You are on page 1of 6

Eko T.

Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom 123





Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823

Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom

Eko T. Sulistyani
1,2


1
Jurusan Fisika FMIPA UGM Sekip Unit III Yogyakarta
2
Kelompok Penelitian Kosmologi, Astrofisika, dan Fisika Matematik UGM
Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta
Email: sulistyani59@yahoo.co.id

Abstrak Pencarian fungsi gelombang stasioner pada atom kompleks dengan N 2 telah dilakukan melalui
persamaan Schrdinger dengan metode penghampiran numerik Hartree-Fock yang didasarkan pada penghampiran
medan sentral dan metode variasi. Fungsi gelombang yang diperoleh digunakan untuk menghitung kerapatan elektron,
suku potensial Fock, potensial elektrostatik dan tenaga total yang diterapkan pada model atom Helium.. Telah
dipelajari metode pendekatan lain untuk menyelesaikan keadaan dasar struktur elektronik banyak elektron melalui
prinsip variasi yaitu metode pendekatan teori fungsional densitas. Metode pendekatan ini lebih praktis dan mudah
karena hanya melibatkan besaran densitas/kepadatan dengan derajad kebebasan yang lebih sedikit dari pada besaran
densitas yang ada pada metode Hartree-Fock.

Kata kunci: Metode penghampiran Hartree-Fock, Teori fungsional densitas

Abstract A stationary wave function of complex atom with N 2 has been obtained numerically through the
Schrdinger equation by using a Hartree-Fock method based on an approximation of central field and variation
method. The wave function obtained is utilized to calculate the electron density, Fock potential series, electrostatic
potential and total energy of Helium atom. Other method, which is density functional theory, is also studied for solving
the ground-state of electronic structure of electron system through a variational concept. Actually, this last method is
more practice because it involves only density quantity with less degree of freedom than the Hartree-Fock method has.

Keywords: Hartree-Fock method, density functional theory

I. PENDAHULUAN
Dalam sistem atom komplek, untuk menyelesaikan
persamaan Schrdinger tidak dapat dilakukan secara
eksak tetapi dengan metode penghampiran. Metode
penghampiran yang sering digunakan untuk
menyelesaikan persamaan Schrdinger baik di bidang
fisika maupun kimia adalah metode penghampiran
Hartree-Fock dan teori fungsional kepadatan/densitas.
Metode Hartree-Fock didasarkan pada penghampiran
medan sentral dan metode variasi. Penghampiran medan
sentral digunakan untuk memilih potensial efektif yang
bekerja pada elektron yang ditentukan oleh fungsi
gelombang total. Metode variasi digunakan untuk
menurunkan persamaan Hartree-Fock berdasarkan
syarat bahwa nilai harap tenaga atom kompleks bersifat
stasioner terhadap variasi fungsi gelombang. Pemakaian
model penghampiran Hartree-Fock dengan
memodifikasi program komputer untuk mencari fungsi
gelombang stasioner atom guna menghitung kerapatan
elektron, suku potensial Fock, potensial elektrostatik dan
tenaga total yang diterapkan pada atom helium telah
dilakukan [1]. Penghampiran Hartree-Fock ini
disederhanakan dengan mengabaikan sumbangan
interaksi spin-orbit, interaksi struktur halus, gerakan
pentalan inti dan efek relativistik.
Teori fungsional densitas/kerapatan (density
functional theory) merupakan teori untuk mempelajari
perilaku-perilaku keadaan dasar sistem-sistem elektron
(electronic systems) melalui prinsip variasi. TFD
dimungkinkan untuk mempelajari berbagai perilaku
suatu sistem melalui besaran densitas (kerapatan) yang
hanya bergantung pada titik dalam ruang. Dalam hal ini,
energi total sistem merupakan fungsional dari kepadatan.
Teori ini merupakan salah satu gagasan eksak tentang
masalah banyak partikel. Walaupun secara formal eksak,
namun fungsional tersebut secara umum tidak diketahui
(unknown). Oleh karena itu, tetap diperlukan suatu
penghampiran pada bagian tertentu dalam fungsional
energi. Teknik pendekatan ini dapat bekerja dengan baik
untuk berbagai macam sistem elektronik. Pendekatan ini
dilakukan karena melalui metode ini dalam
mempelajari karakteristik struktur atom dipandang lebih
mudah dan lebih praktis untuk mendapatkan hasil.
Dalam perkembangannya, untuk mengetahui perilaku
dan keadaan struktur atom dapat juga dipelajari lewat
TFD. TFD pada awalnya dikembangkan untuk sistem-
sistem kuantum. Pada tahun 1964, teori ini pertama kali
digagas dan dibuktikan eksistensinya oleh Hohenberg
dan Kohn [2], yang dikenal sebagai teorem Hohenberg-
Kohn (HK). Namun, yang dihasilkan masih sebatas
konsep dan belum sampai pada penerapan yang luas.
Selanjutnya, skema Kohn-Sham dikenalkan pada
tahun 1965. Skema ini sudah dilengkapi dengan
pendekatan densitas lokal (PDL). Hasil ini merupakan
pengembangan teori densitas fungsional untuk sistem-
sistem kuantum dan intensitas lokal. Setelah munculnya
PDL ini, TDF menjadi populer sampai pada awal 1980-
an. Potensial Kohn-Sham lokal pada aras dasar atom
helium telah dikontruksi menggunakan perhitungan
kerapatan banyak-benda oleh Lindgren, dkk. [3]. Dari
124 Eko T. Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom



Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823

hasil ini diperoleh bagaimana perilaku kerapatan Kohn-
Sham dan bagian elektronik potensial Kohn-Sham untuk
aras dasar atom helium maupun aras dari
helium.
Orbital Kohn-Sham menghasilkan kerapatan banyak-
benda yang sangat akurat. Ini menunjukkan validitas
model Kohn-Sham dan teorem lokalitas. Potensial
Kohn-Sham juga dibangun untuk menghasilkan
kerapatan Hartree-Fock dari keadaan yang sama, dan
swanilai Kohn-Sham kemudian ditemukan sesuai
dengan ketepatan yang sama dengan swanilai Hartree-
Fock yang berkaitan. Hal ini sesuai dengan kenyataan
bahwa dalam model ini swanilai energi sama dengan
nilai negatif energi ionisasi tanpa relaksasi. Secara
khusus, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak
ada konflik antara lokalitas potensial Kohn-Sham dan
prinsip eksklusi [4].
Dalam tulisan ini ditampilkan kajian secara teoritis
berkaitan dengan perilaku struktur elektronik melalui
pendekatan fungsional densitas. Hasil komputasi yang
sudah dilakukan melalui penghampiran Hartree-Fock
dan teori fungsional densitas ditampilkan agar dapat
dibandingkan sebagai acuan.
II. LANDASAN TEORI
Sistem Atom Kompleks
Hamiltonan non-relativistik untuk sistem atom banyak
elektron (N elektron) yang bergerak di sekitar muatan
inti Ze dalam satuan Gauss [2]
m
H
2

(1)
dengan

| adalah jarak elektron nomor i dari pusat


sistem koordinat di mana inti terletak,

|
adalah jarak antara elektron nomor ke-i terhadap nomor-
j. Suku-suku dalam pers. (1) berturut-turut menunjukkan
sumbangan tenaga kinetik elektron, tenaga tarikan
elektron-inti dan tenaga tolakan antar elektron. Tenaga
potensial sistem yang ditinjau dalam pers. (1) hanya
berupa interaksi elektrostatik dan mengabaikan interaksi
spin-orbit, interaksi struktur halus, gerak pentalan
(recoil) dan efek relativistik [1].
Untuk atom banyak elektron, semisal atom helium,
interaksi elektron-elektron menyebabkan persamaan
Schrdinger untuk atom helium belum dapat
diselesaikan secara eksak. Metode penghampiran untuk
menyelesaikan sistem atom banyak elektron adalah
metode penghampiran Hartree-Fock dan teori fungsional
kepadatan/densitas. Kedua teori ini mempunyai tujuan
akhir sama yaitu untuk mengkaji perilaku fisis sistem
atom kompleks/banyak elektron/sistem banyak partikel,
tetapi dengan cara pandang berbeda. Masing-masing
akan diuraikan di bawah ini.

