You are on page 1of 20

MAKALAH TUGAS

TEKNOLOGI BERSIH DAN MINIMASI LIMBAH



PERBANDINGAN PRODUKSI BERSIH PT. CHEVRON PASIFIC
INDONESIA, DURI-RIAU DENGAN PT. PERTAMINA UP IV, CILACAP











Disusun oleh:
Rizkita Amelia Wardhani (21080112120002)
Erica Suryaning Saputri (21080112130032)
M. Riendra Rahmatullah (21080112130041)
Fauzan Affif (21080112120004)




PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pengelolaan lingkungan menjadi sebuah topik bahasan yang menarik
perhatian banyak pihak di seluruh dunia karena memiliki hubungan yang erat dengan
produktivitas dan pembangunan yang berkelanjutan. Konsep manajemen lingkungan
menyatakan bahwa pembangunan nasional harus dilaksanakan didalam suatu
kebijakan menyeluruh yang menyangkut generasi berikutnya. Maka itu perlu
diadakannya suatu pengkajian dari setiap masalah yang ada, salah satunya mengenai
produksi bersih. Hal ini disebabkan produksi bersih mempunyai manfaat dalam
pencegahan pencemaran langsung dari sumbernya dengan mengurangi bahan
pencemar pada sumber sehingga meningkatkan efisiensi pemakaian bahan dan energi
hingga pencapaian limbah minimum atau nir limbah.
Produksi bersih merupakan sesuatu hal yang diterapkan oleh sebuah perusahaan.
Di tiap perusahaan pasti memiliki hal-hal yang berbeda dalam pelaksanaan produksi
bersihnya. Sehingga pada penulisan ini, kami akan membandingkan produksi bersih
yang dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu PT. Chevron dan PT. Pertamina. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah melakukan produksi
bersih dan tingkat efisiensi dalam pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa visi dan misi dari PT. Chevron dan PT. Pertamina?
2. Apa bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Chevron dan PT. Pertamina?
3. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan 3R dalam PT. Chevron dan PT.
Pertamina?
4. Bagimana pelaksanaan produksi bersih yang dilakukan oleh PT. Chevron dan
PT. Pertamina?

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui visi misi yang dimiliki oleh PT. Chevron dan PT. Pertamina
b. Mengetahui bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi di masing-
masing perusahaan, baik PT. Chevron maupun PT. Pertamina
c. Mengetahui penerapan dan pelaksanaan 3R di PT. Chevron dan PT. Pertamina
d. Mengetahui pelaksanaan produksi bersih yang dilakukan oleh PT. Chevron dan
PT. Pertamina

1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
a. Dapat memberikan gambaran mengenai visi misi yang diterapkan perusahaan-
perusahaan, khususnya PT. Chevron dan pt. Pertamina
b. Dapat mengetahui bahan baku utama yang biasa digunakan dalam produksi di
PT. Chevron dan PT. Pertamina
c. Dapat memahami serta mengetahui dengan baik pelaksanaan dan penerapan 3R
di PT. Chevron dan PT. Pertamina
d. Dapat memahami pelaksanaan produksi bersih di PT. Chevron dan PT.
Pertamina






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
2.1.1 Visi Dan Misi PT. Chevron Pacific Indonesia
Visi. PT. Chevron Pacific Indonesia
Menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena
karyawan, kemitraan, dan kinerjanya.Visi inilah yang menjadi gerak
langkah PT CPI untuk berkiprah dalam pembangunan nasional di
Indonesia
Misi PT. Chevron Pacific Indonesia
Sebagai mitra usaha pertamina, PT CPI secara efektif akan mencari
dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas bumi untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia dan kepentingan pemegang saham
2.1.2 Bahan Baku PT. Chevron Pacific Indonesia
Bahan baku utama yang digunakan di PT. Chevron Pacific
Indonesia merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, fuida
(campuran minyak, air, pasir, dan gas)

