dari total keuntungan sebesar 240
j uta dol ar Ameri ka (Herman 2002).
139 Sustiprijatno: Jagung Transgenik dan Perkembangan Penelitian di Indonesia
Pertanaman j agung Bt mempunyai dampak posi ti f terhadap l i ngkungan
karena dapat menekan penggunaan pestisida. Pengurangan pestisida berarti
menurunkan bi aya produksi . Di negara bagi an Iowa, Ameri ka Seri kat, yang
mempunyai 80% areal j agung Bt terj adi pengurangan penggunaan pesti si da
hi ngga 600 ton (Teng 2001).
Dampak posi ti f l ai n dari pertanaman j agung Bt adal ah ketahanan
tanaman terhadap j amur toksi n dari Fusari um penyebab busuk tongkol ,
di bandi ngkan dengan j agung non-Bt yang mengal ami keruskan berat.
Berdasarkan hasi l anal i si s mi kotoksi n, j agung Bt mempunyai kandungan
fumoni si n 1,5 ppm, sedangkan j agung non-Bt mempunyai kadar yang l ebi h
ti nggi , mencapai 14,5 ppm (Ful l er 1999).
Penel i ti an menunj ukkan bahwa penanaman j agung Bt ti dak ber-
pengaruh terhadap serangga berguna seperti laba-laba, coccinellid, chtysopid,
nabi d, dan aman terhadap burung puyuh Northern Bobwhi te (McLean and
MacKenzi e 2001).
JAGUNG TRANSGENIK KOMERSIAL
Pada umumnya j agung transgeni k komersi al di produksi ol eh perusahaan
swasta, terutama dari Ameri ka. Berbagai j eni s j agung transgeni k dengan
perl akuan, metode transformasi , tuj uan penggunaan, perusahaan pem-
buatnya, dan persetuj uan terhadap peraturan yang berl aku di saj i kan pada
Tabel 1-3.
Persetuj uan terhadap peraturan yang berl aku.
Ne g a r a Li ngkungan Pangan dan/ Pangan Pakan Pemasar an
atau pakan
Aust r al i a 2 0 0 6
Ameri ka Seri kat 2 0 0 7 2 0 0 7
Tabel 1. Jagung transgeni k YN-IR64-5 (MIR604).
Organi sme i nang Zea mays L. (mai ze)
Per l akuan Tahan terhadap corn root worm (Col eopteran,
Di abroti ca sp.)
Metode transformasi Agrobacteri um tumefaci ens
Tuj uan penggunaan Untuk konsumsi pangan (wet mi l l or dry mi l l or seed oi l ),
tepung dan di si mpan untuk pakan ternak.
Perusahaan pembuat Syngenta Seeds, Inc.
140 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan
Tabel 3. Jagung transgeni k EN-38-3 (LY038).
Organi sme i nang Zea mays L. (mai ze)
Per l akuan Meni ngkatkan kandungan l ysi ne
Metode transformasi Mi croparti cl e bombardment
Tuj uan penggunaan Untuk pakan ternak.
Per usahaan Monsanto Company
Persetuj uan terhadap peraturan yang berl aku.
Ne g a r a Li ngkungan Pangan dan/ Pangan Pakan Pemasar an
atau pakan
Kanada 2 0 0 6 2 0 0 6 2 0 0 6
Jepang 2 0 0 7
Fi l l i pi na 2 0 0 6
Amri ka Seri kat 2 0 0 6 2 0 0 5
Tabel 2. Jagung transgeni k. MON-81-6 (MON810).
Organi sme i nang Zea mays L. (mai ze) Yi el dgard
Per l akuan Tahan terhadap European corn borer (Ostri ni a nubi l al i s).
Metode transformasi Mi croparti cl e bombardment dari sel atau j ari ngan
t a n a ma n
Tuj uan penggunaan Untuk konsumsi pangan (wet mi l l or dry mi l l or seed oi l),
tepung dan di si mpan untuk pakan ternak
Per usahaan Monsanto Company
Persetuj uan terhadap peraturan yang berl aku.
