You are on page 1of 3

PERENCANAAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

A. PENDAHULUAN
Sebagaimana manajemen organisasi yang lain, dalam manajemen agribisnis juga
diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang telah diterapkan di berbagai kalangan umum,
yang dimulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan
pengendalian. Agribisnis sebagai suatu bidang usaha akan menjadi lebih efisien dan
menguntungkan apabila dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam
perencanaan, pengambilan keputusan, serta pelaksanaan pada saat yang tepat. Oleh
karena itu fungsi perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis
agar usaha agribisnis tidak mengalami kegagalan.
Menurut Sa’id (2004) fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang
ditujukan untuk menyusun program kerja selama periode teretntu pada masa yang akan
dating berdasarkan visi, misi, tujuan, serta sasaran organisasi. Perencanaan dalam
agribisnis dapat dilakukan keuangan, pemasaran, produksi, persediaan, dan lain-lain.
Tujuannya agar perusahaan agribisnis mendapatkan posisi yang terbaik berdasarkan
kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa mendatang.

B. PENGERTIAN
Produksi dapat dinyatakan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi
dalam penciptaan produk atau jasa. Dan manajemen produksi jika dikaji secara umum,
yaitu sebagai rangkaian keputusan yang rumit guna mendukung proses produksi. Aplikasi
prinsip-prinsip manajemen produksi terbukti telah bermanfaat dalam meperbaiki metode
pengumpulan, penyoriran, dan pengelompokan mutu, pemrosesan dan pabrikasi, dan
pengepakan serta pengiriman produk pertanian.

C. PROSES PRODUKSI
Proses penguraian atau analisis adalah pengadaan berbagai macam produk dari
satu jenis bahan baku. Contohnya jagung dapat dihindangkan dalam bentuk jagung bakar,
jagung rebus, minyak jagung, jagung kalengan. Agribisnis yang mengolah satu jenis
bahan untuk semua produknya mungkin lebih tepat jika menempatkan fasilitasnya di
dekat sumber bahan daripada dekat dengan pasar.
Peramuan atau sintesis merupakan kebalikan dari penguraian, artinya satu produk
dihasilkan dari berbagai jenis bahan baku. Bahan baku ini mungkin didatangkan dari
tempat yang berbeda-beda, sehingga perusahaan yang menekuni bidang peramuan sering
menempatkan fasilitasnya di dekat pasar. Karena biaya pengiriman ke pasar akan lebih
murah.
Usaha ekstraktif berhubungan dengan sumber daya alam dan pengolahan dengan
perubuahan bentuk. Usaha ekstratif terjadi apabila suatu produk diekstraksi dari
lingkungan alamnya. Contohnya Pepohonan ditebang untuk dijadikan kayu gelondongan.
Pengolahan (fabrication) tidak bersangkut paut dengan bentuk alami tetapi dengan
perubahan bentuk dari sejumlah bahan dasar agar lebih mudah dipasarkan. Contohnya
sapi dan kerbau dipotong, dikerat-kerat, diproses, dan dikemas dalam berbagai bentuk.

D. TIPE PRODUKSI
Terdapat dua tipe produksi, yaitu produksi yang berkesinambungan dan yang terputus-
putus.
• Berkesinambungan. Dalam produksi tipe ini, arus masukan berlangsung terus
melalui system yang distandarisasi agar menghasilkan keluaran yang pada
dasarnya sama. Contoh perusahaan bahan kimia pertanian yang bekerja tanpa
henti-henti, usaha pengalengan yang menggunakan teknik jalur perakitan
(assembly-line)
• Terputus-putus. Produksi yang terputus putus akan merasa jelas jika kita
menggambarkannya sebagai proses yang melibatkan keluaran yang berbeda-beda,
prosedur yang berubah-ubah, dan sering juga melibatkan masukan yang berbeda-
beda. Contoh pemroses susu perahan yang menghasilkan mentega, keju, es krim
dan berbagai produk susu lainnya akan menjalani banyak prosedur dan kegiatan
yang berbeda untuk menghasilkan produk yang beraneka ragam tersebut.

E. PRODUKSI PERTANIAN : MASALAH KHUSUS


Beberapa masalah yang tidak terpisahkan dari produksi hasil-hasil pertanian antara lain,
kerawanan terhadap kerusakan (perishability), dan ukurannya per tumpukan
(bulkiness). Kedua faktor ini sangat berperan dalam menentukan lokasi pabrik,metode
pengangkutan dan penjadwalan. Sejumlah faktor lain juga terlibat, seperti sifat
musiman produk dan perbedaan mutu, kuantitas, atau nilai.

F. PERENCANAAN PRODUKSI
Manajemen produksi memerlukan perencanaan yang cermat. Faktor pertimbangan yang
terlibat antara lain adalah lokasi fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian,
persediaan, dan pengendalian produksi.
1. Lokasi
Dalam memilih tempat untuk fasilitas, pada umumnya manager agribisnis
mempertimbangkan 4 hal :
a) Sumber bahan baku
b) Ketersediaan tenaga kerja
c) Lokasi pasar
d) Insentif khusus yang tersedia pada daerah tertentu
2. Ukuran pabrik
a) Skala Usaha yang Ekonomis
b) Sifat Musiman dan Pola Produksi
c) Dampak Inflasi
d) Kuantitas Keluaran yang Dibutuhkan
e) Jumlah GIlir Kerja
3. Tata letak
a) Tata Letak Proses
b) Tata Letak Produk
c) Masalah Penangan Bahan

G. MANAJEMEN RESIKO PADA AGRIBISNIS


Empat alternatif dasar yang telah dikembangkan untuk menuntun perencanaan
manajer dalam keadaan tidak pasti, yaitu:
1. Wald – strategi maksimin
2. Hurwicz – srategi alfa
3. Savage – strategi ketidakberuntungan minimaks
4. LaPlace atau Bayesian – strategi probabilitas berimbang

You might also like