You are on page 1of 10

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
PenjumLahan Vektor Gaya
1.2 . TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari cara menentukan jumlah (resultan) dua vektor gaya.

1.3 . LANDASAN TEORI
Gaya didefinisikan dengan mengukur percepatan yang ditimbulkan pada benda
standar yang ditarik oleh pegas yang terentang. Pengukuran ini disebut dengan pengukuran
gaya dengan cara dinamik. Metode pengukuran gaya yang lain didasarkan atas pengukuran
perubahan bentuk atau ukuran benda yang dikenai gaya (pegas misalnya) dalam keadaan
tanpa percepatan. Cara ini disebut sebagai cara statik untuk mengukur gaya.
Gagasan metode statik ini menggunakan kenyataan bahwa jika suatu benda yang
dikenai beberapa gaya, tidak mengalami percepatan, maka jumlah vektor semua gaya yang
bekerja padanya haruslah sama dengan nol. Ini tidak lain dari isi hukum gerak yang pertama.
Sebuah gaya tunggal yang bekerja pada benda akan menimbulkan percepatan; percepatan
ini dapat dibuat sama dengan nol jika pada benda ditambahkan gaya lain yang sama besar
dan berlawanan arah. Pada kenyataannya benda diusahakan tetap dalam keadaan diam.
Jika kemudian kita definisikan suatu gaya sebagai gaya satuan, maka berarti kita sedang
mengukur gaya. Sebagai gaya satuan dapat diambil misalnya, tarikan bumi pada benda
standar disuatu tempat tertentu.
Alat yang digunakan untuk mengukur gaya dengan cara ini adalah neraca pegas.
Neraca ini terdiri dari sebuah pegas spiral dengan penunjuk skala pada salah satu ujungnya.
Gaya yang dikenakan pada neraca pegas akan mengubah panjang pegas. Jika benda seberat
1,00 N digantungkan pada ujung pegas, pegas akan memanjang sampai tarikan pegas pada
benda sama besar tetapi berlawanan arah dengan beratnya. Gaya yang bekerja pada pegas
selalu sama jika penunjuk skala menunjuk tempat yang sama. Neraca yang telah ditera ini
sekarang dapat digunakan bukan hanya untuk mengukur tarikan bumi pada suatu benda,
tetapi juga untuk mengukur gaya lain yang tidak diketahui.
Di dalam ilmu fisika, gaya aalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa
mengalami percepatan. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor.
Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N).
Berdasarkan Hukum kedua Newton, sebuah benda dengan massa konstan akan dipercepat
2

sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan
massanya.

Di fisika, gaya adalah aksi atau agen yang menyebabkan benda bermassa bergerak
dipercepat. Hal ini mungkin dialami sebagai angkatan, dorongan atau tarikan. Percepatan
benda sebanding dengan penjumlahan vektor seluruh gaya yang beraksi padanya (dikenal
sebagai gaya netto atau gaya resultan). Dalam benda yang diperluas, gaya mungkin juga
menyebabkan rotasi, deformasi atau kenaikan tekanan terhadap benda. Efek rotasi
ditentukan oleh torka, sementara deformasi dan tekanan ditentukan oleh stres yang
diciptakan oleh gaya. Gaya netto secara matematis sama dengan laju perubahan
momentum benda dimana gaya beraksi. Karena momentum adalah kuantitas vektor
(memiliki besar dan arah), gaya adalah juga kuantitas vektor.

Massa (m) benda adalah jumlah partikel yang dikandung benda. Sedangkan berat
suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya
menuju pusat bumi. (vertikal ke bawah).Perbedaan massa dan berat yaitu :Massa (m)
merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang tempat untuk suatu benda yang
sama selalu tetap, sedangkan Berat (w) merupakan besaran vektor di mana besarnya
tergantung pada tempatnya ( percepatan gravitasi pada tempat benda berada )