2.1.3 Penerapan 5R Di PT. Chevron Pacific Indonesia
Dalam penerapan 5R tersebut berhubungan dengan prinsip pokok
produksi bersih yaitu 5R ( Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle)
Rethink
Rethink merupakan konsep pemikiran awal yang harus dimiliki
saat akan memulai operasi/kegiatan. Upaya produksi bersih tidak akan
berhasil tanpa adanay perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingakh
laku dari seluruh karyawan. Misalnya dari peneraapan segregasi
limbah dan housekeeping di PT Chevron Pacific Indonesia yang tidak
akan berhasil dengan baik jika para karyawan belum memahami
pentingnya program tersebut. Oleh karena itu, PT Chevron sering
melakukan penyuluhan/pelatihan untuk meningkatkan kesadaran
karyawan atas pentingnya program ini.
Reuse
Merupakan penggunaan kembali limbah tanpa adanya
pengolahan lebih dulu. PT Chevron sendiri tidak menerapkan konsep
Reuse dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan limbah yang
dihasilkan oleh PT Chevron harus diolah lebih dulu sebelum bisa
dimanfaatkan.
Reduction
Merupakan upaya mengurangi limbah yang terbentuk dari
suatu kegiatan. Salah satu bentuk penerapan konsep Reduction di PT
Chevron Pacific Indonesia adalah dengan melakukan pencegahan
korosi pada pipa pengangkut minyak mentah untuk memperkecil
resiko terjadinya tumpahan minyak yang bisa mencemari lingkungan
sehingga memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan. Penerapan
lainnya adalah dengan mengganti bahan bakar boiler dari minyak
mentah menjadi gas alam agar emisi yang dihasilkan lebih ramah
lingkungan.
Recovery
Merupakan suatu cara untuk memisahkan/mengolah suatu
limbah untuk dikembalikan ke proses produksi. Dalam program
produksi bersihnya, PT Chevron telah menerapkan konsep ini yaitu
dengan mengolah air terproduksi lalu mengubahnya menjadi steam
dan diinjeksikan ke dalam sumur produksi untuk meningkatkan
produksi minyak (Teknologi Enhanced Oil Recovery)
Recycle
Prinsip ini dilakukan dengan mengolah limbah yang dihasilkan
terlebih dulu secara fisika, kimia/biologi sebelum bisa digunakan.
Contoh dari recycle yang telah dijalankan oleh PT Chevron adalah
dengan mengolah limbah lumpur bor yang dihasilkan menjadi paving
block yang akan digunakan untuk keperluan internal Chevron.

2.1.4 Penerapan Produksi Bersih Di PT. Chevron Pacific Indonesia
2.1.4.1 Good House-Keeping
Segregasi Limbah
Segregasi atau pemilahan sampah menurut jenisnya sangat
efisien mengurangi timbulan jumlah atau volume sampah, karena
dengan dipisahkannya sampah menurut jenisnya, akan
mempermudah untuk mengetahui sampah mana yang masih bisa
dimanfaatkan dan mana yang benar-benar tidak bisa digunakan
kembali. Selain itu, segregasi limbah juga mempermudah
penentuan cara pengolahan yang tepat.



Pelaksanaan 5R
Pelaksanaan 5R di PT Chevron Pacific indonesia meliputi
ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Pelaksanaan 5R dilakukan di
seluruh bagian tempat kerja agar tercipta suatu keteraturan dalam
bekerja.

