You are on page 1of 9

TEXT FORUM

Kamis, 02 Mei 2013


GRADING/ PENILAIAN KUALITAS KAIN
GRADING/ PENILAIAN KUALITAS KAIN
Oleh: H.Khaeruddin Khasbullah
Tidak semua hasil produksi (kain) layak dan siap untuk dikirim. Hasil produksi setelah dihasilkan harus dipilah- pilah
sesuai mutunya dan juga mungkin harus di perbaiki / di MENDING di ruang Inspeksi (Inspection Room) sebelum
dikirim.
Mutu atau Grade Kain harus ditentukan sesuai permintaan pelanggan atau sesuai dengan ketentuan Internasional,
karena pelanggan akan memproses hasil kain yang diterima sesuai kebutuhan mereka.
Sebagai contoh, kain- kain untuk pembuatan Tenda, mensyaratkan kain yang diterima tidak terdapat banyak NEP
/Butiran kapas, tidak seperti kain untuk bagian dalam BAN MOBIL atau bagian dalam sepatu. Kain- kain katun untuk
BATIK mensyaratkan pinggiran/ selvedge yang baik, tidak seperti kain spun polyester 100% yang pinggirannya akan
dipotong secara thermis pada saat Dying Finishing.
Sehingga secara umum Unit Inspecting mempunyai 3 (tiga) fungsi penting, yakni:
IX.1. GRADING KAIN.
Dibawah ini satu contoh STANDART GRADING KAIN yang dipakai dan diakui secara Internasional.
IX.1 STANDART BATASAN NILAI CACAT KAIN.
UNIT: MM
JENIS CACAT
POINT
PENALTY POINT
1 3 5 10
CACAT ARAH LUSI BIASA
CACAT ARAH PAKAN BIASA
LUBANG/ SOBEK
TIDAK TER- ANYAM
PAKAN PUTUS
OVER PICK
25
25
26 ~ 125
26 ~ 125
126 ~ 250
126 ~ 0.5
LEBAR
10
10
0.5 LEBAR
5 arah lusi
251~ 914
0.5 LEBAR
11 ~ 15
11 ~ 15
0.5 LEBAR
6 ~ 25 arah
Lusi
3 ~ 5 arah
PAKAN JARANG
PAKAN RENGGANG (HIMA)
BENANG TIDAK RATA
KOTOR/ NODA
BAR
KERAK KANJI
SPOT
EX. PERBAIKAN
PERMUKAAN JELAS
TIDAK BAIK SANGAT
JELAS
125
Arah Lusi
0.5 Lebar
2
arah lusi
2 arah lusi
250 arah
lusi jelas
12
250 arah
lusi ~ 0.5
Lebar
126 ~ 250
Arah Lusi
0.5 Lebar
Arah Lusi
0.5 Lebar
lusi.
3 ~ 5
arah lusi.
250 arah
lusi sangat
jelas
13 ~ 25
250 arah
lusi ~ 0.5
Lebar
251
Arah Lusi
0.5 Lebar
KETERANGAN:
1. CACAT ARAH LUSI BIASA: Slub Lusi putus Lusi kotor Lusi kena oli Lusi tebal Lusi tipis Bekas
temple mark Garis sisir/ Reed mark Lusi dobel Lusi tegang Lusi kendor Salah cucuk dsb.
2. CACAT ARAH PAKAN BIASA: Pakan rangkap/ dobel pick Pakan beda benang Snarling Tebal tipis
Pakan kena oli Aval benang ter anyam Aval kapas ter anyam Pakan jarang Pakan belang dsb.
3. SLUB : Diameter benang membesar 150% lebih, bila panjangnya kurang dari 20 mm tidak dinilai.
Kecuali terus ber- ulang.
4. CACAT LUBANG/ SOBEK: Tidak teranyam Kotor atau ex perbaikan Maka penalty point diukur dengan
ukuran arah panjang.
5. LEBIH DARI SATU CACAT: Bila dala satu posisi (meter yang sama) terdapat dua jenis cacat atau lebih,
maka dinilai hanya satu cacat dengan nilai terberat.
6. NILAI TERTINGGI dalam satu yards adalah 10 (sepuluh point), tidak lebih.
7. CACAT PINGGIR: Cacat pinggir yang terjadi < 15 mm tidak dihitung, sedang tepi yang sobek, harus
dipotong.
8. LENO RUSAK: Bila terjadi tepi dengan leno rusak lebih dari 100 mm (10 Cm), harus dipotong.
GRADE
ITEM
MUTU STANDART
A
A
MUTU KURANG BAIK
B C D
LEBAR KAIN
+/- 0.5 Up
+ 0.5~ 1
Min 0.5 ~ 1
+/- 1 Up +0.5 Up
DENSITY
+/- 1.5 %
+ 1.5% ~
3%
- 1.5% ~
-3%
+/- 3%
bawah
+/- 1.5%
nawah
PANJANG POTONGAN 125 Yards x n +/- 5 meter
(Sesuai Permintaan Konsumen)
--
BATAS CACAT UTAMA
( POINT 10) KALI/ 125 YARDS. 8 bawah 12 Up 25 Up 26 Up --
POINT CACAT/
YARDS
LEBAR < 50 0.8 0.8 ~ 1.2 1.21 1.21 1.2
LEBAR >50 0.9 0.91 ~ 1.3 1.31 1.31 1.3
STANDART
PACKING
EKPORT 120Yds =
90%
43 ~ 119 Y
= 10%
----------
LOKAL 120 Yds = 90%
43 ~ 119 Y = 10%
43 Yds 12 ~ 42 Y
Keterangan:
1. Cacat utama didalam 125 yards (point 10) bila diatas 26 (duapuluh enam) kali dikategorikan
GRADE D.
2. Cacat arah lusi (seperti lusi putus, lusi double, salah cucuk, Reed mark, tepi rusak, lusi tegang, lusi
kendor, atau cacat pakan yang terjadi memanjang terus menerus seperti pakan putus karena temple,
snarl dan sebagainya yang terjadi dalam kain dan
*BilaNAMPAK JELAS SEKALI harus dikategorikan GRADE D.
*Bila cacat tersebut TIDAK SANGAT JELAS, dianggap GRADE C.
*Bila cacat tersebut AGAK SAMAR, dianggap GRADE B.
3. Tepi rusak (TR) sepanjang kain dikategorikan GRADE D.
4. Lebar tepi kain +/- 50 % dari standart dikategorikan GRADE B.
5. Kain potongan 12 yards ~ 1 yard ditimbang 30 (tigapuluh) Kg, dipacking dalam
karton ukuran 60 cm. Ditulis: potongan 12 yds.
6. Kain aval/ waste pendek ukuran dibawah 1 Yds, di packing dalam karung dan dihitung dalam berat
(Kg).
7. Kain GRADE A-B-C-D selalu dihitung atas dasar panjangnya.
8. Walau untuk Export, bila permintaan untuk PRINTING QUALITY, maka GRADE B boleh juga dikirim.
9. Pakcing untuk kain GUM TAPE harus selalu ditambah panjang 150 Yds dan perhitungan pemakaian
benang harus dimasukkan.
10. Kain yang BERBEDA GRADE nya, tidak boleh dicampur dalam satu bale.
ARAH
CACAT
NAMA CACAT
Inggris,
Indonesia,
Jepang

