You are on page 1of 4

PETA TIGA DIMENSI UNTUK PERENCANAAN

WILAYAH

Teguh Prihanto
Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Alamat: Jl. Grafika No. 2, Bulaksumur, Yogyakarta 55281


Abstract
Planning area is the use of spatial planning and planning activities in the area of space. Spatial planning
of the activities covered by the spatial stats, whereas activity in the spatial planning (especially economic
activity) is included in regional development planning activities, both long term, medium term and short
term. Sebaga regional planning steps in creating a life that is efficient, convenient, and sustainable. In the
end, produce plans that specify the location of the various planned activities, both government and
private parties. Planning activities are not separated from the map. Maps are often used topographic
maps and geological maps, but in this paper the author will present the use of 3-dimensional map for
regional planning activities. Where the map 3 dimensional (3D), which is a map that can visualize the
spatial three-dimensional shape of a particular area so as to represent the real state of the region.
Keywords: Perencanaan wilayah, Peta 3 dimensi, software

1. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Perencanaan Tata Ruang wilayah merupakan
suatu upaya mencoba merumuskan usaha
pemanfaatan ruang secara optimal dan efisien
serta lestari bagi kegiatan usaha manusia di
wilayahnya yang berupa pembangunan sektoral,
daerah, swasta dalam rangka mewujudkan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang ingin dicapai
dalam kurun waktu tertentu.
Penyusunan tata ruang merupakan tugas besar dan
melibatkan berbagai pihak yang dalam
menjalankan tugas tidak terlepas dari data spasial.
Data spasial yang dibutuhkan dalam rangka
membuat suatu perkiraan kebutuhan atau
pengembangan ruang jangka panjang adalah
bervariasi mulai dari data yang bersifat umum
hingga detail. Bentuk data spasial untuk kegiataan
penataan ruang umumnya berupa peta digital dan
peta analog yang masing-masing mempunyai
karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, dimana
jenis dan ruang lingkup serta kedetailan rencana
tata ruang sangat menentukan.
Sifat perencanaan yang sekaligus menunjukkan
manfaatnya adalah:
a. Perencanaan wilayah haruslah dapat
menggambarkan proyeksi berbagai
kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan
pada wilayah di masa yang akan datang.
Sejak awal dapat dilihat arah lokasi yang
disiapkan untuk dibangun dan yang
dijadikan sebagai wilayah penyangga. Hal
ini berarti sejak awal sudah dapat
diantisipasi dampak positif dan negatif
dari perubahan dan dipikirkan langkah-
langkah yang ditempuh untuk mengurangi
dampak negatif dan mengoptimalkan
dampak positif.
b. Panduan bagi pelaku ekonomi untuk
memilih kegiatan yang perlu
dikembangkan dan lokasi yang
memungkinkan di masa akan datang. Hal
ini mempercepat proses pembangunan



karena investor mendapat kepastian
hukum lokasi usaha dan menghindarkan
benturan kepentingan.
c. Acuan bagi pemerintah untuk
mengendalikan arah pertumbuhan
ekonomi dan arah penggunaan lahan.
d. Landasan bagi rencana-rencana lain yang
lebih sempit dan lebih detil. Misal:
perencanaan sektoral dan perencanaan
prasarana.
e. Menjamin keserasian spasial, keselarasan
antar sektor, optimalisasi investasi,
terciptanya efisiensi dalam kehidupandan
menjamin kelestarian lingkungan.

1.2. TUJUAN
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mencoba
memeberikan solusi terkait masalah kesiapan
data spasial saat ini dalam menunjang kegiatan
perencanaan wilayah, yaitu menggunakan
teknologi PETA 3 DIMENSI.

