You are on page 1of 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gigi
Mulut terdiri dari bibir atas dan bawah, gusi, lidah, pipi bagian dalam,
langit-langit dan gigi. Lapisan gusi, pipi dan langit - langit selalu basah berlendir
oleh karena itu disebut selaput lendir . Gigi merupakan salah satu organ
pengunyah yang terdiri dari gigi - gigi pada rahang atas dan bawah, lidah serta
saluran saluran penghasil air ludah. Gigi dapat dibagi atas 3 bagian yaitu mahkota
gigi, akar gigi dan leher gigi.
7
Mahkota gigi mempunyai bentuk yang berbeda - beda. Gigi - gigi yang di
depan terdapat di belakang bibir, mempunyai pinggiran yang lebar dan tajam,
bentuknya seperti pahat. Gigi - gigi yang terletak di bagian dalam dari mulut
mempunyai bentuk yang agak silindris dengan permukaan lebar. Silindris adalah
gigi yang berbentuk seperti kerucut dengan puncak yang lincip dan kokoh. Gigi
tersebut terletak di belakang sudut mulut.
Gigi terdiri atas dua macam jaringan, yaitu : J aringan keras dan jaringan
lunak. J aringan keras adalah email dan semen, sedangkan jaringan lunak di bagian
tengah. Lapisan email merupakan lapisan luar yang menutupi mahkota gigi.
Lapisan ini sangat keras dan fungsinya adalah untuk melindungi gigi terhadap
rangsangan dari luar seperti panas, dingin, asam, dan manis. Lapisan semen adalah
lapisan luar yang menutupi akar gigi. Lapisan ini tak sekeras lapisan email, dan
fungsinya adalah membantu mengikat akar gigi kepada tulang rahang. Lapisan
dentin adalah lapisan yang terletak di bawah lapisan email dan lapisan semen .
8
Bagian terbesar dari gigi terbentuk oleh dentin. Lapisan dentin tidaklah
sekeras email, banyak mengandung sel - sel yang peka terhadap rangsangan panas,
dingin, manis dan asam. Bagian tengah dari gigi adalah sebuah rongga yang disebut
rongga pulpa. Di dalam rongga pulpa terdapat jaringan saraf, pembuluh darah yang
halus dan bermacam - macam sel. Gigi mempunyai 3 fungsi, yaitu : untuk
mengunyah makanan, berbicara dengan jelas, dan mendorong pertumbuhan rahang
sehingga bentuk muka menjadi selaras
8
.
Dengan perawatan yang baik kita akan dapat mencegah penyakit gigi dan
mulut, yaitu dengan membersihkan gigi dan mulut dari sisa - sisa makanan yang
biasanya tertinggal diantara gigi. Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem
pembersihan sendiri yaitu air ludah, tapi dengan makanan modern kita sekarang,
pembersih alami ini tidak lagi dapat berfungsi dengan baik. Kita juga harus
menggunakan sikat gigi sebagai alat pembantu untuk membersihkan gigi dan
mulut. Telah dibuktikan bahwa gigi yang bersih sedikit sekali kemungkinannya
untuk terserang karies gigi .
9
Selain itu, banyak bakteri dalam mulut yang menyangkut di sela sela gigi.
Bila sikat gigi tidak bisa membersihkan dengan baik, dianjurkan menggunakan
benang gigi (dental floss) beberapa kali sehari. Penggunaan benang gigi atau pita
gigi merupakan metode pilihan untuk membersihkan permukaan interproksimal.
Tidak dijumpai perbedaan kemampuan membersihkan dengan menggunakan
benang yang dilapisi malam dan yang tidak, walaupun benang yang tidak dilapisi
malam cenderung mudah terkoyak
10
.
Pembersihan plak secara mekanis dan sisa sisa makanan dari permukaan
gigi dengan menyikat gigi serta menggunakan benang gigi merupakan metode
utama dalam pencegahan karies. Menggosok gigi dan mempergunakan benang gigi
dapat menghilangkan plak yang bermuatan bakteri bakteri, sehingga jumlah
mikroorganisme mulut menurun serta membuka permukaan gigi bagi komponen
komponen air liur yang dapat memineralisasi kembali gigi.