A. Metode Hartree-Fock
Prosedur umum metode Hartree-Fock meliputi 3
langkah [5] yaitu:
1. Pemilihan bentuk fungsi gelombang yang
diandaikan cocok untuk sistem atom kompleks.
2. Penampilan bentuk tenaga total sistem sebagai
ungkapan yang diwakili oleh operator
Hamiltonan mengandung fungsi tertentu dan
interaksi yang berperan dalam atom tersebut.
3. Penggunaan asas variasi pada nilai harap tenaga
total E yang menghasilkan sistem persamaan
integro-diferensial yang disebut persamaan
Hartree-Fock. Penyelesaiannya adalah tenaga
individual elektron dan tenaga atom serta fungsi
tertentu yang dapat dipisahkan menjadi bagian
radial dan bagian angular.
Teori Hartree-Fock menganggap bahwa fungsi
gelombang
o
pada sistem partikel (elektron)
merupakan hasil perkalian fungsi anti-simetri dari satu
partikel (elektron)
i.
Dalam notasi determinan Slater
dapat ditulis

|

(2)


Orbital molekul
i
tergantung pada koordinat ruang


dan koordinat spin



dengan memenuhi

(3)
Fungsi gelombang radial ternormalkan dapat ditulis
menjadi
*


(4)
dengan

adalah medan potensial Fock

*


+

||

(5)

Fungsi gelombang radial

dalam bentuk eksplisit


dapat ditulis

)
(

(6)

adalah fungsi
hipergeometrik konfluensi. n adalah bilangan kuantum
utama dan l adalah bilangan kuantum orbital.
Parameter

adalah swa-nilai partikel tunggal yang


bernilai

[(

(7)
Tenaga pertukaran (exchange energy) diperoleh

(8)
Jika fungsi radial

diketahui untuk tiap subkulit


dari suatu konfigurasi elektron bagi atom, maka nilai
tenaga atom di atas dapat dihitung.
Eko T. Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom 125



Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823

Dengan menuliskan nilai harap operator Hamiltonan
eksak (non-relativistik) dengan fungsi gelombang
pers.(2) dapat didefinisikan tenaga Hartree- Fock [5]
yaitu

(9)
Dengan menggunakan prinsip variasi kita dapat
menemukan persamaan untuk menentukan
i
yang
memberikan energi terendah |

| . Persamaan
ini disebut persamaan Hartree-Fock dan dapat dibaca
sebagai

(10)
dengan

adalah operator Fock yang didefinisikan


sebagai

(11)
dengan

merupakan bagian kinetik dan


penjumlahan
terhadap A adalah potensial eksternal dan memuat
tolakan dari muatan positif Z
A
dari suatu inti A pada
jarak r
iA
pada elektron i. Potensial Hartree-Fock V
HF

[6] dapat ditulis sebagai

(12)
dengan fungsi gelombang
o
merupakan fungsi 3-N
derajad kebebasan.

Kerapatan elektron
Kerapatan elektron didefinisikan sebagai

|

|| (13)
menentukan kebolehjadian menemukan sembarang N
elektron dengan elemen volum

(dengan sembarang
spin). merupakan operator kepadatan (density
operator) yang dapat didefinisikan menggunakan fungsi
delta Dirac sebagai berikut :

(14)
Kerapatan elektron memenuhi simetri bola dapat ditulis
sebagai

(15)
Beberapa sifat dasar adalah yang harus dipenuhi

(16)
Kerapatan

ini merupakan fungsi dengan hanya 3


derajat kebebasan.

B. Teori Fungsional Densitas (Density Functional
Theory)
Teori fungsional densitas (TFD) lahir ketika
Hohenberg dan Kohn mempublikasikan karya ilmiahnya
dalam Physical Review pada tahun 1964. Hal ini ditandai
dengan dua teorem fundamental yang melahirkan teori
fungsional kerapatan modern, sebuah pendekatan
alternatif untuk mengatasi masalah banyak-benda dalam
teori struktur elektronik. Pembuktian teorem dalam
artikel tersebut menggambarkan pilar teoritik utama
pada saat semua teori densitas fungsional sedang
berkembang.