KETERANGAN
ARAH
PAKAN
Filling bar
Pakan tebal
Atsudan
Light lling bar
Pakan jarang
Utsudan
Leashing in
Pakan kembali
Tsurekomi
Filling oat
Pakan loncat
Okiori
Broken pick
Pakan putus
Yoko kire
Snarl
Pakan keriting
Yoko Chiji
Anyaman kain rapat . Dimesin terlihat
warna beda/gelap. Jarak tida tetap.
Tetal pakan naik.
Anyaman kain jarang. Kebalikan hal
diatas.
Potongan pakan teranyam kembali
kedalam kain.
Pakan tidak teranyam melewati
beberapa m/m diatas benang- benang
lusi.
Pakan putus. Kadang menyambung lagi.
Bagian- bagian pakan bergelombang/
ARAH
LUSI
Soiled lling
Pakan kotor
Yoko yogore
Woven in waste
Kotoran tertenun
Ito kuzu
Bad selvedge
Pinggiran rusak
Mimi furio
Mending spot
Cacat perbaikan
Yabure
Temple mark
Cacat temple
Temple mark
Oil stain
Kotor oli
Abura yogore
Bow
Pakan melengkung
Tarumi
Open dents
Pakan menganga
Mezure
Filling mistake
Salah benang
Yoko chigai
Cloudy
Kain ber-awan
Shimayori
Warp slub
Lusi besar
Fushi ito.
Slack warp end
Lusi kendor
Tate yurumi
menonjol keatas permukaan kain,
seperti kain handuk.
Pakan bernoda teranyam.
Ada aval/ kotoran ikut tertenun.
Pinggiran kain tak standart/ benang
leno lepas.
Kain cacat karena bekas perbaikan.
Cacat karena ada masalah temple,
kadang terjadi benang lusi sampai
terputus terkena ujung jarum temple.
Noda oli, kadang terjadi karena
kecerobohan olimen/ tangan ber- oli
yang menyentuh kain.
Pakan melengkung membentuk seperti
busur.Sebagian lebar atau seluruh lebar.
Biasanya karena mekanisme
penggulungan kain rusak.
Susunan anyaman terbuka kearah
pakan. Biasanya karena tekanan benda
lunak.
Salah dalam memilih Cheese untuk
pakan.
Selebar kain tampak efek seperti awan,
terjadi karena ketidak rataan benang
secara periodic di spinning.
Ada benang yang diameternya
membesar > 150%.
Broken end
Lusi putus
Tate kire
Tight end
Lusi tegang
Hikitsuri
Reed mark
Garis sisir
Reed mark
Warp oat
Lusi loncat
Okiori
Size crust
Kerak kanji
Nori kazu
Neppy/ hairy
Bernep/berbulu
Noriyama.
Contaminated
Kontaminasi
Kontami.
Yarn unevenness
Benang tak rata
Itomura.
Bad appearance
Tenunan jelek
Jiai furyo
Cloth defect
Kain cacat
Atari
Hole
Kain sobek
Yabure
Double end
Lusi dobel
Nihon dashi
Satu/ beberapa helai benang lusi
kendor. Biasanya karena benang putus
saat warping/ sizing dan menempel
pada benang sebelah.
Benang lusi putus oleh berbagai sebab.
Satu/ beberapa helai benang mengalami
tegangan, biasanya karena terhambat
geraknya di dropper/ tempat lain.
Sisir cacat sehingga menyebabkan efek
garis sepanjang kain.
Lusi tidak ter-anyam, sering disebabkan
wire heald putus sehingga benang tidak
bergerak naik turun dengan semestinya.
Ada cairan kanji mengenai benang
setelah melewati Squeezing roll dan
mengering, sehingga anyaman rusak.
Penganjian gagal/ kurang kanjian
sehingga pada permukaan benang
banyak berbulu atau timbul nep/ bintil-
bintil.
Benang tercampur dengan serat asing,
kadang warna warni , kadang tak
berwarna.
Benang besar kecil, kesalahan dari
spinning.
Tenunan tampak kasar, tidak sesuai
standart.
Kain cacat seperti bergaris karena
tertekan suatu benda tumpul.
Kain sobek/ berlubang karena terkena
Double dents
Salah cucuk
Toshi chigai
Thin thick
Tebal tipis
Dan ori
benda tajam.
Benang lusi teranyam secara double,
karena dua benang lusi masuk dalam
satu lubang wire heald.
Benang lusi teranyam sangat
berdekatan atau berjauhan dengan
lainnya karena salah masuk kesisir.
Ada garis tebal tipis arah pakan
sepanjang kain secara periodic,
biasanya ada masalah mekanisme Let of
motion atau Take Up motion.

