LOKASI MAGANG : Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Harapan Mataram
NAMA MAHASISWA : Wianda Khaerul Uzma NIM : 153 114 001 MINGGU KE : Pertama , bulan Juni 2013 NO TANGGAL KEGIATAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN HASIL KET. 1 05-06-2013 Proses konseling : meminta persetujuan untuk melakukan proses konseling Erma Klien dapat memahami bagaimana proses konseling itu akan berlangsung T 2 07-06-2013 Elaborasi kehidupan masa lalu klien Erma Memahami masa lalu klien T 4 07-06-2013 Diskusi tentang masa lalu klien Erma Klien dapat mengambil kesimpulan sendiri tentang kehidupanmasa lalunya T Mataram, 11 Juni 2013 Mengetahui,
Ketua Kelompok Dosen Pembimbing Dosen Pamong
(Muhsinin) (Rendra Khaldun, M.Si) (Mawardin, AKS)
Lampiran : Erma Sejak kelas 3 SD, klien telah ditinggalkan oleh ibunya untuk selama-lamanya. Pada saat itu klien merasa sangat sedih (saat bercerita klien sempat menangis). Sebgai satu-satunya wanita yang ada dalam keluarga (klien adalah putri ke empat, sementara itu kakak-kakaknya semua laki-laki) klien sering dimanjakan oleh ayah dan kakak-kakaknya. Semua kebutuhannya terpenuhi tetapi klien mengaku masih kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Dua tahun kemudian, saat klien masih duduk di bangku SD kelas 5, sang ayah menyusul almarhumah ibunya. Dalam usia yang masih begitu muda, klien sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap psikologis klien. Sejak saat itu klien tinggal bersama dengan kakaknya yang pertama. Kondisi social di lingkungan tempat tinggal sewaktu di rumah sangat terjaga dan penegakannorma secara ketat terus dilakukan. Sebagai contoh, klien menceritakan bahwa sangat jarang terlihat perempuan berpakaian terbuka dalam lingkungan sekitar rumahnya. Karena memang sebagian besar tetangga adalah bagian keluarga besar klien. Klien merasa tertekan karena sikap sang kakak yang over protektif. Klien mengakui bahwa sikap itu dilakukan oleh sang kakak untuk menjaga dirinya dari pergaulan yang bebas dan tak ingin dirinya terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan negatif karena dipengaruhi oleh pergaulannya dengan teman-teman sebayanya. Hal inilah salah satu faktor yang membuatnya ingin jauh dari rumah dan tinggal di panti. Klien masuk panti karena keinginannya sendiri, sebelumnya ia mendapat informasi tentang PSAA Harapan Mataram dari pamannya yang kebetulan bekerja di panti tersebut, kemudian ia meminta kepada kakaknya untuk mendaftarkannya di panti. Permintaan tersebut tidak langsung diterima oleh kakaknya, alasannya karena sang kakak masih merasa mampu membiayai sekolah dan keperluan hidup lainnya dari klien. Sebagai inisiatif, sang kakak pernah menawarkan klien untuk bersekolah di pondok pesantren Nurul Bayan (salah satu pesantren terbesar di daerah Lombok Utara). Biaya yang mahal menjadi alasan klien untuk menolak tawaran sang kakak, ia juga beralasan ingin sekolah di institusi yang berlabel negri dan tidak ingin merepotkan kakaknya. Klien juga berkomitmen akan terus berusaha untuk sukses dengan usahanya sendiri.