1. Teorem I Hohenberg-Kohn: Pembuktian
Eksistensi
Teorem I Hohenberg-Kohn menyatakan bahwa untuk
sembarang sistem elektron yang berada dalam potensial
eksternal

, maka potensial tersebut dapat


ditentukan secara khas oleh kerapatan pada keadaan
dasar . Akibatnya tidak mungkin terdapat dua
potensial eksternal berbeda

yang menghasilkan
kerapatan elektron pada keadaan dasar yang sama. Atau
dalam kata lain bahwa kerapatan keadaan dasar secara
khas mencirikan potensial luar

. Potensial
eksternal

adalah fungsional yang khas dari .


Dengan kata lain, ada hubungan yang unik dari potensial
eksternal

(timbul dari muatan positif inti) dalam


sistem N elektron dan kerapatan elektron(aras dasar)
.

(17)
dan pemetaan ini bijektif (artinya ada invers pemetaan)
yaitu

(18)
Jadi kerapatan berisi semua informasi dari sistem,
artinya setiap sifat-sifat bahkan setiap aras tereksitasi
secara elektronik dapat dihitung dengan bantuan .
Juga dapat disimpulkan bahwa tidak ada dua potensial
eksternal berbeda

dan

yang
menghasilkan kerapatan sama.
Karena energi aras dasar Eo

lengkap adalah fungsional
yang khas/unik dari kerapatan sehingga itu masing-
masing bagian, dapat ditulis

[] []

[]

[] (19)
Ungkapan ini dapat diklasifikasikan bagian yang
tergantung pada sistem nyata (ditentukan oleh potensial
eksternal) dan bagian yang umum dalam bentuk
fungsional yang tidak tergantung N, R
A
dan Z
A
.

[]

[] []

[] (20)

Sistem tidak bebas Sistem bebas
dengan bagian sistem yang bebas didefinisikan sebagai
fungsional Hohenberg-Kohn

[] []

[] (21)
2. Teorema II Hohenberg-Kohn: Prinsip Variasi
Teorema Hohenberg-Kohn kedua adalah prinsip
variasi yang dirumuskan untuk kerapatan. Diberikan
sembarang kerapatan berkaitan pada sistem N elektron
dengan potensial eksternal

, dapat ditulis bahwa


[] []

[]

[] (22)
dengan tanda sama hanya berlaku jika .
Untuk meyakinkan bahwa kerapatan yang kita dapatkan
adalah betul-betul kerapatan keadaan dasar, muncullah
teorem kedua ini. Secara sederhana, teorem kedua
menyatakan bahwa fungsional yang memberi energi
keadaan sistem, akan memberi energi terendah jika dan
hanya jika input kerapatan betul-betul merupakan
kerapatan keadaan dasar

Hal ini tidak lain


merupakan penerapan prinsip variasi.
126 Eko T. Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom



Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823

Dalam bahasa lain, teorem II Hohenberg-Kohn
menyatakan bahwa suatu fungsional universal untuk
energi [] suatu kerapatan dapat didefinisikan
untuk semua sistem elektron. Energi keadaan dasar yang
eksak merupakan nilai minimum keseluruhan bagi
potensial luar

, dan kerapatan yang


meminimalkan fungsional ini adalah kerapatan keadaan
dasar yang eksak

. Teorem II ini menyatakan


prinsip variasi, yaitu energi merupakan fungsional dari
kerapatan.
Persamaan Kohn-Sham
Sampai sekarang, baik kedua kerapatan keadaan dasar
yang eksak seperti fungsional Hohenberg-Kohn F
HK

masih belum diketahui, sehingga orang tidak dapat
memanfaatkan teorem Hohenberg-Kohn untuk
menghitung sifat-sifat molekuler.
Dengan melihat pada fungsional Hohenberg-Kohn,
kedua bagian yang diketahui dan tidak diketahui dapat
diidentifikasi dan dapat ditulis sebagai

(23)
dengan suku energi potensial

[] []

[] (24)
Dengan J() adalah interaksi klasik dari dua kerapatan
muatan dan E
NCL
() memuat semua bagian non-klasik.
Maka fungsional energi lengkap dapat ditulis sebagai
[] [] []

