You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Permasalahan yang cukup berat pada 10-20 tahun mendatang akan
dihadapi oleh pelayanan kesehatan dunia karena peningkatan prevalensi penderita
muskuloskeleteal yang cukup drastis. Menurut WHO, peningkatan angka tersebut
diperhitungkan dengan peningkatan jumlah penduduk lansia (Syafei, 2010).
Lansia dapat dijumpai baik dalam sebuah keluarga maupun komunitas
tertentu. Tipe keluarga yang memiliki lansia biasanya merupakan tipe keluarga
besar. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, terdiri dari ayah, ibu
dan anak, apabila di dalam keluarga tersebut terdapat orang tua dari ayah maupun
ibu, maka disebut keluarga besar. Jika di dalam keluarga tersebut terdapat lansia,
maka perlu perhatian dan perawatan khusus karena lansia mengalami banyak
perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya baik fisik maupun psikologis. Lansia
membutuhkan perawatan dan pengawasan kesehatan agar mereka mampu mandiri
dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bergantung pada orang lain
(Widyanto, 2014).
Jika seseorang telah mengalami penuaan atau sudah berusia lanjut, maka
akan terjadi banyak perubahan struktur dan fungsi pada sistem tubuhnya, yang
dampaknya akan menganggu homeostasis tubuh sehingga lanjut usia mudah
terkena penyakit yang terkait dengan usianya, salah satunya yaitu Arthtritis
Reumatoid (Padila, 2012).
Penderita Artritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Sampai tahun
2025 diperkirakan angka ini terus meningkat dengan indikasi lebih dari 25% akan
mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa
20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid. Dimana mereka
yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010).
Prevalensi penyakit sendi secara nasional mengalami penurunan di
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi
nasional penyakit sendi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 14,0%,
1
Poltekkes Kemenkes Palembang
2

Poltekkes Kemenkes Palembang

dan prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar
30,3%. Kemudian pada tahun 2013 prevalensi nasional penyakit sendi mengalami
penurunan, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 11,9% dan
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar 24,7%
(Riskesdas, 2007 dan Riskesdas, 2013).
Prevalensi penyakit sendi di Sumatera Selatan juga mengalami penurunan.
Tahun 2007, prevalensi penyakit sendi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar
19,3% dan prevalensi penyakit persendian di kota Palembang sendiri sebesar
16,2% (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2013, prevalensi ini mengalami penurunan
sebesar 10,9% dari tahun 2007, dari data Riskesdas menunjukkan bahwa
Sumatera Selatan memiliki prevalensi penyakit rematik sebesar 8,4%. Jika
dibandingkan dengan provinsi DI Yogyakarta, prevalensi penyakit sendi di
Sumatera Selatan masih dianggap tinggi (Riskesdas, 2013).
Adapun program yang telah dicanangkan pemerintah yaitu POSBINDU ()
untuk mengatasi lansia beserta masalah-masalah yang dihadapi lansia. Seperti
penyakit menahun yang lain, rematik sering menyebabkan kecacatan, dapat
memberikan dampak yang memberatkan baik bagi penderita sendiri maupun bagi
keluarganya. Adanya atau timbulnya kecacatan dapat mengakibatkan penderita
mengeluh terus-menerus, timbul kecemasan, ketegangan jiwa, gelisah, sampai
mengasingkan diri karena rasa rendah diri dan tak berharga terhadap masyarakat.
Bagi keluarga penderita, sering menyebabkan cemas, bingung dan kadang-
kadang merasa malu bahwa ada anggota keluarganya yang sakit, dengan demikian
timbul beban moril dan gangguan sosial di lingkungan keluarga. Dampak beban
ekonomi bagi keluarga maupun masyarakat juga ditimbulkan dari penyakit ini,
karena kronisitas dan kecacatannya karena banyak pengeluaran tanpa ada
produktivitasnya dalam arti banyaknya jam kerja yang hilang; atau bahkan
penderita tidak dapat mengurus dirinya sendiri sehingga timbul ketergantungan
dengan konsekuen (Syafei, 2010).
Dalam menanggulangi dampak tersebut, peran perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dan fasilitator bagi kliennya dapat menjadi tempat mencari
informasi dan solusi dalam merawat anggota keluarga dengan Artritis Reumatoid
3

