You are on page 1of 14

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Beberapa waktu lalu, ramai diberitakan baik di televisi maupun media
cetak tentang demonstrasi mahasiswa yang anarkis dalam menanggapi isu
kenaikan harga BBM. Hal ini membuat image mahasiswa sebagai kaum
terpelajar jelek. Sebagai kaum terpelajar, tidak seharusnya mahasiswa melakukan
demonstrasi yang anarki dalam menyampaikan aspirasi.
Terlepas dari mahasiswa sebagai kaum terpelajar, mahasiswa seharusnya
memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat pada umumnya, karena
mahasiswa merupakan agen perubahan. Sebagai agen perubahan dan kaum
terpelajar, mahasiswa seharusya dapat mengontrol diri dalam menghadapi suatu
hal.
Pada dasarnya tidak semua demontrasi mahasiswa anarkis, banyak diantara
demontrasi mereka berjalan damai atau bahkan demonstrasi anarkis mahasiswa
sebenarnya hanya dilakukan oleh oknum atau segelintir orang yang mungkin
mereka bukan mahasiswa.
Tidak dapat dipungkiri, aksi anarkisme tersebut menjadikan nama
mahasiswa menjadi jelek, meskipun pada dasarnya aksi tersebut dilakukan
mahasiswa untuk melindungi masyarakat. Tetapi bila aksi mereka dilakukan
dengan anarkis, masyarakat pun pasti miris melihat mahasiswa sebagai kaum
terpelajar melakukan aksi anarkisme yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Media memang lebih banyak memberitakan demonstrasi mahasiswa yang
anarkis daripada demonstrasi yang jalan damai. Hal ini mengakibatkan
mahasiswa lain apatis apabila diajak untuk berdemontrasi, padahal demonstrasi
mahasiswa adalah sebuah cara mahasiswa sebagai warga negara mengontrol
kebijakan pemerintah.
Suatu hal yang mengherankan memang, ketika mahasiswa berdemontrasi
secara anarkis lantas mahasiswa lain yang tidak berdemontrasi menganggap
bahwa aksi mahasiswa selalu anarkis.
2. Tujuan
Sebagai negara demokrasi, tidak mengherankan apabila banyak terjadi
demonstrasi di Indonesia karena demontrasi merupakan salah satu cara
masyarakat mengontrol kebijakan pemerintah, selain itu demontrasi juga
merupakan cara masyarakat menyampaikan aspirasi.
Tujuan dari pengangkatan judul kali ini dilatarbelakangi oleh ramainya
diberitakan oleh media tentang aksi anarkisme mahasiswa, dari hal tersebut
diharapkan agar dapat mengubah pandangan mahasiswa terhadap demontrasi
yang terjadi. Mahasiswa diharapkan dapat aktif dalam menanggapi isu-isu yang
terjadi terkait kebijakan pemerintah. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat
menganalisis pemberitaan di media, khususnya terhadap aksi yang dilakukan
mahasiswa.
Sebagai mahasiswa yang notabene merupakan kaum terpelajar, diharapkan
tidak mempunyai pola pikir seperti orang awam. Tetapi mahasiswa mampu
menganalisis apa yang diberitakan, dan tidak mudah menerima informasi yang
belum diketahui kebenarannya.

















