You are on page 1of 17

Identifikasi Risiko di Direktorat Jenderal Anggaran

Kharisma Baptiswan
Naranggi Pramuya Soko
Wahyu Hidayat
9B DIV Akuntansi Khusus, STAN, Tangerang Selatan
kharisma.baptiswan@gmail.com, pramudya.soko@gmail.com, wahhid.achm@gmail.com

1. Pendahuluan
Dalam mencapai tujuannya, sebuah organisasi menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian. Hal-hal
tersebut dapat mengganggu organisasi untuk berkembang dan beroperasi sebagaimana mestinya. Segala tantangan
dan ketidakastian tersebut sering disebut dengan risiko.
Organisasi harus dapat mengelola segala risiko yang mungkin muncul agar pencapaian tujuan dapat berlangsung
sesuai harapan. Manajemen risiko memiliki peranan penting dalam mengelola risiko organisasi. Manajemen risiko
adalah sebuah proses yang terdiri dari beberapa langkah. Langkah awal dari proses ini adalah identifikasi risiko.
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) yang merupakan bagian dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia
(Kemenkeu) juga tidak lepas dari segala risiko yang mungkin muncul dalam pencapaian tujuan organisasi. Segala
risiko yang ada harus diidentifikasi untuk mempermudah organisasi dalam menindaklanjuti masalah-masalah
kedepan dengan bijak.

2. Tujuan dan Metode Kajian
Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi risiko dalam DJA sebagai unit eselon 1 pada Kemenkeu. Identifikasi
dilakukan dengan cara menentukan dan menganalisis konteks dilanjutkan dengan mendaftar segala risiko yang
mungkin muncul dan penjelasannya. Tulisan ini tidak mengidentifikasi tingkat keterjadian dan dampak secara
komprehensif karena keterbatasan data dan kapasitas.

3. Landasan Teori
3.1. Pengertian Risiko
Risiko telah banyak didefinisikan dalam berbagai pengertian. Beberapa pengertian risiko antara lain:
Sumber Pengertian risiko Terjemahan
ISO Guide 73
ISO 31000
Effect of uncertainty on objectives.
Note that an effect may be positive,
negative, or a deviation from the
expected. Also, risk is often described
by an event, a change in circumstances
or aconsequence.
Efek ketidakpastian terhadap tujuan. Efek
dapat bersifat positif, negatif atau deviasi
harapan. Risiko sering digambarkan sebagai
sebuah peristiwa, perubahan kondisi atau
suatu konsekuensi.
Institute of RiskManagement
(IRM)
Risk is the combination of
theprobability of an event and
itsconsequences. Consequences can
range from positive tonegative.
Kombinasi peluang suatu peristiwa dan
konsekuensinya. Konsekuensi dapat positif
atau negatif.
Orange Book fromHM
Treasury
Uncertainty of outcome, within a range
of exposure, arising from a
combination of the impact and the
probability of potential events.
Ketidakpastian hasil, dalam lingkup paparan
(konteks), yang muncul dari kombinasi
dampak dan peluang atas peristiwa yang
potensial.
Institute of InternalAuditors The uncertainty of an event occurring
that could have an impact on the
achievement of the objectives. Risk is
measured in terms of consequences and
likelihood.
Ketidakpastian suatu peristiwa yang terjadi,
yang dapat memiliki dampak terhadap
pencapaian tujuan. Risiko diukur dalam
bentuk konsekuensi dan peluang
keterjadian.
Alternative Definition bythe
author (Paul Hopkin)
Event with the ability to impact, inhibit,
enhance or cause doubt about the
mission, strategy, projects, routine
operations, objectives, core processes,
key dependencies and /or the delivery
of stakeholder expectations.
Peristiwa yang mampu mempengaruhi,
menghambat, meningkatkan atau
menyebabkan keragu-raguan terkait misi,
strategi, proyek, rutinitas operasi, tujuan-
tujuan, proses utama, ketergantungan kunci
dan/atau pelaksanaan harapan pemangku
kepentingan.
Peraturan Menteri Keuangan
PMK 191/PMK.09/2008
tentang Penerapan Manajemen
Risiko di Lingkungan
Departemen Keuangan
Segala sesuatu yang berdampak negatif
terhadap pencapaian tujuan yang diukur
berdasarkan kemungkinan dan
dampaknya.