[]

(25)

diketahui diketahui

tidak diketahui tidak diketahui

Masalah dasar adalah fungsional yang tidak diketahui
untuk energi kinetik. Penyelesaian dari masalah ini
diberikan oleh Kohn dan Sham dalam paper yang
dipublikasikan tahun 1965[7], di mana mereka
menyarankan untuk memisah secara formal fungsional
ini ke dalam dua bagian
[]

[]

[] (26)
Dengan bagian pertama

[] akan disajikan dalam


pendekatan partikel mirip dengan Hartree-Fock,
sehingga menjadi terkenal, dan yang kedua, masih
merupakan bagian yang tidak diketahui mengandung
perbedaan antara fungsional riil [] dan bagian partikel

[] dan serta yang lainnya akan diperlakukan sebagai


sisa bagian dari fungsional energi total, yang masih tidak
diketahui, dalam suatu cara pendekatan. Jadi dapat
ditulis
[]

[] []

[]

[]

[] (27)
Atau dapat ditulis
[]

[] []

[]

[] (28)
Dengan suku terakhir disebut fungsional pertukaran-
korelasi

[], yang sisanya tidak diketahui dan tidak


terdefinisi dengan baik. [] didefinisikan sebagai

[]

(29)
dengan

adalah suatu fungsi gelombang partikel yang


ditentukan mirip teori Hartree-Fock, dengan menerapkan
prinsip variasi, yang akhirnya mengarah pada persamaan
Kohn-Sham

(30)
dengan operator Kohn-Sham

(31)
Atau dapat ditulis

(32)
Jika diperhatikan ada kesamaan dengan operator Fock
(11). Karena kesamaan inilah, maka dapat
menyelesaikan persamaan Kohn-Sham menggunakan
algoritme yang sama seperti pada teori Hartree-Fock,
termasuk penggunaan Fungsi Basis dan pendekatan
medan swa-panggah (self consistend field / SCF). Juga
dicatat bahwa orbital Kohn- Sham

tidak sama dengan


orbital Hartee-Fock

, yang berarti bahwa mereka


juga kekurangan penafsiran fisis dari orbital molekul
satu elektron Hartree-Fock.

II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kajian teoritis. Namun untuk
memberi gambaran antara metode pendekatan Hartree-
Fock dan teori fungsional densitas berikut kami sajikan
hasil penelitian terdahulu. Metode penghampiran
Hartree-Fock digunakan untuk mencari fungsi-fungsi
gelombang stasioner yang digunakan untuk menghitung
tenaga total, kerapatan, potensial Fock, nilai harap
tenaga kinetik dan potensial pada atom helium.
Sedangkan teori fungsional densitas digunakan mencari
kerapatan dan bagian elektronik dari potensial Kohn-
Sham pada atom helium.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil komputasi dari penggunaan metode Hartree-
Fock maupun penerapan teori fungsional densitas pada
atom helium ditampilkan dalam grafik di bawah ini.
Fungsi gelombang hidrogenik untuk model atom helium
dengan memberikan pada pers. (6) dapat
disajikan dalam gbr 1.
Kerapatan elektron untuk atom Helium pada aras
dasar berdasarkan penghampiran Hartree-Fock disajikan
pada Gambar 2. Gambar 3 menunjukkan kerapatan
elektron yang diperoleh dengan DFT. Medan potensial
Fock untuk atom helium yang diperoleh berdasarkan
pers. (5) dapat disajikan pada Gambar 4. Potensial
elektrostatik merupakan potensial langsung ditampilkan
dalam Gambar 5. Potensial ini merupakan potensial
Coulomb, tetapi di sini bernilai positif.

Eko T. Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom 127



Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823



Gambar 1. Fungsi gelombang radial atom helium dengan
pendekatan Hartree-Fock.

Grafik kerapatan Kohn-Sham pada aras dasar atom
helium dapat dilihat pada Gambar 4 [3].


Gambar 2. Hubungan antara kerapatan dengan jejari atom
helium pada aras dasar.

Gambar 3. Kerapatan Kohn-Sham (titik) berimpit dengan
kerapatan banyak-benda (garis) pada aras dasar
atom helium [3].