Ne g a r a Li ngkungan Pangan dan/ Pangan Pakan Pemasar an
atau pakan
Ar gent i na 1 9 9 8 1 9 9 8 1 9 9 8
Aust r al i a 2 0 0 0
Kanada 1 9 9 7 1 9 9 7 1 9 9 7
Ci na 2 0 0 4
Uni Eropa 1 9 9 8 1 9 9 8 1 9 9 8
Jepang 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 7
Kor ea 2 0 0 2 2 0 0 4
Me k s i k o 2 0 0 2
Fi l l i pi na 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2
Afri ka Sel atan 1 9 9 7 1 9 9 7 1 9 9 7
Swi ss 2 0 0 0 2 0 0 0
Ta i wa n 2 0 0 2
Ameri ka Seri kat 1 9 9 5 1 9 9 6
Ur uguay 2 0 0 3 2 0 0 3
141 Sustiprijatno: Jagung Transgenik dan Perkembangan Penelitian di Indonesia
PERKEMBANGAN PENELITIAN JAGUNG TRANSGENIK
DI INDONESIA
Sampai saat i ni bel um banyak di l aporkan perkembangan j agung transgeni k
di Indonesia. Namun Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Sumberdaya Geneti k Pertani an (BB Bi ogen) tel ah mel akukan penel i ti an
terhadap j agung Bt yang tahan terhadap hama (Tabel 4).
Sejak 2006 BB Biogen melakukan penelitian transformasi gen transporter
ni tri t (CsNi tr-L) yang bertuj uan meni ngkatkan efi si ensi penggunaan N.
Pemakai an pupuk N pada j agung sel ama i ni mengal ami banyak kehi l angan
aki bat adanya ni tri fi kasi , deni tri fi kasi , penguapan, dan pencuci an.
Pada dasarnya pupuk N yang di serap tanaman hanya seki tar 50%,
sehingga terjadi inefisiensi. Jika gen CsNitr1-L diintroduksikan pada tanaman
j agung, di harapkan akan meni ngkatkan efi si ensi pemupukan N dan adanya
tambahan hara N pada j agung akan meni ngkatkan hasi l .
Mekani sme efi si ensi N adal ah berdasarkan al ur bi oki mi a dari asi mi l asi
N-ni trat, di mana sumber ni trat yang sedi ki t di serap ol eh tanaman j agung
nontransgeni k akan dapat dengan mudah di gunakan ol eh tanaman
transgeni k yang mengandung gen CsNi tr1-L. Sumber ni trat yang berl ebi han
bagi tanaman j agung dapat menyebabkan keracunan karena dal am
asi mi l asi nya menghasi l kan senyawa ni tri t yang beracun. Hal i ni meng-
aki batkan kapasi tas penyerapan ni trat ol eh tanaman j agung menj adi rendah
untuk mel akukan kesei mbangan al ami ah guna menghi ndari keracunan
ni tri t dal am sel pl asti d.
Gen CsNi tr1-L mampu memi ndahkan dengan cepat ni tri t dari pl asti d
menuj u sel kl oropl as untuk di ubah menj adi sumber N amoni um yang
tersedi a bagi pembentukan asam ami no. Dengan semaki n banyaknya ni tri t
yang di transpor ke kl oropl as, maka pembentukan asam ami no sebagai
bahan utama pembentukan protei n akan semaki n banyak dan tanaman
tumbuh l ebi h produkti f.
Tabel 4. Status kegi atan j agung transgeni k di BB Bi ogen.
Jeni s kegi atan Si f at Gen i nteres St at us
Transformasi mel al ui Tahan terhadap Protei n i nhi bi tor II
penembakan parti kel penggerek batang ( Pi nI I ) -
Fasi l i tas uj i terbatas Tahan Asi an Corn Bt A ma n
Lapangan uj i terbatas bor er hayat i
Uj i mul ti l okasi
Sumber: Herman (2002).
142 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan
Peraki tan tanaman transgeni k dengan gen CsNi tr1-L tel ah di l akukan
pada padi dan menghasi l kan tanaman transgeni k yang l ebi h sehat secara
morfol ogi s di bandi ngkan dengan tanaman padi nontransgeni k
(Susti pri j atno 2006).
