Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Arjuna adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dik enal sebagai anggota Pandawa yang berparas menawan dan berhati lemah lembut. Dal am Mahabharata diriwayatkan bahwa ia merupakan putra Prabu Pandu, raja di Hastin apura dengan Kunti atau Perta, putri Prabu Surasena, raja Wangsa Yadawa di Mathu ra. Mahabharata mendeskripsikan Arjuna sebagai teman dekat Kresna, yang disebut dalam kitab Purana sebagai awatara (penjelmaan) Dewa Wisnu. Hubungan antara Arju na dan Kresna sangat erat, sehingga Arjuna meminta kesediaannya sebagai penasiha t sekaligus kusir kereta Arjuna saat perang antara Pandawa dan Korawa berkecamuk (Bharatayuddha). Dialog antara Kresna dan Arjuna sebelum perang Bharatayuddha b erlangsung terangkum dalam suatu kitab tersendiri yang disebut Bhagawadgita, yan g secara garis besar berisi wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna karena Ar juna mengalami keragu-raguan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang kesat ria di medan perang. Arjuna dididik bersama dengan saudara-saudaranya yang lain (para Pandawa dan Kor awa) oleh Drona. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak senjak kecil. Pada usia muda ia mendapat gelar Maharathi atau "kesatria terkemuka". Dalam suatu uj ian, Drona meletakkan burung kayu pada pohon, lalu menyuruh muridnya satu-persat u untuk membidik burung tersebut, kemudian menanyakan apa saja yang sudah mereka lihat. Banyak murid yang menjawab bahwa mereka melihat pohon, cabang, ranting, dan segala sesuatu yang dekat dengan burung tersebut, termasuk burung itu sendir i. Ketika tiba giliran Arjuna untuk membidik, Drona menanyakan apa yang dilihatn ya. Arjuna menjawab bahwa ia hanya melihat burung saja, tidak melihat benda yang lainnya. Hal itu membuat Drona kagum dan meyakinkannya bahwa Arjuna sudah pinta r. Pada suatu hari, ketika Drona sedang mandi di sungai Gangga, seekor buaya datang mengigitnya. Drona dapat membebaskan dirinya dengan mudah, namun karena ingin m enguji keberanian murid-muridnya maka ia berteriak meminta tolong. Di antara mur id-muridnya, hanya Arjuna yang datang memberi pertolongan. Dengan panahnya, ia m embunuh buaya yang menggigit gurunya. Atas pengabdian Arjuna, Drona memberikan s ebuah astra yang bernama Brahmasirsa. Drona juga mengajarkan kepada Arjuna tenta ng cara memanggil dan menarik astra tersebut. Menurut Mahabharata, Brahmasirsa h anya dapat ditujukan kepada dewa, raksasa, setan jahat, dan makhluk sakti yang b erbuat jahat, agar dampaknya tidak berbahaya. Dalam Adiparwa diceritakan bahwa Duryodanasalah satu Korawamenganjurkan agar Panda wa beserta ibunya (Kunti) berlibur di suatu rumah di luar kerajaan. Sesungguhnya Duryodana telah mempersiapkan agar rumah tersebut dapat terbakar dengan mudah, karena ia membenci para Pandawa, terutama Bima. Widura, paman para Pandawa dan K orawa yang waspada meminta agar para Pandawa berhati-hati dan mempersiapkan cara untuk menghadapi kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Saat para Pandawa mengin ap, Purocana, pesuruh Duryodana membakar rumah tersebut. Para Pandawa beserta ib unya berhasil lolos melalui terowongan yang telah digali sebelumnya. Mereka mela rikan diri ke tengah hutan dan menumpang di rumah penduduk sekitar. Pada suatu ketika, sekelompok brahmana berkumpul di tempat para Pandawa melarika n diri. Mereka membicarakan sebuah sayembara yang akan diadakan di Kerajaan Panc hala. Para Pandawa datang ke tempat sayembara dengan menyamar sebagai kaum brahm ana. Raja Drupada dari Panchala mengadakan sayembara untuk mendapatkan Dropadi, putrinya. Sebuah ikan kayu diletakkan di atas kubah balairung, dan di bawahnya t erdapat kolam yang memantulkan bayangan ikan yang berada di atas. Aturan menyebu tkan bahwa siapa pun yang berhasil memanah ikan tersebut dengan hanya melihat pa ntulannya di kolam, maka ia berhak mendapatkan Dropadi. Berbagai kesatria mencoba melakukannya, namun tidak berhasil. Ketika Karna yang hadir pada saat itu ikut mencoba, ia berhasil memanah ikan tersebut dengan baik. Namun ia ditolak oleh Dropadi dengan alasan Karna lahir di kasta rendah. Arjuna bersama saudaranya yang lain menyamar sebagai Brahmana, turut serta menghadiri sayembara tersebut. Arjuna berhasil memanah ikan tepat sasaran dengan hanya meli hat pantulan bayangannya di kolam, dan ia berhak mendapatkan Dropadi. Ketika par a Pandawa pulang membawa Dropadi, mereka mengaku telah membawa sedekah. Kuntiibu para Pandawayang sedang sibuk, menyuruh mereka untuk membagi rata apa yang sudah mereka dapatkan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kunti, maka para Pandawa bersepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri mereka. Mereka juga berjanji tida k akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari perbuatan yang mengganggu adalah pembuangan sel ama satu tahun.