1.3. PERUMUSAN MASALAH

II. PEMBAHASAN
Dalam kegiatan perencanaan suatu
wilayah baik kota maupun desa kebutuhan akan
data spasial menjadi hal yang sangat penting.
Karena tanpa ketersediaan data spasial
perencanaan yang sudah dibuat bias menjadi sulit
diterapkan karena tidak relevan dengan kondisi
real di lapangan.
Selama ini kebutuhan akan data spasial
untuk kegiatan perencanaan adalah menggunakan
peta. Peta merupakan penggambaran dari
sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang
dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau
diperkecil dengan perbandingan tertentu. Peta
yang umumnya digunakan adalah peta topografi.
Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan
bumi yang berketinggian sama menjadi bentuk
garis kontur. Peta ini disediakan oleh
BAKOSURTANAL atau yang sekarang bernama
BIG (Badan Informasi Geospasial) dan yang
sering digunakan untuk perencanaan adalah peta
skala 1: 25.000 dan 1:50.000. Jenis peta lain yang
digunakan adalah peta geologi.





Gb.1. Peta Topografi
(http://sbr.gafatar.org/mengenal-peta-rupa-bumi/)





Gb.2. Peta Geologi
(http://abuzadan.staff.uns.ac.id/2012/04/13/seri-peta-kab-
pacitan-jatim-bagian-2-peta-geologi/)
Berkaitan dengan kesiapan data spasial untuk
mendukung tata ruang, kedua peta diatas memiliki
kelemahan antara lain:
1. Belum adanya format data dan skala peta
dasar yang baku untuk penyusunan tata
ruang dalam berbagai tingkat. Ada
perbedaan format baku peta dengan
format operasional, demikian juga skala
peta dikaitkan dengan jenis data yang
harus digunakan dan prosedur
pengolahan data.
2. Pengalaman menunjukkan bahwa belum
memadainya kesadaran akan pentingnya
penyediaan data spasial yang akurat dari
kalangan pengguna. Data spasial yang
akurat tidak dilihat sebagai komoditas
yang strategis untuk kepentingan jangka
panjang.
3. Pembuatan atau penyusunan data spasial
skala 1 : 250.000 hingga 1 : 5000 untuk
tata ruang detail dilakukan dengan



anggapan peta sudah tersedia dan tidak
disediakan alokasi biaya untuk
pembuatan peta tersebut. Dampaknya
adalah peta yang digunakan sudah
kadaluarsa.
4. Pada berbagai rencana kegiatan,
ketelitian peta yang dibutuhkan kadang-
kadang bukan merupakan hal yang
utama, yang diutamakan adalah
penyebaran temanya. Informasi lokasi
dan batas-batas fisik lebih diutamakan
(bukan kepastian koordinat), sedangkan
dalam beberapa hal misalnya
infrastructure management kepastian
lokasi harus dicirikan dengan ketepatan
koordinat.
Dalam mengurangi kelemahan di atas
dalam kegiatan perencanaan dapat menggunakan
Peta 3 Dimensi (3D). Peta 3 dimensi (3D), yaitu
peta yang dapat memvisualisasikan secara 3
dimensi bentuk keruangan suatu wilayah tertentu
sehingga dapat mewakili keadaan real wilayah
tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut peta 3
dimensi sudah mampu mengeliminir kelemahan
pada nomor 4. Peta 3 dimensi mampu
menunjukkan keadaan suatu wilayah secara real
baik itu topografi tanahnya maupun tutupan
lahannya. Berbeda dengan peta topografi dan
geologi yang mana untuk nilai z atau
ketinggiannya diwakilkan dengan garis kontur.

Gb.3. Contoh Peta 3D yang menampilkan gedung
dan ketinggian
(http://kmtg.tripod.com/peta3d-ugm.html )

Dengan menggunakan peta 3D kegiatan
perencanaan pasti akan lebih mudah karena data
dalam lapangan digambarkan dengan detail
bahkan termasuk bangunan-bangunan atau detil
penutup lahan lainnya. Sebagai contoh adalah peta
3 dimensi Gambaran visualisasi penataan tata
ruang dan bangunan pada salah satu koridor jalan
di pusat kota Bandung, Jawa Barat yaitu jalan
Asia Afrika.