B. Menggosok Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan
berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Lama menggosok
gigi tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan maksimal 5 menit (minimal 2
menit), yang penting dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian - bagian
yang terlampaui. Cara yang dianjurkan mulai dari posterior ke anterior pada sisi
sisi rahang bawah dan rahang atas, dan berakhir pada posterior sisi lain
6
.
Sedangkan tujuan menggosok gigi adalah membersihkan mulut dari sisa - sisa
makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga
kerusakan gigi dapat terhindari.
1. Frekuensi menggosok gigi
Makanan yang menempel pada gigi, seperti permen memerlukan waktu
relatif lama untuk membersihkan. Selama waktu inilah, yaitu segera sesudah
makan, sebagian besar kerusakan gigi terjadi bakteri. Maka waktu yang ideal
untuk menggosok gigi segera setelah makan dan minum.
Para ahli berpendapat bahwa dalam menggosok gigi 2 kali sehari sudah cukup,
karena pembersihan sisa makanan kadang - kadang tidak sempurna, dan ada
kemungkinan bahwa bila ada yang terlewat pada pagi hari, pada waktu malam
hari dapat dibersihkan. Waktu terpenting menggosok gigi adalah yang terakhir
malam hari sebelum tidur, karena aliran ludah tidak seaktif siang hari dimana
bakteri berkembang biak dari sisa makanan, menggosok gigi pertama kali
dilakukan pagi hari karena bakteri berkumpul dalam mulut
11
. Frekuensi
menggosok gigi sebaiknya dibersihkan 3 kali dalam sehari, setiap sesudah
makan, dan sebelum tidur malam. Dalam praktek anjuran tersebut tidak selalu
dapat dilakukan, terutama bila di siang hari seseorang mempunyai kesibukan
dalam pekerjaan.
2. Cara menggosok gigi
Sewaktu menggosok gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah penyikatan
adalah dari gusi ke permukaan gigi, dengan tujuan selain membersihkan gigi,
juga dapat dilakukan suatu pengurutan yang baik terhadap gusi
9
.
Sebelum dan pada waktu menggosok gigi terdapat beberapa hal yang
biasanya dilakukan. Hal ini dilakukan agar dapat lebih mudah dalam
membersihkan gigi, yaitu :
a. membasahi sikat gigi sebelum diberi pasta gigi
b. berkumur dan melaksanakan penyikatan sampai pasta gigi berbuih
12
.
Dalam melaksanakan gosok gigi yang optimal perlu diperhatikan faktor-
faktor sebagai berikut :
a. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaan gigi
b. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan
keras
c. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari
d. Teknik harus tersusun dengan baik, sehingga setiap bagian gigi dapat
disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan
12
.
Berikut ini prinsip prinsip dalam menggosok gigi :
a. Pegangan sikat harus dipegang dengan kuat tetapi jangan terlalu kuat
karena akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan
b. Hindari pandangan ke bawah bidang
c. Metode menyikat gigi yang benar harus dianjurkan tergantung
pertumbuhan gigi dan keadaan gusi
d. Dianjurkan untuk menggunakan jenis sikat gigi yang lembut,
pertengahan atau keras (sikat gigi yang lembut bulunya berdiameter 0,2
mm, pertengahan 0,3 mm dan keras 0,4 mm), tergantung keadaan gusi
e. Keefektifan dalam menyikat gigi juga tergantung pada sikat. Ketika
bulu tidak efektif untuk membersihkan, sikat harus diganti. Warna
penunjuk bulu sikat gigi dianjurkan yang dapat berubah warna, jadi
apabila bulu sikat sudah tidak efektif lagi maka warna bulu sikat akan
berubah warna
13
.
Menurut Depkes RI (1996), cara menggosok gigi adalah sebagai berikut :
a. Pada permukaan labial sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju
mundur yang pendek. Artinya sikat gigi digerak gerakkan di tempat.
Gosok terlebih dahulu gigi gigi yang terletak di belakang.
b. Sesudah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya,
kemudian gosoklah gigi depan.
c. Pada gigi permukaan dekat lidah, gosok dahulu gigi - gigi yang terletak
di belakang, kemudian dilanjutkan bagian depan.
d. Pada permukaan dataran pengunyahan dari gigi - gigi
e. Rahang atas maupun rahang bawah digosok dengan gerakan maju
mundur
14
. Cara ini merupakan cara yang dianjurkan, karena menyikat
giginya dilakukan berulang - ulang pada satu tempat dahulu sebelum
pindah ke tempat lain .
7
Sedangkan menurut Aziz (2004), cara menggosok gigi adalah sebagai
berikut :
a. Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan
gerakan memutar ke bawah
b. Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian bawah dengan
gerakan memutar ke atas
c. Tekan dan putar sikat dengan lembut pada gusi guna melakukan
pemijatan pada gusi
d. Bersihkan permukaan gigi depan bagian dalam dengan gerakan dari
dalam keluar
e. Bersihkan permukaan gigi geraham bagian atas dan bawah yang
digunakan untuk mengunyah dengan gerakan dari belakang ke depan
lalu dari dalam keluar dan dari luar ke dalam
13
.



