You are on page 1of 9

Persebaran Volcanogenic Pollution di Kawah Cibuni, Jawa

Barat
R. D. Mahantara, S. Khurniawan, F. A. Rosyid, M. Chandra, M. I. Hasani, S. Hidayat

Program Studi Sarjana Teknik Geologi ITB
Jl. Ganesha 10 Bandung, Indonesia

ABSTRACT
Cibuni Crater is one of the surface manifestation of Patuha Geothermal System which is
vapor dominated (Layman dan Soemarinda , 2003). this crater is unique because it has a river that flows
through the crater. The gas that occurs in the crater mix with the water and polluted the river by
volcanogenic agents such as Chlorine, Sulfuric acid, and many other substances. The purpose of
this researches is to find the distribution of volcanogenic pollution which is produced by the Cibuni
crater, and to determine whether its infiltrating and mixing with the groundwater or not. The
methods used is by parameter testing and sampling in several areas to find the traces of
volcanogenic pollution, the main indicators is total Chlorine and waterbed level with another
supportive parameters such as pH, TDS, and Temperature. The analysis shows that the ground
water in the Cibuni crater areas is still remain un-polluted by the volcanogenic pollution. This
conclusion derives from the distribution of total Cl, the waterbed level is always higher than the
river, the polluted river gets neutralized by the high amount of water that originates from the spring
and mixing with another river in 700 m after the crater. This researches shows the importance of
water conservation around the Cibuni crater areas, if the system is disturbed and causing the water
supply needed to neutralized the river is not enough, the volcanogenic pollution may get consumed
by the human and may cause several health problem. To improve the accuracy of this researches
further analysis on the amounts of minimum debit, and measuring another parameter such as S and
Carbonate content of the water is required.
Keywords : volcanogenic pollution, Cibuni Crater, Hidrogeology, Patuha mountain

ABSTRAK
Kawah Cibuni adalah manifestasi permukaan dari sistem geothermal gunung api patuha
yang bertipe vapor dominated (Layman dan Soemarinda , 2003), kawah Cibuni memiliki keunikan
tersendiri karena kawah ini dilewati oleh sebuah sungai, dan gas yang dikeluarkan kawah
mengakibatkan sungai terkontaminasi oleh unsur unsur volkanogenik seperti klorin, sulfat, dan
berbagai macam zat lain. Penelitian bertujuan untuk mencari persebaran volcanogenik pollution
yang dihasilkan oleh kawah cibuni, dan menentukan apakah air asam tersebut sampai masuk ke
air tanah atau tidak. Metode yang dilakukan adalah uji parameter dan sampling di berbagai lokasi
untuk mencari jejak penyebaran air asam yang dihasilkan kawah Cibuni. Indikator utama yang
digunakan untuk mengetahui persebarannya adalah kandungan total Cl dan waterbed level dengan
data pendukung lainnya adalah pH, TDS, dan Suhu. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa
air tanah disekitar kawah Cibuni tidak terkontaminasi oleh air asam yang dihasilkan kawah
tersebut, hal ini didapat dari data persebaran Cl dan waterbed level daerah sekitar yang lebih tinggi
daripada sungai yang membawa air asam tersebut. Penelitian ini menunjukkan bagaimana
pentingnya konservasi air di sekitar kawah cibuni, jika sistem hidrologi di daerah ini terganggu
dan menyebabkan berkurangnya suplai air untuk penetralan sungai, mungkin saja unsur unsur
berbahaya yang berasal dari kawah terkonsumsi oleh penduduk dan menimbulkan berbagai
masalah kesehatan yang serius, dan untuk memperkuat hasil penelitian diperlukan analisis lebih
lanjut mengenai parameter lain seperti kandungan S terlarut, total debit air yang diperlukan untuk
penetralan, dan pengukuran berbagai unsur lainnya
Kata kunci : volcanogenic pollution, kawah cibuni, hidrogeologi, gunung patuha




