You are on page 1of 4

IDEOLOGI SOSIALISME ?

*


Arti Dari Sosialisme

Ada perdebatan antara J ohn Locke dan Thomas Hobbes mengenai asumsi perilaku dasar manusia.
Locke memandang bahwa manusia ini dilahirkan dalam keadaan baik, akan tetapi pengaruh lingkungan
membuat mereka menyimpang. Dia memberikan asumsi bahwa manusia lahir bagaikan selembar kertas
kosong yang putih bersih dan manusia tersebut berubah akibat dari pengaruh dan interaksinya dengan
lingkungan.

Sedangkan Hobbes memandang manusia itu pada dasarnya adalah binatang yang rasional. Asumsi
ini sama halnya dengan asumsi pada teori evolusi dimana manusia adalah binatang yang mengalami evolusi.
Dengan sifat-sifat kebinatangannya, salah satunya yaitu berusaha mempertahankan hidupnya dengan
beradaptasi, serta dengan pencapaian kepuasan setinggi-tingginya. Baginya sudah menjadi perilaku dasar
manusia untuk memaksimasi keuntungan (pay off) dirinya. Akan tetapi manusia kemudian melakukan proses
berpikir,

I have said before, in the second chapter, that a man did excel all other animals in this faculty, that
when he conceived anything whatsoever, he was apt to enquire the consequences of it, and what
effects he could do with it. And now I add this other degree of the same excellence, that he can by
words reduce the consequences he finds to general rules, called theorems, or aphorisms; that is, he
can reason, or reckon, not only in number, but in all other things whereof one may be added unto or
subtracted from another.

Chapter 5, Leviathan, Thomas Hobbes

Proses berpikir inilah yang membuat mereka mampu menghilangkan sifat kebinatangan dalam
dirinya. Akan tetapi baik Locke maupun Hobbes mengakui bahwa ada kecenderungan manusia untuk
bersikap mementingkan dirinya sendiri masih kental, karena ini alamiah.

Manusia yang tadinya berpikir untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk diri sendiri,
mulai menyadari bahaya sifat ini. Bahaya cara pandang ini, yaitu terjadinya konflik kepentingan antara
individu dan masyarakat. Individu dengan kekuasaannya mulai melakukan monopoli dan penjajahan
terhadap individu lain. Ini sangat membahayakan kemajuan masyarakat sebagai komunitas yang mencita-
citakan kesejahteraan sosial.

The reproach of individualism is commonly leveled against economics on the basis of an alleged
irreconcilable conflict between the interests of society and those of the individual.

Chapter 1, Introduction to Sociology, Ludwig Von Mises

Menurut definisi kamus Oxford, sosialisme adalah teori organisasi sosial yang menyokong
kepentingan publik yang diwakili oleh negara dan mengontrol sumber daya alam dan aktivitas komersial.
Disini menunjukkan bahwa sosialisme berpegang dan menyokong kepentingan publik. Negara yang
merupakan representasi dari masyarakat membuat kesepakatan dalam bentuk undang-undang untuk
mencegah monopoli oleh individu terhadap sumber daya alam.

Indonesia adalah salah satu contohnya (dalam Undang-Undang Dasar 1945) dimana Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Sehingga segala sesuatu kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
tidak dikuasai oleh segelintir orang yang sangat memungkinkan terjadinya monopoli. Tetapi kekayaan alam
tersebut dikuasai oleh publik melalui representasi negara dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Banyak orang yang mempertanyakan mengenai definisi Sosialisme tapi hingga sekarang penuh
perdebatan dan pertentangan. Ada yang berpandangan bahwa sosialisme adalah mimpi dari kaum liberalis

*
Oleh Berlin Wijaya, Anggota INSTITUT SOSIAL HUMANIORA tiang bendera ITB, untuk diskusi ISLAM-
SOSIALISME, yang diselenggarakan HATI, tanggal 19 Maret 2004 di Eks Kantin Kokesma.
tapi ada yang menyatakan sebagai bentuk setengah komunis, sehingga sampai saat ini definisi sosialisme
memiliki banyak versi. Akan tetapi, untuk tulisan ini, penulis menggunakan definisi sosialisme sebagai cara
pandang atau nilai yang bertujuan untuk mengubah pay off yang tadinya bertujuan untuk individu menjadi
pada masyarakat.

Kapan Sosialisme Muncul

Munculnya konsep Sosialisme yang pertama kali tidak pernah diketahui secara pasti. Bisa jadi saat
Islam muncul atau pada jaman Yunani atau bisa saja pada saat manusia muncul. Bahkan ketika seseorang
suka memberi pertolongan kepada orang lain, ia bisa kita sebut mengamalkan nilai-nilai sosialisme.