Beberapa cara menggosok gigi yang lain :
a. Teknik vertikal
Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu disikat
dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang,
gerakan yang dilakukan mulut dalam keadaan terbuka.
b. Teknik horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan.
Kedua cara tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik
digunakan karena dapat mengakibatkan turunnya gusi.
c. Teknik bebas
Bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke arah gigi, sehingga
sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan
perlahan - lahan sehingga kepala sikat bergerak membentuk
lengkungan melalui permukaan gigi. Cara penyikatan ini terutama
bertujuan untuk pemijatan gusi, supaya kotoran dapat keluar, dan untuk
pembersihan daerah sela - sela gigi.
Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus dibersihkan di bawah air
mengalir supaya tidak ada sisa - sisa makanan atau pasta gigi yang
tertinggal. Setelah bersih sikat gigi di letakkan dalam posisi berdiri supaya
lekas kering. Sikat gigi yang kering lebih baik dalam membersihkan
jaringan gusi daripada sikat gigi yang lembab dan basah, selain itu sikat gigi
yang kering lebih bersih dan lebih sedikit bakteri yang dapat hidup
15
.
3. Bentuk sikat gigi
Alat - alat yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah :
a. Sikat gigi
Sikat gigi terdiri dari gagang dan serabut yang disusun sedemikian
rupa sehingga mempunyai daya pembersih dengan keadaan mulut, tanpa
menimbulkan luka pada gusi
7
.
Pedoman yang dapat digunakan sebagai petunjuk bentuk sikat gigi yang
baik adalah :
1) Kepala sikat hendaknya jangan terlalu besar, untuk orang
dewasa maksimal 29 x 10 mm, sikat gigi anak maksimal 24 x 8
mm, bila gigi molar kedua telah erupsi; maksimal 20 x 7 mm
setelah gigi molar muncul; sikat gigi anak balita maksimal 18 x 7
mm
2) Bulu-bulu sikat harus lurus horisontal
3) Ujung bulu-bulu sikat harus membulat
4) Panjang bulu sikat untuk orang dewasa maksimal 10 x 12 mm,
sikat gigi anak-anak 8 x 10 mm dan sikat anak balita 7 x 8 mm
5) Bulu sikat sebaiknya dengan berkas bulu yang banyak
6) Tangkai sikat seharusnya merupakan kepanjangan dari kepala
sikat
7) Tangkai sikat seharusnya cukup kuat terletak baik dalam tangan
8) Pada sikat gigi anak-anak tangkai harus relatif agak panjang,
sehingga orang tua atau perawat juga dapat berpegang pada sikat
gigi atau minimal 14 cm
16
.
Sedangkan macam - macam bentuk permukaan bulu sikat gigi adalah :
1) Bulu sikat lurus yaitu bentuk permukaan bulu sikatnya lurus,
rata, atau datar. Sikat gigi ini baik karena mempunyai tekanan
yang sama saat digunakan.
2) Bulu sikat konkaf (cekung) yaitu bentuk permukaan bulu
sikatnya cekung pada bagian tengah. Sikat gigi ini pada waktu
digunakan yang dipinggir sudah menekan keras sedang yang
tengah belum
3) Bulu sikat konveks (cembung) yaitu permukaan bulu sikatnya
cembung pada bagian tengah. Sikat gigi ini pada waktu
digunakan bagian tengah sudah menekan sedangkan yang
pinggir belum
7
.
Ada beberapa jenis bahan bulu sikat gigi, antara lain :
1) Pandangan bulu sikat nilon
Pada awal penemuannya, pembuatan sikat nilon mengikuti
rumus tipe keras dan ekstra keras yang tampaknya disenangi oleh
sebagian masyarakat. Pada saat ini sikat nilon lebih unggul dalam
homogenitas, keseragaman ukuran bulu, elastisitas, tahan
terhadap kepatahan dan tahan air
13
.
Bila kita mengamati metode penyikatan dari sejumlah masyarakat,
terlihat adanya fakta yang penting antara lain :
(a) Sebagian besar masyarakat membasahi sikat dengan air yang
mengalir sebelum memberi pasta gigi.
(b) Penyikatan berlangsung terus sampai pasta gigi telah
membentuk busa dalam mulut sehingga perlu dibuang dan
dikumur kumur.
2) Pandangan terhadap bulu sikat lembut
Bulu sikat yang lembut lebih dapat diterima karena lebih
fleksibel dan lebih efisien membersihkan lekukan dan dapat
mencapai daerah permukaan bagian tengah dan menghasilkan
sedikit peradangan pada gusi (resesi gingival)
13
. J enis sikat
dengan bulu lembut ini dianjurkan untuk pasien yang mengeluh
bahwa menggosok gigi membuat gusi berdarah.
Adalah hal yang penting untuk mengganti sikat gigi secara teratur,
paling tidak setiap 3 bulan atau kurang, terutama bila rambut sikat gigi
tersebut sudah tidak lurus lagi. Sikat yang menunjukkan tanda - tanda aus
sehingga bila dipakai tidak dapat membersihkan permukaan gigi dengan baik.
Efisiensi sebuah sikat gigi dalam menghilangkan plak sebagian terbesar
tergantung pada kemampuan individu, dan sangat kecil sekali dipengaruhi
oleh jenis sikat dan cara penyikatan
10
.
b. Pasta gigi
Pasta gigi adalah bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk
membersihkan tempat - tempat yang dapat dicapai
16
. Pada umumnya
pasta gigi mengandung bahan : bahan asah dan polis 20 40 %, bahan
pengaktif permukaan 1 2 %, bahan pengikat 1 5 %, zat rasa 1 5 %,
bahan terapi 0,1 0,4 %
17
.
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung flour,
karena dapat menguatkan gigi dari karies atau gigi berlubang.
Penggunaan pasta gigi akan membantu proses penyikatan, biasanya
berbau enak dan sering mendorong orang menggosok gigi, terutama di
kalangan anak-anak.
c. Gelas kumur
Gelas kumur digunakan untuk kumur-kumur pada saat
membersihkan setelah penggunaan sikat gigi dan pasta gigi. Dianjurkan
air yang digunakan adalah air matang, tapi paling tidak air yang
digunakan adalah air yang bersih dan jernih.
d. Cermin
Cermin digunakan untuk melihat permukaan gigi yang tertutup
plak pada saat menggosok gigi. Dengan cermin kita dapat melihat
bagian mana yang belum bersih .
7

