You are on page 1of 5

Ceramah Padepokan Mahasiswa Insan Mulia

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua



Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Kepaniteraan Klinik
RSUD Kota Salatiga







Disusun oleh :
Ika Candra Purnama Sari
20070310034




KEPANITERAAN KLINIK RSUD KOTA SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013


Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua


Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji hanyalah untuk Allah Subhanahu wa Taala yang memiliki kesempurnaan pada seluruh
nama dan sifat-Nya. Kita memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya, serta memohon ampunan-
Nya. Kita berlindung kepada-Nya atas kesalahan diri-diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah Subhanahu wa Taala curahkan kepada Nabi kita
Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada seluruh kaum muslimin yang benar-
benar mengikuti petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kewajiban paling besar yang harus ditunaikan oleh seorang hamba setelah
kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Taala dan Rasul-Nya adalah kewajiban dalam memenuhi
hak orangtua. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,

Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun
dan berbuat baiklah kalian kepada kedua orangtua. (An-Nisa: 36)
Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Taala berfirman,

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya telah
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah (pula). (Al-Ahqaf:
15)
Pada dua ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Taala menjelaskan betapa pentingnya kewajiban
berbakti kepada orangtua dengan menggambarkan betapa besarnya pengorbanan dan jasa orangtua
terutama ibu kepada anaknya. Maka, sudah semestinya bagi seorang anak untuk berbuat baik
kepada orangtuanya. Maka, apakah layak bagi seorang anak untuk melupakan kebaikan
orangtuanya sehingga tidak berbuat baik kepadanya?
Hadirin rahimakumullah,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga telah menyebutkan besarnya keutamaan berbakti kepada
orangtua. Bahkan, lebih besar dari jihad di jalan Allah Subhanahu wa Taala. Hal ini sebagaimana
disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari sahabat Abdullah ibnu Masud radhiallahu anhu, beliau
berkata,
Aku bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Amalan apakah yang paling dicintai
oleh Allah Subhanahu wa Taala? Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Shalat pada
waktunya. Aku berkata, Kemudian apa? Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Berbakti
kepada orang tua. Aku berkata, Kemudian apa? Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab,
Kemudian jihad di jalan Allah. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits di atas, seseorang akan memahami dengan jelas betapa tinggi dan
mulianya amalan berbakti kepada orangtua. Bahkan, Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan
kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orangtuanya meskipun seandainya keduanya
dalam keadaan kafir sekalipun. Sebagaimana dalam berfirman-Nya,

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik. (Luqman: 15)
Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Taala,
Berbuat baik kepada orangtua sangat banyak caranya dan sangat luas cakupannya. Bisa dilakukan
dengan ucapan, perbuatan, maupun dengan harta.
Berbuat baik dengan ucapan, bisa dilakukan dengan menjaga tutur kata yang baik dan tidak
menyakitkan serta dengan berlemah-lembut ketika berbicara kepadanya. Sedangkan berbuat baik
dengan perbuatan, bisa dilakukan dengan membantu menyiapkan keperluan-keperluannya atau
melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya untuk meringankan bebannya serta memenuhi perintah-
perintahnya, selama bukan dalam bentuk berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Sedangkan berbuat baik dengan harta, bisa dilakukan dengan menginfakkan sebagian dari hartanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Hadirin rahimakumullah,
Berbuat baik kepada orangtua juga tidaklah terbatas pada saat keduanya masih hidup. Bahkan, di
saat keduanya sudah meninggal dunia pun, berbuat baik kepadanya masih bisa dilakuka. Nabi
bersabda (yang artinya), Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali
dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa untuknya.
Termasuk amalan berbakti kepada orangtua yang bisa dilakukan sepeninggal mereka adalah
menghubungi kerabat dan teman-teman mereka. Bahkan juga dengan menghubungi atau berbuat
baik kepada keluarga dari teman-teman orang tua kita.
Lihatlah hadirin rahimakumullah, betapa luasnya kesempatan untuk berbakti kepada orangtua.
Apakah kita akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalankan kewajiban yang mulia ini?
Hadirin rahimakumullah,
Seseorang yang berbuat baik kepada orangtuanya maka dia akan mendapatkan balasan yang sangat
besar dari Allah Subhanahu wa Taala bukan hanya di akhirat kelak, namun juga di dunia. Di
antaranya adalah bahwa orang-orang yang berbuat baik kepada orang tuanya, maka akan berbuat
baik pula anak-anaknya kepadanya. Di samping itu, seseorang yang berbuat baik kepada orang tua
juga akan diberi jalan keluar dari kesulitan yang menimpanya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh
hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dalamShahih keduanya yang
menceritakan tentang kisah tiga orang yang ketika masuk untuk beristirahat di dalam gua. Tiba-tiba
ada batu besar yang jatuh menutup pintu gua. Maka dalam kesulitan tersebut, ketiga orang tadi
memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Taala dengan menyebutkan amalan shalih yang
pernah mereka lakukan. Pada akhirnya batu yang menutup pintu goa pun terbuka sehingga mereka
bisa keluar dari gua tersebut. Di antara amal shalih yang disebutkan oleh salah satu dari mereka
adalah perbuatan baiknya kepada orangtuanya.
Begitu pula di antara balasan bagi seseorang yang berbuat baik kepada orangtuanya adalah akan
dimudahkannya dirinya dalam mencari rezeki dan dipanjangkan umurnya. Sebagaimana tersebut
dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

Barang siapa senang untuk diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah
rahimnya. (H.R. Muslim)
Hadirin rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berupaya untuk memperbaiki diri dalam menjalankan kewajiban kita kepada
orang tua. Marilah kita senantiasa mengingat betapa tingginya amalan ini di sisi Allah Subhanahu wa
Taala dan betapa besarnya pengorbanan orang tua kepada kita terlebih di saat masih dalam
kandungan dan saat persalinan, serta setelah dilahirkan sebagai seorang bayi. Kedua orang tua telah
mengerahkan tenaga dan pikirannya, serta hartanya untuk merawat kita. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya bagi kita untuk berbakti kepadanya. Siapapun orang tua kita dan bagaimanapun
keadaan orang tua kita. Apakah mereka orang yang miskin, cacat dan tidak berpangkat atau bahkan
seandainya keduanya belum mendapatkan hidayah sehingga masih dalam keadaan kafir, berbuat
bidah, atau terjatuh pada kemaksiatan lainnya. Hal tersebut tidaklah membuat gugurnya kewajiban
kita dalam berbakti kepada orangtuanya. Bahkan, seseorang harus tetap berkata yang baik dan tidak
menyombongkan dirinya, baik dengan harta dan kedudukannya, serta ilmunya di hadapan orang
tuanya. Namun, dia harus berusaha membantu keperluan keduanya selama tidak melanggar syariat
dan berusaha untuk menjadi sebab turunnya hidayah Allah Subhanahu wa Taala kepada keduanya.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Taala memberikan kemudahan kepada kita untuk berbakti
kepada orang tua, serta memberikan kepada kita kemudahan untuk senantiasa ikhlas dalam
menjalankannya. Amin ya Robbalalamin.
Walhamdulillahirobbilalamin.
Wassalamualaikum warromatullahiwabarokatuh.

You might also like