You are on page 1of 8

B.

Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil bahwa
peranan pengatur zat tumbuh berupa 2,4-D sebagai herbisida dengan hasil MPxSP
memiliki pengaruh yang menunjukkan hasil yang signifikan, dimana F
hitung

memiliki nilai yang lebih besar dari pada F
tabel
0,05 maupun F
tabel
0,01. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa konsentrasi herbisida memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap gulma adalah herbisida yang memiliki konsentrasi 1000 dan
3000 ppm, karena pada konsentrasi tersebut diperoleh gulma yang jumlahnya
lebih sedikit dari pada penggunaan herbisida pada konsentrasi 0, dan 2000 ppm.
Hal ini sesuai dengan referensi yang dinyatakan oleh Moenandir (1990), bahwa
herbisida dengan bahan aktif 2,4-D akan menghambat pertumbuhan gulma dengan
mempercepat respirasi. Pemberian herbisida bahan aktif 2,4-D menyebabkan
adanya ke dua bahan aktif dapat mempercepat kematian gulma. Cara kerja lain
adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang
diperlukan tumbuhan. Penambahan konsentrasi herbisida mampu mempercepat
proses kematian gulma.
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian
untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil
(gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman
pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut.
Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari,
dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan
keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian
tumbuhan "asing" ini. Umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses
anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui
kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida
menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat
yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan
mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan
tumbuhan (Noor, 1997).
Menurut Noor (1997), cara kerja herbisida dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
a. Herbisida kontak
Herbisida kontak mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja
terutama bagian yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis. Keistimewaan dari
herbisida kontak adalah membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot
gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati, dan bermanfaat jika waktu
penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya gulma akan tumbuh kembali
secara cepat sekitar 2 minggu kemudian. Contoh herbisida kontak adalah
paraquat.
b. Herbisida sistemik.
Herbisida sistemik bekerja dengan cara mengalirkan jaringan herbisida ke
dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun,
titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Keistimewaan dari herbisida jenis ini
adalah dapat mematikan tunas-tunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat
pertumbuhan gulma tersebut.Contoh herbisida sistemik adalah glifosat, sulfosat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
1. Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
2. Cuaca cerah waktu menyemprot
3. Tidak menyemprot menjelang hujan
4. Keringkan areal yang akan disemprot
5. Gunakan air bersih sebagai bahan pelarut
6. Boleh dicampur dengan herbisida 2,4D amina atau dengan herbisida
metsulfuron (Masud, 2009)
Menurut Barus (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kerja
dari herbisida adalah:
1. Kalibrasi alat, adalah cara untuk menentukkan efektivitas herbisida
berdasarkan jumlah kebutuhan larutan terhadap jenis alat semprot.
2. Dosis herbisida yang diperlukan sangat tergantung pada jenis dan kondisi
dari gulma itu sendiri, kondisi cuaca, kondisi areal yang ingin di aplikasikan
dengan herbisida.
3. Pencampuran herbisida dan kualitas air pelarut, air yang digunakan harus
memenuhi standar air bersih karena kebanyakan jenis bahan aktif herbisida dapat
terikat dengan partikel-partikel liat atau unsur-unsur lain dan dapat
memungkinkan mengurangi efektivitas herbisida.
4. Waktu aplikasi herbisida terdiri dari:
a. Faktor internal, yaitu terdapat pada gulma itu sendiri, yakni fase
pertumbuhan gulma. Waktu aplikasi herbisida yang paling tepat adalah pada saat
gulma masih muda (pertumbuhan optimal) dan belum memasuki fase
pertumbuhan (bunga).
Faktor eksternal, yaitu faktor linkungan seperti curah hujan yang dapat
menyebabkan bahan aktif herbisidaa tercuci, angin yang kencang dapat
menerbangkan butira-butiran larutan herbisida, dan sinar matahari yang terik
dapat menyebabkan menguapnya larutan herbisida yang diaplikasikan.
Mekanisme kerja dari herbisida 2,4-D, yaitu dengan cara mencampurkan
herbisida yang dapat meningkatkan spektrum pengendalian berupa penurunan
dosis herbisida (Moenandir, 1990). Campuran herbisisda dengan bahan aktif
berupa glifosfat akan mematikan gulma dengan jalan menghambat jalur biosintesa
asam amino. Herbisida dengan bahan aktif 2,4-D akan menghambat pertumbuhan
gulma dengan mempercepat respirasi, hal ini menyebabkan kedua bahan aktif
tersebut dapat mempercepat kematian gulma. Cara kerja lain adalah dengan
mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan
tumbuhan (Nurjannah, 2003). Tetapi apabila suatu tanaman terlalu sering
diberikan herbisida akan menyebabkan tanaman tersebut menjadi resisten
terhadap suatu gulma. Hal ini dapat menyebabkan tanaman mengalami perubahan
gen atau mutasi. Contoh dari mutasi ini banyak ditemukan pada spesies
rerumputan (Yu et al, 2010).
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis sebelum menanam
tanaman, yaitu dapat dilakukan dengan cara pengolahan tanah. Metode ini aman
bagi manusia dan tanaman yang dibudidayakan, tetapi memerlukan lebih banyak
tenaga manusia, waktu dan biaya (Bilman, 2001).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum kali ini, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Apabila tanaman disemprot dengan herbisida, maka gulma yang ada disekitar
tanaman tersebut akan akan mengalami kerusakan (defisiensi) bahkan hingga
menyebabkan kematian.
2. Konsentrasi herbisida 2,4-D yang mampu membasmi gulma dengan cepat
yaitu pada konsentrasi 1000 dan 3000 ppm.
3. Semakin tinggi konsentrasi herbisida yang diberikan, maka keefektifan
herbisida membunuh gulma akan semakin tinggi.