C. Pertumbuhan Gigi Pada Anak SD
Anak usia 6 - 14 tahun atau anak usia sekolah paling efektif dalam
menerima pengetahuan dan perawatan kesehatan giginya. Masa anak usia sekolah
adalah merupakan masa untuk melakukan landasan yang kokoh bagi terwujudnya
manusia yang berkualitas. Pengertian sekolah dasar adalah lembaga pendidikan
tingkat dasar yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dari usia 6 - 14
tahun, untuk pembinaan perkembangan kepribadian, pengetahuan, kesejahteraan
dan pembinaan sifat-sifat dasar untuk menjadi warga negara yang baik serta
mempersiapkan mereka bagi pendidikan ditingkat lanjutan
14
.
Pada waktu anak berumur 6 tahun maka ia mulai memasuki periode gigi
bercampur. Pada masa tersebut disamping gigi anak (gigi susu) anak juga mulai
mempunyai gigi dewasa (gigi tetap). Pada umur 6 7 tahun, tumbuh gigi geraham
pertama di belakang gigi susu geraham kedua. Gigi tetap tersebut tidak mengganti
kedudukan geraham gigi anak. Bersama gigi tadi tumbuh juga gigi seri dewasa
pertama dirahang.
Umur 7 8 tahun tumbuh secara hampir bersamaan gigi seri dewasa
pertama atas dan gigi seri kedua bawah. Umur 8 9 tahun tumbuh gigi dewasa
kedua atas. Umur 10 11 tahun tumbuh bersama sama, geraham kecil dewasa
kedua atas. Umur 11 13 tahun gigi geraham besar dewasa kedua bawah dan 12
13 tahun gigi geraham besar dewasa kedua atas tumbuh.