PEMBAHASAN
1. Mahasiswa
Mahasiswa atau mahasiswi adalah sebutan untuk orang yang menjalani
pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa juga sering diidentikkan sebagai
kaum terpelajar atau berpendidikan.
Sebagai kaum yang terpelajar mahasiswa mempunyai peran sebagai agen
perubahan, yaitu agen yang diharapkan kelak, mampu mengubah negeri ini
menuju yang lebih baik. Selain itu mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang
notabene mengetahui seluk beluk pemerintahan ataupun dunia politik diharapkan
mampu mengawal kebijakan pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan
pemerintah benar-benar dapat mensejahterakan rakyatnya.
Hal tersebut disebabkan ketika seseorang menjadi mahasiswa, mereka
berfikir idealis dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Selain
itu mahasiswa dianggap sebabkan pemikir cerdas dalam pengawasan suatu
kebijakan.
Meskipun mahasiswa dianggap sebagai pemikir cerdas dalam pengawasan
suatu kebijakan, namun tidak semua mahasiswa berinisiatif menjadi lakon dalam
mengawasi kebijakan pemerintah. Banyak mahasiswa praktisi intelektual
akademisi yang berpola pikir anti politik dan anti aliansi. Padahal suatu kegiatan
politik atau aliansi pun diperlukan dalam mengembangkan kecerdasan pemikiran
serta menjaring sebanyaknya ilmu yang tidak didapatkan pada forum
perkuliahan. Sikap apatis mereka cenderung mengaliensi diri dari hiruk pikuk
hegemoni, memandang sambil mengernyitkan dahi terhadap apa itu tindakan
oposisi.
Hal yang lebih mengherankan lagi adalah ketika seorang mahasiswa yang
dapat dikatakan sebagai pengawas kebijakan justru menganggap aksi yang
dilakukan oleh mahasiswa lain untuk mengawal kebijakan pemerintah adalah
suatu tindakan yang tidak berguna. Berpikir tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh mahasiswa memang tidak akan ada habisnya, karena pasti akan
menuai kontradiksi. Tapi yang jelas ketika mahasiswa melakukan hal yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, maka tidak
seharusnya mahasiswa lain tidak mendukungnya.
2. Demonstrasi
Demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk
menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya
penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.
Unjuk rasa atau demonstrasi umumnya dilakukan oleh kelompok
mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah, atau para buruh yang tidak
puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh
kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.
Unjuk rasa atau demonstrasi yang dianjurkan adalah bentuk demonstrasi
yang damai, yaitu bentuk demontrasi tanpa adanya tingkah anarkisme dari pelaku
demonstrasi. Seperti halnya menyampaikan pedapat aspirasi ataupun pendapat,
dalam demontrasi biasa dilakukan dengan melakukan teatrikal maupun orasi.
Selain itu dalam demonstrasi biasa para demonstran membawa ikon-ikon mereka,
baik dalam bentuk bendera maupun simbol yang lain seperti patung yang
dimaksudkan kepada objek yang mereka demo.
Demonstrasi yang seharusnya tetap pada tujuan mereka berdemonstrasi.
Tetapi, sering kali demonstrasi yang dilakukan baik oleh aliansi mahasiswa,
buruh atau yang lainnya di tunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
Hal inilah yang biasanya membuat suatu demonstrasi sering kali tidak
sesuai dengan hakikat demontrasi sesungguhnya. Sebagai bentuk menyampaikan
aspirasi seharusnya demonstrasi berjalan aman dan damai tanpa adanya aksi
anarkisme ataupun perusakan fasilitas publik. Inilah yang menjadikan
demonstrasi adalah aksi yang dipandang jelek oleh sebagian orang awam, karena
sebuah aksi demonstrasi seringkali identik dengan anarkisme.
3. Anarkisme
Anarkisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk
negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa aksi anarkisme adalah aksi
kekerasan. Disebabkan karena aksi anarkisme identik dengan kekerasan, oleh
karena itu suatu tindakan anarkisme sangat dibenci.

