You are on page 1of 6

PENGERTIAN KODE ETIK GURU

1. Kode Etik
Setiap profesi seperti jabatan dokter, notaris, arsitek, guru, dan lain-lain merupakan
bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi sendiri,
penafsiran tentang kode etik juga belum memiliki pengertian yang sama. Secara umum kode
etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas
dan dalam hidup sehari-hari. Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang
bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi
dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
Menurut pendapat Ketua Umum PGRI, Basuni bahwa kode etik suatu profesi adalah
norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-
petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan
larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada
umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
2. Kode Etik Guru
Kode etik guru merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman
kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut
Oteng Sutisna bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai
penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik
peserta didik. Kode Etik Guru merupakan pedoman sikap dan perilaku yang bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Menurut Basuni, Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru
Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam
melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Menurutnya,
kode etik guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yaitu sebagai landasan moral, sebagai
pedoman tingkah laku.
Kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru
Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai
pendidik, anggota masyarakat dan warga negara. Pedoman sikap dan perilaku yang dimaksud
adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh
dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik,
serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.
Kode etik guru bersumber dari nilai-nilai agama dan Pancasila; nilai-nilai kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional; serta
nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan
jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
3. Isi Kode Etik Guru
Berikut ini adalah isi kode etik guru di Indonesia, yaitu :
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya
berjiwa Pancasila. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional. Guru berusaha
memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan
pembinaan. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru memelihara hubungan profesi semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanana nasional. Guru secara bersama-sama memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Guru
melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas
profesional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang profesional. Biggs dan Blocher
mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : Melindungi suatu profesi dari campur tangan
pemerintah. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi. Kode etik guru berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan
profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/ wali siswa, sekolah
dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun
mengemukakan empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain : Agar guru
terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah.
Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
profesinya. Penberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas.
TUJUAN KODE ETIK GURU
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan
anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan
kode etik adalah sebagai berikut. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,
agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap suatu profesi. Oleh
karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atau
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar.
Dari segi ini, kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan.Untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggotanya.Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi
baik kesejahteraan lahir (material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam
hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan
kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan
kesejahteraan para anggotanya. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik
umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk melaksanakan profesinya.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Tujuan lain kode etik dapat juga
berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga bagi anggota profesi
dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan
para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya. Untuk meningkatkan mutu organisasi
profesi. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap
anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-
kegiatan yang dirancang organisasi.
IMPLEMENTASI KODE ETIK GURU
Kode etik ke tujuh : Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial.Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru
baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, saling menasehati dan bantu-membantu
satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan
tugas profesinya.Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-
rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara
pribadi.
Kode etik ke delapan : Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan
meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina profesi dan
pendidikan pada umumnya.Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara
sesama pengabdi pendidikan. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-
sikap ucapan, dan tindakan yag merugikan organisasi. Kode etik ke sembilan : Guru
melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Guru senantiasa tunduk
terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian.
Guru berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah dalam
bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya.
Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan atau di
daerahnya dengan sebaik-baiknya. Apabila kode etik guru nomor 7 sampai nomor 9
dijabarkan maka diperoleh sebagai berikut : Hubungan Guru dengan Profesi :Guru
menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi. Guru berusaha mengembangkan dan
memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi yang diajarkan. Guru terus menerus
meningkatkan kompetensinya. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi
dalam menjalankan tugas-tugas dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.Guru menerima
tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam
tindakan-tindakan profesional lainnya. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan
mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.Guru tidak boleh
menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-
tindakan profesionalnya. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud
menghindari tugas-tugas dan tanggung jawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang
pendidikan dan pembelajaran. Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :Guru menjadi
anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-
program organisasi bagi kepentingan kependidikan. Guru memantapkan dan memajukan
organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan. Guru aktif
mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi
pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat. Guru menjunjung tinggi tindakan dan
pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan
bertanggungjawab atas konsekuensinya. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi
sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-
tindakan profesional lainnya. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan
pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya. Guru tidak
boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari
organisasi profesinya. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai
organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Hubungan Guru dengan Pemerintah :
Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang
pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang
lainnya. Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berbudaya.
Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD1945.
Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan
pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru tidak boleh melakukan
tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian negara.
HAMBATAN DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK GURU
Masalah bagi kalangan pendidikan bukanlah belum adanya kode etik guru, melainkan
sudah sejauh mana guru-guru di negeri ini mempelajari, memahami, dan mengaplikasikan
kode etik guru tersebut, baik dalam mendidik anak bangsa ataupun dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga guru betul-betul menjadi suri teladan bagi seluruh komponen bangsa di mana
pun berada.
SOLUSI DALAM MASALAH IMPLEMENTASI KODE ETIK GURU
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah
bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Seperti misalnya kode etik guru profesional
harus dibuat oleh dirinya sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari
atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain, karena tidak akan dijiwai oleh cita-
cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa
menganjurkan membuat kode etik dan dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi
pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya
dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil self regulation
(pengaturan diri) dari profesi. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan
hitam di atas putih untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini
tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan
cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan
menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain
yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya
di awasi secara terus-menerus.

You might also like