2.1.4.2 Pemanfaatan Limbah di PT Chevron Pacific Indonesia
Recycle dan Recovery Air Terproduksi (Produced Water)
Air terproduksi adalah air yang ikut terambil bersama minyak
dan gas pada saat proses eksplorasi pada sumur produksi. Air
terproduksi ini kemudian diinjeksikan ke formasi batuan di perut
bumi. Sebelum diinjeksikan, air terproduksi diolah terlebih dahulu.
Pengolahan air ini hanya berupa pemisahan antara minyak, gas dan
air yang dilakukan di Water Treatment Plant. Dalam proses
pemisahan inilah terjadi recycle air terproduksi. Pengolahan air
terproduksi ini dilakukan agar air yang diinjeksikan tidak
menimbulkan penyumbatan pada pore sumur injeksi.
Penginjeksian air melalui sumur injeksi ini bertujuan untuk
mendorong minyak yang terdapat di perut bumi menuju sumur
produksi. Teknologi ini disebut Enhanced Oil Recovery (EOR)
yang merupakan cara untuk mengambil minyak bumi dengan
steam/water flooding. Air terproduksi ini kemudian diinjeksikan ke
formasi batuan di perut bumi dalam bentuk uap.

Pemanfaatan Limbah Lumpur Bor menjadi Batako
Limbah lumpur bor dari kegiatan drilling akan dibawa ke
tempat pengolahan lumpur (CMTF). Hasil yang diperoleh dari
proses CMTF berupa air buangan yang dihasilkan dari Reverse
Osmosis serta padatan atau sludge cake yang dihasilkan dari belt
press. Air buangan yang telah melalui proses Reverse Osmosis dan
telah memenuhi baku mutu air limbah akan dibuang ke lingkungan
(kanal). Sementara itu, sludge yang dihasilkan akan diolah
(disolidifikasi) menjadi paving block
Tahap selanjutnya adalah melakukan solidifikasi sludge cake
menjadi paving block. Solidifikasi dilakukan dengan
mencampurkan antara semen, pasir, dan sludge dengan
perbandingan 1: 1: 1. Batako hasil solidifikasi sludge cake ini
digunakan oleh internal PT Chevron Pacific Indonesia untuk
keperluan internal PT CPI seperti taman perkantoran dan
sebagainya.


2.1.4.3 Modifikasi Teknologi
Pengolahan Limbah Pasir Berminyak dengan Oily Sand Injection
Oily sand injection adalah cara penanganan limbah pasir
berminyak yang dlakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia
dengan cara menginjeksikan limbah pasir berminyak kedalam
formasi tanah. Oily sand yang diinjeksikan berbentuk slurry
(lumpur) dengan perbandingan air limbah dan oily sand sebesar
75% dan 25% dengan kandungan slurry yang akan diinjeksikan
harus memiliki oil content dibawah 5%


2.1.4.4 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya/Energi dgn Substitusi Bahan
Bakar Boiler
Salah satu equipment yang ada di Steam Station adalah boiler.
Sebagai salah satu bentuk penerapan produksi bersih, PT Chevron
Pacific Indonesia mengganti bahan bakar boiler dari crude oil menjadi
gas. Bahan bakar natural gas yang digunakan berasal dari desa Grisik
di Sumatra Selatan. Dengan mengganti bahan bakar ini, emisi yang
dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan dan meningkatkan
efisiensi.

2.1.4.5 Pencegahan korosi agar tidak terjadi Oil Spills (Tumpahan Minyak)
Pengamatan korosi harus dilakukan untuk mengetahui laju
korosi pada peralatan peralatan dalam produksi minyak. Cara yang
dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia adalah dengan
menggunakan Corrosion coupon.
Corrosion coupon adalah lempengan logam kecil yang akan
diletakkan dalam aliran pipa produksi dan dibiarkan sampai beberapa
waktu-antara 1- 2 bulan- untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Laju korosi dinyatakan dalam satuan MPY (Mil per Year) dengan
klasifikasi sebagai berikut :
1. Low : kurang dari 1 MPY

2. Moderate : antara 1-4,9 MPY
3. Severe : antara 5-10 MPY
4. Very Severe : lebih dari 10 MPY
Laju korosi yang bisa ditolerir oleh PT Chevron Pacific Indonesia
adalah 5 MPY.