Massa (m) sebuah benda adalah karakteristik benda itu yang mengkaitkan
percepatan benda dengan gaya (atau resultan gaya) yang menyebabkan percepatan
tersebut. Massa adalah besaran skalar. Massa di mana-mana selalu bernilai tetap, kecuali
benda tersebut mengalami pengurangan materi, misalnya mengalami pecah, sobek atau
aus, maupun mengalami penambahan materi sejenis misalnya dua potong besi dilas dengan
bahan yang sama.
Berat sebuah benda dalam bahasa Inggris weight (w) adalah sebuah gaya yang
bekerja pada benda tersebut dari benda-benda lain (atau benda-benda astronomi). Gaya
berat sebenarnya adalah gaya gravitasi pengaruh benda astronomi terdekat terhadap benda
tersebut. Benda astronomi yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah bumi, sehingga
gaya berat sering dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
w = m g

3


Dimana m adalah massa benda, g menyatakan vektor percepatan gravitasi bumi
yang bernilai 9,8 m/s
2
atau biasanya dibulatkan menjadi 10 m/s
2
, dan w adalah gaya berat
dalam satuan Newton (dalam SI) atau dyne (dalam CGS).
Secara diam-diam, hokum ketiga telah digunakan dalam cara statik ini, karena kita
anggap bahwa gaya yang dilakukan oleh pegas pada benda sama besar, dengan gaya yang
dilakukan oleh benda pada pegas. Gaya yang disebut terakhir ini yang akan diukur. Hukum
pertama juga kita guanakan disimi, karena kita anggap bahwa F sama dengan nol. Perlu
diingat lagi disini bahwa jika percepatan tidak sama dengan nol, rentangan pegas yang
ditimbulkan oleh benda seberat W tidak akan sama dengan rentangan pada a=0. Malah jika
pegas dan benda W yang diikatkan itu jatuh bebas karena pengaruh gravitasi, sehingga a=g,
pegas sama sekali tidak akan bertambah panjang, dan tegangannya akan sama dengan nol.
Gaya, demikian pula percepatan adalah besaran vektor, sehingga jika beberapa
buah gaya bekerja pada sebuah benda, maka gaya total yang bekerja pada benda itu
merupakan jumlah vektor dari gaya-gaya tersebut yang biasa disebut dengan resultan gaya
(R atau F
R
).
Bila gaya- gaya bekerja pada benda mempunyai arah yang sama ( berarti masing-
masing gaya saling membentuk sudut 0
0
) maka resultan gaya dapat ditentukan dengan
menjumlahkan gaya-gaya tersebut secara aljabar. Persamaan resultan yang dimaksud dapat
dituliskan sebagai berikut.
R = F
1
+ F
2

Bila gaya- gaya bekerja pada benda berlawanan arah ( berarti masing-masing gaya
saling membentuk sudut 180
0
) maka resultan gaya dapat ditentukan dengan mengurangkan
gaya-gaya tersebut secara aljabar. Persamaan resultan yang dimaksud dapat dituliskan
sebagai berikut.
R = F
1
- F
2

Pada umunya, cara analitik digunakan untuk menentukan resultan dua buah vector
gaya yang mempunyai titik tangkap sama tetapi berbeda arah dan kedua vector tersebut
membentuk sudut ,
Dimana :
R = besar resultan gaya (N)
F1 = besar gaya F
1
(N)
F2 = besar gaya F
2
(N)
= sudut antara F
1
dan F
2

4

Analisis Vektor
Besaran fisika yang mempunyai arah seperti misalnya kecepatan, gaya, medan listrik,
dan lain sebagainya, lazim dinyatakan dengan apa yang dinamakan vector, yang symbol
geometrisnya berwujud anak panah dan secara aljabar berupa jajar bilangan-bilangan yang
menyatakan komponen-komponennya. Secara umum, besaran fisika yang mempunyai arah,
dinyatakan sebagai vector yang berupa anak panah yang arahnya sejajar dengan arah
besaran fisika itu dan panjangnya sebanding serta menyatakan besarnya besaran fisika
tersebut.
Operasi penjumlahan Vektor

A + B = ?
Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan.
Jadi A + B mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B.

