Professional Documents
Culture Documents
, yaitu, . Secara umum, tidak perlu menjadi terkecil seperti
eksponen. Dengan prinsip pengurutan yang baik, selalu ada setidaknya bilangan eksponen
positif.
Sebagai contoh, mari kita menghitung sisa-sisa pangkat dari setiap sisa
positif dari a modulo dan mencari yang terkecil seperti eksponen disetiap kasus. Seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini.
Eksponen e positif terkecil sehingga
.
Contoh 10.1 Hitunglah
dan
.
Solusi : Pertama, perhatikan bahwa . Untuk mengevaluasi setiap order,
kita menghitung sedikitnya sisa dari pangkat dari dan modulo sampai mencapai
sisa .
2
Dengan demikian, adalah eksponen positif sehingga
, sehingga
.
Untuk mencari
, perhatikan bahwa :
Dengan demikian ,
.
Jadi, untuk menghitung
. Kemudian
,
Tetapi,
, sehingga
, di mana . Karena
adalah bilangan bulat positif sehingga
dan , anggap .
Dengan demikian, dan karenanya .
Sebaliknya, misalkan . Kemudian untuk beberapa bilangan bulat positif
. Oleh karena itu ,
3
Teorema ini memiliki konsekuensi yang sangat berguna dalam menghitung
.
Akibat 10.1 Misalkan adalah bilangan bulat positif sehingga . Kemudian
BUKTI : Menurut teorema Euler,
.
Solusi: Pertama, perhatikan bahwa . Faktor-faktor
positif d adalah , dan , sehingga hanya ini nilai yang mungkin
dari
.
Kemudian, cari
, tetapi
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
.
Akibat 10.2 Misalkan
. Maka
dan . Ketika (
) . Jadi, menurut
konsekuensi 4.6,
Artinya ,
.
Jadi, menurut Teorema 10.1, , maka, .
4
Sebaliknya, misalkan , di mana . Maka untuk suatu
bilangan bulat . Oleh karena itu,
Contoh 10.3 Dari Contoh 10.2, kita peroleh
), di mana . Tetapi,
, ketika
.
Teorema 10.2 Misalkan
.
BUKTI : Misalkan
menurut Teorema 10.1 , .
Karena
Contoh 10.4 Dalam Contoh 10.2, kita peroleh bahwa
5
Jadi,
jika dan hanya jika
BUKTI : Menurut teorema 10.2,
. Maka,
,
karena
Akar Primitif
Misalkan adalah bilangan bulat positif sehingga . Maka adalah akar
primitif modulo jika
.
Contoh 10.6 Tunjukkan bahwa adalah akar primitif modulo !
Solusi : Karena , itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa
dan
jika . Karena
, kita menghitung
modulo :
Dengan demikian
2 merupakan akar primitif modulo bilangan fermat prima
.
Contoh 10.7 Tunjukkan bahwa bukan akar primitif modulo sebarang bilangan fermat prima
,
dimana .
BUKTI: Kita ketahui bahwa :
6
Maka,
, karena
Dengan demikian, bukan akar primitif modulo
, untuk
Teorema 10.3 Jika adalah akar primitif modulo , maka setidaknya sisa-sisa dari
, di mana , .
Asumsikan lebih lanjut bahwa . Kemudian, berdasarkan Akibat 10.2,
. Tapi , jadi . Dengan demikian , tidak ada dua dari
pangkat yang kongruen modulo . Dengan demikian, setidaknya sisa dari
, di
mana . Dengan demikian,
modulo , yaitu,
dalam pengurutan dari kecil sampai terbesar.
10.2 Menguji Bilangan Prima
Kita dapat menggunakan konsep order bilangan bulat untuk menguji bilangan prima.
Teorme Lucas ditemukan pada tahun 1876, melakukan satu pengujian yang didasarkan pada
fakta bahwa bilangan bulat positif n adalah bilangan prima jika dan hanya jika ( ) . 1 = n n
Teorema 10.4 (Lucas 'Teorema) Misalkan n bilangan bulat positif. Jika ada x bilangan bulat
positif sehingga
dan
q n / ) 1 (
2
untuk semua
faktor prima q dari 1 n , maka n adalah prima.