4. Analisis
Aksi demonstrasi biasa dilakukan oleh mahasiswa. Demonstrasi ini biasa
digunakan mahasiswa atau instansi lain sebagai cara terakhir untuk
menyampaikan pendapat ataupun aspirasi.
Berikut keterkaitan sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa
dengan nilai-nilai pancasila:
1. Sila ke-1 Ketuhanan yang maha Esa
Berbicara tentang sebuah aksi demonstrasi atau unjuk rasa tentu
erat kaitannya dengan mahasiswa, terlebih ketika mengingat periode
lampau ketika mahasiswa berada dalam masa kejayaannya yaitu ketika
tahun 1998. Sebuah aksi demonstrasi yang dapat dianggap sebagai
suatu cara untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat, menjadikan
demonstrasi suatu tindakan yang sesuai dengan nilai pancasila, yaitu
sila ke-1. Hal ini disebabkan karena penyampaian pendapat juga dapat
dianggap suatu bentuk pembenaran terhadap suatu keputusan atau
kebijakan.
Kebijakan publik adalah suatu kebijakan yang menyangkut
hajat orang banyak. Oleh karena hal itulah suatu kebijakan publik
harus sesuai dengan keadaan rakyat. Jangan sampai rakyat terberatkan
oleh kebijakan tersebut.
Sebagai pengayom rakyat sudah selayaknya pemerintah
melayani rakyatnya dengan baik. Terlebih bagi rakyat yang notabene
berada dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat dianggap aksi demonstrasi adalah suatu aksi yang sesuai dengan
nilai pancasila, sila ke-1, karena mengingatkan suatu instansi akan
tanggung jawaba yang diemban juga merupakan kebaikan.
Tetapi seringkali aksi demonstrasi berujung dengan aksi
anarkisme, baik berupa perusakan fasilitas publik, bentrok dengan
petugas pengaman aksi atau bentuk aksi anarkis lainnya. Hal inilah
yang kerap kali menodai aksi mahasiswa, yang semula mungkin untuk
melindungi rakyat tapi justru meresahkan mereka. Sebagai kaum
muda, secara psikis mahasiswa mempunyai emosi yang mudah
meluap-luap dan mudah terprovokasi. Tetapi, mahasiswa adalah kaum
terpelajar maka tak seharusnya mereka berperilaku anarkis layaknya
orang tak beradab.
Ketika sebuah aksi demonstrasi dinodai dengan aksi anarkis,
maka hal ini sudah tidak sesuai dengan nilai pancasila sila ke-1. Dalam
sila ketuhanan yang maha Esa terkandung maksud bahwa semua
warga negara harus beragama. Semua agama pasti mengajarkan
kebaikan, bukan mengajarkan kekerasan apalagi anarkisme.
2. Sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
Melihat aksi-aksi demonstrasi belakangan ini khususnya yang
menentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM,
sangatlah memprihatinkan. Di era reformasi sekarang, mengkritisi
kebijakan pemerintah dengan cara turun ke jalan-jalan itu sudah biasa.
Namun yang disayangkan banyak pihak, aksi pengunjuk rasa ini telah
mencederai prinsip demokrasi itu sendiri karena sudah mengarah
kepada tindakan anarkis. Aksi-aksi melempari petugas dengan batu,
merusak fasilitas umum, menyandera kendaraan yang melintas di jalan
dan bahkan membakar mobil dinas, jelas tidak manusiawi.
Demo anarkis dianggap sebagai tindakan yang telah
merendahkan martabat bangsa, tidak berperikemanusiaan dan bertolak
belakang dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Memprotes pemerintah tidak harus bertindak brutal dengan
mengganggu dan merusak fasilitas umum. Tindakan itu yang dilandasi
semangat membela kepentingan rakyat, justru malah menyusahkan
rakyat.