Dalam operasi penjumlahan berlaku :
1. Hukum Komutatif



2. Hukum Asosiatif


5

Operasi pengurangan dapat dijabarkan dari operasi penjumlahan dengan menyatakan
negatif dari suatu vektor.
Vektor secara analitis dapat dinyatakan dalam bentuk :

A = Ax i + Ay j + Az k dan
B = Bx i + By j + Bz k

maka operasi penjumlahan/pengurangan dapat dilakukan dengan cara
menjumlah/mengurangi komponen-komponennya yang searah.
A + B = (Ax + Bx) i + (Ay + By) j + (Az + Bz) k
A - B = (Ax - Bx) i + (Ay - By) j + (Az - Bz) k


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. ALAT DAN BAHAN

No Nama Alat/Bahan Jumlah
1 Dasar Statif 2
2 Batang Statif Pendek 1
3 Batang Statif Panjang 2
4 Balok Pendukung 2
5 Beban ( 50 gram ) 2
6 Dinamometer 3.0 N 2
7 Jepitan Penahan 2
8 Benang ( Tali ) Secukupnya
9 Busur Derajat 1
10 Kertas Putih 4



6

2.2. Persiapan Percobaan

1. Pengukuran gaya
Menyusun atau merangkai alat sampai bentuk seperti gambar.
2. Penjumlahan vektor gaya
Seluruh alat dan bahan disiapkan sesuai daftar alat dan bahan, maka :
a. Statif, balok penahan, jepit penahan, dan dynamometer dirakit sesuai gambar.
b. Beban diikat dengan tali dan di buat simpul untuk nantinya diikatkan pada kedua
dinamometer.

2.3. Langkah Percobaan

a. Gantungkan beban pada dinamometer. Periksa berat beban dan catat pada
tabel di bawah.
b. Geser dasar statif agar masing-masing dinamometer membentuk sudut kurang
lebih 20
0
terhadap garis tegak ( garis vertikal ). Ukur sudut a
1
dan a
2
dengan
busur derajat dan catat pada tabel di bawah.
c. Baca gaya F
1
dan F
2
pada masing-masing dinamometer dan catat pada tabel.
d. Ulangi langkah b dan c untuk sudut-sudut yang sesuai dengan tabel di bawah.


2.4. Hasil Pengamatan

Soal
a. Catat hasil Pengamatan pada tabel di bawah :
a1
a2
F1 (N) F2 (N) Berat Beban (N) Resultan gaya (N)
20 20
25 25
30 30
35 35

a. Lukiskan sudut a
1 =
a
2
= 20
o
dengan vector gaya F
1
dan F
2
(panjang garis sebanding
dengan besarnya gaya) di kertas yang sudah disiapkan. Lukislah jajargenjang dan
tariklah garis diagonal sebagai resultan gaya. Dari gambar, tentukan nilai resultannya
dan isikan ke dalam tabel.
b. Ulangi kegiatan b untuk sudut 25
o
,30
o
dan 35
o
.
c. Adakah hubungan antara berat beban dengan resultan gaya?

7

Jawaban

a. Tabel

a
1
a2 F
1
( N ) F
2
( N ) Berat Beban ( N ) Resultan Gaya ( N )
20
0
20
0
0,25 N 0,36 N 1 N 1,04 N
25
0
25
0
0,25 N 0,36 N 1 N 0,98 N
30
0
30
0
0,25 N 0,36 N 1 N 0,95 N
35
0
35
0
0,25 N 0,36 N 1 N 0,9 N


Beban ( N
R
) = Lig . g = Lig . m/s
2
= Newton

20
0
=




Gambar a
1
= a
2
= 20
o



8

25
0
=





Gambar a
1
= a
2
= 25
o



30
0
=











Gambar a
1
= a
2
= 30
o
9

35
0
=











Gambar a
1
= a
2
= 35
o

d. hubungan antara beban dan resultan gaya memang ada, karena jika tidak ada beban
maka F1 dan F2 tidak nilainya dan resultan tidak ada nilainya.














10

BAB III
PENUTUP

3.1. Komentar
Dari percobaan tersebut yang mencari resultan gaya itu di tentukan dari besar
sudutnya, bila salah, mengukur besar sudutnya maka hasil resultan gaya pasti berbeda.

3.2. Kesimpulan
1. Menentukan gaya berat dapat dilakukan dengan pengukuran gaya secara statis
menggunakan neraca pegas. Nilai gaya berat dilihat dari perubahan panjang pegas.
2. Berat adalah gaya yang arahnya menuju pusat bumi karena pengaruh gaya gravitasi.
W = m . g
3. Penjumlahan dua vektor gaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode grafis
ataupun analitis.
4. Besar gaya yang dilakukan oleh pegas pada beban sama besar dengan gaya yang
dilakukan beban pada pegas dan merupakan pasangan aksi-reaksi.

You might also like