You are on page 1of 10

Adzan Jum'at

Berkata al-Imam asy-Syafi'i 204 h. (al-Umm 1/214):

Berkata al-Imam Abu Hamid al-Ghazali (al-Wasith 2/283-284) :







Berkata al-Imam Ibnu Shalah 643 h. () :
Berkata al-Imam ar-Rafi'i 623 h. (Fat-hul 'Aziz Syarah al-Wajiz 3/139) :



))(ad-Damiri dalam al-Muharrar (Mughnil Muhtaj 4/2-3



Berkata al-Imam an-Nawawi 676 h. (Minhajuth Thalibin) :

Berkata al-Imam an-Nawawi 676 h. (Raudhatuth Thalibin 1/72) :

Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari 926 h. (Asnal Mathalib fii Syarhi Raudhatuth
Thalib 3/483) :




)




(
)





) ....












(

.


2/277:


Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari 926 h. (Fat-hul Wahhab bi Syarhul Minhaj
1/475) :



( :
:
:
)



Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari 926 h. (Syarah Barjatil Wardiyyah 7/135) :

)



(




(



)







(





:



:

Syaikh asy-Syarbini al-Khathib 977 h. (Mughnil Muhtaj 4/2-3) :

...

))




Syaikh Ibnu Hajar al-Haitami 974 h. (Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj 2/460) :

) (




.

Syaikh asy-Syarwani (Hasyiyah asy-Syarwani wa Ibn Qasim 2/460) :

(
:



)



((...
(( ))




))

Syaikh Ibn Qasim 994 h.Hasyiyahnya 9/310:


(
)
...


Syaikh Zainuddin al-Malibari 987 h. (Fat-hul Mu'in 269) :

.

3

Syaikh Sayyid al-Bakri ad-Dimyathi 1302 h. (Hasyiyah 'Ianatith


Thalibin 2/269) :




.

Syaikh ar-Ramli 1004 h. (Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj 2/313314) :

...





)



:
...












Syaikh Sulaiman al-Jamal (Hasyiyah al-Jamal 3/86):

Syaikh Ibrahim al-Qalyubi 1069 h. (Hasyiyah Qalyubi wa 'Umairah


1/282) :
















...





(

(

)
)







(






)






...









4

(
} :

)



{ ...








Syaikh 'Ali Abu Dhiya Nuruddin asy-Syabramalisi 1087 h. (Hasyiyah


Nihayatul Muhtaj 2/314) :



( :
:
)
...

Syaikh al-Asymawi (at-Tajrid Linaf'il 'Abid/Hasyiyah Bujairami ala


Minhaj 4/29) :


{
} :












:

.


Syaikh Sulaiman al-Bujairami 1221 h. (5/273) :










...




...


Syaikh Sulaiman al-Bujairami 1221 h. (Hasyiyah Bujairami alal


Khathib 5/358) :










)


(

(



) (
)
)
(











...

Syaikh Nawawi al-Banteni 1316 h. (Syrah Kasyifatus Saja 95) :

- - . :
-
: - .

.

Bid'ahnya Muraqqi / Bilal Ju'mat


Syaikh ar-Ramli (Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj 2/313-314) :



"


" :

















...








SELAMATAN KEMATIAN (TAHLILAN) & (MENGIRIM
)PAHALA BACAAN QUR-AN KEPADA MAYIT

Berikut ini penulis bawakan sejumlah pendapat Ulama-ulama


Syafi'iyah tentang masalah dimaksud, yang penulis kutip dari kitabkitab Tafsir, Kitab-kitab Fiqih dan Kitab-kitab Syarah hadits, yang
penulis pandang mu'tabar (dijadikan pegangan) di kalangan pengikutpengikut madzhab Syafi'i.
1. Pendapat Imam asy-Syafi'i rahimahullah.
Imam An-Nawawi menyebutkan di dalam Kitabnya, Syarah an Nawawi 'ala Shahih Muslim 1/25 Syamilah

:






1
.

"Adapun bacaan Qur'an (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit), maka yang
masyhur dalam madzhab Syafi'i, tidak dapat sampai kepada mayit yang dikirimi
1




}: :




{
" :

.







Juga Imam Nawawi di dalam kitab Takmilatul Majmu', Syarah
Madzhab mengatakan.
"Artinya : Adapun bacaan Qur'an dan mengirimkan pahalanya untuk
mayit dan mengganti shalatnya mayit tsb, menurut Imam Syafi'i dan
Jumhurul Ulama adalah tidak dapat sampai kepada mayit yang
dikirimi, dan keterangan seperti ini telah diulang-ulang oleh Imam
Nawawi di dalam kitabnya, Syarah Muslim". (As-Subuki,
TAKMILATUL MAJMU' Syarah MUHADZAB, juz X, hal. 426).
(menggantikan shalatnya mayit, maksudnya menggantikan shalat yang
ditinggalkan almarhum semasa hidupnya -pen).
2. Al-Haitami didalam Kitabnya, Al-Fatawa Al-Kubra Al-Fiqhiyah
3/174, mengatakan demikian.




