You are on page 1of 6

43

Busri dkk.: Rancang bangun mikrokontroler AT89S51 sebagai alat ukur kekuatan gigi
Jurnal PDGI 59 (2) Hal. 75-79 2010
Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile
strength micro fine hybrid resin composite yang
direndam dalam minuman isotonic
(The effect of artificial saliva on diametral tensile strength of micro fine
hybrid resin composite immersed in isotonic drink)
Faradina Putriyanti
1
, Ellyza Herda
2
, Andi Soufyan
2
1
Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Jakarta-Indonesia
2
Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi,
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Jakarta-Indonesia
ABSTRACT
Background: The immersion of micro fine hybrid resin composite in acid drink like isotonic drink could reduce the diametral
tensile strength (DTS) of micro fine hybrid resin composite. This is due to the matrix degradation process of resin composite in
acid condition. But on the other hand, there is artificial saliva that can neutralize this condition. Purpose: The aim of this study
was to evaluate the effect of artificial saliva on diametral tensile strength of micro fine hybrid resin composite immersed in
isotonic drink. Method: The resin composite specimens of 6 mm diameter and 3 mm depth were immersed for 24 hours in water,
24 hours in Gatorade drink, 24 hours in Gatorade drink and continue with 72 hours in artificial saliva, 48 hours in Gatorade
drink, and 48 hours in Gatorade drink and continue with 144 hours in artificial saliva. The DTS (n=6) was determined using
Universal Testing Machine with a crosshead speed of 0.5 mm/min. Statistical analysis was performed by one-way ANOVA and
post-hoc LSD test ( = 0.05). Result: Difference DTS occurred at 5 groups. The DTS of micro fine hybrid resin composite
immersed in water for 24 hours is 41,64 1,53 MPa; immersed in Gatorade for 24 hours is 39,57 1,42 MPa; immersed in
Gatorade for 24 hours and in artificial saliva for 72 hours is 44,67 1,31 MPa; immersed in Gatorade for 48 hours is 40,57
0,88 MPa; immersed in Gatorade for 48 hours and in artificial saliva for 144 hours is 47,28 3,67 MPa. Statistic test shows
significant difference of DTS (p<0,05). Conclusion: Artificial saliva gives effect to the rising of the diametral tensile strength of
micro fine hybrid resin composite immersed in isotonic drink.
Key words: Isotonic drink, artificial saliva, diametral tensile strength, micro fine hybrid resin composite
PENDAHULUAN
Penggunaan resin komposit sudah sangat umum
dalam bidang kedokteran gigi, karena berkaitan
dengan meningkatnya kebutuhan terhadap
restorasi yang estetis dan kekuatan sifat mekanis
yang adekuat.
1
Material komposit merupakan
gabungan dari dua atau lebih material, sehingga
sifat setiap material berkontribusi terhadap sifat
keseluruhannya.
2
Resin komposit ini terdiri dari
empat komponen utama, yaitu matriks polimer
organik, partikel filler inorganik, coupling agent, dan
sistem inisiator-akselerator.
3
Klasifikasi dari tipe resin komposit adalah
berdasarkan ukuran filler. Resin komposit tradisional
terdiri dari partikel filler glass dengan ukuran rata-
rata 10-20 m, dan ukuran partikel terbesar
mencapai 40 m. Sedangkan microfilled resin terdiri
dari colloidal silica dengan ukuran rata-rata 0.02 m
Correspondence: Faradina Putriyanti c/o: Ilmu Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta,
Indonesia. Email : dinasukakuda@yahoo.co.id
Vol. 61, No. 1, Januari-April 2012, Hal. 43-47 | ISSN 0024-9548
44
dan rentang ukuran 0.01-0.05 m. Untuk resin
komposit tipe hybrid, terdiri dari partikel filler besar
dengan ukuran rata-rata 15-20 m dan sejumlah
kecil colloidal silica dengan ukuran partikel
0.01-0.05 m. Resin komposit dengan tipe micro fine
hybrid resin composite memiliki partikel filler dengan
rata-rata ukuran kurang dari 1 m, dan kisaran khas
ukuran partikel antara 0.1-6.0 m.
