You are on page 1of 8

PROSI DI NG 201 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l



Volume 6: Desember 2012 Group Tekni k Arsi tektur ISBN : 978-979-127255-0-6
TA1 3 - 1
BUI LDI NG AND ENVI RONMENT STRUCTURI NG OF
PAJUKKUKANGS VI LLAGE, SUBDI STRI CT BONTOA
KABUPATEN MAROS

Yusni Mustari, Suriana La Tanrang & Lina Amalia Pratiwi
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 586265/(0411) 587707


Abstract
Indonesia is one of the largest archipelago country which each of region has a specific
characteristic that can be directly observed from the neighborhood residents. As an
archipelago country, Indonesia is generally fast-growing residential areas in the coastal
areas. Kabupaten Maros as one of the areas directly adjacent to Makassar Strait, has
developed some of the settlements on the coast, one of that is Village Pa'jukkukang.
Although settlements growing is on the coast, the settlements are not oriented to the
existence of the beach, but on the river, which became a connector to the sea. This caused an
impairment quality of the environment, especially in coastal rivers. This study aims to
identify the condition of the building layout and neighborhoods, especially in the fishermen
settlement, Pa'jukkukang Village, including land use, urban design, circulation systems,
open space, a system of environmental quality also infrastructure systems and environment
utility. By using both qualitative and quantitative methods, produced a draft direction of
improving the quality of buildings and settlements with the zoning analysis which done by
dividing the area into several zones. At the end of the study is expected to provide an
overview of the direction of improving the quality of urban design and environment in the
fishermen settlements Pa'jukkukang Village. It is expected that the results of this study could
be followedup in order to improve the quality of the environment and the welfare of the
people in Pa'jukkukang Village.
Keywords: Building and Environment Structuring, land use, urban design, circulation
systems, open space, the environment quality, infrastructure and utility systems,
buildings and environmental improvement



PENDAHULUAN

Desa Pajukkukang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bontoa tepatnya berada di pesisir
timur Kabupaten Maros. Desa Pajukkukang merupakan salah satu perkampungan nelayan di pesisir pantai
Maros yang memiliki beberapa karakteristik khusus sebab selain berbatasan dengan pesisir pantai, desa ini juga
dilalui oleh sungai sehingga permukiman berkembang dari delta sungai. Sebagaimana masyarakat nelayan di
daerah lain di Indonesia, masyarakat yang mendiami Desa Pajukkukang juga memiliki tingkat pendidikan yang
rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menyebabkan masyarakat biasanya tidak memperdulikan
kualitas lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini ditandai dengan rumah penduduk yang dibangun tidak
mengindahkan aturan sempadan sungai, rendahnya kesadaran penduduk dalam membuang sampah pada tempat
yang ditentukan, serta pengeksploitasian hutan bakau yang ada di pesisir pantai untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan hasil alam berupa kayu. Selain itu, letak Desa Pajukkukang yang dekat dengan Kota
Makassar menjadikan desa nelayan ini dipengaruhi oleh dua kultur sosial, yaitu kultur sosial masyarakat kota
yang mulai meninggalkan nilai-nilai budaya dan kultur sosial masyarakat desa masih sangat berpegang teguh
pada nilai-nilai budaya leluhur dan nilai agama. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian lebih lanjut mengenai
tata bangunan dan lingkungan di kawasan pesisir pantai yang bertujuan untuk mendeskripsikan tata bangunan
dan lingkungan pemukiman di kawasan pemukiman nelayan sesuai dengan karakteristik yang
mempengaruhinya.






Bui ldi ng and Envi ronment Structuri ng Yusni Mustari , Suri ana La Tanrang & Li na Amali a Prati wi
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Tekni k Arsi tektur Volume 6: Desember 2012
TA1 3 - 2
KAJIAN TEORI

1. Tinjauan Tata Bangunan dan Lingkungan

Berdasarkan Permen PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, rencana
tata bangunan merupakan suatu panduan rancang bangun suatu lingkungan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang serta pengendalian bangunan dan lingkungan.

