adalah fraktur pada dasar orbi ta tanpa atau di sertai fraktur
di ndi ng medial orbi ta aki bat trauma.
Arteri Reti na Sentralis Arteri Lakri malis => perdarahi gl andula l akrimalis dan kel opak mata atas. Arteri Si l iaris Posterior Longa dan Brevis (cabang muskul aris ke berbagai otot orbi ta)
Longa => perdarahi korpus siliare dan beranastomose dengan arteri siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris. Brevis => perdarahi khoroid dan bagian nervus optikus. Arteri Si l iaris Anterior => perdarahi skl era, epi sklera, l i mbus, konj ungtiva. Arteri Pal pebralis (cabang ke kel opak mata)
Trauma pada bol a mata dan kel opak mata bagian atas : kecel akaan l al u l i ntas, kecelakaan kerja, kecelakaan ol ahraga, terj atuh atau karena kekerasan. Benda tumpul dengan ukuran cukup besar, l ebih besar dari rongga orbi ta, yang ti dak menyebabkan perforasi bol a mata dan cukup keci l sehi ngga ti dak mengakibatkan fraktur pada ri ma orbi ta. Bi asanya di sebabkan ol eh bol a, ti nj uan atau dashboard (pada kecel akaan l al u l i ntas) yang mengenai mata.
Bl ow- out fracture dapat terj adi murni atau berhubungan dengan trauma yang l ai n. Trauma l ai n mi salnya fraktur zi gomati k kompleks, fraktur nasoethmoidal komplek, fraktur maksila dan panfacial . Penderita bl ow out fracture murni hanya sebesar 28, 6% ETIOLOGI Mekanisme terj adi nya fraktur bl ow out terbagi menj adi dua teori , yai tu : 1. Teori Buckling 2. Teori
Tanda tanda periokuler (eki mosis, edema, dan kadang di dapatkan emfi sema subcutan) Enophthalmus Proptosi s Anastesi syaraf i nfraorbita yang dapat mengenai pal pebra i nferior, pi pi , tepi hi dung, bi bi r atas, gi gi dan gusi atas. Di pl opia Tenderness GAMBARAN KLINIS 1. Radi ografi a. Gambaran anteroposteri or dari orbi ta bi asanya menunj ukkan berbagai macam angul asi dari si nar X. b. Gambaran pal i ng seri ng di gunakan adal ah proyeksi Cal dwel l dan waters. c. Foto l ateral seri ng membi ngungkan 2. CT scan kepal a dengan potongan coronal dan sagi tal (memperl i hatkan tul ang yang mengal ami fraktur, ukuran fraktur dan keterl i batan otot ekstraokul ar) Penyebab proptosi s dapat terl i hat dari CT scan apakah karena perdarahan orbi ta yang memerl ukan penanganan segera atau karena empi sema orbi ta. CT scan dapat mendeteksi muscul us rektus yang terj epi t dengan mel i hat pergeseran otot ke daerah fraktur dengan atau tanpa pergeseran tul ang PEMERIKSAAN PENUNJANG Bl ow- out fracture seri ng berhubungan dengan emphysema i ntraorbital . gambaran i ni terl ihat j el as pada hasi l rontgen kepala tampak depan di mana terdapat area l ucent pada superi or orbi ta seperti gambaran al i s mata hi tam.
3. Magneti c resonance i maging (MRI) Penderita memi liki ri wayat mata terkena benturan benda yang bi asanya berdiameter l ebih besar dari pada l i ngkaran mata) mi salnya bol a teni s) dashboard mobi l atau terkena pukulan ti nj u. penderita j uga mengeluh nyeri i ntraokular) mati rasa pada area tertentu di waj ah) ti dak mampu menggerakkan bol a mata) mel ihat ganda bahkan kebutaan. Pemeriksaan fi si k dari penderita bl ow- out fracture murni di dapatkan edema, hematoma, enophtalmus, restriksi gerakan bol a mata, anasthesia i nfraorbital , trauma nervus crani alis. Hasi l rontgen kepala memperli hatkan gambaran al i s mata hi tam sedangkan pemeriksaan CT scan memperli hatkan tul ang dasar orbi ta atau di nding medi al yang mengal ami fraktur, ukuran fraktur dan keterlibatan otot ekstraokular. DIAGNOSIS Trauma orbi ta : harus dapat di bedakan dengan fraktur l ai n Zygomati comaxill ary compl ex fracture (ZMC) dan Naso- orbi to- ethmoidal fracture (NOE)
DIAGNOSIS BANDING Eval uasi (ai rway, breathing and ci rculation) observasi 5- 10 hari untuk mel i hat penyerapan hematom. Pemberian steroid oral 1 mg/kgBB/hari sel ama 7 hari pertama dapat mengurangi edema dan resi ko di plopia yang di sebabkan kontraktur dan fi brosis muscul us rektus i nferior. Ti dak meni up hi dung dan dekongestan hi dung Anti bi oti ka profi l aksis (mencegah sel ulti s orbi ta) i ndi kasi operasi yang di sarankan : adanya di plopi a, enophtalmus, fraktur l uas yang mel i batkan setengah dari dasar orbi ta dan hasi l CT scan menunj ukkan adanya otot yang terj epit dan ti dak ada perbaikan kl i nis dal am 1- 2 mi nggu Pasi en pediatri umumnya di perlukan ti ndakan operasi karena musculus rectus i nferi or terj epit sangat kuat di antara cel ah fraktur. PENATALAKSANAAN Waktu untuk di l akukan operasi pada bl ow- out fracture sebenarnya masi h merupakan kontroversial . Beberapa ahl i menyarankan operasi di l akukan 3 hari setelah trauma bi l a terdapat di pl opia dan enophtalmus. Dul l ey > dkk menyarankan operasi 10- 14 hari setelah trauma sedangkan Putamen dkk menyarankan 4- 6, bul an menunggu hi ngga di plopia dan enopthalmusnya stabi l . Namun beberapa ahl i menyatakan operasi akan l ebih mudah di l akukan dal am beberapa mi nggu di bandingkan beberapa bul an karena si katrik akan menyulitkan operasi sehi ngga ti ndakan operasi pada bl owout fracture sebaiknya di l akukan dal am dua mi nggu setelah trauma. Kebutaan Di popia Perdarahan Infeksi Retraksi kel opak mata Anastesi i nfraorbita KOMPLIKASI Ad Vi sam : Bonam Ad Sanam : Bonam Ad Vi tam : Bonam Ad Cosmeticam : Dubi a at bonam