XI. Packing
Bagian Packing bila dimisalkan sebagai sebuah team sepak bola adalah
bagaikan bagian penjaga gawangnya. Banyak orang menyepelekan bagian
ini sehingga sering kebobolan dengan mendapatkan complain bahkan
claim gara- gara kesalahan kecil di bagian Packing.
1. Unsur penting.
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam mengelola bagian ini, yakni:
1.1. Rekrutmen,
- harus memilih orang yang JUJUR.
- harus memilih orang yang TELITI.
- harus memilih orang yang tidak buta warna.
- harus memilih orang yang JELAS TULISANNYA.
1.2. Harus tertib dalam penyimpana le dan data, sehingga memiliki
TRACKING ABILITY yang tinggi. Ukurannya, semua data dalam 5 (lima) tahun
kebelakang harus dapat ditemukan dalam 15 (lima belas) menit.
1.3. Disiplin dan tanggap dalam menerima order dari pimpinan dalam memenuhi
keinginan
konsumen.
2. Menentukan dimensi Packing
Suatu barang yang akan dikirim, terutama untuk kepentingan ekspor, harus terlebih
YAYASAN ALKHAIRIYAH di 01.39
dahulu diketahui dimensi nya terutama VOLUME nya.
Pada hasil akhir produk, harus ditentukan:
- Volume murni, untuk dapat diperbandingkan dengan beratnya.
- Volume Loading capacity, untuk diketahui berapa banyak barang dapat
dimuat
didalam sebuah container.
Ad.1. Volume murni: Lihat Gambar:
- Bentuk balok :
Volume : W x H x L

H
L
W
Dalam bentuk balok ini Volume murni ~ volume loading
- Bentuk Roll:
L

Do
Do
- Volume murni = (Do do) x 3.14 x L
- Volume Loading = Do x 3.14 x L. (Lihat gambar)
Bila diperhatikan gambar diatas, pada saat ditumpuk pada container,
sesungguhnya rol- rol tersebut akan menempati posisi kubus, sehingga
untuk
perhitungan loading, dipakailah volume kubus untuk barang bentuk rol.
Berbagi 0

Beranda
Lihat versi web
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Diberdayakan oleh Blogger

You might also like