Gambar 4. Hubungan antara potensial Fock dengan jejari
atom helium pada aras dasar atom.

Gambar 5. Potensial elektrostatik pada aras dasar atom
helium.

Sebagai gambaran dalam pendekatan DFT, potensial
Kohn Sham pada aras dasar atom Helium dapat dilihat
pada Gambar 6.


Gambar 6. Bagian elektronik dari potensial Kohn Sham
untuk Helium pada aras dasar [3].

Dari grafik yang dihasilkan dengan metode Hartree-
Fock di atas, dapat dicermati bahwa untuk memperoleh
nilai tenaga pada suatu atom harus menghitung beberapa
besaran fisika yang lain terlebih dulu dan itu cukup
rumit dalam pemrograman. Untuk itu akan dilakukan
kajian lebih mendalam terhadap metode pendekatan
yang lain yaitu teori fungsional densitas agar dapat
memperkecil tahap-tahap yang akan dilalui.

V. KESIMPULAN
1. Metode penghampiran Hartree-Fock merupakan
salah satu metode untuk menyelesaikan sistem atom
banyak elektron dengan penyelesaian persamaannya
secara numerik dengan hasil grafik hubungan antara
fungsi gelombang, kerapatan, potensial langsung
dengan jejari yang sesuai dengan referensi.
2. Teori Fungsional Densitas merupakan alternatif
untuk mempelajari perilaku-perilaku keadaan dasar
sistem-sistem elektron (electronic systems) melalui
prinsip variasi. Dengan pendekatan ini
memperlihatkan metode yang lebih mudah, lebih
praktis untuk mendapatkan hasil. Dua hal mendasar
dalam Teori Fungsional densitas yaitu :
1) Teorem I menyatakan adanya korespondensi
satu-satu antara potensial eksternal dan
densitasnya. Sehingga dengan mengetahui
densitas, dapat diketahui fungsi gelombang.
128 Eko T. Sulistyani/Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom



Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
I SSN : 0853-0823

2) Teorem II menyatakan prinsip variasi dimana
energi merupakan fungsional dari densitas.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Lab.
Fisika Atom-Inti dan Jurusan Fisika FMIPA UGM yang
telah mendanai Hibah Penelitian Kecil yang mendukung
dalam penyelesaian penulisan makalah ini.

PUSTAKA
[1] Sulistyani, E.T., Tesis: Kajian metode penghampiran
Hartree-Fock untuk atom-atom ringan dan potensi
penggunaannya untuk atom Barium, 2010.
[2] Hohenberg, P., dan Kohn, W. 1964, Phys. Rev. 136,
B864 (1964)
[3] Lindgren,I., at al, Construction of accurate Kohn- Sham
potentials for the lowest states of the helium atom:
Accurate test of the ionization potential theorem,
Department of Physics, Chalmers University of
Technology and the Goteborg University, Goteborg,
Sweden, 2004.
[4] Salomonson S., Mller F. and Lindgren I., Accurate
Kohn-Sham potential for the 1s2s3S state of the helium
atom : Tests of thr locality and the ionization-potential
theorems,. Can. J. Phys. 83, 85 (2005) .
[5] Fischer,C.F., The Hartree-Fock Method For Atoms ; A
Numerical Approach, John Wiley and Sons, Inc. New
York, 1977.
[6] Oppel,M. , DFT-Density functional theory, 2002.
[7] Kohn, W. dan Sham,L.J., Phys. Rev., 140, 1965.
TANYA JAWAB
Pramudita Anggraita, BATAN:
? Apa yang menyebabkan kelemahan metode densitas,
ada contohnya ?
Eko T. Sulistyani, UGM :
Kelemahan disebabkan oleh pendekatan pendekatan
yang diambil adalah pendekatan tidak terkontrol,
Teorem eksak tapi ketika diaplikasikan harus memakai
interaksi elektron dalam sistem. Juga asumsi yang
diambil adalah untuk gas ideal, padahal kenyataannya di
alam bukan gas ideal yang dipakai. Contoh
perhitungan/hasil, kebetulan saya belum mendapatkan.

You might also like