Bukti : Misalkan
e x = , dari 1
1
n
x , menurut Teorema 10.1, . 1 | n e Akan
ditunjukkan bahwa 1 = n e , sehingga diasumsikan bahwa . 1 = n e
Karena 1 | n e ,
ke n = 1 untuk beberapa bilangan bulat . Misalkan q menjadi faktor utama dari .
Kemudian:
) / (
) (
/ / ) 1 ( q k e
x
q ke
x
q n
x = =
8
yang merupakan kontradiksi. Jadi 1 = n e , sehingga
( ) n n x = = 1 , karena = 1 n
ketika atau q adalah setiap faktor utama 1 n . Dengan demikian , kedua
kondisi ini sesuai dengan teorema Lucas ', maka n adalah bilangan prima
Contoh 10.12 Dengan menggunakan Akibat 10.5 , tunjukkan bahwa adalah prima .
Solusi : Kita akan menggunakan 5 = x . Karena 1 n = 1212 = 22 3 101 , faktor prima 1 n
adalah dan . Perhatikan bahwa
Ketika , 3 = q
Ketika , 101 = q
Dengan demikian , dalam kedua kasus ,
q n / ) 1 (
5
, sehingga 1213 adalah prima.
10.3 Akar Primitif untuk Bilangan Prima
Berdasarkan konsekuensi 10.4, kita temukan bahwa jika suatu bilangan positif
memiliki akar primitif, maka ia memiliki akar primitif. Contohnya, 8 tidak memiliki
akar primitive. Perhatikan bahwa . Agar bilangan bulat positif a menjadi akar primitif
modulo 8, maka dan a harus ganjil. Jadi . Kemudian
. Jadi
. Akibatnya,
kongruen polinomial!
Solusi: Fungsi tersebut memiliki dua solusi kongruen modulo13, yaitu 4 dan 10:
Tetapi kongruensi
merupakan sebuah
polinomial berderajat dengan koefiesien integralnya, dimana
.
Kemudian kongruesi memiliki paling banyak solusi
kongruen modulo .
BUKTI : Ketika ,
, dimana
. Karena
, kongruensi
. Jika
tidak memiliki solusi, maka berikut hasilnya.
Jadi kita asumsikan bahwa ia memiliki setidaknya 1 solusi , dimana .
Misalkan menjadi hasil bagi dan (bilangan bulat) merupakan sisanya ketika
dibagi dengan , dimana adalah polinomial derajat dengan
koefisien integral. (Berikut ini berdasarkan Teorema Sisa). Maka,
diperoleh
11
Oleh karena itu,
dimana derajat . Misalkan merupakan solusi kongruen lainnya dari
dimana . Kemudian
Karena ini berarti Dengan demikian setiap solusi
dari berbeda dari , merupakan solusi dari
Jelas, bahwa setiap solusi dari juga solusi dari
Karena derajat menggunakan hipotesis induktif,
mempunyai solusi , sehingga paling banyak solusi
solusi.
Jadi, dengan induksi, Teorema ini berlaku untuk setiap polinomial berderajat .
Contoh: Polinomial
memiliki
tepat solusi kongruen modulo .
BUKTI: Berdasarkan Teorema Fermat,
memiliki tepat
solusi modulo , yaitu 1 sampai . Karena ,
= (
) (
+ +
+ 1 )
= (
)
di mana =
+ +
memiliki setidaknya (
12
= solusi kongruen. Menurut Teorema Lagrange,
0 ( )
memiliki paling banyak solusi kongruen. Dengan demikian, ia memiliki solusi
kongruen persis modulo .
Contoh 10.14 Cari solusi yang kongruen dengan
0 ( mod 13 )!
Solusi: Karena ) 1 )( 1 ( 1
2 3
+ + x x x x dan kongruensi ) 13 (mod 0 1
3
x menyatakan
) 13 (mod 0 1
3
x atau ) 13 (mod 0 1
2
+ + x x . Kekongruenan ) 13 (mod 0 1 x
menghasilkan 1 = x . Karena ) 13 (mod 0 ) 3 )( 4 ( 12 1
2 2
+ + + + x x x x x x ,
) 13 (mod 3 x atau 9 4 x . Fungsi tersebut tidak memiliki solusi kongruen lainnya.
