You are on page 1of 16

BAB IV

PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Prosedur Penelitian

Dalam pengambilan data di lapangan penulis melakukan pengamatan secara

langsung terhadap aktivitas pemboran eksplorasi yang dilakukan untuk

mengetahui tebal lapisan tanah penutup (overburden) batubara, dan tebal batubara

itu sendiri.

Adapun prosedur-prosedur penelitian yang dilakukan adalah :

1. Melakukan studi pustaka melalui literatur-literatur yang relevan dengan

objek penelitian.

2. Melakukan pengambilan data sekunder judul penelitian diantaranya

sebagai berikut : Geologi dan geografi daerah penelitian serta alat bor

yang digunakan.

3. Mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan pengumpulan data

terhadap kegiatan pemboran.

4. Melakukan wawancara langsung dengan pembimbing lapangan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan cara menyusuri daerah aliran sungai

yang diperkiran terdapat singkapan batubara atau mendatangi langsung daerah

yang telah diketahui singkapan batubaranya dari pernyataan penduduk setempat

sehingga kegiatan eksplorasi yang dilakukan menjadi mudah.

22
Dalam kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan peralatan yang digunakan

antara lain :

1. GPS (Global Position Sytem),

2. Kompas geologi,

3. Palu geologi,

4. Sounto,

5. Rollmeter (50 meter),

6. Pita, dan

7. Alat tulis.

Gambar 4.1
Peralatan eksplorasi

Adapun tujuan dari kegiatan eksplorasi ini antara lain untuk memetakan

suatu daerah penelitian dengan GPS (global position sytem) dan mengukur

kemiringan lereng dengan sounto, penentuan titik bor, mencari singkapan

batubara dan mengukur tebal serta arah sebarannya.

Dari hasil kegiatan yang eksplorasi yang dilakukan diukur arah strike/dip

beberapa titik singkapan batubara dengan litologi daerah berupa soil, batu pasir,

lempung pasiran dan batu lempung sebagai tanah penutup dari batubara.

23
Gambar 4.2
Singkapan batubara

Gambar 4.3
Profil daerah eksplorasi PT Bumi Mulia Sejati

24
4.2.2 Pemboran

Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk mencari korelasi dan kebenaran

dari data batubara dengan pola penarikan searah strike/jurus lapisan maupun

kemenerusan lapisan batubara yang ada searah down dipnya, selain itu juga untuk

mencari jumlah lapisan batubara yang tidak tersingkap.

Penampatan titik bor didasarkan pada hasil evaluasi singkapan batubara

yang ada. Sedangkan pola pemboran yang dilakukan menggunakan system open

hole dengan hasil berupa “cutting”.

Gambar 4.4
Kegiatan pemboran

Dalam kegiatan pemboran eksplorasi didaerah Trinsing Kecamatan

Teweh Tengah Kabupaten Muara Teweh peralatan yang digunakan antara lain

sebagai berkut:

a. Mesin Bor Jenis Yamaha MT - 110 (Power rig)

Mesin ini adalah satu – satunya mesin bor yang digunakan dalam kegiatan

pemboran eksplorasi didaerah Trinsing. Mesin bor ini kurang efesien karena

kegiatan pemboran dilakukan dengan cara manual sehingga kegiatan pemboran

25
berlangsung lama, tetapi karena ukurannya yang kecil sehingga memudahkan

untuk dibawa dan dipindah –pindah pada daerah pemboran eksplorasi sehingga

sangat efektif dalam pengangkutannya.

Dari pengamatan penulis dilapangan, untuk pemindahan alat bor ini dapat

dilakukan dengan cara diangkat secara bersama-sama karena melihat ukuran

mesin ini yang cukup kecil dan pemindahan dilakukan dengan tenaga manusia

atau secara manual, jumlah kru ( pekerja yang ada sebanyak 6 orang pekerja).

Mesin bor ini mempunyai tipe yang sama dengan mesin air yang digunakan

untuk mengalirkan air ke mesin bor tetapi telah mengalami modifikasi sesuai

fungsinya.

Mekanisme kerja alat bor jenis ini sangat dipengaruhi oleh manusia,

yang mana mesin sebagai penggeraknya ( secara umum ). Tetapi agar dapat

menembus batuan yang keras maka tenaga manusia sangat dibutuhkan dengan

cara memberi beban pada alat bor atau menaikinya agar batuan tersebut dapat

ditembus dan cutting hasil bor selalu keluar bersama air yang disemprotkan

kedalam lubang bor.

Gambar 4.5
Mesin bor (power rig)

26
Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yamaha MT – 110 yang dimodifikasi sesuai

fungsinya.