Gb.4. Peta 3D untuk perencanaan JL. Asia Afrika
(https://www.facebook.com/media/set/?set=a.213
503978733117.55098.120741504676032&type=)
Peta 3 dimensi merupakan komoditas
yang strategis untuk kepentingan jangka panjang
maupun jangka pendek. Hal ini dikarenakan untuk
masalah update data peta 3D lebih mudah
dibandingkan dengan peta topografi dan peta
geologi demikian pula dengan masalah biaya
pembuatan peta 3 dimensi lebih irit biayanya.
Hal tersebut dikarenakan semakin
banyaknya software yang memudahkan dalam
membuat peta dimensi. Diantaranya yang terkenal
adalah AutoCad, ArcGIS, ErMapper, dll.
Dengan menggunakan software-software tersebut
pekerjaan update peta akan menjadi mudah.
Untuk masalah skala peta. Peta 3 dimensi
lebih flexible karena kebanyakan dalam bentuk
digital. Sehingga dapat diubah sesuai kebutuhan
dalam kegiatan perencanaaan. Mungkin yang
masih menjadi kekurangan dai peta 3D untuk
perencanaan yaitu sama seperti peta topografi dan



peta geologi pada point pertama. Yaitu belum
adanya format data dan skala peta dasar yang
baku untuk penyusunan tata ruang dalam berbagai
tingkat. Ada perbedaan format baku peta dengan
format operasional, demikian juga skala peta
dikaitkan dengan jenis data yang harus digunakan
dan prosedur pengolahan data.
Hal tersebut dikarenakan belum ada
aturan yang jelas dari pihak pemerintah atau yang
mempunyai kebijakan dibidang tersebut. Sehingga
dalam penggunaan peta untuk perencanaan belum
ada acuan yang sama satu intansi dengan intansi
lainnya.
III. KESIMPULAN
Perencanaan wilayah adalah perencanaan
penggunaan ruang wilayah dan perencanaan
aktivitas pada ruang wilayah tersebut.
Perencanaan ruang wilayah tercakup dalam
kegiatan perencanaa tata ruang, sedangkan
perencanaan aktivitas pada ruang wilayah
(terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam
kegiatan perencanaan pembangunan wilayah, baik
jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka
pendek. Perencanaan wilayah sebaga langkah
dalam menciptakan kehidupan yang efisien,
nyaman, serta lestari. Pada akhirnya,
menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi
dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik
pihak pemerintah maupun pihak swasta.
Dalam kegiatan perencanaan tidak
terlepas dari adanya peta. Peta yang sering
digunakan adalah peta topografi dan peta geologi,
namun dalam paper ini penulis akan menyajikan
penggunaan peta 3 dimensi untuk kegiatan
perencanaan wilayah. dimana Peta 3 dimensi
(3D), yaitu merupakan peta yang dapat
memvisualisasikan secara 3 dimensi bentuk
keruangan suatu wilayah tertentu sehingga dapat
mewakili keadaan real wilayah tersebut.

IV. UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kesempatan ini, pertama penulis
mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat Nya penulis diberi
kelancaran dan kemudahan dalam penulisan
paper ini.
Kedua penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Kartografi II Bapak Ir.
Gondang Riyadi. yang telah memberikan tugas
peper ini sehingga penulis bias belajar tentang
penulisan paper yang baik.
Dan terakhir, penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman teman yang telah membantu dan
memberi dukungan dalam menyelesaikan paper
ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Resensi Buku : Perencanaan Pembangunan
Wilayah, http://pustaka.pu.go.id/new/resensi-
buku-detail.asp?id=300 , akses tanggal 18 Mei
2014.
2. Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_Perencana
an_Wilayah_dan_Kota akses tanggal 18 Mei
2014.
3. Sumaryono Bany, ITS Undergraduate 10151
PAPER,
http://www.scribd.com/doc/77493216/ITS-
Undergraduate-10151-Paper, akses tanggal 18
Mei 2014.

You might also like