2.2 PT. PERTAMINA
2.2.1 Visi Misi dan Motto PT. Pertamina UP IV Cilacap
2.2.1.1 Visi Pertamina UP IV:
Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan kompetitif
di Asia pada tahun 2015

2.2.1.2 Misi Pertamina UP IV:
Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM untuk
memenuhi kebutuhan pasar, dengan tujuan memuaskan konsuman,
meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan meningkatkan kinerja kilang
yang berwawasan lingkungan dan berstandar internasional yang dikelola
secara professional.

2.2.1.3 Motto Budaya Kerja Pertamina UP IV:
Bekerja dalam kebersamaan untuk keunggulan bersama

2.2.2 Bahan Baku Utama PT. Pertamina
Bahan baku utama yang digunakan di PT. Pertamina UP IV Cilacap
merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, minyak mentah bumi.

2.2.3 Penerapan 3R dalam PT. Pertamina
2.2.3.1 Recycle
Recycle adalah teknologi yang berfungsi untuk memanfaatkan limbah
dengan memprosesnya kembali ke proses semula yang dapat dicapai
melalui perlakuan fisika/kimia/biologi.
Recycle yang diterapkan FOC II Pertamina UP IV Cilacap, antara
lain:
1. Regenerasi Katalis.
Katalis yang diregenerasi terletak pada Unit Naphta Hydrotreater (012)
FOC II, Unit AH Unibion Unit (013) FOC II, Unit platformer dan CCR
Unit (014) FOC II, dan Unit Thermal Distillate Hidrotreating (018)
FOC II.
Deaktifasi katalis disebabkan oleh pembentukan coke dan endapan
metal polytropic yang menempel pada permukaan katalis. Regenerasi
katalis dilakukan dengan menginjeksikan udara dan steam ke dalam
reaktor sehingga endapan yang menutupi permukaan katalis tersebut
teroksidasi dan lepas ke udara.

Hasil dan manfaat
katalis aman untuk lingkungan karena katalis sudah diregenerasi, yang
menjadikan umur katalis menjadi lebih lama. Tetapi pembakaran yang
tidak sempurna dapat menyebabkan umur katalis menjadi pendek.

2. Minyak dari CPI (Corrugated Plate Interceptor) dikembalikan ke
proses dalam CPI, minyak yang masih bercampur dengan air buangan
dipisahkan, air buangan langsung diolah lagi di holding basin,
sedangkan minyak dipompa ke tangki slop (Area Terminal) lalu
dipompa lagi ke tanki crude (Area Terminal) lalu kembali lagi ke tanki
feed, minyak ini dipakai lagi sebagai feed pada unit CDU II (Crude
Destillating Unit) / Unit 011 FOC II.
Alur: CPI (Corrugated Plate Interceptor) Holding Basin Slop
Crude Feed FOC II

Hasil dan manfaat
Minyak yang masih tercampur dengan air dapat dipisahkan di CPI dan
dipergunakan kembali di tanki feed. Hal ini menunjukkan adanya
minimasi limbah minyak yang tercampur di dalam air. Sehingga air
yang dialirkan ke Holding basin sudah tidak mengandung minyak.
Lingkungan menjadi aman.

3. Recycle gas kompresor
Kompresor 014 K-101 atau recycle gas kompresor adalah suatu
peralatan yang ada di bagian FOC II B, yang fungsinya adalah untuk
mengembalikan kembali gas hydrogen hasil reaksi unntuk keperluan
reaksi Reaktor 014 Rx. Kehandalan kompresor ini perlu dijaga sebab
menurunnya kinerja kompresor akan berpengaruh pada proses reaksi di
reactor yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil produk, dalam
hal ini Angka Oktan dari Platformate (Naphtha hasil unit Platformer).

Hasil dan manfaat
Kompresor dapat mengembalikan gas hydrogen hasil reaski untuk
keperluan reaksi reaktor. Lingkungan menjadi lebih aman karena gas
hydrogen tidak banyak dibuang ke lingkungan dan untuk menjaga
kualitas produk dalam hal ini Angka Oktan.