-
Sumber: Fundamentals of Risk Management (Hopkin, 2010) dan Kementerian Keuangan (2008)
Dari beberapa pengertian risiko tersebut, terdapat beberapa kemiripan dalam definisi risiko. Selain itu
pengertian risiko dalam Kementerian Keuangan memiliki kesamaan dengan pengertian risiko oleh Institute of
Internal Auditor (IIA). Dalam tulisan ini kami merujuk pengertian risiko sesuai ISO 31000 yang berorientasi pada
tujuan organisasi.
3.2. Manajemen Risiko
ISO 31000 memberikan definisi manajemen sebagai berikut: Coordinated activities to direct and control an
organization with regard to risk. Pengertian tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut : Aktifitas terkoordinasi
untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi terkait risiko.
Proses manajemen risiko adalah penerapan sistematis atas kebijakan manajemen, prosedur dan praktek terkait
aktifitas komunikasi, konsultasi, penetapan konteks, dan identifikasi, analisis, evaluasi, penanganan, pengawasan
dan peninjauan kembali risiko. Proses manajemen risiko dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: rekonstruksi dari ISO 31000 (2009)
3.3. Direktorat Jenderal Anggaran
Dalam situs resmi Kemenkeu dijelaskan bahwa Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat
Jenderal Anggaran adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan.
Sentra dari peran Direktorat Jenderal Anggaran tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kebijakan di bidang fiskal diarahkan pada
keseimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan fiskal
melalui pengingkatan penerimaan negara dan efisiensi belanja negara, serta dengan tetap mengupayakan penurunan
defisit anggaran.
DJA sebagai organisasi Kemenkeu juga diwajibkan menyusun rencana kerja tahunan yang menyajikan sasaran
prioritas tahunan secara jelas. Oleh karena itu, kami akan melakukan identifikasi risiko berdasarkan tugas pokok
dan fungsi Direktorat Jenderal Anggaran yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010, serta
berdasarkan Rencana Kerja DJA TA 2014 yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor
KEP-64/AG/2012 tentang Rencana Kerja Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2014. Adapun digunakannya
Rencana Kerja DJA pada satu tahun anggaran saja tidak menyebabkan analisis menjadi tidak bernilai karena pada
umumnya rencana kerja tahunan sektor publik tidak mengalami perubahan signifikan setiap tahunnya. Perubahan
sering terjadi hanya pada tingkatan inisiatif strategis.



PENETAPAN KONTEKS UNTUK PROSES
IDENTIFIKASI RISIKO
ANALISIS RISIKO
EVALUASI RISIKO
PENANGANAN RISIKO
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI MONITORING DAN REVIU
A
S
S
E
S
S
M
E
N
T

R
I S
I
K
O
4. Pembahasan
DJA berdasarkan Perpres Nomor 24 Tahun 2010 dan PMK Nomor 184/PMK.01/2010 terdiri dari unit eselon II
sebagai berikut:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Direktorat Anggaran I;
4. Direktorat Anggaran II;
5. Direktorat Anggaran III;
6. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak;
7. Direktorat Sistem Penganggaran;
8. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran
Adapun masing-masing eselon tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut ini.

Direktorat Jenderal Anggaran
1. perumusan kebijakan teknis Departemen Keuangan di bidang penganggaran;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran;
3. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang penganggaran;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran;
5. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.

Sekretariat Direktorat Jenderal
1. pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan direktorat jenderal;
2. koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan kinerja direktorat jenderal;
3. koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan
masyarakat;
4. koordinasi dan penyajian informasi penganggaran direktorat jenderal;
5. pembinaan jabatan fungsional direktorat jenderal;
6. pengelolaan urusan tata usaha, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, rumah tangga, dan perlengkapan direktorat
jenderal.

Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
1. penyusunan outline Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
2. penyusunan time frame (siklus dan jadwal) dan mekanisme penyusunan dan pembahasan Nota Keuangan dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Laporan Semester I pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan;
3. penyusunan analisis perkembangan dan prospek perekonomian dalam negeri dan internasional, analisis asumsi
dasar dan kerangka ekonomi makro, analisis dampak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terhadap
perekonomian, serta analisis sensitivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akibat perubahan indikator
ekonomi makro dan langkah-langkah kebijakan fiskal;
4. penyusunan analisis kebijakan serta perkembangan realisasi dan sasaran pendapatan negara jangka pendek dan
jangka menengah;
5. penyusunan proyeksi, analisis kebijakan serta evaluasi pelaksanaan anggaran belanja negara jangka pendek dan
jangka menengah;
6. penyusunan proyeksi, analisis kebijakan serta evaluasi pembiayaan anggaran jangka pendek dan jangka
menengah, serta penyusunan analisis dan konsolidasi perhitungan risiko fiskal;
7. pengelolaan data ekonomi makro dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. pengembangan model perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan proyeksi ekonomi makro;
9. monitoring dan evaluasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta perkembangan ekonomi
makro;
10. konsolidasi data di bidang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
11. penyusunan dan pelaporan statistik keuangan pemerintah;
12. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Anggaran I
1. penyiapan perumusan kebijakan alokasi dan evaluasi pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Public
Service Obligation (PSO), subsidi, Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum;
2. penelaahan dan bimbingan teknis standar biaya khusus Kementerian Negara/Lembaga;
3. penelaahan dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
4. koordinasi penyusunan Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
5. koordinasi dan fasilitasi penyelesaian penyusunan serta revisi Rincian Anggaran Belanja/Satuan Anggaran Per
Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga;
6. fasilitasi persetujuan kontrak jangka panjang (multi years) Kementerian Negara/Lembaga;
7. monitoring dan evaluasi realisasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
8. pengolahan dan pelaporan data serta informasi penganggaran Kementerian Negara/Lembaga;
9. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Anggaran II
1. penyiapan perumusan kebijakan alokasi dan evaluasi pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Public
Service Obligation (PSO), subsidi, Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum;
2. penelaahan dan bimbingan teknis standar biaya khusus Kementerian Negara/Lembaga;
3. penelaahan dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
4. koordinasi penyusunan Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
5. koordinasi dan fasilitasi penyelesaian penyusunan serta revisi Rincian Anggaran Belanja/Satuan Anggaran Per
Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga;
6. fasilitasi persetujuan kontrak jangka panjang (multi-years) Kementerian Negara/Lembaga;
7. monitoring dan evaluasi realisasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
8. pengolahan dan pelaporan data serta informasi penganggaran Kementerian Negara/Lembaga;
9. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Anggaran III
1. penyiapan perumusan kebijakan alokasi dan evaluasi pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Public
Service Obligation (PSO), subsidi, Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum, dan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
2. penelaahan dan bimbingan teknis standar biaya khusus Kementerian Negara/Lembaga, dan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
3. penelaahan dan bimbingan teknis penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
serta Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan;
4. koordinasi penyusunan Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, serta Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
5. koordinasi dan fasilitasi penyelesaian penyusunan serta revisi Rincian Anggaran Belanja/Satuan Anggaran Per
Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga, dan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan;
6. fasilitasi persetujuan kontrak jangka panjang (multi-years) Kementerian Negara/Lembaga, dan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
7. monitoring dan evaluasi realisasi anggaran Kementerian Negara/Lembaga, serta Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
8. pengolahan dan pelaporan data serta informasi penganggaran Kementerian Negara/Lembaga, serta Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
9. penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan;
10. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak
1. penyusunan rumusan norma, pedoman, dan peraturan di bidang PNBP serta subsidi yang ditugaskan pada
direktorat;
2. penyusunan rencana dan realisasi penerimaan di bidang PNBP dan subsidi yang ditugaskan pada direktorat;
3. penelaahan dan penyusunan pagu dan realisasi penggunaan di bidang PNBP;
4. pelaksanaan penagihan dan atau pemungutan di bidang PNBP;
5. penatausahaan di bidang PNBP dan subsidi yang ditugaskan pada direktorat;
6. pemrosesan usulan penyelesaian kewajiban Pemerintah di bidang PNBP dan subsidi yang ditugaskan pada
direktorat;
7. monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang PNBP serta subsidi yang ditugaskan pada direktorat;
8. koordinasi dan dukungan teknis penyusunan laporan di bidang PNBP dan subsidi yang ditugaskan pada
direktorat;
9. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Sistem Penganggaran
1. penyiapan perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur sistem penganggaran;
2. pengkajian, pengembangan, serta monitoring dan evaluasi penerapan sistem penganggaran;
3. penyiapan perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur penyusunan dan evaluasi standar biaya
khusus;
4. penyusunan, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan standar biaya umum;
5. pengkajian, perumusan, harmonisasi kebijakan dan peraturan di bidang penganggaran;
6. pengkajian, perumusan, pembangunan, pengembangan, dan evaluasi penerapan sistem informasi penganggaran
serta dukungan teknis teknologi informasi;
7. pengkajian, perumusan, pembangunan, pengembangan, dan evaluasi basis data;
8. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

DJA dalam Rencana Kerja Tahun Anggaran 2014 memiliki 6 area yang menjadi sasaran strategis organisasi.
Keenam area tersebut yaitu: proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), reformasi
penganggaran, pengelolaan PNBP dan subsidi, pengelolaan anggaran belanja Pemerintah Pusat, penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain, dan dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya DJA.