Latar Belakang
Kawah Cibuni terletak pada koordinat lintang 107.3774964,
-7.17313861 dengan ketinggian kurang lebih 1750 mdpl, kawah ini adalah manifestasi permukaan
dari sistem geothermal gunung api patuha, sistem geothermal gunung api patuha bertipe vapor
dominated dengan fluida Na-SO4-Cl yang berkondensasi sebagai uap (Layman dan Soemarinda , 2003).
Proses geohidrotermal pada sistem panas bumi gunung patuha menghasilkan polutan yang
terlarut dalam air dan mencemari sistem air disekitarnya, dengan setting litologi permukaan
gunung patuha berupa batuan piroklastik, dan kapasitas batuan piroklastik cukup terbatas untuk
menjadi media buffer polutan (Sriwana et al., 1998), sehingga terdapat kemungkinan bahwa air yang
mengandung polutan ini masuk ke sistem air di sekitar kawah dan ter-konsumsi oleh pemukiman
penduduk buruh pemetik teh yang tersebar di sekitar kawah cibuni.
Air asam kawah bisa mengandung logam berat dan berbagai unsur berbahaya lainnya
dalam konsentrasi tinggi, dan akan berbahaya jika terkonsumsi oleh penduduk (Poorter et al., 1989),
sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan, dan salah satu tindakan pencegahan tersebut
adalah meneliti batas persebaran dari air kawah, dan menentukan apakah air kawah ini masuk ke
air tanah atau tidak. Sehingga penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui persebaran
air kawah dan menentukan apakah air kawah tersebut masuk ke air tanah atau tidak.







Parameter
Metode yang pertama dilakukan adalah mencari parameter apa yang bisa digunakan untuk mencari
persebaran air asam kawah, berdasarkan penelitian tentang volkanogenik pollution di sungai
ciwidey (Sriwana, et.al.1998), kandungan cl bisa mereprentasikan kandungan kimia air asam kawah,
berdasarkan diagram yang memuat hubungan kandungan Cl dan logam berat terhadap jarak dari
sumber polutan

Grafik 1 : fungsi kandungan unsur volkanogenik terhadap Cl pada sistem hirogeotermal Gunung
Patuha

Diagram diatas menunjukkan unsur Cl bisa digunakan sebagai indikator, karena berada
pada sistem hidrogeotermal yang sama (Layman dan Soemarinda , 2003) dan trend kandungan unsur cl
yang analog dengan kandungan unsur unsur volkanogenik ( kecuali Cu dan Zn)



Parameter lain yang penting untuk diambil adalah waterbed level, parameter ini bisa
digunakan untuk menentukan tekanan hidrolis dan arah aliran fluida, dan beberapa parameter
pendukung lainnya seperti pH, dan suhu.

Alat
Kandungan Cl diukur menggunakan Pocket Colorimeter
TM
II, Chlorine( Free and Total) yang
mengukur kandungan total Cl dan Free Cl dalam satuan mg/L Cl, kadar pH diukur dengan
menggunakan pHmeter, suhu diukur dalam skala derajat celcius, dan koordinat posisi, elevasi, dan
waterbed level diukur dengan menggunakan GPS.
Metode pengambilan data
Kawah cibuni adalah kawah yang dialiri oleh sungai, oleh karena itu pengambilan data dilakukan
pada tempat tertentu untuk memperoleh persebaran air asam kawah, tempat tempat yang dilakukan
pengambilan sampel adalah :
- Sungai sebelum masuk ke kawah, pengambilan data di tempat ini dimaksudkan untuk
melihat kandungan sungai sebelum memasuki kawah, apakah sudah mengandung
volcanogenic pollution atau tidak
- Sumber mata air di dekat kawah dan dekat pemukiman penduduk, dimaksudkan untuk
melihat kandungan Clnya dan menentukan apakah air asam sudah masuk ke dekat
permukiman penduduk atau tidak
- Sungai setelah melewati kawah, dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana air awah
tersebar, dan menentukan dimana batas tersebarnya



Data Penelitian


Peta lokasi penelitian dan pengambilan data, Kawah cibuni
Gambar 1 : peta lokasi penelitian dan lokasi pengambilan data




107.362459
-7.1615403
107.396797
-7.1615403
107. 362459
-7.1850834
107.396797
-7.1850834
HASIL PENGAMBILAN DATA (31 MARET 1 APRIL 2014)

Table 1 : data primer hasil pengambilan data pada lokasi penelitian pada tanggal 31 maret 2014
sampai 1 april 2014