2.2.3.2 Reuse
Reuse adalah suatu teknologi yang memungkinkan suatu limbah
dapat digunakan kembali pada proses yang berbeda.
Reuse yang diterapkan di PT. Pertamina Cilacap antara lain:
1. Penggunaan stripped water untuk desalter.
Di unit Sour Water Stripper / Unit 017, sour water dari berbagai proses
di Unit CDU II (Crude Destillating Unit II), Unit HVU (High Vacuum
Unit), Unit AH Unibion Unit/Thermal Distillate Hydrotreating Unit
diolah dalam kolom stripper. Sour water ditampung dalam vessel
017V1.
Hasil dan manfaat
Menghemat pemakaian air karena telah memakai stripped water.
Lingkungan menjadi lebih terjaga karena stripped water tidak
langsung dibuang ke lingkungan.
2. Menampung dan memanfaatkan pelumas ke line slop.
Di seal oil trap dipisahkan antara gas dan pelumas, gas dibuang ke
flare, pelumas di tampung dalam drum lalu dipompa ke line slop
dengan pompa 014K1 untuk make up pelumas fresh seal oil dan lube
oil ke reservoir.
Alur: ex seal oil 014K1 dry slop tank

Hasil dan manfaat
Memanfaatkan pelumas untuk dipergunakan lagi di proses, berarti
menghemat pemakaian pelumas yang baru. Lingkungan juga terhindar
dari pencemaran terhadap pelumas.

2.2.3.3 Recovery
Recovery adalah teknologi untuk memisahkan suatu bahan atau energy
dari suatu limbah untuk kemudian diproses lagi untuk mendapatkan
produk samping yang bermanfaat dengan atau tenpa perlakuan
fisika/kimia/biologi.
Recovery yang ditreapkan FOC II Pertamina UP IV Cilacap, antara
lain:
1. Pemanfaatan Katalis Bekas sebagai bahan Campuran Paving Block
Katalis bekas yang dihasilkan Pertamina UP IV cukup besar yaitu
mencapai 40 ton dalam waktu 2 tahun, maka diupayakan untuk daur
ulang katalis (regenerasi) dan pemanfaatan untuk bahan lain.
Pemanfaatan katalis bekas sebagai bahan campuran paving block
merupakan salah satu upaya minimasi limbah yang dilakukan di
Pertamina UP IV Cilacap. Paving merupakan material untuk bangunan
sipil yang dapat memberikan ruang resapan air hujan yang baik,
sehingga dapat menjaga kandungan air tanah.

Hasil dan manfaat
Lingkungan terhindar dari pencemaran terhadap limbah B3, kerena
katalis bekas dapat digunakan kembali sebagai paving block setelah
diolah terlebih dahulu. Hal ini dapata memberikan keuntungan bagi
perusahaan itu sendiri.

2. Pemanfaatan gas buang di flare sebagai bahan bakar.
Dengan ness compressor pada sistem flare, sebagian buangan gas ke
flare yang dapat dihisap oleh compressor dimasukkan ke fuel gas
sistem terlebih dahulu lalu dialirkan ke furnace sebagai refinery fuel
(bahan bakar dapur).

Hasil dan manfaat
Lingkungan sekitar terhindar dari pencemaran udara karena dengan
menggunakan compressor yang berada di flare maka sebagian gas
buang diolah lagi dan dapat dipergunakan sebagai bahan dapur,
sehingga dapat mengurangi gas buang yang dibakar di flare. Hal ini
juga dapat menghemat pemakaian bahan bakar kilang.

3. Pemanfaatan minyak ex sampel sebagai produk.
Pengambilan dan analisa sample minyak dilakukan setiap shift
sehingga control operasi dan spesifiksi bahan baku dan produk.
Buangan minyak yang terjadi saat pengambilan smple (flushing line,
pencucian botol sample, check colour, dll) di sampel pool ditampung
di drum penampungan dipompakan ke line ke drier 011C3 sebagai
produk HGO (Heavy Gas Oil).