2
Yang terakhir
adalah tipe nanofilled, tipe ini menggunakan
material pada tingkatan atom, molekul, dan struktur
supramolekuler, dengan ukuran antara 0.1-100
nanometer.
4
Penggunaan resin komposit ternyata juga
memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya
adalah terjadinya degradasi jaringan polimer
matriks resin komposit dan terlepasnya komponen
resin komposit yang tidak bereaksi, akibat
pemaparan minuman dengan pH asam.
5
Proses
degradasi matriks resin komposit dapat terjadi
melalui beberapa mekanisme. Prosesnya terjadi
dengan mengubah struktur mikro komposit dengan
membentuk pori pada resin komposit, sehingga
sejumlah monomer residual keluar dari pori
tersebut.
6
Mekanisme lain yang dapat terjadi adalah
dengan difusi air ke dalam komposit yang
kemudian berakumulasi di pertemuan antara resin
dengan material filler, lalu bereaksi dengan silane
coupler dan material filler untuk mengeluarkan
produk degradasi.
7
Salah satu sifat resin komposit yang terpengaruh
oleh degradasi matriks adalah diametral tensile strength,
yaitu kekuatan terhadap gaya yang menyebabkan
material menjadi meregang atau memanjang sebelum
akhirnya material tersebut pecah.
8
Sifat ini akan
berpengaruh terhadap kekuatan resin komposit untuk
menerima beban pengunyahan.
9-11
Tes diametral tensile
strength dilakukan pada material rapuh dengan sedikit
atau tidak ada perubahan bentuk plastis.
12
Diametral
tensile strength test menggunakan Universal Testing
Machine dengan crosshead speed 0.5 mm/min. Beban
diberikan oleh sebuah plate terhadap spesimen
silindris. Gaya compressive vertikal di sepanjang diskus
menghasilkan tensile stress yang tegak lurus dengan
vertical plane yang melewati pusat diskus. Fraktur
biasanya terjadi di sepanjang plane ini.
8, 12
Sumber minuman asam yang banyak dikonsumsi
masyarakat umum salah satu diantaranya adalah
minuman isotonik. Jumlah konsumsi minuman
isotonik di Indonesia sudah mencapai 200 juta liter
per tahun.
13
Minuman isotonik memiliki pH yang
sangat asam, salah satunya adalah Gatorade yang
memiliki pH 2,95.
14
Level asamnya yang tinggi
bertujuan untuk menambah rasa dan meningkatkan
ketahanan produk.
15
Gatorade mengandung
sukrosa dan glukosa yang terbukti menurunkan pH
plak dan memproduksi asam.
16
Saliva ikut berperan saat interaksi antara resin
komposit dengan minuman isotonik pada rongga
mulut. Saliva memiliki kemampuan buffer untuk
menetralisir keasaman dan juga fungsi pembilasan
untuk mengurangi lamanya kontak antara
minuman isotonik dengan resin komposit.
17,18
Model siklus pH diperkenalkan oleh Featherstone
et al. dan Carvalho & Cury
19
, yaitu spesimen
direndam dahulu pada larutan asam sesuai dengan
waktu yang diinginkan, lalu direndam dalam
larutan basa dengan waktu tiga kali lebih lama
dibanding di larutan asam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari saliva buatan terhadap
diametral tensile strength micro fine hybrid resin
composite yang direndam dalam minuman isotonik.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan spesimen resin
komposit berbentuk tabung berdiameter 6 mm dan
tebal 3 mm, permukaannya padat dan tidak
berporus, sesuai dengan spesifikasi ADA no. 27.
Selanjutnya spesimen ini dibagi dalam lima
kelompok berdasarkan perlakuan perendamannya,
yaitu di dalam air selama 24 jam, di dalam minuman
Gatorade selama 24 jam, di dalam minuman
Gatorade selama 24 jam lalu dilanjutkan di dalam
saliva buatan selama 72 jam, di dalam minuman
Gatorade selama 48 jam, dan yang terakhir di dalam
minuman Gatorade selama 48 jam lalu dilanjutkan
di dalam saliva buatan selama 144 jam.