3. Sila ke-3 Persatuan Indonesia
Aksi demonstrasi adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh
sekelompok instansi, lembaga ataupun mahasiswa. Membahas tentang
mahasiswa melakukan aksi demontrasi, kebanyakan aksi yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk melindungi rakyat kecil.
Hal ini menandakan adanya keterikatan tiap rakyat indonesia,
dan suatu demonstrasi dapat dikatakan sebagai aplikasi nyata dari nilai
pancasila sila ke-3 Persatuan Indonesia.
Tetapi ketika aksi ini dinodai dengan suatu tindak anarkis, aksi
tersebut tidak lagi sesuai dengan nilai pancasila. Dalam persatuan dan
kesatuan, terkandung nilai bahwa semua rakyat Indonesia sama rasa,
sepenanggungan untuk membuat Indonesia sejahtera, oleh karena itu
sudah selayaknya sebuah aksi demonstrasi berjalan dengan damai.
4. Sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Pada dasarnya aksi demo sendiri adalah wujud aplikasi dari
nilai pancasila sila ke-4 yang butir-butir pengamalannya mencakup
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Dengan kata lain demonstrasi merupakan suatu yang legal untuk
dilakukan oleh berbagai elemen mayarakat tak terkecuali mahasiswa
dan organisasi tani, protes mahasiswa tentang segala duduk perkara
dalam rangka memberikan keadilan kesejahteraan yang utuh bagi
rakyat Indonesia pastilah didengar dan menjadi salah satu catatan
pemerintah untuk memajukan bangsa ini.
Pada masa Demokrasi ini Sebagai mahasiswa yang kritis terus
memperjuangkan nasib rakyat Indonesia, harapan untuk adanya
perubahan dan pemberian hak yang semestinya terus disuarakan serta
usaha memberitahukan kepada khalayak ramai tentang pentingnya
peran petani di Indonesia.Terlebih lagi aksi-aksi ini dilakukan sebagai
bentuk peringatan pada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib
rakyatnya.
Aksi demonstrasi sesungguhnya suatu aksi yang sah karena
pada dasarnya demonstrasi bukanlah hal yang tabu dan negatif citranya
ini berkaitan dengan negara Indonesia yang menganut asas demokrasi,
adanya sila ke-4 pancasila yang mengutamakan musyawarah serta
pengutamaan kepentingan bersama, UU No.9 Tahun 1998 tentang
kemerdekaan menyatakan pendapat di Muka umum serta pasal 28E
ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Mengenai demonstrasi yang sehat tanpa adanya anarkhi penulis
sangat setuju, selain memperbaiki sistem pelayanan masyarakat perlu
adanya kesadaran dan kontrol diri dari para demonstran serta saling
pengertian dari pihak pengamanan (polisi) untuk aksi
massa/demonstrasi yang ideal agar tak ada pihak yang merasa
dirugikan bahkan menjadi korban kerusuhan sehingga pada akhirnya
pelaksanaan demokrasi berjalan dengan aman dan tertib.

5. Sila ke-5 Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung, diantaranya:
1) Mengembangkan perbuatan luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Aksi demonstrasi mencerminkan sikap
kegotongroyongan antaranggota demi mewujudkan aspirasi
masyarakat yang terpendam. Mahasiswa sebagai demonstran
memiliki kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada, sehingga
demo yang disuarakan secara tidak langsung juga bentuk
pengaplikasian dari sikap kekeluargaan antara mahasiswa dan
masyarakat.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Keadilan perlu diwujudkan, oleh karena itu apabila di
lingkungan masyarakat terdeteksi ketidakstabilan sosial, maka
mahasiswa peka untuk mengambil respon atas problematika
yang terjadi. Mahasiswa yang notabene juga merupakan
sekelompok kecil dari masyarakat mengadakan aksi demo
yang bertujuan mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
sehingga merupakan cerminan dari nilai Pancasila di atas.

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Demonstrasi dan tata caranya telah diatur dalam undang-
undang, sehingga sangat jelas antara hak dan kewajiban bagi
pendemo. Hak mereka adalah mengemukakan pendapat di
muka umum, sementara kewajiban mereka adalah tetap
menjaga situasi dan kondisi kawasan demonstrasi tetap
kondusif. Namun, bila timbul anarkisme seperti itu, maka
melanggar kewajiban dalam etika berdemo.

4) Menghormati hak orang lain.
Demonstrasi yang ricuh menimbulkan ketidaknyamanan
bagi masyarakat sekitar, misalnya apabila menimbulkan
kemacetan maupun pengrusakan fasilitas umum. Maka hak
masyarakat untuk memperoleh ketenangan di muka umum
juga ternodai oleh aksi anarkis mahasiswa ketika menyarakan
demo.