Dengan demikian, kekongruenan yang diberikan memiliki tepat tiga solusi kongruen,
yaitu 1, 3 , dan 9.
Teorema Lagrange dapat ditulis dalam bentuk berikut : Misalkan
merupakan
sebuah polinomial berderajat dengan koefiesien integralnya. Apabila kongruesi
memiliki lebih dari solusi kongruen, maka
untuk setiap .
Akibat 10.7 (Teorema Wilson) Jika adalah prima, maka
BUKTI: Misalkan 1 ) 1 )...( 2 )( 1 ( ) (
1
+ + =
p
x p x x x x f . Jelas, ) (x f adalah polinomial
berderajat 2 p dengan koefisien integral. Menurut teorema Fermat,
) (mod 0 1
1
p x
p
=
Oleh karena itu,
,yaitu
.
13
Jika , maka
!
Solusi : Karena atau anyaknya dari sisa
kongruen dari order , sisa kongruen dari order , dan tercantum pada tabel berikut.
Dari tabel, diperoleh bahwa,
Teorema 10.6 Misalkan bilangan prima dan faktor positif utama dari . Maka, terdapat
persis kongruen bilangan bulat modulo .
BUKTI : Untuk setiap faktor positif dari , misalkan menunjukkan banyaknya sisa
positif modulo oleh order . Karena ada sisa positif dan masing-masing
memiliki suatu order yang unik, sisa positif dari order d agar membentuk partisi dari
himpunan sisa positif. Oleh karena itu,
Tapi, menurut Teorema 8.6,
14
Oleh karena itu,
Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa untuk setiap . Untuk tujuan ini,
harus dipertimbangkan dua kasus.
Kasus 1 Misalkan . Kemudian, jelas , , sehingga ).
Kasus 2 Misalkan . Kemudian harus ada suatu bilangan bulat dari order modulo
. Oleh karena itu, menurut akibat 10.3, bilangan bulat :
kongruen
modulo . Selain itu, masing-masing solusi dari
, karena
dan ord
p
|
berdasarkan Teorema 10.1.
Tapi, berdasarkan Akibat 10.3,
=
jika dan hanya jika
. Karena ada bilangan bulat positif dan relatif prima terhadap , maka
terdapat tepat ) sisa dari
untuk . Dengan demikian, adalah akar primitif modulo dan
. Demikian juga,
adalah suatu akar primitif modulo dan
.
Akibat 10.1 Misalkan akar primitif modulo dari suatu bilangan ganjil prima . Kemudian
.
BUKTI :
Misalkan . Asumsikan bahwa
. Kemudian
). Kita mempunyai
16
Hasil ini
yaitu,
Contoh 10.18. Diketahui adalah akar primitif modulo 7. Periksa bahwa
.
Bukti :
Perhatikan bahwa
.
Teorema 10.7 Jika adalah suatu akar primitif modulo suatu bilangan prima ,
kemudian juga atau adalah suatu akar primitif modulo
.
BUKTI :
Karena adalah suatu akar primitif modulo ,
Misalkan
. Kemudian
, jadi
tetapi
jadi . Kemudian
untuk setiap bilangan bulat Oleh karena itu, , jadi . Dengan
demikian, atau sehingga atau .
Kasus 1
Misalkan . Kemudian
.
Kasus 2
Misalkan . Kita akan menunjukkan bahwa adalah suatu akar
primitif modulo
. Jadi
.
17
Teorema ini menunjukkan bahwa kuadrat dari setiap bilangan prima ganjil mempunyai
suatu akar primitif.
Contoh 10.19 Ingat kembali Contoh 10.17 bahwa adalah suatu akar primitif modulo
dari dan
. Dalam Contoh 10.18, kita menemukan bahwa adalah suatu akar primitif
modulo . Walaupun bukan suatu akar primitif modulo , adalah suatu
akar primitif modulo .
Dapat ditunjukkan bahwa tiap-tiap
). Kemudian
berdasarkan hipotesis. Kemudian, pernyataan ini adalah benar untuk .