4.1. Analisis Risiko DJA
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing eselon di dalam organisasi DJA, dapat diidentifikasi risiko
sebagai berikut.
Unit Eselon 1/2 Tugas dan Fungsi Risiko yang Dihadapi
Jenis
Risiko
Direktorat Jenderal
Anggaran
1. perumusan kebijakan teknis
Departemen Keuangan di bidang
penganggaran;
Perumusan kebijakan
penganggaran yang tidak tepat,
ketidakselarasan produk hukum
yang dikeluarkan oleh DJA yang
terkait dengan anggaran,
remunerasi, dan jaminan sosial
dengan aturan-aturan
pengelolaan keuangan negara.
Risiko
murni
2. pelaksanaan kebijakan di bidang
penganggaran;
Pelaksanaan kebijakan
penganggaran yang tidak
berhasil
Risiko
murni
3. perumusan standar, norma,
pedoman, kriteria, dan prosedur di
bidang penganggaran;
Perumusan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur yang tidak
aplikatif
Risiko
murni
4. pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang penganggaran;
Transfer of knowledge tidak
berhasil, atau terjadi
miskomunikasi dalam
pemberian bimbingan
tenaga di bidang penganggaran
pada objek bimbingan tidak
kompeten,
Risiko
murni
proses penganggaran yang tidak
berkualitas
5. pelaksanaan administrasi
direktorat jenderal.
Administrasi yang buruk,
Ketidaksesuaian perencanaan
strategis dan operasional
direktorat jenderal,
kepuasan pegawai rendah,
kepuasan stakeholder rendah
Risiko
murni
Sekretariat Direktorat
Jenderal
1. pengelolaan urusan organisasi dan
ketatalaksanaan, kepegawaian,
keuangan direktorat jenderal;
Administrasi keuangan yang
buruk, manajemen SDM yang
buruk,
kepuasan pegawai rendah
sebaran pegawai tidak merata
dan tidak sesuai dengan
kompetensinya
Risiko
murni
2. koordinasi penyusunan rencana
kerja, rencana strategik, dan
laporan kinerja direktorat jenderal;
Keterlambatan penyusunan rencana
kerja, rencana stratejik, dan laporan
kinerja
Risiko
murni
3. koordinasi dan pemantauan tindak
lanjut hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional dan
pengawasan masyarakat;
Hasil pemeriksaan yang tidak
ditindaklanjuti
Risiko
murni
4. koordinasi dan penyajian
informasi penganggaran direktorat
jenderal;
Informasi yang disajikan tidak akurat Risiko
murni
5. pembinaan jabatan fungsional
direktorat jenderal;
Profesionalisme pejabat fungsional
yang rendah
Risiko
murni
6. pengelolaan urusan tata usaha,
kearsipan, dokumentasi,
kepustakaan, rumah tangga, dan
perlengkapan direktorat jenderal.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi tersendat
Risiko
murni
Direktorat
Penyusunan
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Negara
1. penyusunan outline Nota
Keuangan dan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
Keterlambatan penyusunan serta
outline yang tidak sesuai dengan
kebijakan penganggaran
Risiko
murni
2. penyusunan time frame (siklus dan
jadwal) dan mekanisme
penyusunan dan pembahasan Nota
Pelaksanaan kegiatan tidak
mentaati time frame yang telah
Risiko
murni
Keuangan dan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Laporan Semester I
pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, serta
Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan;
ditetapkan,
Keterlambatan penyusunan Nota
Keuangan, RAPBN, Laporan
Semester 1 pelaksanaan APBN,
dan RAPBN
Risiko politik
Miskomunikasi antar
stakeholder
3. penyusunan analisis
perkembangan dan prospek
perekonomian dalam negeri dan
internasional, analisis asumsi dasar
dan kerangka ekonomi makro,
analisis dampak Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
terhadap perekonomian, serta
analisis sensitivitas Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
akibat perubahan indikator
ekonomi makro dan langkah-
langkah kebijakan fiskal;
Kekeliruan dalam melakukan analisis
sehingga berakibat dalam
pengambilan kebijakan yang tidak
tepat
Risiko
murni
4. penyusunan analisis kebijakan
serta perkembangan realisasi dan
sasaran pendapatan negara jangka
pendek dan jangka menengah;
Sasaran pendapatan negara jangka
pendek dan jangka menengah tidak
tercapai
Risiko
murni
5. penyusunan proyeksi, analisis
kebijakan serta evaluasi
pelaksanaan anggaran belanja
negara jangka pendek dan jangka
menengah;