Semua spesimen yang selesai dibuat, direndam
terlebih dahulu di dalam akuabides selama 24 jam,
dan disimpan dalam incubator. Untuk kelompok
perendaman dalam air selama 24 jam, setelah
direndam spesimen dikeringkan dengan tissue, lalu
dilakukan uji diametral tensile strength. Sedangkan
kelompok lainnya langsung dilakukan perendaman
sesuai dengan perlakuan masing-masing.
Kelompok spesimen dengan perlakuan lanjutan
perendaman di dalam saliva buatan, setelah
dilakukan perendaman di dalam minuman
Gatorade dan dibilas dengan akuabides, selanjutnya
dilakukan perendaman di dalam saliva buatan.
Kelompok yang sudah selesai mendapat perlakuan
dilakukan uji diametral tensile strength. Uji diametral
tensile strength menggunakan Universal Testing
Putriyanti dkk.: Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite
Jurnal PDGI 60 (1) Hal. 43-47 2011
45
Machine Shimadzu Autograph AG 5000 E dengan
crosshead speed 0.5 mm/menit dan Load 250 KgF.
HASIL
Perendaman micro fine hybrid resin composite di
dalam air selama 24 jam yang berlaku sebagai
kelompok kontrol menunjukkan rerata nilai
diametral tensile strength sebesar 41,64 1,53 MPa.
Sedangkan perendaman micro fine hybrid resin
composite di dalam minuman Gatorade selama 24
jam menghasilkan rerata nilai diametral tensile
strength sebesar 39,57 1,42 MPa. Untuk
perendaman micro fine hybrid resin composite di
dalam minuman Gatorade selama 24 jam lalu
dilanjutkan dengan perendaman di saliva buatan
selama 72 jam, menghasilkan rerata nilai diametral
tensile strength sebesar 44,67 1,31 MPa. Untuk
kelompok spesimen yang direndam dalam
minuman Gatorade selama 48 jam menghasilkan
rerata nilai diametral tensile strength sebesar
40,57 0,88 MPa. Kelompok terakhir, yaitu
perendaman micro fine hybrid resin composite di
dalam minuman Gatorade selama 48 jam lalu
dilanjutkan dengan perendaman di dalam saliva
buatan selama 144 jam, menghasilkan rerata nilai
diametral tensile strength sebesar 47,28 3,67 MPa.
Dua kelompok spesimen yang mendapat perlakuan
awal direndam di dalam minuman Gatorade, lalu
berikutnya direndam di dalam saliva buatan,
keduanya menunjukkan kenaikan nilai diametral
tensile strength.
Berdasarkan analisis ANOVA satu arah,
perbandingan nilai rerata diametral tensile strength
pada kelima kelompok tersebut menunjukkan
signifikasi 0.000 (p<0,05), sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai
diametral tensile strength diantara kelompok tersebut.
Berdasarkan uji post-hoc LSD, tidak ada
perbedaan yang bermakna untuk nilai diametral
tensile strength pada perendaman micro fine hybrid
resin composite di dalam minuman Gatorade selama
24 jam dan 48 jam dengan perendaman di dalam air
selama 24 jam. Untuk kedua kelompok spesimen
yang mendapat perlakuan lanjutan perendaman di
dalam saliva buatan, terdapat kenaikan nilai diametral
tensile strength yang bermakna dibandingkan dengan
perendaman di dalam minuman Gatorade saja.
PEMBAHASAN
Perbedaan nilai diametral tensile strength yang tidak
bermakna antara perendaman dalam air 24 jam
dengan perendaman di dalam minuman Gatorade
24 jam dan 48 jam, kemungkinan sehubungan
dengan pH asam dari minuman Gatorade, sehingga
ion H
+
dari Gatorade bereaksi dengan gugus
metakrilat pada ujung matriks resin komposit.
