You are on page 1of 2

Alur Pikir

- Sebaran permukiman tersebut dikaitkan dengan teori Kuffer yang menyatakan bahwa
permukiman tidak teratur didapati pada kemiringan lereng curam dan jaringan jalan yang relatif
sempit.
- Koefisien kebutuhan ruang Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14 Tahun 2008
Alur Kerja
- Data jaringan jalan menjadi lokal dan non lokal
- RTRW menghasilkan kawasan lindung, menggunakan metode join pada software ArcGIS 10.2
- Lakukan perhitungan pola persebaran permukiman menurut teori peter hagget
- Lakukan perhitungan daya dukung wilayah untuk permukiman dengan formula mutaali
Metodologi
- Dari Peta Rencana Pola Ruang Saya dapatkan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya dan kawasan perlindungan setempat.
- Dari peta rencana pengendalian bencana didapatkan kawasan rawan bencana
- Dari peta kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya didapatkan kawasan suaka
alam, pelestarian alam dan cagar budaya
- Dari peta rencana ruang terbuka hijau didapatkan ruang terbuka hijau
Hasil Pembahasan
- Ini hasil dari pengolahan data citra worldview 2012 dengan metode digitasi, terlihat sebaran
permukiman kota Semarang 2012. Disini terlihat bahwa permukiman di Kota Semarang tersebar
merata diseluruh wilayah dengan permukiman yang lebih padat dibagian utara dan bagian
selatan yang lebih jarang. Sebaran permukiman didominasi oleh permukiman tidak teratur yang
didapati pada seluruh wiilayah.
- Sebaran permukiman teratur sebagian besar didapati di sebelah utara bagian timur dan selatan
bagian timur kota.
- Pola Sebaran Permukiman secara umum Random, Teratur tidak teratur mengelompok.
- Kemiringan Lereng dan Permukiman
o Disini terlihat bahwa permukiman yang didapati pada kemiringan lereng curam atau
lebih dari 40 % terdapat di kecamatan Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Gajah Mungkur,
Candisari dan Tembalang.
o Secara umum luasan permukiman berbanding terbalik dengan kemiringan lereng,
semakin besar kemiringan lereng semakin kecil luasan yang didapati.
o Permukiman tidak teratur mendominasi kemiringan lereng curam.
- Lebar jalan dan Permukiman
o Menurut teori kuffer, permukiman tidak teratur didapati pada jalan yang relatif sempit,
dalam penelitian ini adalah jalan lokal.
o kecamatan Tembalang yang memiliki jalan lokal terpanjang, yakni 318,8 Km. Menurut
teori kuffer (2008) seharusnya kecamatan ini memiliki angka luasan permukiman tidak
teratur yang besar dan jauh lebih mendominasi dari permukiman teraturnya, namun
pada faktanya tidak demikian. Permukiman tidak teratur di kecamatan Tembalang
hanya sebesar 700 Ha, lebih kecil dari luasan permukiman tidak teratur kecamatan
Genuk yang memiliki panjang jalan lokal hanya 216,8 Km
o Kecamatan Semarang Barat memiliki panjang kelas jalan non lokal terbesar yakni 55,4
Km, menurut teori Kuffer (2008) seharusnya kecamatan ini memiliki luasan permukiman
teratur yang paling besar dari kecamatan lain, namun pada faktanya tidak demikian.
Luasan permukiman teratur di kecamatan Semarang Barat hanya sebesar 277,7 Ha lebih
kecil dari kecamatan Pedurungan yang memiliki panjang jalan non lokal hanya 22,1 Km
o Hal ini membuktikan bahwa lebar jalan tidak mempengaruhi sebaran jenis permukiman
pada kecamatan-kecamatan di Kota Semarang.
o Grafik menunjukkan jalan lokal yang lebih berpengaruh terhadap luasan kedua jenis
permukiman.

You might also like