Proyeksi anggaran belanja negara
jangka pendek dan menengah tidak
akurat
Risiko
murni
6. penyusunan proyeksi, analisis
kebijakan serta evaluasi
pembiayaan anggaran jangka
pendek dan jangka menengah,
serta penyusunan analisis dan
konsolidasi perhitungan risiko
fiskal;
Proyeksi pembiayaan anggaran
jangka pendek dan jangka
menengah tidak akurat,
Kesalahan model logis dalam
melakukan analisis sensitifitas
Risiko
murni
7. pengelolaan data ekonomi makro Kesalahan dalam penyajian Risiko
dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
informasi ekonomi makro dan APBN murni
8. pengembangan model perencanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan proyeksi ekonomi
makro;
Kesalahan dalam penyajian
informasi ekonomi makro dan APBN
Risiko
murni
9. monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara serta
perkembangan ekonomi makro;
Penyimpangan dalam
pelaksanaan APBN
Tidak optimalnya fungsi monev
di bidang penganggaran
Risiko
murni
10. konsolidasi data di bidang
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
Kesalahan dalam penyajian
informasi APBN
Risiko
murni
11. penyusunan dan pelaporan statistik
keuangan pemerintah;
Kesalahan dalam penyajian
informasi keuangan pemerintah
Risiko
murni
12. pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi tersendat
Risiko
murni
Direktorat Anggaran
I, II, dan III
1. penyiapan perumusan kebijakan
alokasi dan evaluasi pagu
anggaran Kementerian
Negara/Lembaga, Public Service
Obligation (PSO), subsidi,
Rencana Bisnis dan Anggaran
Badan Layanan Umum, dan
Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
Keterlambatan penyusunan
perumusan kebijakan alokasi
dan evaluasi pagu anggaran
Kementerian Negara/Lembaga,
Public Service Obligation
(PSO), subsidi, Rencana Bisnis
dan Anggaran Badan Layanan
Umum;
Jebolnya anggaran
Risiko
murni
2. penelaahan dan bimbingan teknis
standar biaya khusus Kementerian
Negara/Lembaga, dan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
Penyimpangan dalam standar biaya
khusus Kementrian Negara/Lembaga
Risiko
murni
3. penelaahan dan bimbingan teknis
penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga, serta Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
Risiko tidak tercapainya
efektifitas program, kegiatan
atau kebijakan;
Penyimpangan dalam
penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian
Risiko
murni
Negara/Lembaga;
4. koordinasi penyusunan Himpunan
Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga,
serta Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
Keterlambatan penyusunan RKAKL Risiko
murni
5. koordinasi dan fasilitasi
penyelesaian penyusunan serta
revisi Rincian Anggaran
Belanja/Satuan Anggaran Per
Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga, dan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
Keterlambatan penyusunan RKAKL Risiko
murni
6. fasilitasi persetujuan kontrak
jangka panjang (multi-years)
Kementerian Negara/Lembaga,
dan Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
Penyimpangan pelaksanaan
kontrak jangka panjang
Kementrian Negara/Lembaga;
Risiko tuntutan hukum
Risiko
murni
7. monitoring dan evaluasi realisasi
anggaran Kementerian
Negara/Lembaga, serta Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan;
Risiko tuntutan hukum;
Penyimpangan dalam
pelaksanaan anggaran
Kementerian Negara/Lembaga
Risiko
murni
8. pengolahan dan pelaporan data
serta informasi penganggaran
Kementerian Negara/Lembaga,
serta Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
Kesalahan dalam penyajian
informasi penganggaran Kementrian
Negara/Lembaga
Risiko
murni
9. penyusunan dan penyampaian
laporan keuangan Bagian
Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan;
Keterlambatan penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan
Bagian Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan
Penyusunan laporan yang tidak
efektif dan menghambat
pelaksanaan tugas utama
Risiko
murni
10. pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi tersendat
Risiko
murni
Direktorat 1. penyusunan rumusan norma, Teknis pelaksanaan PNBP yang tidak Risiko
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