Hasil dan manfaat
Adanya minimasi limbah minyak ex sampel, karena karakteristik
minyak ex sampel tersebut masih baik masih dapat direcovery dan
dipergunakan kembali sebagai produk. Penghematan bagi perusahaan.

2.2.4 Penerapan Produksi Bersih dalam PT. Pertamina
Penerapan Produksi Bersih dalam PT. Pertamina dilakukan dengan
metode sebagai berikut:
1. Modifikasi Proses
Modifikasi proses merupakan perubahan pada proses atau metode kerja
dengan cara mengubah peralatan, tata letak danperpipaan untuk
memperbaiki aliran proses, mengurangi jumlah limbah dan
meningkatkan efisiensi. Modifikasi proses yang diterapkan FOC II
Pertamina UP IV Cilacap, antara lain:
- Memasang line make up jacket water thermosiphon 018K-101
A/B. Jacket water thermosiphon berfungsi untuk mendinginkan
dinding ruang kompresi dengan media pendingin jacket water.
Sewaktu waktu jacket water berkurang levelnya karena penguapan,
hal ini dapat terlihat di level glass dan segera ditambah.
- Modifikasi instrument air supply sebagai gas spon dan kalibrasi
pada analyzer dapur 014 Fx.
Modifikasi ini dilakukan untuk efisiensi pemakaian tabung gas
oksigen analyzer 014 Fx.
- Modifikasi line drain gas Hydrogen dari casing Kompressor
014K-101 ke flare. Sebelum dimodifikasi gas hydrogen dibuang ke
sewer namun setelah dimodifikasi gas hydrogen salurkan ke flare
(sistem tertutup). Karena apabila gas hydrogen masih dibuang ke
sewer nantinya akan rawan menimbulkan ancaman ledakan dan
kebakaran karena sistemnya terbuka.
- Memasang line modifikasi suction dan discharge 011P-106
dengan 011P-109 A/B. Memberikan keuntungan bagi waktu kerja
pompa karena ada pompa yang dapat bekerja bergantian dengan
pompa lainnya (dengan cara hanya memasang saluran). Sehingga
tidak memaksakan kinerja suatu pompa secara terus menerus.

2. Pengolahan Limbah
- Pengolahan air buangan di CPI (Corrugated Plate I nterceptor)
Corrugated Plate Interceptor (CPI) adalah unit pengolahan limbah
cair yang digunakan untuk mengurangi dan memisahkan minyak
yang terbawa oleh air buangan. Aliran air dari inlet ke outlet CPI
adalah aliran laminar agar pemisahan secara gravitasi dapat berjalan
dengan efekif untuk memisahkan air, minyak, dan padatan
tersuspensi.

- Pengolahan air buangan di holding basin
Holding Basin (HB) adalah unit pengolahan limbah cair yang
digunakan untuk mengendapkan partikel partikel padat, serta
mengurangi kadar minyak dalam air buangan dn juga memperbaiki
kualitas air buangan, terutama kandungan oksigennya. Sehingga
diharapkan air sudah aman untuk dilepeskan ke lingkungan. Holding
basin ini juga bisa menghasilkan lumpru, dan debit lumpur berkisar
4000 m
3
/ tahun. Lumpur holding ini bisa di tampung didalam sludge
pond tersendiri sebelum diolah lebih lanjut.

- Pengolahan air buangan di Sour Water Stripper Unit / SWS
Sour Water Stripper (SWS) adalah unit pengolahan limbah cair yang
digunakan untuk memisahkan gas gas berbau dari aliran air proses
bekas (sour water) sebelum dilakukan pembuangan ke Holding
Basin. Pemisahan gas H
2
S dan NH
3
dilakukan dalam fase gas
(steam) dengan bantuan larutan kaustik. Air yang dipisahkan
sebagian dialirkan menuju desalter surge drum sebelum dibakar ke
flare.