Asumsikan adalah benar untuk sebarang bilangan bulat
Karena ,
Kemudian
Maka,
untuk beberapa bilangan bulat , dengan
Sekarang ambil pangkat ke dari kedua persamaan diatas
18
|
.
|
\
|
2
p
Ketika , maka
Dengan demikian, menurut induksi, pernyataan diatas benar untuk setiap bilangan bulat .
Teorema 10.8 Setiap perpangkatan
, maka
, dimana dan
.
(Catatan : jika akar primitif modulo
Untuk setiap bilangan bulat .
Kita akan menunjukkan adalah akar primitif modulo
, bahwa
.
Diasumsikan bahwa
. Then
dimana
. Ketika
, dengan .
Misalkan untuk bilangan bulat . Dimana
, yaitu
. Jadi
, dimana dan
. Jika maka,
Yang mana merupaka kontradiksi. Oleh karena itu, dan
untuk .
Akibat 10.3 Kuadrat dari setiap bilangan bulat ganjil adalah kongruen dari modulo .
19
BUKTI :
Misalkan bilangan bulat ganjil, misalnya untuk setiap bilangan bulat .
Maka
. Karena , jadi,
Teorema 10.9 Bilangan bulat
. Tetapi,
karena , maka adalah ganjil. Menurut Lemma 10.4,
Akibatnya,
dimana dan p
adalah bilangan prima ganjil.
Akibat 10.5 Bilangan bulat ab tidak memiliki akar primitif jika dan
BUKTI :
Misalkan mempunyai suatu akar primitif . Kemudian dan
Karena .
Misalkan . Karena , keduanya and menurut
Teorema 8.5, maka . Karena dan ,
adalah bilangan
bulat.
Tetapi , jadi
Karena and
[Catatan : ]
20
Dengan cara yang sama,
. Dimana,
,
yang mana merupakan suatu kontradiksi. Karena adalah suatu akar primitif modulo dan
, maka tidak mempunyai akar primitif.
Sebagai contoh, tidak punya akar primitif, karena , diman dan
. Dimana , tidak mempunyai akar primitif.
TEOREMA 10.10 Suatu bilangan bulat positif tidak mempunyai akar primitif jika mempunyai
dua factor bilangan prima ganjil yang berbeda, atau jika berbentuk
dan tidak mempunyai akar primitif.
Pada sisi lain, misalkan
dan
tidak mempunyai
suatu akar primitif.
Contoh 10.21. bilangan bulat
. Maka
Kasus 1 : Misalkan adalah bilangan ganjil. ( Kita akan menunjukkan bahwa adalah suatu
akar primitif modulo ). Karena
( 10.3 )
karena adalah bilangan ganjil, jadi
21
( 10.4 )
Oleh karena itu, menurut kongruensi (10.3) dan (10.4),
, yaitu
Misalkan
. Maka,
, Dengan demikian,
dan
adalah akar primitif modulo .
Kasus 2 : Misalkan adalah bilangan genap. Maka,
Selain itu, karena ,
. yaitu,
. Sama seperti pada kasus 1, adalah akar primitif modulo . Dengan demikian,
dan
,
dimana adalah bilangan prima ganjil dan adalah bilangan bulat positif.
10.5 Indeks Aljabar
Konsep indeks yang analog dengan logaritma diperkenalkan oleh Gauss di Disquisitiones
Arithmeticae nya. Seperti yang akan kita pelajari, konsep indeks sangat berguna untuk
memecahkan kongruensi tertentu dan sisa-sisa komputasi.
Misalkan o merupakan akar primitif modulo bilangan bulat positif m . Misalkan o
bilangan bulat positif 18 dan relatif prima untuk itu. Kemudian
k
a 5 (mod 18) untuk beberapa
bilangan bulat positif k , di mana 6 1 s s k . Sebagai contoh, jika a = 13, maka k = 4 maka 13
5
4
(mod 18 ). Oleh karena itu , kita mengatakan bahwa 4 adalah indeks dari 13 ke basis 5 modulo
18 dan membuat definisi sebagai berikut.
22
Indeks
Misalkan m bilangan bulat positif dengan o akar primitif, dan o bilangan bulat positif
sehingga 1 ) , ( = m a
.