2. Komponen Penataan Bangunan dan Lingkungan

a. Struktur peruntukan lahan
b. Intensitas pemanfaatan lahan
c. Tata bangunan
d. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung
e. Sistem ruang terbuka hijau
f. Tata kualitas lingkungan
g. Sistem sarana dan utilitas lingkungan

3. Tinjauan Wilayah Pesisir dan Tepian Air

Menurut Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.10/Men/2003 tentang Pedoman
Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara
ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai dan sepertiga
dari wilayah laut untuk Kabupaten/Kota dan ke arah darat hingga batas administrasi Kabupaten/Kota.


METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Proses penelitian ini terdiri dari pengumpulan data, penyusunan data, dan analisis data. Hasil akhir
dari penelitian ini biasanya merupakan hasil identifikasi yang menghasilkan suatu konsep arahan peningkatan
kualitas bangunan dan lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di permukiman nelayan Desa Pajukkukang
Kabupaten Maros (Gambar 1). Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa Desa
Pajukkukang merupakan kawasan permukiman nelayan dimana tingkat pendidikan serta kesadaran
penduduknya akan pentingnya lingkungan yang baik sangat rendah, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai
tata bangunan dan lingkungan yang ad yang pada akhirnya menghasilkan suatu konsep peningkatan kualitas
bangunan dan lingkungan yang ada.











Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh komponen bangunan dan lingkungan yang
ada di Desa Pajukkukang antara lain: tata guna lahan, bangunan, sirkulasi, ruang terbuka, kualitas lingkungan,
serta sarana dan prasarana. Sementara penarikan sampel dilakukan secara random sampling dimana elemen-
elemennya dipilih dengan cara acak. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan kepustakaan. Variabel variabel yang digunakan dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.


PROSI DI NG 201 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

Volume 6: Desember 2012 Group Tekni k Arsi tektur ISBN : 978-979-127255-0-6
TA1 3 - 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembagian Zona
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisi data yang ada, peneliti kemudian membagi wilayah penelitian
menjadi dua zona (Gambar 2) berdasarkan kesamaan karakteristik lingkungan, yaitu Zona I merupakan
kawasan permukiman, sedangkan Zona II merupakan Kawasan Produktif


Gambar 2. Peta Pembagian Zona


2. Tata guna Lahan

a. Peruntukan Lahan
Fungsi utama kawasan Desa Pajukkukang adalah sebagai kawasan permukiman, khususnya permukiman
nelayan. Fungsi ini kemudian mempengaruhi pertumbuhan bangunan lain disekitarnya. Awalnya rumah
penduduk tumbuh berkembang di sepanjang tepian sungai Pamelakkang Jene, setelah infrastruktur jalan mulai
memadai, rumah penduduk kemudian tumbuh mengikuti pola jalan yang ada. Meskipun fungsi utamanya
sebagai kawasaan permukiman, tetapi tata guna lahan yang mendominasi adalah ruang terbuka yang
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kegiatan pertanian dan empang sebagai sumber mata
pencaharian selain sebagai nelayan, serta sebagai hutan bakau.

Berdasarkan data hasil interprestasi foto udara (citra landsat) Desa Pajukkukang yang dikompilasi dari
KANWIL BPN Kabupaten Maros tahun 2009 menunjukkan bahwa penggunaan lahan di kasawan ini terdiri dari
lahan terbangun (urban area) sebesar 23,54 % dan lahan tidak terbangun sebesar 76,46 %.

b. Intensitas Pemanfaatan Lahan
Intensitas pemanfaatan lahan yang ada di Desa Pajukkukang meliputi KDB, KLB, KDH, Ketinggian
Bangunan, serta garis sempadan pantai dan sungai. Secara umum tata guna lahan di Desa Pajukkukang dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Kondisi Intensitas Pemanfaatan Lahan Desa Pajukkukang
ZONA Peruntukan Lahan Pemanfaatan Lahan
KDB KLB KDH Kepadatan
Bangunan
Garis Sempadan
Zona I Kawasan Permuki-man
Penduduk
Nilai KDB
Rata-Rata
sebesar 38%,

Nilai KLB
o.5,
Nilai KDH
rata-rata
sebesar
61.99%,
Nilai kepadatan
bangunan Zona I
adalah sebesar
52 rumah / Ha,
Garis sempadan pantai
adalah 500 meter dari
titik pasang tertinggi
Garis sempadan sungai
untuk bangunan yang ada
di Zona I antara 2 3
meter dari batas air
sungai
Zona II Lahan Kosong berupa
sawah dan empang
yang difungsikan
sebagai lahan produktif
Nilai KDB
Rata-Rata
sebesar
47.14%