- Pengolahan gas buangan dengan flare
Sesuai dengan standar dari American Petroluem Institute (API),
maka flare yang ideal adalah suatu peralatan pembakar yang
membakar gas gas sisa secara sempurna dan tidak menimbulkan
asap hitam (smokeless). Oleh karena itu, dalam sistem pembakaran
flare Pertamina UP IV Cilacap dilengkappi denga sistem injeksi gas
inert (uap air / steam) pada zona pembakaran untuk menghasilkan
turbulensi dan penambahan udara.

Dengan menerapkan usaha produksi bersih dengan baik, Fuel Oil
Complex II (FOC II) saat ini telah berhasil memperoleh piagam Gold dari
PT. Pertamina UP IV Cilacap sebagai penghargaan bagi unit proses yang
berhasil menerapkan usaha minimasi limbah untuk mewujudkan Produksi
Bersih, selain itu Kementrian Lingkungan Hidup dalam hasil audit
PROPER (Progres Perusahaan Peduli Lingkungan), Kilang Oil II PT.
Pertamina UP Cilacap berhasil meraih predikat HIJAU yang artinya bebas
dari pencemaran.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Variabel PT. Chevron Pasific Indonesia PT. Pertamina UP IV Cilacap
Visi dan Misi
Visi. PT. Chevron Pacific Indonesia
Menjadi perusahaan energi Indonesia
yang dikagumi karena karyawan,
kemitraan, dan kinerjanya.Visi inilah
yang menjadi gerak langkah PT CPI
untuk berkiprah dalam pembangunan
nasional di Indonesia
Misi PT. Chevron Pacific Indonesia
Sebagai mitra usaha pertamina, PT
CPI secara efektif akan mencari dan
mengembangkan sumber daya minyak
dan gas bumi untuk kesejahteraan
bangsa Indonesia dan kepentingan
pemegang saham
Visi Pertamina UP IV:
Menjadi kilang minyak yang
unggul di Asia Tenggara dan
kompetitif di Asia pada tahun
2015

Misi Pertamina UP IV:
Mengolah minyak bumi menjadi
produk BBM dan NBM untuk
memenuhi kebutuhan pasar,
dengan tujuan memuaskan
konsuman, meningkatkan
kesejahteraan pekerja dengan
meningkatkan kinerja kilang yang
berwawasan lingkungan dan
berstandar internasional yang
dikelola secara professional.
Bahan Baku
yang dipakai
Fuida (campuran minyak, air, pasir,
dan gas)
minyak mentah yang berasal dari
dalam perut bumi
Penerapan 3R
Rethink, Reuse, Reduction, Recovery,
Recycle
Recycle, Reuse, Recovery

Penerapan
Produksi Bersih
1. Good House-Keeping
Segregasi Limbah
1. Modifikasi Proses
Memasang line make up jacket
Pelaksanaan 5R

2. Pemanfaatan Limbah di PT
Chevron Pacific Indonesia
Recycle dan Recovery Air
Terproduksi (Produced Water)
Pemanfaatan Limbah Lumpur Bor
menjadi Batako

3. Modifikasi Teknologi
Pengolahan Limbah Pasir
Berminyak dengan Oily Sand
Injection
4. Efisiensi Penggunaan Sumber
Daya/Energi dgn Substitusi Bahan
Bakar Boiler

5. Pencegahan korosi agar tidak terjadi
Oil Spills (Tumpahan Minyak)
water thermosiphon 018K-101
A/B.
Modifikasi instrument air
supply sebagai gas spon dan
kalibrasi pada analyzer dapur
014 Fx.
Modifikasi line drain gas
Hydrogen dari casing
Kompressor 014K-101 ke
flare.
Memasang line modifikasi
suction dan discharge 011P-
106 dengan 011P-109 A/B.

2. Pengolahan Limbah
Pengolahan air buangan di CPI
(Corrugated Plate Interceptor)
Pengolahan air buangan di
holding basin
Pengolahan air buangan di
Sour Water Stripper Unit /
SWS
Pengolahan gas buangan
dengan flare

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah perbandingan produksi bersih
kita dapat mengetahui ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi bersih.

You might also like