Kemudian k bilangan bulat positif sehingga
a disebut
indeks a
ke basis modulo m
.
Hal ini dilambangkan dengan
atau . Perhatikan
bahwa ) ( 1 m k s s
.
Contoh 10.23 Bilangan bulat adalah akar primitif modulo . Akan ditunjukkan bahwa:
) 18 (mod 5 5
1
) 18 (mod 7 5
2
) 18 (mod 17 5
3
) 18 (mod 13 5
4
) 18 (mod 11 5
5
) 18 (mod 1 5
6
Akibatnya,
ind
5
5 = 1 ind
5
7 = 2 ind
5
17 = 3
ind
5
13 = 4 ind
5
11 = 5 ind
5
1 = 6
Misalkan, kita ambil akar primitif modulo yang berbeda, misalnya . Sehingga,
) 18 (mod 11 11
1
) 18 (mod 13 11
2
) 18 (mod 17 11
3
) 18 (mod 7 11
4
) 18 (mod 5 11
5
) 18 (mod 1 11
6
Akibatnya,
ind
11
5 = 5 ind
11
7 = 4 ind
11
17 = 3
ind
11
13 = 2 ind
11
11 = 1 ind
11
1 = 6
Perhatikan bahwa, secara umum, ind
5
a ind
11
a . Misalnya, 2 = ind
5
7 ind
11
7 =4.
Akibatnya, nilai ind
a
tergantung pada akar primitif (dan modulus m ).
Ditunjukkan dari definisi bahwa, seperti dalam kasus logaritma, ind
a
adalah bilangan
positif eksponen. Perhatikan bahwa,
a
a m dan bahwa ind
a adalah bilangan
positif eksponen terkecil, di mana
a ) (m
.
23
Misalkan a b m Untuk melihat bagaimana ind a
dan ind b yang terkait,
mari kita anggap bahwa adalah akar primitif modulo m
.
Kemudian
ind a
a ( mod m ) dan
ind b
b ( mod m ). Karena a b ( mod m ),
ind a
ind
b m Kemudian, menurut
Corollary 10.2, ind
a = ind
b
.
Dengan demikian,
a
b ( mod m ) jika dan hanya jika ind
a
=
ind
b .
Sebagai contoh , Ingat dari Contoh 10.23 bahwa ind
5
13 = 4.
Karena
, ind
5
67 = 4. Dengan demikian, ind
5
13 = ind
5
67.
Properti
ind
a a (mod m ) mengingatkan kita pada properti logaritma, b
logb a
= a
untuk setiap basis b dan setiap bilangan real positif . Demikian pula, properti ind
a = ind
b
jika dan hanya jika b m mengingatkan kita pada properti logaritmik lainnya yaitu
log
b
x = log
b
y jika dan hanya jika x = y . Indeks mematuhi tiga sifat tambahan, analog dengan
sifat properti logaritma, yaitu sebagai berikut :
- 0 1 log =
b
- y x xy
b b b
log log log + =
- x n x
b
n
b
log ) ( log =
Mereka disajikan dalam teorema berikut.
Teorema 10.13 Misalkan m
bilangan bulat positif dengan o akar primitif
,
dan a dan b
merupakan bilangan bulat positif relatif prima terhadap m . Maka :
- )) ( (mod 0 1 m ind
o
- )) ( (mod ) ( m b ind a ind ab ind
o o o
+
- )) ( (mod ) ( m a ind n a ind
n
o o
BUKTI :
1.) Ketika adalah akar primitif modulo ) ( , m m adalah bilangan bulat positif terkecil
ketika ) (mod 1
) (
m
m
o . Akibatnya, ind
1 = )). ( (mod 0 ) ( m m
24
2.) Berdasarkan definisi,
a ind
o
o a (mod m ) dan ) (mod m b
b ind
a
o . Oleh karena itu,
) (modm ab
b ind a ind a ind
b ind
o o
o
o
o o
o +
Sekali lagi, menurut definisi ) (mod
) (
m ab
ab ind
o
o .Dengan demikian,
) (ab ind
o
o ) (mod m
b ind a ind
o o
o
+
Oleh karena itu, berdasarkan Corollary 10.2, )) ( (mod ) ( m b ind a ind ab ind
o o o
+ .