B. Saran
Saran untuk praktikum acara herbisida sebaiknya perlakuan dilakukan ketika
cuacanya cerah sehingga gulma tidak cepat mengalami pertumbuhan.
DAFTAR REFERENSI
Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan, Efektivitas dan
Efesiensi Aplikasi Herbisida. Kanisius, Yogyakarta.
Bilman, W.S. 2001.Analisis pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays
saccharatal), pergeseran komposisi gulma pada beberapa jarak
tanam.Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, 3(1) : 25-30.
Masud, Hidayati. 2009. Komposisi dan efisiensi pengendalian gulma pada
pertanaman kedelai dengan penggunaan bokashi. J. Agroland, Vol. 16
(2): 118-123.
Moenandir, J. 1990. Pengantar Ilmu Pengendalian Gulma. Rajawali Press,
Jakarta.
Noor, E. Sutisna. 1997. Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut.Proyek
Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP-Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Nurjannah, Uswatun. 2003. Pengaruh Dosis Herbisida Glisofat dan 2,4-D
terhadap Pergeseran Gulma dan Tanaman Kedelai Tanpa Olah Tanah.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 5(1): 27-33.

Yu, Qin., Heping Han, Martin M. Vila-Aiub and Stephen B. Powles. 2010. AHAS
Herbicide Resistance Endowing Mutations: Effect on AHAS Funcionally
and Plant Growth. Journal of Experimental Botany 61(14): 3925-3934.





















III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Data Herbisida
Sub Plot (B)
Main Plot (A)
Total
(B) PERSENTASE kontrol
1000
ppm
2000
ppm
3000
ppm
Gulma Lebar 162 49
42 44
297 41,8899859
Gulma Sempit 137 58
119 98
412 58,1100141
Total ( A) 299 107 161 142 709

Tabel Annova
Sumber
Keragaman Db JK KT Fhitung
Ftabel
0,05 0,01
Petak Utama
Kelompok 2 5745,333 2872,667 13,52904239 ** 5,14 10,92
2,4-D (A) 3 3544,125 1181,375 5,56377551 * 4,75 9,78
Galat A 6 1274 212,3333
Anak Petak
Gulma (B) 1 551,0417 551,0417 4,336065574 ns 5,31 11,25
AB 3 1040,792 346,9306 2,729945355 ns 4,06 7,59
Galat B 8 1016,667 127,0833
TOTAL 23

PERBANDINGAN PETAK UTAMA PADA GULMA DAUN LEBAR (1)

Perlakuan
Rata-
Rata
kontrol 2,4-D 1000 ppm
2,4-D
2000
ppm 2,4-D 3000 ppm
54
16,3333333
3 14
14,6666666
7
Kontrol 54 0
2,4-D
1000 ppm 14 -40 ns 0
2,4-D
2000 ppm
14,6666
7
-
39,333
3 ns
-
1,66666666
7 ns 0
2,4-D
3000 ppm 99 45 *
82,6666666
7 * 85 * 0




PERBANDINGAN PETAK UTAMA PADA GULMA DAUN SEMPIT (2)

Perlaku
an
Rata-
Rata
Kontrol
2,4-D 1000
ppm
2,4-D 2000
ppm 2,4-D 3000 ppm
45,666
67
19,333333
33
39,666666
67
32,666666
67
Kontrol
45,666
67 0
2,4-D
1000
ppm
19,333
33
-
26,333
3 Ns 0
2,4-D
2000
ppm
39,666
67 -6 Ns
20,333333
33 * 0
2,4-D
3000
ppm
32,666
67 -13 Ns
13,333333
33 * -7
n
s 0


PERBANDINGAN DUA RAATAN ANAK PETAK (3)

Sub Plot
Kontrol
2,4-D 1000
ppm
2,4-D 2000
ppm 2,4-D 3000 ppm

Gulma Daun Lebar 54 14
14,6666
7 99
Gulma Daun
Sempit
45,6666
7
19,3333
3
39,6666
7
32,6666
7
Selisih
-
8,33333
N
s
-
5,33333
n
s -25
n
s
66,3333
3 *
LSD
38,1848
2


Gambar 1 perlakuan 2000 ppm

You might also like