Poltekkes Kemenkes Palembang

ini sehingga keluarga mampu menjalankan 5 tugas kesehatan keluarga dengan
baik sehingga upaya pencegahan maupun pengobatan dapat berjalan dengan baik.
Tingginya prevalensi penyakit Artritis Reumatoid di Sumatera Selatan
dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, dan dampak bagi penderita
maupun keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sakit atau menderita
artritis reumatoid ini, maka penulis merasa perlu untuk melakukan pemberian
asuhan keperawatan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit
Artritis Reumatoid sehingga dapat mengaplikasikan asuhan yang diberikan dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup permasalahan dalam penulisan proposal ini dibatasi pada
Konsep Penyakit Artritis Reumatoid dan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan masalah utama Artritis Reumatoid. Pemberian asuhan keperawatan
keluarga ini akan dilakukan pada keluarga Tn. X di wilayah kerja Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2014.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan ini yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang memiliki
anggota keluarga dengan penyakit Artritis Reumatoid, sehingga keluarga
mampu meningkatkan kesehatan pada anggota keluarganya .


1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui dan memahami Konsep Asuhan Keperawatan
keluarga pada klien dengan Artritis Reumatoid
b. Mampu melakukan Pengkajian Keperawatan pada Keluarga Tn. X
dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2014
4

Poltekkes Kemenkes Palembang

c. Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Tn. X
dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2014
d. Mampu menyusun Rencana Keperawatan pada Keluarga Tn. X
dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2014
e. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Keluarga Tn. X
dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2014 sesuai dengan rencana yang
telah disusun
f. Mampu mengevaluasi hasil Asuhan keperawatan Keluarga Tn. X
dengan kasus Artritis Reumatoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2014

1.4 Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
Untuk menerapkan teori-teori yang telah penulis peroleh tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan Artritis Reumatoid pada kasus yang nyata.
b. Manfaat Aplikatif
Menjalin kerjasama dengan pihak puskesmas dalam upaya memberi
asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas pada klien rawat jalan dan
diharapkan dapat mengembangkan program yang ada di puskesmas
khusunya di bidang keperawatan serta sebagai informasi pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan
Artritis Reumatoid.

1.5 Metode Penulisan
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara/Anamnesa
Bentuk komunikasi dengan cara menanyakan atau tanya jawab
dengan klien dan keluarga klien dan berkaitan dengan masalah
yang dihadapi.
5

Poltekkes Kemenkes Palembang

b. Observasi dan Pengukuran
Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data dimana
penulis mengamati perilaku dan keadaan komunitas untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan
keperawatan.
c. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
Data penunjang untuk menemukan kebutuhan komunitas.
d. Penelusuran Data sekunder (Rekam Medik)
Menggunakan data puskesmas dan data dinas kesehatan.
Digunakan secara luas dalam penelitian kesehatan komunitas
(Widyanto, 2014)

1.5.2 Sistematika Penulisan
Penyusunan proposal ini terdiri dari lima bab yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan,
tujuan, manfaat penelitian, metode penulisan, teknik pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas mengenai konsep perilaku, konsep keluarga, konsep
asuhan kepearawatan keluarga dan konsep dasar tentang Artritis Reumatoid
dan konsep dasar tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
Artritis Reumatoid

BAB III TINJAUAN KASUS
Pada bab ini yang dibahas meliputi pengkajian, analisa data, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.


6

Poltekkes Kemenkes Palembang

BAB IV PEMBAHASAN
Merupakan uraian proses pelaksanaan asuhan keperawatan. Dalam bab ini
juga dibahas mengenai kesenjangan yang ada antara teori dengan kenyataan
yang ditemui di lapangan pada saat melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan Artritis Reumatoid.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi :
a. Kesimpulan, hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan
b. Saran-saran, yang berkaitan dengan asuhan keperawatan yang telah dibuat

You might also like