pedoman, dan peraturan di bidang
PNBP serta subsidi yang
ditugaskan pada direktorat;
efisien (tidak seimbangnya target
lifting dan cost recovery)
murni
2. penyusunan rencana dan realisasi
penerimaan di bidang PNBP dan
subsidi yang ditugaskan pada
direktorat;
Target penerimaan PNBP tidak
tercapai
Rencana penerimaan PNBP
belum mencerminkan kondisi
real di lapangan
Risiko
murni
3. penelaahan dan penyusunan pagu
dan realisasi penggunaan di bidang
PNBP;
Penyimpangan penggunaan di bidang
PNBP
Risiko
murni
4. pelaksanaan penagihan dan atau
pemungutan di bidang PNBP;
Target penerimaan PNBP tidak
tercapai
Tidak optimalnya tindakan
penagihan
Risiko
murni
5. penatausahaan di bidang PNBP
dan subsidi yang ditugaskan pada
direktorat;
Penyimpangan di bidang PNBP dan
subsidi
Risiko
murni
6. pemrosesan usulan penyelesaian
kewajiban Pemerintah di bidang
PNBP dan subsidi yang ditugaskan
pada direktorat;
Keterlambatan penyelesaian
kewajiban Pemerintah di bidang
PNBP dan subsidi yang ditugaskan
pada direktorat
Risiko
murni
7. monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan di bidang
PNBP serta subsidi yang
ditugaskan pada direktorat;
Penyimpangan di bidang PNBP dan
subsidi
Risiko
murni
8. koordinasi dan dukungan teknis
penyusunan laporan di bidang
PNBP dan subsidi yang ditugaskan
pada direktorat;
Keterlambatan penyusunan
laporan di bidang PNBP dan
subsidi yang ditugaskan pada
direktorat
Penyusunan laporan yang tidak
efektif dan menghambat
pelaksanaan tugas utama
Risiko
murni
9. pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi tersendat
Risiko
murni
Direktorat Sistem 1. penyiapan perumusan standar, Keterlambatan perumusan standar, Risiko
Penganggaran norma, pedoman, kriteria dan
prosedur sistem penganggaran;
norma, pedoman, kriteria dan
prosedur sistem penganggaran;
murni
2. pengkajian, pengembangan, serta
monitoring dan evaluasi penerapan
sistem penganggaran;
Sistem penganggaran yang tidak
efektif,
Penyimpangan dalam
penganggaran
Risiko
murni
3. penyiapan perumusan standar,
norma, pedoman, kriteria dan
prosedur penyusunan dan evaluasi
standar biaya khusus;
Keterlambatan perumusan standar,
norma, pedoman, kriteria dan
prosedur penyusunan dan evaluasi
standar biaya khusus;
Risiko
murni
4. penyusunan, pemberian bimbingan
teknis, dan evaluasi penerapan
standar biaya umum;
Penyimpangan dan kesalahan dalam
penerapan standar biaya umum
Risiko
murni
5. pengkajian, perumusan,
harmonisasi kebijakan dan
peraturan di bidang penganggaran;
Penerapan kebijakan dan
peraturan di bidang
penganggaran tidak responsif,
Peraturan yang cacat hukum
Risiko
murni
6. pengkajian, perumusan,
pembangunan, pengembangan, dan
evaluasi penerapan sistem
informasi penganggaran serta
dukungan teknis teknologi
informasi;
Sistem informasi penganggaran
yang tidak aplikatif,
Kegagalan sistem informasi
penganggaran mengakomodir
kebijakan baru dalam sistem
penganggaran,
Kurangnya SDM yang kompeten
dalam menjalankan SI
penganggaran
Penyusunan sistem perencanaan
dan pengendalian APBN yang
tidak tepat waktu
Risiko
spekulatif
7. pengkajian, perumusan,
pembangunan, pengembangan, dan
evaluasi basis data;
Basis data tidak andal,
Serangan terhadap basis data,
Basis data tidak selesai tepat
waktu
Risiko
spekulatif
8. pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi tersendat
Risiko
murni


4.2. Risiko - Risiko Utama
Berdasarkan analisis pada poin 4.1., kami merangkum serta melakukan pemeringkatan risiko berdasarkan
besarnya dampak yang ditimbulkan dan mengelompokkannya ke dalam 6 sasaran strategis organisasi. Risiko-risiko
inilah yang menurut kami merupakan risiko-risiko utama DJA yang perlu dikelola dengan baik.
4.2.1. Proses Penyusunan APBN
Area ini dilaksanakan oleh Direktorat Penyusunan APBN sebagai pendukung strategi dalam rangka menyusun
APBN yang berkualitas dan penyelesaian dokumen APBN secara efektif. Risiko yang ada antara lain:
a. Risiko politik berkaitan dengan perubahan kebijakan APBN yang mengikutinya.
Mengingat penyusunan APBN yang merupakan negosiasi antara pihak eksekutif dan legislatif maka lobi-lobi
politik sangat mempengaruhi penyusunan APBN.
b. Penyusunan APBN yang tidak tepat waktu.
