GRADING/ PENILAIAN KUALITAS KAIN GRADING/ PENILAIAN KUALITAS KAIN Oleh: H.Khaeruddin Khasbullah Tidak semua hasil produksi (kain) layak dan siap untuk dikirim. Hasil produksi setelah dihasilkan harus dipilah- pilah sesuai mutunya dan juga mungkin harus di perbaiki / di MENDING di ruang Inspeksi (Inspection Room) sebelum dikirim. Mutu atau Grade Kain harus ditentukan sesuai permintaan pelanggan atau sesuai dengan ketentuan Internasional, karena pelanggan akan memproses hasil kain yang diterima sesuai kebutuhan mereka. Sebagai contoh, kain- kain untuk pembuatan Tenda, mensyaratkan kain yang diterima tidak terdapat banyak NEP /Butiran kapas, tidak seperti kain untuk bagian dalam BAN MOBIL atau bagian dalam sepatu. Kain- kain katun untuk BATIK mensyaratkan pinggiran/ selvedge yang baik, tidak seperti kain spun polyester 100% yang pinggirannya akan dipotong secara thermis pada saat Dying Finishing. Sehingga secara umum Unit Inspecting mempunyai 3 (tiga) fungsi penting, yakni: IX.1. GRADING KAIN. Dibawah ini satu contoh STANDART GRADING KAIN yang dipakai dan diakui secara Internasional. IX.1 STANDART BATASAN NILAI CACAT KAIN. UNIT: MM JENIS CACAT POINT PENALTY POINT 1 3 5 10 CACAT ARAH LUSI BIASA CACAT ARAH PAKAN BIASA LUBANG/ SOBEK TIDAK TER- ANYAM PAKAN PUTUS OVER PICK 25 25 26 ~ 125 26 ~ 125 126 ~ 250 126 ~ 0.5 LEBAR 10 10 0.5 LEBAR 5 arah lusi 251~ 914 0.5 LEBAR 11 ~ 15 11 ~ 15 0.5 LEBAR 6 ~ 25 arah Lusi 3 ~ 5 arah PAKAN JARANG PAKAN RENGGANG (HIMA) BENANG TIDAK RATA KOTOR/ NODA BAR KERAK KANJI SPOT EX. PERBAIKAN PERMUKAAN JELAS TIDAK BAIK SANGAT JELAS 125 Arah Lusi 0.5 Lebar 2 arah lusi 2 arah lusi 250 arah lusi jelas 12 250 arah lusi ~ 0.5 Lebar 126 ~ 250 Arah Lusi 0.5 Lebar Arah Lusi 0.5 Lebar lusi. 3 ~ 5 arah lusi. 250 arah lusi sangat jelas 13 ~ 25 250 arah lusi ~ 0.5 Lebar 251 Arah Lusi 0.5 Lebar KETERANGAN: 1. CACAT ARAH LUSI BIASA: Slub Lusi putus Lusi kotor Lusi kena oli Lusi tebal Lusi tipis Bekas temple mark Garis sisir/ Reed mark Lusi dobel Lusi tegang Lusi kendor Salah cucuk dsb. 2. CACAT ARAH PAKAN BIASA: Pakan rangkap/ dobel pick Pakan beda benang Snarling Tebal tipis Pakan kena oli Aval benang ter anyam Aval kapas ter anyam Pakan jarang Pakan belang dsb. 3. SLUB : Diameter benang membesar 150% lebih, bila panjangnya kurang dari 20 mm tidak dinilai. Kecuali terus ber- ulang. 4. CACAT LUBANG/ SOBEK: Tidak teranyam Kotor atau ex perbaikan Maka penalty point diukur dengan ukuran arah panjang. 5. LEBIH DARI SATU CACAT: Bila dala satu posisi (meter yang sama) terdapat dua jenis cacat atau lebih, maka dinilai hanya satu cacat dengan nilai terberat. 6. NILAI TERTINGGI dalam satu yards adalah 10 (sepuluh point), tidak lebih. 7. CACAT PINGGIR: Cacat pinggir yang terjadi < 15 mm tidak dihitung, sedang tepi yang sobek, harus dipotong. 8. LENO RUSAK: Bila terjadi tepi dengan leno rusak lebih dari 100 mm (10 Cm), harus dipotong. GRADE ITEM MUTU STANDART A A MUTU KURANG BAIK B C D LEBAR KAIN +/- 0.5 Up + 0.5~ 1 Min 0.5 ~ 1 +/- 1 Up +0.5 Up DENSITY +/- 1.5 % + 1.5% ~ 3% - 1.5% ~ -3% +/- 3% bawah +/- 1.5% nawah PANJANG POTONGAN 125 Yards x n +/- 5 meter (Sesuai Permintaan Konsumen) -- BATAS CACAT UTAMA ( POINT 10) KALI/ 125 YARDS. 