Mengacu pada pemenuhan kebutuhan j agung dal am negeri yang masi h
impor, peluang pengembangan jagung transgenik masih terbuka luas. Dalam
kai tan i ni , beberapa kendal a yang mencakup sumber daya manusi a, bi aya,
dan peral atan serta koordi nasi dan kerj a sama antarl embaga terkai t perl u
mendapatkan perhati an untuk di cari kan j al an kel uarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agbi os GM Data Base. 2007. http://www.agbi os.com/dbase.php?
Chan, M.T., T.M. Lee, and H.H. Chang. 1992. Transformati on of i ndi ca ri ce
(Oryza sati va L.) medi ated by Agrobacteri um tumefaci ens. Pl ant Cel l
Physiol. 33:577-583.
Frame, B.R., H. Shou, R.K. Chikwamba, Z. Zhang, C. Xiang, T.M. Fonger, S.E.K.
Pegg, B. Li, D.S. Nettleton, D. Pei, and K. Wang. 2002. Agrobacterium
tumefaci ens medi ated transformati on of mai ze embryos usi ng a
standard bi nary vector si stem. pl ant physi ol ogy,129(1):13-22.
Fromm, M.E., L.P. Taylor, and V. Walbot. 1985.Expression of genes transferred
i nto monocot and di cot pl ant cel l s by el ectrophorati on. Proc Natl
Acad Sci USA 882:5824-5828.
Fuller, G. 1999. Safety assessment of genetically modified corn: a case study.
Regi onal Symposi um on Geneti cal l y Modi fi ed Foods: Benefi ts and
Awareness. Bangkok, March 17-18, 1999.
Gordonn-Kamm, W.J., T.M. Spencer, M.Mangano, T.R. Adams, R.J. Dai nes,
W.G. Start, J.V. OBrien, S.A. Chambers, W.R. Adams, and N.G. Willetts.
1990. Transformati on of mai ze cel l s and regenerati on of ferti l e
transgenic plants. Plant Cell 2: 603-618.
Gould, J., M. Devery, O. Hasegawa, E.C. Ullan, G. Peterson, and R.H. Smith.
1991. Transfotmation of Zea mays L. using Agrobacterium tumefaciens
and the shoot apex. Plant Physiol. 95: 426-434.
Grimsley, N.H., C. Ramos, T. Heln, and B. Hohn. 1988. Maristematic tissues of
mai ze pl ants are most suscepti bl e to Agroi nfecti on wi th mai ze streak
vi rus. Bi o/Techni que 6: 185-189.
143 Sustiprijatno: Jagung Transgenik dan Perkembangan Penelitian di Indonesia
Hamilton, C.M., A. Frary, C. Lewis, and S.D. Tanksley. 1996. Stable transfer of
i ntact hi gh mol ecul ar wei ght DNA i nto pl ant chromosomes. Proc Natl
Acad Sci. USA 93: 9975-9979.
Held, G.A., L.A. Bulla, E. Jr. Ferrari, J. Hoch, and A.I. Aronson. 1982. Cloning
and l ocal i zati on of the l epi dopteran protoxi n gene of Baci l l us
thuringiensis subsp. kurstaki. Proc. Natl. Acad. Sci. 79:60-65.
Herman, M. 1997. Insect resistant via genetic engineering. In: A. Darussamin,
I.P. Kompi ang, and S. Moel j opawi ro (Eds.). Proceedi ngs Second
Conference on Agri cul tural Bi otechnol ogy. Jakarta, 13-15 June 1995.
Current Status of Agri cul tural Bi otechtol ogy i n Indonesi a, Research
and Devel opment and Pri ori ti es, Agency for Agri cul tural Research
and Devel opment, Mi ni stry of Agri cul ture: 217-226.
Herman, M. 2002. Peraki tan tanaman tahan serangga hama mel al ui tekni k
rekayasa genetik. Buletin AgroBio 5(1): 1-13.
Herman, M.1996. Rekayasa geneti k untuk perbai kan tanaman. Bul eti n
AgroBi o 1(1):24-34.
Hiei, Y., S. Ohta, T. Komari, and T. Kumashiro. 1994. Efficient transformation
of ri ce (Oryza sati va L.) medi ated by Agrobacteri um and sequence
analysis of the boundaries of the T-DNA. Plant J. 6:271-282.