3.) berdasarkan definisi, ) (mod
) (
m a
n a ind
n
o
o
. Tetapi
) (mod ) ( m a a
n n a ind a ind n
o o
o
Dengan demikian,
) (
n
a ind
o
o ) (modm
a ind n
o
o
)) ( (mod ) ( m a ind n a ind
n
o o
Contoh 10.24 Periksa bagian (2) dan (3) dari Teorema 10.13 dengan
o
=5,
m
=18,
a
=11,
b
=13, dan
n
=7.
Solusi :
Dari contoh 10.23, ind
5
11=5 dan ind
5
13=4.
1.) ind
5
11 + ind
5
13 = 5 + 4
3 (mod 6).
[Catatan:
. 6 ) 18 ( =
]. Dengan komputasi secara langsung,
ind
5
(11
13 ) = ind
5
17 = 3
ind
5
11 + ind
5
13 ( mod 6 )
2. ) 7
ind
5
11 = 7
5 ( mod 6 )
Dengan komputasi secara langsung, ind
5
(11
7
) = ind
5
11
5 ( mod 6 )
25
Dengan demikian,
5
(11
7
)
ind
5
11 ( mod 6 ).
Indeks sangat digunakan dalam memecahkan kongruensi dari bentuk ) (mod m c ax
b
dan
) (mod m c ax
bx
,
dimana 1 ) , ( = m a .
Contoh 10.26 Selesaikan kongruensi ) 13 (mod 3 8
5
x
Solusi :
Catatan : 2 adalah akar primitif modulo 13. Sehingga, dapat dibuat dalam tabel di bawah ini :
Kita mempunyai
) 13 (mod 3 8
5
x
. Kalikan ind
2
pada kedua ruas :
) 12 (mod 3 ) 8 (
2
5
2
ind x ind
Menurut Teorema 10.13, didapatkan
) 12 (mod 3 5 8
2 2 2
ind x ind ind +
Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan :
) 13 (mod 6
) 12 (mod 5
) 12 (mod 1 5
) 12 (mod 4 5 3
2
2
2
+
x
x ind
x ind
x ind
26
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Misalkan dan bilangan bulat positif sehingga . Maka, terdapat eksponen
positif sehingga
.
Kemudian
Untuk menghitung
.
Jika
modulo adalah permutasi dari bilangan bulat positif dan relatif prima
terhadap m.
Setiap bilangan prima memiliki akar primtif.
Akar primitif suatu bilangan bulat positif tidak unik.
Teorema Lucas. Misalkan bilangan bulat positif. Jika ada x bilangan bulat positif
bahwa 1
1
=
n
x (mod n) dan 1
/ ) 1 (
=
q n
x (mod n) untuk semua faktor prima q dari 1 n ,
maka n adalah prima.
Misalkan n bilangan bulat positif yang aneh. Jika ada x bilangan
bulat positif sehingga 1
2 / ) 1 (
=
n
x (mod n ) dan 1
/ ) 1 (
=
q n
x (mod n )
27
untuk semua faktor prima ganjil q dari 1 n , maka n adalah bilangan
prima.
(Teorema Lagrange ) Misalkan
. Kemudian kongruesi
memiliki paling banyak solusi kongruen modulo .
Jika adalah bilangan prima dan , maka
memiliki tepat
solusi kongruen modulo .
Teorema Wilson. Jika adalah prima, maka
Misalkan bilangan prima dan faktor positif utama dari . Maka, terdapat persis
kongruen bilangan bulat modulo .
Setiap bilangan prima memiliki akar primitif kongruen.
Jika adalah suatu akar primitif modulo suatu bilangan ganjil prima , kemudian juga
atau adalah suatu akar primitif modulo
.
Setiap
, dimana adalah
bilangan prima ganjil dan adalah bilangan bulat positif.
Misalkan m
bilangan bulat positif dengan a akar primitif o
,
dan a dan b bilangan
bulat positif relatif prima terhadap m . Kemudian :
)) ( (mod 0 1 m ind
o
)) ( (mod ) ( m b ind a ind ab ind
o o o
+
)) ( (mod ) ( m a ind n a ind
n
o o