Gugus metakrilat yang berikatan dengan ion H
+
akan terputus dari polimer, sehingga terbentuk
monomer sisa.
20
Proses inilah yang disebut
degradasi matriks resin komposit. Selain itu proses
degradasi juga bisa terjadi karena ikatan antara
matriks dan filler yang tidak terlalu kuat, sehingga
air bisa masuk ke ikatan diantara keduanya dan
melemahkan sifat mekanis resin komposit.
5
Perendaman di dalam Gatorade selama 48 jam
dibandingkan dengan perendaman di dalam
Gatorade selama 24 jam menunjukkan peningkatan
nilai diametral tensile strength yang tidak bermakna.
Hal ini kemungkinan berkaitan dengan post-cure
period, sehingga ikatan antara matriks dengan filler
pada resin komposit mendapatkan waktu untuk
terbentuk kembali.
21
Proses polimerisasi akan tetap
berlangsung setelah proses light-curing.
22
Selain itu,
pada resin komposit yang sudah terpolimerisasi
dengan sempurna, monomer sisanya akan sulit
untuk bereaksi kembali.
22
Perubahan nilai diametral tensile strength pada
perendaman di dalam minuman isotonik pada
penelitian ini dibandingkan dengan perendaman di
dalam minuman asam lainnya, tidak terlalu besar.
Pada penelitian sebelumnya yang menggunakan
tipe resin komposit yang sama dengan penelitian
ini yaitu Solare P menunjukkan penurunan nilai
diametral tensile strength yang lebih besar pada
perendaman di dalam jus jeruk kemasan, padahal
perbedaan pH antara minuman isotonik dengan jus
jeruk kemasan tidak jauh berbeda.
20
Perbedaan ini
kemungkinan disebabkan perbedaan lama
penyinaran resin komposit. Penelitian ini
menggunakan penyinaran selama 24 detik,
Tabel 1. Rerata nilai diametral tensile strength micro fine hybrid
resin composite (MPa)
P PP PPer er er er erlakuan lakuan lakuan lakuan lakuan Nilai DTS (MP Nilai DTS (MP Nilai DTS (MP Nilai DTS (MP Nilai DTS (MPa) a) a) a) a)
Air 24 jam 41.64 1,53
Gatorade 24 jam 39,57 1,42
Gatorade 24 jam, saliva buatan 72 jam 44,67 1,31
Gatorade 48 jam 40,57 0,88
Gatorade 48 jam, saliva buatan 144 jam 47,28 3,67
Putriyanti dkk.: Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite
Jurnal PDGI 60 (1) Hal. 43-47 2011
46
sementara penelitian sebelumnya menggunakan
penyinaran selama 20 detik. Waktu penyinaran
yang semakin meningkat menyebabkan semakin
turunnya kadar monomer sisa.
23
Selain itu,
minuman isotonik lebih mudah dinetralisir
18
,
sehingga walaupun memiliki pH yang asam,
kemungkinan tidak terlalu mendegradasi
permukaan resin komposit.
Penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai
diametral tensile strength resin komposit untuk
perendaman di dalam saliva buatan dan minuman
isotonik. Berdasarkan uji post-hoc, terdapat
perbedaan yang bermakna untuk kenaikan nilai
diametral tensile strength antar kelompok tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui
bahwa resin komposit lebih mengalami kerusakan
mikromorfologis saat berada dalam suasana asam,
jika dibandingkan dengan perendaman di
akuabides ataupun saliva buatan.
21
Hal ini
kemungkinan berkaitan dengan nilai H
+
yang lebih
tinggi pada minuman asam, sehingga mudah
bereaksi dengan permukaan resin komposit.
Sementara saliva buatan memiliki pH sekitar
6,8 7,0 sehingga keadaannya lebih netral.
Penelitian sebelumnya menunjukkan sejumlah
restorasi sewarna gigi mengalami kenaikan nilai
kekerasan permukaan setelah perendaman di dalam
saliva.