- Bahan bakar : Bensin

b. Mesin Air MT – 110 ( 1 Unit )

Mesin air ini mempunyai tipe yang sama dengan alat bor yang digunakan

dalam kegiatan pemboran eksplorasi tetapi tidak mengalami modifikasi seperti

alat bor. Adapun cara penggunaan mesin air yaitu dengan memasangkan pipa

pada mesin dan pada salah satu bagian dimasukkan ke dalam air sungai dan

bagian lain digunakan untuk mengisi sumuran sementara yang nantinya akan

dialirkan kembali dengan mesin mesin yang lain ke alat bor.

Mesin ini digunakan untuk mengalirkan air dari sungai yang letaknya jauh

dari alat bor dan mengisikannya ke dalam sumuran sementara yang digunakan

sebagai tempat penampungan air.

Gambar 4.6
Mesin Air MT – 110

27
Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yamaha MT – 110

- Bahan bakar : Bensin

c. Mesin Air MZ 175 ( 1 Unit )

Selain mesin air MT – 110 terdapat juga mesin air MZ 175 yang

digunakan untuk mengalirkan air dari sumuran sementara ke alat bor yang

berfungsi untuk mengeluarkan lumpuran yang berupa cutting kepermukaan dari

lubang bor hasil kegiatan pengeboran agar dapat diketahui jenis batuannya.

Adapun air yang keluar bersama cutting hasil pengeboran tersebut akan

diendapan disumuran pengendapan dan dialirkan lagi ke sumuran sementara untuk

digunakan kembali.

Gambar 4.7
Mesin Air MZ – 175

Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yanmar – 175

- Bahan bakar : Bensin

28
d. Pipa bor

Pipa bor yang digunakan pada pemboran eksplorasi sebanyak 20 buah

dengan panjang setiap pipa bor 1,5 m dan diameter pipa bor 4,5 cm. Dengan

jumlah pipa sebanyak 20 buah maka pemboran yang dilakukan mencapai 30 m.

Gambar 4.8
Pipa Bor

e. Mata bor

Ada dua jenis mata bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran

eksplorasi ini antara lain ; mata bor jenis win bit dan mata bor jenis blake bit.

Perbedaan dari kedua jenis mata bor tersebut dapat terlihat dari bentuknya, jenis

mata bor jenis blake bit berbentuk kepingan sedangkan mata bor jenis win bit

menyatu.

Dari kedua jenis mata bor tersebut menggunakan matawidia dengan

ukuran 4,5 mm, 5,5 mm dan 6,5.

29
Gambar 4.9
Mata bor jenis Black bit

Gambar 4.10
Mata bor jenis Win bit

30
f. Pipa air

Pipa air yang digunakan ada dua jenis yaitu pipa jenis karet dan pipa jenis

plastik, pipa jenis plastik digunakan untuk mengalirkan air dari sungai ke sumuran

sementara sedangkan pipa jenis karet digunakan untuk mengalirkan air dari

sumuran sementara ke alat bor untuk memudahkan dalam proses pemboran.

Adapun tujuan dari penggunaan air dalam pemboran eksporasi ini antara

lain :

1. Agar dapat mengelurkan lumpuran (cutting) hasil bor untuk diamati,

2. Untuk menjaga agar mata bor tetap dingin, dan

3. Untuk memudahkan menembus batuan yang keras.

Air sungai

Mesin Air MT 110

Sumuran Sementara Sumur Pengendapan

Mesin Air MZ 175

Mesin Bor Power Rig

Gambar 4.11
Proses pengaliran air

31
Gambar 4.12
Pipa Karet

Gambar 4.13
Pipa Plastik

32
g. Kunci Inggris

Kunci inggris digunakan untuk memasang atau melepaskan pipa bor

dengan cara memasang kunci inggris dan menjepitkannya ke pipa bor kemudian

memutarnya sampai pipa bor tersebut terlepas.

Gambar 4.14
Kunci inggrsi

4.2.1. Mekanisme Pemboran Eksplorasi

Dalam kegiatan pemboran perlu mengikuti aturan serta langkah – langkah

kerja atau mekanisme kegiatannya sehinnga memperoleh hasil yang semaksimal

mungkin dan sisi lain peralatan yang digunakan juga dapat bertahan lama.

Adapun langkah kerja atau mekanisme pemboran ekplorasi dari hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan titik bor hasil evaluasi pengukuran arah stike/dip dari singkapan.

2. Mempersiapkan peralatan bor yang akan digunakan, seperti : power rig, mesin

air, pipa bor, dan mata bor.