Jangka waktu penyusunan APBN yang sangat padat rentan terhadap keterlambatan yang akan mengurangi
kualitas dokumen. Risiko ini juga berkaitan erat dengan risiko penyusunan komponen laporan lainnya dalam
APBN, seperti RKAKL.
c. Kesalahan dalam penyajian informasi ekonomi makro.
Kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil akan menimbulkan ketidakpastian asumsi makro.
d. Kesalahan pengambilan data makro yang mengakibatkan asumsi makro yang tidak akurat.
Pengambilan data makroekonomi dapat menemui kendala dalam jika reliabilitas dan verifikasi tidak dapat
dilakukan.
e. Kesalahan model logis dalam melakukan analisis sensitivitas.
Formula proyeksi biasanya tidak memperhatikan kondisi realitas di lapangan sehingga perubahan dan
penyesuaian perlu dilakukan. Namun proses penyesuaian ini rentan terhadap subjektifitas dan error.
f. Kegagalan komunikasi dengan stakeholder.
Perencanaan anggaran melibatkan puluhan kementerian yang memiliki jaringan dan model komunikasi yang
bervariasi sehingga menyebabkan risiko miskomunikasi.
g. Kegagalan sistem informasi yang memberikan fungsi evaluasi terhadap realisasi.
Penyusunan dan pemeliharaan sistem informasi bukan merupakan fungsi bisnis utama DJA.
4.2.2. Reformasi Penganggaran dan Harmonisasi Peraturan Penganggaran
Area ini dilaksanakan oleh Direktorat Sistem Penganggaran dan Direktorat Harmonisasi Peraturan
Penganggaran.Risiko-risiko yang ada antara lain:
a. Penyusunan Sistem Perencanaan dan Pengendalian APBN yang tidak tepat waktu.
Penyusunan dan pemeliharaan sistem informasi bukan merupakan fungsi bisnis utama DJA.
b. Penyusunan peraturan yang cacat hukum, tidak harmonis dan tidak tepat waktu.
Pemerintahan dan transaksi ekonomi sektor publik yang semakin kompleks rentan terhadap ketiadaan peraturan
hukum yang sempurna.
c. Miskomunikasi dalam sosialisasi peraturan.
Tidak semua kementerian memiliki sumber daya dan kapasitas pengetahuan dan kemampuan penganggaran
yang sama.
d. Penyusunan kajian, standar, basis/bank data, sistem informasi terkait yang tidak selesai tepat waktu.
Penyusunan sistem informasi dan hal-hal terkait bukan merupakan area profesi DJA.
e. Kegagalan sistem informasi dan basis data.
Penyusunan sistem informasi dan hal-hal terkait bukan merupakan area profesi DJA.
f. Serangan jaringan dan basis data.
Kemajuan teknologi saat ini juga berdampak pada keamanan jaringan dan basis data.
4.2.3. Pengelolaan PNBP dan Subsidi
Area ini dilaksanakan oleh Direktorat PNBP dan masuk kedalam fokus prioritas bidangdalam RPJMN 2010-
2014 yaitu peningkatan dan optimalisasi penerimaan negara, serta sebagai pendukung strategi dalam rangka
meningkatkan kepuasan stakeholder DJA melalui peningkatan edukasi stakeholders DJA, mengoptimalkan PNBP,
dan penyelesaian dokumen APBN secaraefektif.Risiko-risiko yang ada antara lain:
a. Tidak seimbangnya target lifting dan cost of recovery.
Penentuan target lifting yang overestimate atau underestimate.
b. Penyalahgunaan PNBP.
Risiko PNBP yang belum memiliki dasar hukum terkait pelaksanaan, penagihan dan penggunaannya.
c. Penggunaan subsidi yang melampaui kuota subsidi.
Risiko ini berulang setiap tahun dan belum ada upaya khusus dalam mengurangi dampaknya terhadap postur
APBN.
4.2.4. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (Direktorat Anggaran I, II, III)
Area ini dilaksanakan oleh Direktorat Anggaran I, Anggaran II, dan Anggaran III sebagai pendukung strategi
dalam rangka meningkatkan kepuasan stakeholder DJA melalui peningkatan edukasi stakeholders DJA,
penyelesaian dokumen APBN secara efektif, dan menyelesaikan SAPSKsecara efektif dan efisien.Risiko-risiko
yang ada antara lain:
a. Jebolnya anggaran.
Banyak pemimpin kementerian/lembaga serta satuan kerja yang tidak memiliki kemampuan manajemen
keuangan yang baik, sehingga timbul risiko kewajiban yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh anggraan yang
tersedia.
b. Risiko manajemen yang buruk.