Ishi da, Y., Sai to, S. Ohta, Y. Hi ei , T. Komari , and T. Kumashi to. 1996. Hi gh
effi ci ency transformati on of mai ze (Zea mays L.) medi ated by
Agrobacteri um tumefaci ens. Nature Bi otechnol . 14:745-750.
Kaeppler, H.F., W. Gu, D.A. Sommers, H.W. Rines, and A.F. Cockburn. 1990.
Silicon carbide fiber mediated DNA delivery into plant cells. Plant Cell
Rept. 9:415-418.
Klein, T.M., M. Fromm, A. Weissinger, D. Tomes, S. Scahaa, M. Sletten, and J.
Sanford. 1988. Transformati on of mai ze cel l s usi ng hi gn vel oci ty
microprojectile. Proc. Natl. Aca. Sci. USA. 85:4305-4309.
Komari , T. 1990. Transformati on of cal l us cel l s of chenopodi um qui noa by
binary vectors that carry a fragment of DNA from the virulence region
of pTi Bo542. Plant Cell Rep 9: 303-306.
Komari , T. and T. Kubo. 1999. Methods of geneti c transformati on:
Agrobacterium tumefaciens. In: I.K. Vasil (Ed.). Molecular improvement
of cereal crops. Kl uwer Academi c Publ i shers, Dordrecht, the
Netherl ands. 43-82.
MacIntosh, S.C., T.B. Stone, S.R. Sims, P. Hunst, J.T. Greenplate, P.G. Marrone,
F.J. Perlak, D.A. Fischhoff, and R.L. Fuchs. 1990. Specificity and efficacy
of puri fi ed Baci l l us thuri ngi ensi s protei ns agai nst agronomi cal l y
important species. J. Insects Path. 56:95-105.
144 Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan
McLean, M.A. and D.J. MacKenzi e. 2001. Pri nci pl es and practi ce of
nvi ronmental safety assessment of transgeni c pl ants. Materi al s
presented for Food Safety and Envi ronmetal Assesment Workshop.
Bogor, April 10-12, 2001.
Negroto, D., M. Jolley, S. Beer, A.R. Wench, and G. Hansen. 2000. The use of
phospomannose-i somerase as sel ectabl e marker to recover
transgeni c mai ze pl ants (Zea mays, L.) vi a Agrobacteri um
transformati on. Pl ant Cel l Rep 19:798-803.
Rhodes, C.A., D.A. Pierce, I.J. Mettler, D. Mascarenhas, and J.J. Detmer. 1988.
Geneti cal l y transformed mai ze pl ants from protopl asts. Sci ence
240:204-207.
Smi th, R.H. and E.E. Hood. 1995. Revi ew and i nterpretati on: Agrobacteri um
tumefaci ens transformati on of monocotyl edons. Crop Sci . 35:301-
309.
Susti pri j atno, M. Sugi ura, K. Ogawa, and M. Takahashi . 2006. Improvement
of ni trate and ni tri te-dependent growth of ri ce by the i ntroducti on of
consti tuti vel y chl oropl asti c ni tri te transporter. Pl ant Bi otch. 23:47-54.
Syngenta Seeds Comuni cati on. 2003. Kernel s of gol d: the fact of Bt corn.
Syngenta Seeds AG, Basel, Switzerland.
Teng, P. 2001. Who are the benefi ci ari es of bi otechnol ogy asi de from
mul ti nati onal compani es? Bi otechnol ogy Awareness and Ri sk
Communi cati on Workshop. Bogor, February 14-15, 2001. ISAB and
ISAAA.
Zhao, Z.Y., W. Gu, T. Cai, L.A. Tagliani, D.A. Hondred, D. Bond, S. Krell, M.L.
Rudert, W.B. Bruce, and D.A. Pi erce. 1998. Mol ecul ar anal ysi s of T
0
pl ants transformed by Agrobacteri um and compari son of
Agrobacteri um-medi ated transformati on wi th bombardment
transformati on i n mai ze. Mai ze Genet Coo Newsl ett. 72: 34-37.

You might also like