D. Status Kebersihan Gigi dan Mulut
a. Kebersihan gigi dan mulut
Kebersihan mulut sangat besar pengaruhnya untuk mencegah terjadinya
gigi berlubang, radang gusi, periodontitis, juga mencegah terjadinya bau mulut.
Kurangnya kebersihan mulut memungkinkan terjadinya penimbunan plak dan
sisa sisa makanan. Karbohidrat dapat mengalami peragian, terutama sukrosa,
merupakan substat utama untuk menghasilkan asam asam metabolis oleh
bakteri bakteri yang terjerat. Plak menetralisasi asam dan mencegah penyebaran
bakteri. Asam akan menghancurkan lapisan email gigi dengan jalan dekalsifikasi,
yaitu menghilangkan zat kapur gigi dan terjadilah karies (gigi berlubang).
Kebersihan gigi dan mulut yang maksimal dapat tercapai dengan baik
dengan cara membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan yang tertinggal
diantara gigi atau fissure. Gigi yang bersih sekali sedikit sekali kemungkinannya
terkena karies gigi . Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada
di dalam rongga mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak dan kotoran
lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi dan sisa
makanan serta tidak tercium bau busuk dalam mulut.
9
b. Faktor faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut
Faktor faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut adalah
pengetahuan menggosok gigi, karena salah satu pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut adalah menggosok gigi, yang meliputi frekuensi menggosok gigi, cara
menggosok gigi dan bentuk sikat gigi
3
. Ketiga faktor tersebut sangat
mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut.
c. Cakupan Kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)
Kebersihan gigi dan mulut diperiksa dengan menggunakan OHI-S (Oral
Higiene Index Simplified). OHI-S adalah skor atau nilai pemeriksaan gigi dan
mulut (Green and Vermillion) dengan menjumlahkan Debris Index (DI) dan
Calculus Index (CI) .
3
Debris Index (DI) adalah skor dari endapan lunak yang terjadi karena
adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu, Calculus Index (CI) adalah
skor dari endapan keras (karang gigi) terjadi karena debris mengalami
pengapuran yang melekat pada gigi penentu
3
.
Gigi penentu tersebut adalah :
Rahang atas : Gigi 6 kanan kiri permukaan bukal
Gigi 1 kanan permukaan lingual
Rahang bawah : Gigi 6 kanan kiri permukaan lingual
Gigi 1 kiri permukaan labial







Tabel 2. 1 Kriteria pemeriksaan Debris Indeks (DI) menurut Depkes RI 1999
Nilai Kriteria
0
Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris lunak dan tidak ada
pewarna ekstrinsik.
1
a. Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak yang
menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3
permukaan gigi dari tepi gingivaatau gusi.
b. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris lunak, akan
tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi
sebagian atau seluruhnya.
2
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak yang menutupi
permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3, tetapi kurang dari 2/3
permukaan gigi dari tepi gingiva atau gusi.
3
Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan
tersebut seluas lebih dari 2/3 permukaan gigi dari tepi gingivaatau gusi.