No. Lokasi Koordinat Waterbed
level
TDS
(ppm)
Suhu
(C)
pH Free
Cl(*)
Total
Cl(*)
1 ST 01 107.3604056197,
-7.1743155607
1701 20 19.1 6.01 0.03 0.03
2 ST 02 107.3729934569,
-7.1767717241
1736 30 20.2 6.02 0.05 0.07
3 ST 03 107.3774964230,
-7.1731386491
1757 5970 71.2 2.53 0.03 1.00
4 ST 04 107.3778546135,
-7.1729339689
1777 103 48.4 3.6 0.1 0.12
5 ST 05 107.3763706815,
-7.1724734382
1782 28 19.5 7.25 0.05 0.16
6 ST 06 107.3747332393,
-7.1750831118
1719 43 18.8 6.53 0.03 0.03
7 ST 07 107.3739656882,
-7.1838331937
1739 41 17.2 6.55 0.01 0.03
8 ST 08 107.3720723956
-7.1818375616
1707 92 19.2 7.62 0.02 0.04
9 ST 09 107.3698720826,
-7.177986357
1715 47 18.9 7.7 0.01 0.03
10 ST 10 107.373961046,
-7.1763656626
1690 133 22.4 5.82 0.02 0.08
11 ST 11 107.3709896117,
-7.1797921620
1650 103 22.3 7.21 0.01 0.02
12 ST 12 107.3745576185,
-7.1790846253
1688 81 20.2 7.81 0.01 0.02
13 ST 13 107.3762203299,
-7.1740712219
1740 164 26.5 4.09 0.03 0.07
14 ST 14 107.3765235600,
7.1734041158
1738 135 21.2 6.41 0.02 0.06
15 ST 15 107.3770693741,
7.1732322854
1748 498 63.8 2.91 0.05 0.11
16 ST 16 107.3839602768,
-7.1710692449
1878 124 17.7 6.68 0.02 0.05
Diskusi dan Kesimpulan
Nilai dari pengukuran parameter total Cl menunjukkan harga ambang sebesar 0.02 mg/L Cl
pada lokasi sungai sebelum masuk kawah hal ini menunjukkan bahwa sebelum sungai
melewati kawh cibuni, sungai tersebut belum mengalami volkanigenik pollution, sumber mata
air di dekat kawah dan pemukiman penduduk juga menunjukkan nilai harga ambang, selain itu
nilai waterbed level di sekitar kawah juga lebih tinggi daripada sungai, dari kedua data ini bisa
disimpulkan bahwa sungai yang mengaliri kawah cibuni bersifat effluent, dan volkanogenik
pollution dari kawah cibuni tidak masuk ke air tanah dan tertransport bersama sungai.
Tingginya jumlah air yang masuk ke sungai dari sumber mata air membuat sungai mengalami
pengenceran dan penetralan, selain itu kandungan kimia sungai sudah kembali ke harga
ambang setelah mengalami pencampuran dengan sungai lain pada jarak sekitar 700 m dari
kawah cibuni.
Sehingga selama suplai masukan air tetap tinggi, baik itu dari sumber mata air atau sungai
yang bercampur dengan sungai kawah volanogenik pollution dari kawah cibuni tidak akan
masuk ke air tanah dan terkonsumsi oleh perkampungan penduduk yang tersebar di dekat
sungai kawah, penelitian ini menunjukkan bagaimana pentingnya konservasi air di sekitar
kawah cibuni, jika di masa mendatang sistem hidrologi di daerah ini sudah terganggu dan
menyebabkan berkurangnya suplai air untuk penetralan sungai, mungkin saja unsur unsur
berbahaya yang berasal dari kawah terkonsumsi oleh penduduk dan menimbulkan berbagai
masalah kesehatan yang serius, dan untuk memperkuat hasil penelitian diperlukan analisis
lebih lanjut mengenai parameter lain seperti kandungan S terlarut, total debit air yang
diperlukan untuk penetralan, dan pengukuran berbagai unsur lainnya.



Referensi

Layman, E.B, Soemarinda, S. (2003), The Patuha Vapor Dominated Resource, West Java,
Indonesia. Proc.28
th
Workshop. Geoth. Res. Engginering, Stanford Univ. SGP-TR-173

Poorter, R.P.E.,Varekamp,J.C., Van Bergen, M.J., Kreulen, R., Sriwana, T., Vroon, P.Z.,
Wirakusumah, A.D.,(1989), The Sirung Volcanic Boiling spring : an Extreme Chloride-Rich
Brine on Pantar-Lesser Sunda Islands, Indonesia. Chem. Geol. 76, 215-228

Sriwana, T., van Bergen, M.J., Sumarti, S, de Hoog, J.C., van Os, B.J., Wahyuningsih, R., Dam,
M.C. (1988), "Volcanogenic pollution by acid water discharges along Ciwidey River, west
Java," Jour. Geochem. Exploration, 62, p. 161-182.

Websites
Googlemaps.[ https://www.google.com/maps/@37.0625,-95.677068,4z] A satellite view of the
Cibuni Crater and Its Surroundings.

You might also like