3. Pembuatan sumuran sementara dan sumuran pengendapan.

4. Pemasangan peralatan.

5. Kegiatan pemboran.

33
Gambar 4.15
Daerah pemboran PT Bumi Mulia Sejati

Dari hasil kegiatan pemboran yang telah dilakukan dengan kedalam lubang

bor 30 m didapat beberapa lapisan batubara dengan tebal dan kedalaman yang

berbeda – beda sebagai berikut :

Tabel 4.1
Data hasil pemboran
Total
Bore Coal Roof Coal Floor Thickness
Depth Seam Keterangan
Hole (m) (m) (m)
( m)
1 30 A 2.28 2.38 0.10
B 15.91 16.35 0.44
C 28.30 29.30 1
2 30 A 2.59 2.90 0.31
B 3.13 3.73 0.60
C 7.81 8.22 0.41
D 19.61 20.10 0.47
Batuan Keras
3 15 Stop Drill dan Water
Lose
Tidak Dapat
4 30
Batubara
5 30 A 9.47 9.87 0.40
B 19.93 20.32 0.39
6 30 A 5.08 5.78 0.70
B 6.17 6.46 0.29
C 13.94 14.69 0.75
D 22.94 24.26 1.32

34
7 30 A 2.85 3.86 1.01
8 30 A 10.73 11.22 0.49
9 30 A 5.40 7.35 1.95
B 7.50 9.00 1.50
C 12.38 13.07 0.69
D 26.90 27.50 0.60
10 30 A 11.40 12.00 0.60
B 24.00 24.93 0.93
11 30 A 15.44 18 2.56
B 19.15 19.50 0.35
C 25.30 25.70 0.40
12 30 A 9.00 12.18 3.18
B 14.20 15.26 1.06
C 23.45 23.86 0.41
13 30 A 6.00 6.36 0.36
B 13.15 13.90 0.75
C 25.25 26.71 1.46
14 30 A 11.25 14.55 3.30
B 16.40 17.00 0.60
C 18.00 18.25 0.25
15 30 A 6.31 8.61 2.30
B 10.50 11.22 0.72
16 30 A 6.62 6.95 0.33
B 22.93 25.99 3.60
17 30 A 6.31 8.69 2.38
B 10.50 11.22 0.72
18 30 A 5.50 6.69 1.19
B 13.25 13.90 0.65
C 24.00 25.15 1.15
19 30 A 4.80 8.00 3.20
B 15.00 16.50 1.50
20 30 A 2.69 3.32 0.63
B 13.50 14.13 0.63
21 30 A 5.60 7.00 0.40
B 15.90 16.50 0.60
22 30 A 6.00 6.56 0.56
B 11.53 12.00 0.47
23 30 A 12.70 13.50 0.80
B 13.65 15.50 2.85
C 18.80 19.25 0.45
D 23.75 24.00 0.30
Tidak Dapat
24 30
Batubara
25 30 A 9.40 9.74 0.34

35
26 30 A 11.65 14.44 2.75
B 16.50 17.44 0.94
C 21.95 22.35 0.40
27 30 A 1.80 2.23 0.43
B 12.88 13.75 0.87
C 25.18 27.25 2.70
28 30 A 5.60 6.38 0.69
29 30 A 15.90 16.65 0.75
B 28.00 30.00 2.00
Tidak Dapat
30 30
Batubara
31 30 A 11.55 12.00 0.45
B 21.70 22.50 0.80
32 30 A 19.88 22.00 2.12
B 25.50 26.00 0.50
C 26.65 27.00 0.35
33 30 A 20.60 23.10 2.50
B 26.40 27.10 0.70
34 30 A 9.75 11.77 2.02
B 14.82 15.40 0.58
C 22.00 22.50 0.50
D 24.97 25.70 0.73
35 20 A 4.32 6.35 2.03
Stop Drill
B 9.51 10.09 0.58
Batuan Keras
C 17.59 18.00 0.41
36 30 A 3.48 4.28 0.80
B 9.52 10.17 0.65
C 19.30 20.43 1.13
37 30 A 6.19 6.37 0.38
B 9.42 9.72 0.30
C 16.30 16.67 0.37
D 24.61 25.50 0.89
38 30 A 7.91 9.95 2.04
B 13.50 14.05 0.55
C 20.28 21.41 1.13
39A 30 A 11.00 13.04 2.04
B 16.59 17.14 0.55
C 23.47 24.60 1.13
Stop Drill
Water Lose,
39B 15 A 13.86 15.00 1.15
pipa kejepit &
mesin rusak
40A 30 A 17.54 18.00 0.46
B 19.66 20.01 0.35
C 27.34 28.08 0.74

36
40B 30 A 18.00 20.25 2.25
B 21.75 22.25 0.50
41 30 A 18.00 20.26 2.25
B 21.75 22.25 0.50
42A 30 A 4.83 6.40 1.57
B 8.25 9.00 0.75
C 15.50 16.07 0.57
D 25.25 26.80 1.55
42B 30 A 9.75 12.00 2.25
B 13.50 14.00 0.50
C 26.75 28.50 1.50
43 30 A 16.57 17.04 0.47
B 17.34 18.95 1.61
44 30 A 6.19 6.39 0.40
B 9.42 9.72 30.00
C 16.30 16.67 0.37
D 24.61 25.50 0.89
45 30 A 3.37 3.84 0.47
B 4.14 5.75 1.61
C 24.60 25.50 0.90

37

You might also like