You are on page 1of 8

2.2.

1 Pendahuluan
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran
nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya di dapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit
dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang
anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi
kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka
kematian anak.
Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab
non infeksi yang perlu dipertimbangkan. ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi
primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.
2.2.2 Definisi
ronkopneumonia atau disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru
yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang
sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. ronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru
yang melibatkan bronkus ! bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy
distribution).
2.2.3 Epidemiologi
"nsiden penyakit ini pada negara berkembang hampir #$% pada anak-anak di bawah umur &
tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di 'merika pneumonia menunjukkan angka
(#% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun. Kebanyakan kasus pneumonia
disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
dipertimbangkan. ronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai
keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya
kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena pneumonia. Di
"ndonesia menurut )urvei Kesehatan *umah +angga tahun 2$$( kematian balita akibat pneumonia &
per ($$$ balita per tahun. "ni berarti bahwa pneumonia menyebabkan kematian lebih dari ($$.$$$
balita setiap tahun, atau hampir #$$ balita setiap hari, atau ( balita setiap & menit
2.2.4 Etiologi
ronkopneumonia terjadi secara umum dapat disebabkan oleh faktor infeksi dan noninfeksi.
,aktor "nfeksi
- Pada neonatus - )treptokokus grup , *espiratory )incytial .irus /*).0.
- Pada bayi -
.irus - Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV, Cytomegalovirus.
1rganisme atipikal - Chlamidia trachomatis, neumocytis.
akteri - Strepto!o!us pneumoni, "aemofilus influenza, #ycobacterium tuberculosa, $. pertusis.
- Pada anak-anak -
.irus - arainfluensa, %nfluensa Virus, Adenovirus, RS
1rganisme atipikal - #ycoplasma pneumonia
akteri - neumo!o!us, #ycoba!terium tuberculosa.
- Pada anak besar 2 dewasa muda -
1rganisme atipikal - #ycoplasma pneumonia, C. trachomatis
akteri - neumo!o!us, $. ertusis, #. tuberculosis.
3 ,aktor 4on "nfeksi.
+erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi -
- ronkopneumonia hidrokarbon -
+erjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung / 5at hidrokarbon
seperti pelitur, minyak tanah dan bensin0.
3 ronkopneumonia lipoid -
+erjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli
petroleum. )etiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoski5is,pemberian
makanan dengan posisi hori5ontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada
anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi.
6enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya
seperti susu dan minyak ikan .
)elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya ronkopneumonia.
7enurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat seperti '"D) dan respon imunitas
yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.