Menghitung Debris Indeks (DI) :
DI =
diperiksa yang Gigi Jumlah
Debris Nilai Jumlah


















Tabel 2. 2 Kriteria pemeriksaan Calculus Indeks (CI) menurut Depkes RI
1999
Nilai Kriteria
0
Tidak ada karang gigi
1
Pada permukaan gigi ada karang gigi supra gingival yang menutupi gigi
tidak lebih dari 1/3 permukaan dari tepi gingivaatau gusi.
2
a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi supra gingival
kurang dari 2/3 permukaan dari tepi gingivaatau gusi.
b. Sekitar bagian servikal gigi terdapat sedikit karang gigi
subgingival.
3
a. Pada permukaan gigi yang diperiksa ada karang gigi supra
gingival yang menutupi permukaan dari tepi gingival atau gusi.
b. Sekitar bagian servikal gigi ada karang gigi subgingival yang
menutupi dan melingkari seluruh servikal (continuous band of
subgingival calculus).

Menghitung Calculus Indeks (CI) :

CI =
diperiksa yang Gigi Jumlah
Calculus Nilai Jumlah


Kriteria DI dan CI adalah sebagai berikut :
Kriteria DI = 0,0 0,6 (Baik)
0,7 - 1,8 (Sedang)
1,9 - 3,0 (Buruk)
3
Kriteria CI = 0,0 0,6 (Baik)
0,7 - 1,8 (Sedang)
1,9 - 3,0 (Buruk)
3

Menghitung OHI - S (Oral Hygiene Index Symplified) :

OHI S =Debris Index +Calculus Index


Menurut standar WHO, OHI - S adalah sebagai berikut :
OHI-S = 0,0 - 1,2 (Baik)
1,3 - 3,0 (Sedang)
3,1 -6,0 (Buruk)
3


E. Pengaruh Frekuensi Menggosok Gigi, Cara Menggosok Gigi dan Bentuk Sikat
Gigi Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan
berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Pengaruh
menggosok gigi terhadap status kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan menggosok
gigi dapat membersihkan gigi geligi dari plak dan deposit lunak pada permukaan
gigi geligi dan gusi sehingga gigi dan mulut terbebas dari kotoran
15
, yang terdiri
dari :
a. Frekuensi menggosok gigi, sebaiknya dibersihkan minimal 2 kali sehari setiap
sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Karena aliran ludah tidak seaktif
malam hari dimana bakteri berkembang biak dari sisa makanan, menggosok
gigi pertama kali dilakukan pagi hari karena bakteri berkumpul dalam mulut
11
.
b. Cara menggosok gigi, ada bermacam macam teknik menggosok gigi,
diantaranya teknik vertikal, horizontal dan bebas. Cara menggosok gigi yang
baik bila arah penyikatan dari gusi ke permukaan gigi, dengan tujuan selain
membersihkan gigi juga dapat dilakukan suatu pengurutan yang baik terhadap
gusi .
9
c Bentuk sikat gigi, dengan ukuran ujung kepala sikat mengecil seperti pohon
natal dapat membersihkan celah berukuran sedang diantara gigi gigi dan
dengan tangkai sikat gigi yang lurus akan dapat memudahkan dalam
menggosok gigi
17
.





F. KERANGKA TEORI









Faktor Predisposisi :
Pengetahuan, pendidikan, sikap,
ekonomi, persepsi
Faktor Pendukung :
Informasi/PKM, pendapatan
Frekuensi menggosok
gigi, cara menggosok gigi
dan bentuk sikat gigi yang
digunakan
Status kebersihan
gigi dan mulut
Faktor Pendorong :
Orang tua, sikap petugas
Sumber :
18
dengan modifikasi

A. KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas Variabel Terikat
Frekuensi menggosok gigi
Status Kebersihan
Cara menggosok gigi Gigi dan Mulut (OHI-S)

Bentuk sikat gigi

H. HIPOTESIS
- Ada hubungan antara frekuensi menggosok gigi dengan status kebersihan gigi
dan mulut pada siswa kelas IV dan V di SDN Karangroto 04 di Kota Semarang
- Ada hubungan antara cara menggosok gigi dengan status kebersihan gigi dan
mulut pada siswa kelas IV dan V di SDN Karangroto 04 di Kota Semarang
- Ada hubungan antara bentuk sikat gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut
pada siswa kelas IV dan V di SDN Karangroto 04 di Kota Semarang

You might also like