8 bawah 12 Up 25 Up 26 Up -- POINT CACAT/ YARDS LEBAR < 50 0.8 0.8 ~ 1.2 1.21 1.21 1.2 LEBAR >50 0.9 0.91 ~ 1.3 1.31 1.31 1.3 STANDART PACKING EKPORT 120Yds = 90% 43 ~ 119 Y = 10% ---------- LOKAL 120 Yds = 90% 43 ~ 119 Y = 10% 43 Yds 12 ~ 42 Y Keterangan: 1. Cacat utama didalam 125 yards (point 10) bila diatas 26 (duapuluh enam) kali dikategorikan GRADE D. 2. Cacat arah lusi (seperti lusi putus, lusi double, salah cucuk, Reed mark, tepi rusak, lusi tegang, lusi kendor, atau cacat pakan yang terjadi memanjang terus menerus seperti pakan putus karena temple, snarl dan sebagainya yang terjadi dalam kain dan *BilaNAMPAK JELAS SEKALI harus dikategorikan GRADE D. *Bila cacat tersebut TIDAK SANGAT JELAS, dianggap GRADE C. *Bila cacat tersebut AGAK SAMAR, dianggap GRADE B. 3. Tepi rusak (TR) sepanjang kain dikategorikan GRADE D. 4. Lebar tepi kain +/- 50 % dari standart dikategorikan GRADE B. 5. Kain potongan 12 yards ~ 1 yard ditimbang 30 (tigapuluh) Kg, dipacking dalam karton ukuran 60 cm. Ditulis: potongan 12 yds. 6. Kain aval/ waste pendek ukuran dibawah 1 Yds, di packing dalam karung dan dihitung dalam berat (Kg). 7. Kain GRADE A-B-C-D selalu dihitung atas dasar panjangnya. 8. Walau untuk Export, bila permintaan untuk PRINTING QUALITY, maka GRADE B boleh juga dikirim. 9. Pakcing untuk kain GUM TAPE harus selalu ditambah panjang 150 Yds dan perhitungan pemakaian benang harus dimasukkan. 10. Kain yang BERBEDA GRADE nya, tidak boleh dicampur dalam satu bale. ARAH CACAT NAMA CACAT Inggris, Indonesia, Jepang
KETERANGAN ARAH PAKAN Filling bar Pakan tebal Atsudan Light lling bar Pakan jarang Utsudan Leashing in Pakan kembali Tsurekomi Filling oat Pakan loncat Okiori Broken pick Pakan putus Yoko kire Snarl Pakan keriting Yoko Chiji Anyaman kain rapat . Dimesin terlihat warna beda/gelap. Jarak tida tetap. Tetal pakan naik. Anyaman kain jarang. Kebalikan hal diatas. Potongan pakan teranyam kembali kedalam kain. Pakan tidak teranyam melewati beberapa m/m diatas benang- benang lusi. Pakan putus. Kadang menyambung lagi. Bagian- bagian pakan bergelombang/ ARAH LUSI Soiled lling Pakan kotor Yoko yogore Woven in waste Kotoran tertenun Ito kuzu Bad selvedge Pinggiran rusak Mimi furio Mending spot Cacat perbaikan Yabure Temple mark Cacat temple Temple mark Oil stain Kotor oli Abura yogore Bow Pakan melengkung Tarumi Open dents Pakan menganga Mezure Filling mistake Salah benang Yoko chigai Cloudy Kain ber-awan Shimayori Warp slub Lusi besar Fushi ito. Slack warp end Lusi kendor Tate yurumi menonjol keatas permukaan kain, seperti kain handuk. Pakan bernoda teranyam. Ada aval/ kotoran ikut tertenun. Pinggiran kain tak standart/ benang leno lepas. Kain cacat karena bekas perbaikan. Cacat karena ada masalah temple, kadang terjadi benang lusi sampai terputus terkena ujung jarum temple. Noda oli, kadang terjadi karena kecerobohan olimen/ tangan ber- oli yang menyentuh kain. Pakan melengkung membentuk seperti busur.Sebagian lebar atau seluruh lebar. Biasanya karena mekanisme penggulungan kain rusak. Susunan anyaman terbuka kearah pakan. Biasanya karena tekanan benda lunak. Salah dalam memilih Cheese untuk pakan. Selebar kain tampak efek seperti awan, terjadi karena ketidak rataan benang secara periodic di spinning. Ada benang yang diameternya membesar > 150%. Broken end Lusi putus Tate kire Tight end Lusi tegang Hikitsuri Reed mark Garis sisir Reed mark Warp oat Lusi loncat Okiori Size crust Kerak kanji Nori kazu Neppy/ hairy Bernep/berbulu