Nilai KLB
0.5,
Nilai KDH
rata-rata Zona
II adalah
52.85%
Nilai
kepadatan
bangunan Zona
II adalah
sebesar 1
rumah / Ha
Bagunan yang ada di
Zona II di bangun
berjarak 300 meter dari
titik pasang tertinggi
Bangunan yang ada di
Zona II di bangun
berjarak 500 meter dari
batas air sunga


Bui ldi ng and Envi ronment Structuri ng Yusni Mustari , Suri ana La Tanrang & Li na Amali a Prati wi
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Tekni k Arsi tektur Volume 6: Desember 2012
TA1 3 - 4
3. Tata Bangunan

Konfigurasi persebaran rumah pada kelompok permukiman di Zona I berorientasi pada keberadaan sungai
Pamelakkang Jene, komposisi bangunan mengelompok dan berderet. Sedangkan Konfigurasi persebaran
rumah pada kelompok permukiman di Zona II berorientasi pada keberadaan empang/sawah, komposisi
bangunan menyebar. Garis Sempadan bangunan di Desa Pajukkukang berkisar antara 0.5 meter sampai dengan
2 meter dihitung dari AS jalan. Ketinggian bangunan yang ada baik di Zona I maupun di Zona II, baik rumah
Paggae yang biasanya terdiri dari dua lantai maupun rumah Jolloro yang konstruksinya berupa rumah panggung
yang umumnya berlantai satu, berkisar antara 67 meter. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tata
bangunan berikut:

Tabel 2. Kondisi Tata Bangunan Desa Pajukkukang
Zona
Pola
Bangunan
Orientasi Gambar Sketsa
Ketinggian
Bangunan
Keterangan
Zona I
Pola Linear
Menghadap
Sungai





Rumah Paggae
umumnya berlantai 2
dengan ketinggian
bangunan 7 meter
Rumah Jolloro
umumnya berlantai
1, konstruksi rumah
berupa rumah
panggung dengan
ketinggian 6 meter
Terbentuk karena pesisir pantai
difungsikan sebagai hutan bakau
sehingga sungai menjadi akses
penghubung utama ke laut
Pola Grid
(Pita)
Menghadap
Jalan







Terbentuk seiring dengan
keberadaan infrastruktur jalan
Pola
Terpusat
Menghadap
Rumah Induk


Terbentuk karena sistem
kekerabatan yang masih kental
sehingga umumnya rumah anak
akan mengelilingi rumah induk,
serta sistem sosial antara Paggae
dan Jolloronya untuk
memudahkan pembagian hasil
tangkapan
Zona II
Pola
Menyebar
Menghadap
empang
/sawah






Rumah yang ada di
Zona II merupakan
rumah panggung
dengan ketinggian
6 - 7 meter
Terbentuk karena keinginan
untuk dekat dengan sumber mata
pencaharian sebagai petani
tambak maupun petani sawah.


4. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Secara hirarki, jaringan jalan yang terdapat di Desa Pajukkukang adalah jalan lokal Primer yang lebarnya
antara 45 meter dengan kondisi baik dan memakai perkerasan beton, Jalan lingkungan yang lebarnya
bervariasi antara 34 meter dengan kondisi rusak dibeberapa ruas jalan, serta jalan setapak yang menjadi space
antara dua rumah dan dijadikan sebagai akses. Semua ruas jalan yang ada di Desa Pajukkukang tidak
dilengkapi dengan pedestrian dan sistem penerangan jalan.

Sirkulasi kendaraan umum hanya terjadi di ruas jalan local, sedangkan sirkulasi kendaraan pribadi terjadi di
semua ruas jalan local dan lingkungan. Sarana transit yang terdapat di Desa Pajukkukang terdiri atas sarana
transit untuk kendaraan laut yang terjadi di dermaga desa, sedangkan transit untuk kendaraan darat dilakukan di
pasar pajukkukang.

5. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang terbuka yang ada di Desa Pajukkukang terdiri atas ruang terbuka umum berupa lapangan,
hutan bakau serta pekuburan umum, ruang terbuka pribadi berupa pekarangan milik warga
masyarakat, serta area jalur hijau yang keberadaannya tidak merata pada tepian jalan. Besaran ruang
terbuka hijau yang ada di desa pajukkukang ini telah sesuai dengan besaran ideal ruang terbuka
hijau. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:






PROSI DI NG 201 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

Volume 6: Desember 2012 Group Tekni k Arsi tektur ISBN : 978-979-127255-0-6
TA1 3 - 5
Tabel 3. Kondisi Ruang Terbuka Desa Pajukkukang
Zona Jenis
Luas
(Ha)
Gambar Fungsi
Zona
I
Lapangan 2.44




Difungsikan sebagai sarana Olah Raga dan
lapangan serbaguna untuk acara-acara yang
membutuhkan ruang yang besar
Zona
II
Hutan Bakau 55,63




Tanaman bakau di tanam di sepanjang pesisir
pantai Desa Pajukkukang sebagai upaya
mitigasi bencana oleh masyarakat
Pekuburan
Umum
4,11




Pekuburan umum yang ada di Desa
Pajukkukang ini tidak hanya dimanfaatkan
oleh penduduk desa Pajukkukang, tetapi juga
oleh penduduk dari desa lain di sekitar Desa
Pajukkukang


6. Tata Kualitas Lingkungan

Komponen penataan kualitas lingkungan mencakup pengaturan elemen-elemen fisik bangunan dan lingkungan,
meliputi pertandaan (signage) atau papan informasi/reklame, perlengkapan jalan (street funiture), dan
komponen perancangan yang terpadu sehingga membentuk wajah jalan.

Pada lokasi penelitian Desa Pajukkukang tidak terdapat sistem penandaan, tidak terdapat papan reklame, tidak
terdapat elemen street furniture, serta elemen bangunan tidak membentuk karakter khusus pada wajah jalan.

7. Sistem sarana dan Utilitas Lingkungan

a. Sistem Sarana
Sarana yang terdapat di Desa Pajukkukang terdiri atas sarana pemerintahan dan pelayanan umum berupa
kantor desa, sarana kesehatan yang terdiri atas satu unit Puskesmas Pembantu dan 1 Posyandu, sarana
peribadatan yang terdiri atas 3 masjid berskala lingkungan, sarana pendidikan yang terdiri atas 1 unit Sekolah
Dasar, serta sarana perekonomian berupa pasar dan took-toko atau usaha lainnya.

b. Sistem Utilitas Lingkungan
Utilitas lingkungan yang ada di Desa Pajukkukang terdiri atas jaringan air bersih, jaringan drainase, serta
jaringan listrik dan telepon. Tidak terdapat jaringan air limbah, sistem persampahan yang memadai serta tidak
terdapat hidran kebakaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kondisi Sistem Sarana dan Utilitas Lingkungan Desa Pajukkukang
JENIS UTILITAS
LINGKUNGAN
LOKASI
T
E
R
S
E
D
I
A

T
I
D
A
K

T
E
R
S
E
D
I
A

KETERANGAN
Jaringan Air Bersih

Zona I
Sumber air bersih bersumber dari PDAM dan sumber mata air. Paggae
menggunakan sumber PDAM. Jolloro menggunakan sumber mata air untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih.
Zona II
Sumber air bersih bersumber dari sumber mata air yang digunakan oleh
penduduk untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
Jaringan Air Limbah
dan Air Kotor
Zona I Tidak tersedia sistem jaringan air limbah pada Zona I
Zona II Tidak tersedia sistem jaringan air limbah pada Zona II



Bui ldi ng and Envi ronment Structuri ng Yusni Mustari , Suri ana La Tanrang & Li na Amali a Prati wi
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Tekni k Arsi tektur Volume 6: Desember 2012
TA1 3 - 6
Tabel 4. Kondisi Sistem Sarana dan Utilitas Lingkungan Desa Pajukkukang (lanjutan)
JENIS UTILITAS
LINGKUNGAN
LOKASI
T
E
R
S
E
D
I
A