2.2.5 Klasifikasi
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan pada umumnya
pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. eberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian
pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan.
Klasifikasinya -
'natomis
Pneumonialobaris
yaitu radang paru yang mengenai satu atau lebih dari satu lobus.
Pneumonialobularis /bronkopneumonia0
yaitu radang yang mengenai lobules-lobulus dan tersebar di dalam paru.
Pneumonia interstisialis /bronkiolitis0
yaitu radang yang mengenai jaringan interstisial paru dan bronchitis.
8tiologi
- akteri - Pneumococcus pneumonia, )treptococcus pneumonia, )taphylococcus pneumonia,
9aemofilus influen5ae.
- .irus - *espiratory )ynctitial virus, Parainfluen5ae virus, 'denovirus
- 6amur - :andida, 'spergillus, 7ucor, 9istoplasmosis, :occidiomycosis, lastomycosis,
:ryptoccosis.
- :orpus alienum
- 'spirasi - 7akanan, kerosene /ben5ene,minyak tanah0 cairan amnion, benda asing
- Pneumoniahipostatik
- )indroma loeffler
2.2.6 Patogenesis
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini
disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. +erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
berakibat timbulnya infeksi penyakit. 7asuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru
dapat melalui berbagai cara, antara lain -
"nhalasi langsung dari udara
'spirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
Penyebaran secara hematogen
7ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi yang
terdiri dari -
)usunan anatomis rongga hidung
6aringan limfoid di nasofaring
ulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang
dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
*efleks batuk.
*efleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
Drainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
,agositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama dari "g '.
)ekresi en5im 2 en5im dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai
antimikroba yang non spesifik.
ila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke
alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya.
)etelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi
empat stadium, yaitu -
(. )tadium " /; 2 (2 jam pertama!kongesti0
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru
yang terinfeksi. 9al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat
infeksi. 9iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. 7ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan
prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen.
Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler
paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. 9al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma
ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.
Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh
oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
(. )tadium "" /;< jam berikutnya0
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin
yang dihasilkan oleh penjamu /host0 sebagai bagian dari reaksi peradangan. =obus yang terkena
menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru
menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat
minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama
;< jam.
(. )tadium """ /# 2 < hari0
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi
fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
(. )tadium ". /> 2 (( hari0
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel
fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
2.2.7 Diagnosis
Gambaan Klinis
ronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari.
)uhu dapat naik secara mendadak sampai #?-;$
$
: dan mungkin disertai kejang karena demam yang
tinggi. 'nak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. atuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian
menjadi produktif.
Pada pemeiksaan fisik didapatkan
Dinding thorak terlihat retraksi intercostali dan kalau berat disertai retraksi epigastrium. )temfremitus
teraba mengeras bila beberapa kelainan kecil menyatu. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan,
tetapi kalau sarang bronkopneumonia menjadi satu, pada perkusi terdengar redup. Pada auskultasi
terdengar vesikuler mengeras, ronkhi basah halus dan sedang nyaring yang terdengar pada stadium
permulaan dan stadium resolusi sedangkan pada stadium hepatisasi ronkhi tidak terdengar.
Pemeiksaan !aboatoium
(. @ambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya (&.$$$ 2 ;$.$$$! mm # dengan
pergeseran ke kiri. 6umlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau
mycoplasma.
2. 4ilai 9b biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
#. Peningkatan =8D.
;. Kultur dahak dapat positif pada 2$ 2 &$% penderita yang tidak diobati. )elain kultur dahak ,
biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok /throat swab0.
&. 'nalisa gas darah /'@D'0 menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Padastadium lanjut dapat
terjadi asidosis metabolik.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan
mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat
ditemukan. 1leh karena itu A91 mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih
sederhana. erdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan-
(. ronkopneumonia sangat berat - ila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup
minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
2. ronkopneumonia berat - ila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
#. ronkopneumonia- ila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat -
(. B$ C!menit pada anak usia D 2 bulan
2. &$ C!menit pada anak usia 2 bulan 2 ( tahun
#. ;$ C!menit pada anak usia ( 2 & tahun.
;. ukan bronkopenumonia - 9anya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu
dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.
Diagnosis pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab-
(. kultur sputum atau bilasan cairan lambung
2. kultur nasofaring atau kultur tenggorokan /throat swab0, terutama virus
#. deteksi antigen bakteri

2.2." Penatalaksanaan
)ebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan hasil resistensi dari kuman, akan tetapi
mengingat hal ini sulit dilakukan, maka di bagia "K' pengobatan langsung diberikan
(. 'ntibiotika pada penderita secara polifragmasi selama ($-(& hari-
'mpisilin ($$ mg!Kg!hari dibagi dalam #-; dosis
kloramfenikol dengan dosis-
o umur D B bulan - 2&-&$ mg!Kg!hari.
o Emur FB bulan -&$->& mg!Kg!hari dibagi dalam # dosis
'tau gentamisin dengan dosis #-& mg!Kg!hari dalam 2 dosis
(. )uportif
".,D, oksigen, pembersih jalan nafas
2.2.# Diagnosis $anding
)ecara klinis pneumonia yang disebabkan oleh kuman /bakteri0, virus tidak dapat dibedakan. Keadaan
yang menyerupai pneumonia secara klinik-
G ronkhiolitis
G Payah jantung
G 'spirasi benda asing
2.2.1% Komplikasi
1titis media
ronkiektasis
'bses paru
8mpiema

2.2.11 Pognosis
)embuh total, mortalitas kurang dari ( %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak
dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
"nteraksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. "nfeksi berat dapat memperjelek
keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya 5at-5at gi5i esensial tubuh. )ebaliknya
malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kedua-
duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif
yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri
sendiri.
2.1.12 Pen&egahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau
mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini.
)elain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap
berbagai penyakit saluran nafas seperti- cara hidup sehat, makan makanan bergi5i dan teratur
,menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, dan lain-lain
7elakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain-
.aksinasi Pneumokokus
.aksinasi 9. influen5a
.aksinasi .arisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah
.aksin influen5a yang diberikan

You might also like