}






3
{




dan berkata sebagian madzhab kami : sampai pahalanya kepada mayit".


2
Sedang dalilnya Imam asy-Syafi'i dan pengikut-pengikutnya, yaitu firman Allah
(yang artinya), 'Dan seseorang tidak akan memperoleh, melainkan pahala
usahanya sendiri', dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya),
'Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amal usahanya,
kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang
shaleh (laki/perempuan) yang berdo'a untuknya (mayit)".
3
"Mayit, tidak boleh dibacakan apapun, berdasarkan keterangan yang mutlak dari
Ulama' Mutaqaddimin (terdahulu), bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan
kepada mayit) adalah tidak dapat sampai kepadanya, sebab pahala bacaan itu
adalah untuk pembacanya saja. Sedang pahala hasil amalan tidak dapat
dipindahkan dari amil (yang mengamalkan) perbuatan itu, berdasarkan firman
Allah (yang artinya), 'Dan manusia tidak memperoleh, kecuali pahala dari hasil
usahanya sendiri".
7

3. Imam al-Muzani, di dalam Mukhtasharnya 1/609, berkata :

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan


sebagaimana yang diberitakan Allah, bahwa dosa seseorang akan
menimpa dirinya sendiri seperti halnya amalan adalah untuk dirinya
sendiri bukan untuk orang lain".
4. Imam al-Khazin di dalam Tafsirnya 14/199 mengatakan sbb.

"Dan yang masyhur dalam madzhab Syafi'i, bahwa bacaan Qur'an


(yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) adalah tidak dapat sampai
kepada mayit yang dikirimi".
5. Di dalam Tafsir Jalalain 1/703 disebutkan demikian.

"Maka seseorang tidak memperoleh pahala sedikitpun dari hasil usaha


orang lain".
6. Ibnu Katsir dalam tafsirnya Tafsirul Qur'anil Azhim 7/465
mengatakan (dalam rangka menafsirkan ayat 39 An-Najm).

:
.







"Yakni, sebagaimana dosa seseorang tidak dapat menimpa kepada
orang lain, demikian juga menusia tidak dapat memperoleh pahala
melainkan dari hasil amalnya sendiri, dan dari ayat yang mulia ini
(ayat 39 An-Najm), Imam asy-Syafi'i dan Ulama-ulama yang
8

mengikutinya mengambil kesimpulan, bahwa bacaan yang pahalanya


dikirimkan kepada mayit adalah tidak sampai, karena bukan dari hasil
usahanya sendiri. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam tidak pernah menganjurkan umatnya untuk mengamalkan
(pengiriman pahala bacaan), dan tidak pernah memberikan
bimbingan, baik dengan nash maupun dengan isyarat, dan tidak ada
seorang Sahabatpun yang pernah mengamalkan perbuatan tersebut,
kalau toh amalan semacam itu memang baik, tentu mereka lebih
dahulu mengerjakannya, padahal amalan qurban (mendekatkan diri
kepada Allah) hanya terbatas yang ada nash-nashnya (dalam AlQur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) dan
tidak boleh dipalingkan dengan qiyas-qiyas dan pendapat-pendapat".
Demikian diantaranya pelbagai pendapat Ulama Syafi'iyah tentang
TAHLILAN atau acara pengiriman pahala bacaan kepada mayit/roh,
yang ternyata mereka mempunyai satu pandangan, yaitu bahwa
mengirmkan pahala bacaan Qur'an kepada mayit/roh itu adalah tidak
dapat sampai kepada mayit atau roh yang dikirimi, lebih-lebih lagi
kalau yang dibaca itu selain Al-Qur'an, tentu saja akan lebih tidak
dapat sampai kepada mayit yang dikirimi.
Tahlilan
Sayyid Bakri ad-Dimyathi 'Ianatith Thalibin 2/165


...

. -

.
:

:
:



9


.
Imam asy-Syafi'i al-Umm 1/467 :



Mughnil Muhtaj 4/369 :

Hasysiyah al-Qalyubi :




:
.




















Imam an-Nawawi Majmu' Syarhu al-Muhadzdzab :



"
"

Tuhfatul Muhtaj 11/440 :












'Abdurrahman al-Jazairi Al-Fiqh 'ala Madzahibul Arba'ah
1/851 :



10

You might also like