T
I
D
A
K

T
E
R
S
E
D
I
A

KETERANGAN
Jaringan Drainase
Zona I
Drainase yang ada terdiri atas drainase permanen dan drainase non permanen.
Drainase utama memanfaatkan keberadaan sungai Pamelakkang Jene,
sedangkan drainase non permanen memanfaatkan topografi tanah sebagai jalur
air
Zona II
Drainase yang ada hanya berupa saluran kanal yang difungsikan sebagai
drainase utama, sedangkan di kedua sisi jalan sama sekali tidak ditemukan
sistem drainase yang memadai
Sistem Persampahan
Zona I Produksi sampah dikelola sendiri oleh tiap rumah tangga. Umumnya
masyarakat menimbun, membakar atau membuang sampah pada lahan-lahan
kosong yang tidak dimanfaatkan warga. Hal ini disebabkan karena tidak
terdapat sarana pengelolaan sampah secara terpadu.

Zona II
Sistem Jaringan Listrik
Zona I Sistem jaringan listrik untuk di Desa Pajukkukang menggunakan sambungan
langsung dari PLN. Zona II
Sistem Jaringan
Telepon
Zona I Alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat adalah telepon seluler
(ponsel)

Zona II
Sistem Jaringan
Pengaman Kebakaran
Zona I
Pada kawasan Zona II tidak tersedia hidran kebakaran, atau sarana pencegahan
kebakaran lainnya.
Zona II


8. Konsep Arahan Pengembangan Kualitas Bangunan dan Lingkungan

Untuk meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan yang ad di Desa Pajukkukang, maka perlu upaya
peningkatan kualitas maupun kuantitas beberapa hal, antara lain:

a. Penetapan garis sempadan sungai yaitu 3 meter dari bibir sungai untuk kawasan permukiman yang telah
pemanen dan 15 meter untuk daerah peruntukan permukiman yang masih merupakan lahan kosong











b. Penetapan GSB yaitu dari ROW jalan









c. Renovasi pasar untuk dijadikan landmark kawasan
d. Renovasi dermaga untuk dijadikan pusat kegiatan kawasan




PROSI DI NG 201 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

Volume 6: Desember 2012 Group Tekni k Arsi tektur ISBN : 978-979-127255-0-6
TA1 3 - 7
e. Perbaikan ruas jalan








f. Penataan parkir pada kawasan perdagangan
g. Pengadaan shelter/halte pada kawasan permukiman







h. Pengadaan jalur pedestrian
i. Pengadaan area jalur hijau pada sisi kiri-kanan jalan







j. Pengadaan street furniture
k. Pengadaan sistem signage
l. Penataan wajah jalan sehingga menekankan karakter kawasan








m. Pengolahan mata air menjadi sumber air bersih














Bui ldi ng and Envi ronment Structuri ng Yusni Mustari , Suri ana La Tanrang & Li na Amali a Prati wi
Arsi tektur Elektro Geologi Mesi n Perkapalan Si pi l

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Tekni k Arsi tektur Volume 6: Desember 2012
TA1 3 - 8
n. Penataan sistem jaringan drainase dan IPAL rumah tangga











o. Perencanaan sistem persampahan secara terpadu
p. Pengadaan hidran kebakaran


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 1997. Kamus Tata Ruang.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 1987. Pedoman Pemugaran Lingkungan
Perumahan Desa.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, 2008. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah perkotaan.
Kuswartojo, Tjuk dkk. 2005. Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Bandung: ITB.
Lasido, Ismi Angraini. 2011. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Masale Kota Makassar.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Santi. 2006. Karakteristik Rumah di Pemukiman Nelayan Desa Lemo Bajo Kabupaten Konawe Sulawesi
Tenggara. Program Pascasarjana. Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin. Makassar
Syarif, Edward. 2006. Pola Spasial Pemukiman Padat Tepian Air Mariso. Program Pascasarjana. Fakultas
Teknik. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Surianti. 2011. Konsep Pengembangan Desa Lakkang Menjadi Desa Wisata di Kota Makassar. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Makassar: Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Usman, Fitria Dewi. 2008. Revitalisasi Obyek Wisata Pantai Barombong. Tugas Mata Kuliah Revitalisasi
Gedung dan Kawasan Pantai. Makassar: Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Hasanuddin.
Yunus, Hadi Sabari. 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Pustaka Belajar

You might also like