Noriyama. Contaminated Kontaminasi Kontami. Yarn unevenness Benang tak rata Itomura. Bad appearance Tenunan jelek Jiai furyo Cloth defect Kain cacat Atari Hole Kain sobek Yabure Double end Lusi dobel Nihon dashi Satu/ beberapa helai benang lusi kendor. Biasanya karena benang putus saat warping/ sizing dan menempel pada benang sebelah. Benang lusi putus oleh berbagai sebab. Satu/ beberapa helai benang mengalami tegangan, biasanya karena terhambat geraknya di dropper/ tempat lain. Sisir cacat sehingga menyebabkan efek garis sepanjang kain. Lusi tidak ter-anyam, sering disebabkan wire heald putus sehingga benang tidak bergerak naik turun dengan semestinya. Ada cairan kanji mengenai benang setelah melewati Squeezing roll dan mengering, sehingga anyaman rusak. Penganjian gagal/ kurang kanjian sehingga pada permukaan benang banyak berbulu atau timbul nep/ bintil- bintil. Benang tercampur dengan serat asing, kadang warna warni , kadang tak berwarna. Benang besar kecil, kesalahan dari spinning. Tenunan tampak kasar, tidak sesuai standart. Kain cacat seperti bergaris karena tertekan suatu benda tumpul. Kain sobek/ berlubang karena terkena Double dents Salah cucuk Toshi chigai Thin thick Tebal tipis Dan ori benda tajam. Benang lusi teranyam secara double, karena dua benang lusi masuk dalam satu lubang wire heald. Benang lusi teranyam sangat berdekatan atau berjauhan dengan lainnya karena salah masuk kesisir. Ada garis tebal tipis arah pakan sepanjang kain secara periodic, biasanya ada masalah mekanisme Let of motion atau Take Up motion.
XI. Packing Bagian Packing bila dimisalkan sebagai sebuah team sepak bola adalah bagaikan bagian penjaga gawangnya. Banyak orang menyepelekan bagian ini sehingga sering kebobolan dengan mendapatkan complain bahkan claim gara- gara kesalahan kecil di bagian Packing. 1. Unsur penting. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam mengelola bagian ini, yakni: 1.1. Rekrutmen, - harus memilih orang yang JUJUR. - harus memilih orang yang TELITI. - harus memilih orang yang tidak buta warna. - harus memilih orang yang JELAS TULISANNYA. 1.2. Harus tertib dalam penyimpana le dan data, sehingga memiliki TRACKING ABILITY yang tinggi. Ukurannya, semua data dalam 5 (lima) tahun kebelakang harus dapat ditemukan dalam 15 (lima belas) menit. 1.3. Disiplin dan tanggap dalam menerima order dari pimpinan dalam memenuhi keinginan konsumen. 2. Menentukan dimensi Packing Suatu barang yang akan dikirim, terutama untuk kepentingan ekspor, harus terlebih YAYASAN ALKHAIRIYAH di 01.39 dahulu diketahui dimensi nya terutama VOLUME nya. Pada hasil akhir produk, harus ditentukan: - Volume murni, untuk dapat diperbandingkan dengan beratnya. - Volume Loading capacity, untuk diketahui berapa banyak barang dapat dimuat didalam sebuah container. Ad.1. Volume murni: Lihat Gambar: - Bentuk balok : Volume : W x H x L
H L W Dalam bentuk balok ini Volume murni ~ volume loading - Bentuk Roll: L
Do Do - Volume murni = (Do do) x 3.14 x L - Volume Loading = Do x 3.14 x L. (Lihat gambar) Bila diperhatikan gambar diatas, pada saat ditumpuk pada container, sesungguhnya rol- rol tersebut akan menempati posisi kubus, sehingga untuk perhitungan loading, dipakailah volume kubus untuk barang bentuk rol. Berbagi 0
Beranda Lihat versi web Tidak ada komentar: Poskan Komentar Diberdayakan oleh Blogger