18
Pada penelitian ini resin komposit direndam
terlebih dahulu di dalam Gatorade, baru setelah itu
direndam dalam saliva buatan, ternyata tampaknya
minuman isotonik lebih mudah dinetralisir, sehingga
peran saliva lebih dominan jika dibandingkan
dengan minuman isotonik tersebut.
18
Berkaitan
dengan paparan asam yang minimal, post-cure period
lebih mudah untuk terjadi dan ikatan kimia resin
komposit kembali terbentuk.
21
Efek protektif dari
saliva seperti kapasistas buffer ataupun acquired
pellicle tidak mudah diproduksi secara in vitro.
18
Sehingga tampaknya yang lebih berpengaruh
terhadap perubahan nilai diametral tensile strength
adalah mekanisme protektif lain dari saliva.
Perendaman di dalam air juga memiliki efek
tambahan pada komposit. Air yang terserap ke dalam
matriks resin membuat komposit lebih fleksibel,
sehingga menghasilkan peningkatan sifat mekanis.
Meskipun akhirnya komponen resin akan terlepas,
kemudian terjadi pembesaran resin komposit dan
degradasi dari ikatan matriks dengan filler yang akan
menyebabkan turunnya sifat mekanis.
7
Komposisi
terbesar (90%) dari saliva buatan terdiri dari air,
sehingga mekanisme ini sangat mungkin terjadi pada
perendaman di dalam saliva buatan.
Berkaitan dengan komposisi matriks resin
komposit Solare P, yang matriksnya merupakan
UDMA, diketahui bahwa derajat konversi pada
matriks UDMA mencapai 76%-87%, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Bis-GMA. Selain itu, jumlah
monomer yang terlepas pada matriks UDMA juga
tidak sebanyak pada matriks bis-GMA, dan cross-
linking pada matriks UDMA juga lebih banyak
dibandingkan dengan Bis-GMA.
24
Penelitian ini
menunjukkan degradasi matriks resin komposit tidak
terlalu besar, yang kemungkinan berkaitan dengan
sedikitnya monomer yang terlepas. Peningkatan nilai
diametral tensile strength kemungkinan berkaitan
dengan banyaknya jumlah cross-linking yang
terbentuk.
UDMA termasuk ke dalam material hydrophobic
21
,
yang kemungkinan berhubungan dengan semakin
meningkatnya nilai diametral tensile strength resin
komposit setelah direndam dalam saliva buatan. 90%
dari saliva buatan adalah air, oleh karena itu
berkaitan dengan sifat UDMA yang hydrophobic,
kemungkinan terjadinya penyerapan air ke dalam
matriks sangat minimum.
Selama penelitian ini, spesimen dimasukkan ke
dalam incubator bersuhu 37C untuk menyamai
kondisi di dalam rongga mulut. Peningkatan suhu
ruangan menyebabkan peningkatan mobilitas
molekul dari rantai polimer resin komposit, sehingga
terbentuk cross-linking tambahan.
25
Selama
penyimpanan di dalam incubator kemungkinan akan
memberi kesempatan resin komposit untuk
membentuk cross-linking tambahan.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
saliva buatan berpengaruh terhadap diametral tensile
strength resin komposit yang direndam dalam
minuman isotonik. Mekanisme yang berpengaruh
yaitu adanya pengaruh suhu, kemampuan
pembilasan oleh saliva, periode post-cure, dan
sebagainya. Akan tetapi, karena penelitian ini
dilakukan secara in vitro, keadaannya berbeda
dengan keadaan dalam rongga mulut yang
sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lu HRL, Lei L, Powers JM. Effect of surface roughness
on stain resistance of dental resin composites. J Esthet
Restor Dent 2005;17:102-9.
2. Noort Rv. Introduction to dental materials. 3ed.
Philadelphia: Elsevier; 2007.
3. Robert G, Craig JMP. Restorative dental materials. 11
ed. Missouri: Mosby; 2002. p. 233-6.
Putriyanti dkk.: Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite
Jurnal PDGI 60 (1) Hal. 43-47 2011
47
4. Zhang YLCRS, Huang ZM. Recent development of
polymer nanofibers for biomedical and biotechnological
applications. J Mater Sci Mater Med 2005;16:933-46.