Tapi sosialisme sebagai teks (kata) pertama kali muncul dari Robert Owen, sosiolog perancis. Hal
ini tersirat dalam tulisannya yang terkenal A New View of Society. Hal inilah yang membuat banyak orang
menyebutkan istilah sosialisme dibakukan oleh Owen.

This principle is, that 'Any general character, from the best to the worst, from the most ignorant to
the most enlightened, may be given to any community, even to the world at large, by the
application of proper means,' which means are to a great extent at the command and under the
control of those who have influence in the affairs of men,'

A New View of Society, Robert Owen

Contohnya gerakan sosialis yang disebutkan oleh banyak literatur antara lain gerakan revolusi
Perancis dengan ide Liberte, Egalite dan Freternite. Sosialisme telah banyak muncul untuk menunjukkan
kepada orang-orang yang membawa slogan-slogan kepentingan publik/masyarakat. Sosialisme juga banyak
ditunjukkan kepada gerakan-gerakan intelektual salah satunya gerakan intelektual di Eropa.

Artinya sosialisme, dimata penulis, hanyalah sebuah nilai (ukuran benar salah atau baik buruknya
sesuatu). Sebuah nilai tidak layak diklaim oleh sebuah kelompok. Misalnya nilai baik, layakkah kita bilang
nilai baik itu milik kelompok A saja ? Artinya kelompok lain itu tidak baik. Hal ini jelas mustahil terjadi.
Artinya sosialisme itu bukan milik kaum tertentu saja.

Berbagai Pandangan Terhadap Sosialisme

Sosialisme berkembang menjadi dua pola norma (perangkat untuk menjalankan nilai) atau pola
gerakan. Pertama, Sosialisme sebagai etika, merupakan suatu pandangan bahwa sosialisme hanyalah sebuah
etika, dimana ia (sosialisme) sebagasi fungsi kritik individual atas sistem yang ada. Sebagai etika, tentu saja
ia bersifat subjektif. Golongan ini antara lain kaum etikawan. Ciri golongan ini yang paling utama adalah
perubah dari diri sendiri. Kedua, sosialisme sebagai aturan (law) mutlak, dimana sosialisme ini memuat
berbagai aturan-aturan baku (kaku) dan mencita-citakan sebuah transformasi total (revolusi).






Sebagai contoh adalah gerakan komunis Lenin, Marheanisme, komunis Mao, dan lain-lain. Gerakan
sosialisme ini memuat banyak pandangan dan tafsir sehingga banyak terjadi perdebatan dalam gerakan ini.
Gerakan sosialis sebagai bentuk law ini menjadi gagal diterapkan karena sifat masyarakat yang sangat
dinamis (tidak tetap) dan tidak diketahui arah perubahannya kemudian dipaksakan dengan cara pandangan
tersebut.


Akan tetapi bagi kami 2 hal ini lemah, sehingga kami memilih pemikiran ketiga yaitu: sosialisme
sebagai gerakan yang parsial-kontinu-komunal-kritik yaitu sebagai gerakan yang mentransformasi masalah
dalam masyarakat persektoral (problem based), dengan secara terus menerus membangun kritik.



Bangunan gerakan ini berdasarkan pada problem based dimana tiap masalah dapat dipandang dan
ditinjau dari banyak pendekatan. Sehingga kita dapat mencari penyelesaian yang komprehensif. Karena
tantangan dalam masyarakat selalu berbeda dan berubah terhadap tempat dan waktu sehingga penyelesaian
di tiap wilayah dan waktu pastilah berbeda-beda

Apakah Sosialisme Itu Sebuah Ideologi ?

Apakah sosialisme dapat dipandang sebagai ideologi ? Apakah yang dimaksud dengan ideologi dan
apakah hubungannya dengan sosialisme ? Apakah ideologi bersifat kaku (tetap, baku) dan apakah ideologi
mampu menyelesaikan masalah masyarakat dengan sifat masyarakat yang dinamis, berkembang dan selalu
berubah terhadap perkembangan jaman ?

Definisi Ideologi

Ideologi pada awalnya merupakan sebuah sandaran yang kaku dan baku untuk menilai apa yang
baik-buruk dan benar-salahnya sesuatu. Perkembangan dari dasar pandangan dalam sejarah manusia pada
proses evolusinya, dapat dibagi terdiri atas:

1. Differing Claim
Dibangun dari asumsi, lalu dilakukan proses penurunan. Akan tetapi pemikiran ini dari
perkembangannya justru mengarah kepada hal yang dogmatis. Hal ini ditambah lagi kondisi masyarakat
saat itu yang belum memiliki catatan dan metodelogi kritik, sehingga seringkali apa yang dipikirkan oleh
generasi sebelumnya tentang suatu hal akan langsung dianggap sebagai kebenaran oleh generasi
berikutnya. Contohnya mitos.