Kapasitas sumber daya manusia yang terbatas menyebabkan pengelolaan keuangan yang buruk. Selain itu,
banyak tugas-tugas di sektor publik yang tidak fokus dan berulang (redundant) sehingga memperburuk
efisiensi anggaran.
c. Risiko tuntutan hukum.
Secara tren, banyak pemimpin sektor publik yang dituntut secara hukum karena pengelolaan anggaran.
Sosialisasi dan bimbingan teknis penggunaan anggaran perlu ditingkatkan.
d. Risiko tidak tercapainya efektifitas program, kegiatan atau kebijakan.
Pencairan anggaran yang sangat rumit dan dilakukan melalui tradisi birokratis yang panjang menyebabkan
tujuan organisasi di lapangan sulit terwujud dengan baik.
e. Risiko penyimpangan dalam pelaksanaan kontrak multi tahun.
Kontrak multi tahun (multi years) seringkali mengandung muatan-muatan politis dan rentan terjadi
penyelewengan.
4.2.5. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain
Area ini dilaksanakan oleh Direktorat Anggaran III dan masuk sebagai fokus prioritasnasional dalam RPJMN
2010-2014. Kegiatan ini sebagai pendukung atas strategi dalam rangka meningkatkankepuasan stakeholder DJA
melalui peningkatan edukasi stakeholders DJA dan penyelesaiandokumen APBN secara efektif. Risiko-risiko yang
ada antara lain:
a. Risiko keterlambatan laporan.
Mengingat penyusunan laporan menunggu data-data dari kementerian/lembaga, maka proses ini menjadi rentan
akan keterlambatan.
b. Risiko laporan yang tersampaikan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Akses terhadap informasi SAP antar organisasi sangat bervariasi selain itu kapasitas SDM juga terbatas.
4.2.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJA
Area ini dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal sebagai pendukung strategi dalam rangka membentuk
SDM yang berintegritas dan memiliki daya kompetitif yang tinggi, mengembangkan organisasi yang handal dan
modern, dan mengelola anggaran secaraoptimal. Risiko-risiko yang ada antara lain:
a. Risiko penurunan tingkat kepuasan pegawai.
Beban kerja yang semakin kompleks dan berat serta tidak diimbangi dengan reward yang sepadan akan
menyebabkan turunnya tingkat kepuasan pegawai yang berujung pada ikut menurunnya kinerja pegawai.
b. Risiko bottleneck dalam penyelesaian sasaran DJA.
Tugas rutin dan ad hoc DJA tidak diimbangi dengan kapasitas infrastruktur dan pegawai yang memadai
sehingga akan menyebabkan risiko terhambatnya kinerja organisasi dan berimbas kepada turunnya kepuasan
pengguna layanan DJA.
c. Risiko ketidaksesuaian perencanaan strategis dan perencanaan operasional.
Sektor publik di Indonesia pada umumnya minim kompetensi dalam hal melakukan perencanaan strategis.
5. Simpulan
DJA merupakan organisasi yang memiliki peranan penting dalam realisasi kinerja pemerintah. Perencanaan dan
alokasi anggaran adalah fungsi yang rentan terhadap keberhasilan pembangunan negara. DJA saat ini memiliki
paparan risiko organisasi yang cukup tinggi dilihat dari daftar risiko yang telah diidentifikasi. Sumber risiko dalam
DJA cukup kompleks dan jumlah sumber risiko juga cukup seimbang antara risiko internal maupun eksternal. Daftar
risiko tersebut harus segera dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui peluang keterjadian dan konsekuensi yang
mungkin terjadi pada tujuan organisasi DJA maupun Kemenkeu secara utuh.
6. Referensi
Peraturan Menteri Keuangan PMK 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Departemen Keuangan.
Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor KEP-64/AG/2012 tentang Rencana Kerja Direktorat Jenderal
Anggaran Tahun 2014.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
Direktorat Jenderal Anggaran
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Ghalia Indonesia : Bogor.
Collier, Paul. M. 2009. Fundamentals of Risk Management for Accountants and Managers. Elsvier Ltd. : UK.
Hopkin, Paul. 2010. Fundamentals of Risk Management. Kogan Page Ltd. : The Institute of Risk Management.
ISO. 2009. ISO 31000 : Risk management - Principles and guidelines. International Organization for Standardization.
Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Risk_management. Diakses 11 Mei 2014.
Direktorat Jenderal Anggaran. http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/edef-profil-struktur-list.asp. Diakses 11 Mei
2014.

You might also like