5. Ferracane JLCJ. Hygroscopic and hydrolytic effects in
dental polymer networks. Dent Mater. 2006;22:211-22.
6. Koin AK, Zhou M, Drummond JL, Hanley L. Analysis
of the degradation of a model of dental composites. J
Dent Res 2008;87(7):661-5.
7. Drummond JL. Degradation, fatigue and failure of resin
dental composite materials. Journal of Dental Research
2008;87(8):455-65.
8. Eduardo GMHMS, Luiz HB Jr., Luiz AGP, Rogerio SR.
Evaluation of diametral tensile strength and knoop
microhardness of five nanofilled composites in dentin
and enamel shades. Baltic Dental and Maxillofacial
Journal 2006;8(3):67-9.
9. Levartovsky SKE, Georgescu M, Goldstein GR. A
comparison of the diametral tensile strength, the flexural
strength, and the compressive strength of two new core
materials to a silver alloy-reinforced glass ionomer
material. J Prosthet Dent 1994;72(5):481-5.
10. Cohen BIVY, Musikant BL, Deutsch AS. Comparison of
the flexural strength of six reinforced restorative
materials. Gen Dent 2001;49(5):484-8.
11. Palin WMFG, Burke JF, Marquis PM, Randall RC. The
reliability in flexural strength testing of a novel dental
composite. J Dent 2003;31(8):549-57.
12. Anusavice KJ. Phillips science of dental materials. 11
ed. Missouri: Saunders; 2003.
13. 100Plus, Hadir di Indonesia. [cited 2010 September 22];
Available from: http://areamagz.com/article/read/2010/
08/30/100plus-hadir-di-indonesia.
14. Jones D. Sport drinks and fitness waters are no safer
than sodas when it comes to tooth erosion. RDH
Magazine. 2008.
15. Sport drinks trial finds high levels of tooth erosion.
British Dental Journal. 2005;198(6).
16. Kitchens BMO. Effect of carbonated beverages, coffee,
sports and high energy drinks, and bottled water on the
in vitro erosion characteristics of dental enamel. The
Journal of Pediatric Dentistry 2007;31(3):153-8.
17. Graham J, Mount WRH. Preservation and restoration
of tooth structure. 2
nd
ed. Sandgate: Knowledge Books
and Software; 2005.
18. Wongkhantee VP, Maneenut C, Tantbirojn D. Effect of
acidic food and drinks on surface hardness of enamel,
dentine, and tooth-coloured filling materials. Journal
of Dentistry 2005;xx:1-7.
19. Rafael FLMJM, Maria FDLN, Paulo AA, Anuradah P.
Effect of toothbrushing abrasion on weight and surface
roughness of ph-cycled resin cements and indirect
restorative materials. Quintessence International
2007;38(9): e 544-54.
20. Mailindah D. Pengaruh lama perendaman di dalam jus
jeruk kemasan terhadap diametral tensile strength resin
komposit. Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.
21. Nuran Y. Effects of different solutions on the surface
hardness of composite resin materials. Dental Materials
Journal 2009;28(3):344-51.
22. Mohamad DYR, Mann AB, Watts DC. Post-
polymerization of dental resin composite evaluated with
nanoindentation and micro-Raman spectroscopy.
Archives of Orofacial Sciences. 2007(2):26-31.
23. Lestari S. Lama penyinaran dan perendaman dalam
saliva buatan terhadap monomer sisa metil metakrilat
dari resin komposit sinar tampak dan sitotoksisitasnya:
Penelitian eksperimental laboratories. Surabaya:
Airlangga University; 2004.
24. Cynthia JE. Floyd SHD. Network structure of bis-GMA-
and UDMA-based resin systems. Dental Materials
Journal 2005.
25. Ferracane JLCJ. Post-cure heat treatment for composites.
Dental Materials Journal 1992(8):290-5.
Putriyanti dkk.: Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite
Jurnal PDGI 60 (1) Hal. 43-47 2011
48

You might also like