2. Analytic
Mulanya dibangun dari asumsi, lalu dilakukan proses analisa silang. Mereka percaya yang konsisten
tidak akan pernah mengalami paradok. Lalu mereka akan melakukan uji silang. Dengan metode,
causality dan value, akan dihasilkan sebuah pandangan yang tentang sebuah hal. Mereka percaya bahwa
pada akhirnya nanti kebenaran akan tunggal. Tidak ada 2 sistem yang berbeda yang benar secara
sekaligus. Kepercayaan sebuah kebenaran tunggal yang dihasilkan dari asumsi tertentu itu membentuk
sebuah sandaran baru (ideology). Misalnya komunisme, kapitalis, science ortodok (paradigma
newtonian), dll.

Sebuah bahasan William Lucy, mengkritik sebuah pemikiran analytic ini. Sebuah sistem tunggal
yang benar sepanjang zaman dan berlaku universal disemua tempat ternyata sulit untuk di terapkan. Selain
karena adanya perkembangan metode dan tehnik kausalitas serta adanya masalah dalam penentuan standar
nilai (value). Sebuah nilai yang dianggap baik disebuah tempat, belum tentu baik di tempat yang lain.

Dunia terasa begitu luas untuk sebuah ideology tunggal. Daniel Bell Sendiri telah menjabarkan
kepada kita beberapa kelemahan sebuah ideology tunggal. Nyaris tidak ada sebuah ideologi yang sempurna
dari kritik. Hal ini bahkan membuat beberapa orang yang dulunya optimis berubah menjadi pesimis. Lalu
apakah sandaran itu benar-benar hilang ?

J ika kita tidak mempunyai sebuah sandaran, maka tidak akan ada penilaian yang pasti. Akibatnya
1+1 bisa menjadi 2, atau 3, atau 4, atau berapa pun. Jika kita tidak punya nilai, maka mencuri bisa benar,
bisa salah. Akibatnya akan ada sebuah kekacauan. Hukum menjadi tidak berlaku. Sistem politik menjadi
kacau balau. Rangkaian kata akan menjadi tidak berarti sama sekali. Sehingga mungkin saja jika anda
berkata aku cinta padamu, maka pacarmu akan menjawab ok, kita balik sekarang. Jika sandaran dan
nilai itu hilang, maka komputer tidak berjalan. Sehingga kita tidak ada gunanya lagi kuliah, ngobrol disini
atau bahkan hidup sekalipun. Artinya dunia tanpa sandaran adalah sebuah hal yang tidak mungkin terjadi.

Karena kebenaran tunggal dalam dunia ini begitu sulit untuk ditemukan (atau mungkin tidak ada),
maka apakah kita harus benar-benar kehilangan sandaran? Mungkin kita harus beralih dari logika formal
menjadi heuristik. J ika kita tidak mungkin untuk menemukan sebuah kebenaran, mengapa kita tidak
berupaya untuk mendekatinya, jika ia bergerak, maka terus kita susul demikian seterusnya.





Ideologi Kritik dan Perdebatannya

Ideologi mana yang mati? J ika Lucy mendefinisikan ideologi sebagai sebuah sandaran tetap dan
kaku untuk mengukur baik-buruk atau benar-salah sesuatu, maka dari cerita diatas kita dapat simpulkan
ideologi dimata Lucy telah mati. Sebaliknya Susan Marks memandang ideologi sebagai sebagai teknik
legitimasi yang evolutif dan dapat dipertanggungjawabkan guna mengukur sesuatu. Apakah ideologi di
kacamata Susan Marks telah mati?

J ika ideologi itu sebuah konsep yang kaku, maka kami memilih untuk tidak berideologi. J ika
ideologi itu sebagai sebuah konsep menuju, maka kami akan mencoba untuk mencari ideologi itu.

Kita tidak akan pernah benar
Kita hanya menuju kebenaran












Maka untuk dapat menjawab pertanyaan di awal, apakah sosialisme itu sebuah ideologi?, kami perlu
bertanya dulu kepada Anda,

1. sosialisme itu nilai atau norma ?
2. definisi ideologi menurut anda apa ?

Referensi: Catatan:

A New View of Society, Robert Owen Tulisan ini penulis buat sebagai pengantar mula.
Unfinished Global Revolution , Martin Shaw Untuk lebih detail, dapat didiskusikan lebih lanjut.
Structure of Science Revolution, Thomas Kuhn
Theory of Knowledge, Betrand Russel
http://www.kaapeli.fi/seppanen/English/spectre.htm,
http://www.spectrezine.org/ resist/seppanen.htm
Introduction to Sociology, Ludwig Von Mises
What is Right With Ideology, Bronwen Morgan
End of Ideology, Daniel Bell

You might also like