5) Tidak menggunakan hak milik untuk merugikan kepentingan
umum.
Sikap anarkisme yang ditunjukkan oleh demonstran
menyimpang dari nilai Pancasila ini, sebab anarkisme
cenderung untuk memaksakan kehendak dengan melakukan
aksi yang tidak terpuji seperti pengerusakan, pembakaran ban,
dan lain sebagainya yang merugikan kepentingan umum.

6) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Demonstrasi merupakan salah satu bentuk pengemukaan
aspirasi untuk memperjuangkan keadilan sosial. Terjadinya
demo juga dapat dipicu dari kondisi sosial yang kurang
seimbang sehingga timbul gagasan untuk mengatasi
ketidakstabilan sosial. Untuk itu, demonstrasi digolongkan
sebagai bentuk pengaplikasian dari nilai Pancasila ini.






PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dan analisis, tentang keterkaitan antara sebuah
demonstrasi dengan nilai-nilai pancasila dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Sebuah aksi demonstrasi dapat dikategorikan sebagai tindakan
yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila ketika aksi tersebut
memberikan kebaikan.
b. Aksi demonstrasi dikategorikan, sesuai degan nilai-nilai pancasila
ketika aksi tersebut tidak merugikan orang lain.
c. Aksi demonstrasi dikategorikan, sebagai tindakan yang sesuai
dengan nilai-nilai pancasila ketika aksi tersebut tidak mengganggu
kepentingan publik.
d. Aksi demonstrasi yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila adalah
ketika demonstrasi berjalan dengan damai, karena sebuah
penyampaian aspirasi atau pendapat seharusnya dilakukan dengan
damai.
2. Daftar pustaka
1. Bandung.
2. Setiardja, Gunawan.1993.Hak-Hak Asasi Manusia berdasarkan ideologi
Pancasila. Kanisius:Yogyakarta.
3. Zubaidi, achmad, dan kaelan. 2010.Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan tinggi. Paradigma:Yogyakatu.
4. Fera azzahra.2011. Analisa nilai pancasila pada aksi masa (Demonstrasi)
Memperingati hari tani nasional.(online,
,http://regional.kompas.com/read/2012/03/20/16330544/
Analisa.nilai.pancasila.pada.aksi.masa(Demonstrasi).Memperingati.hari.t
ani.nasional.diakses Sabtu, 5 April 2012 9:36 WIB

Demonstrasi Anarkis: Cara populer menyampaikan aspirasi?
Posted on Agustus 25, 2011by anindyka
Sebelum saya mulai, perlu saya sampaikan bahwa tulisan ini murni opini dan
hasil pemikiran saya, Krisna Anindyka. Tulisan ini bukan untuk memojokkan
pihak/golongan tertentu yang sering berdemo dalam menyampaikan
aspirasinya.
~~~~~~~~~~
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976): Demonstrasi adalah tindakan
bersama berupa perarakan dsb untuk menyatakan protes, perasaan tak setuju,
dsb.
Demonstrasi. Sebuah kata yang tidak asing, tentunya bagi masyarakat Indonesia.
Apalagi jika kata tersebut dianalogikan dengan pihak-pihak yang seringkali
terlibat di dalamnya, Aktivis. Demonstrasi hampir identik dengan aksi aktivis
mahasiswa dan aktivis buruh. Tidak sepenuhnya salah, memang. Karena pers
sering memberitakan dan menampilkan aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa dan
buruh. Selain itu, peristiwa besar di pertengahan tahun 1998 membuat kata
demonstrasi menjadi semakin lekat dengan image aktivis mahasiswa.
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab timbulnya demonstrasi. Bagi para
mahasiswa, contohnya adalah kebijakan petinggi kampus, kondisi kampus,
hingga permasalahan nasional seperti kenaikan harga BBM/tarif listrik,
kebijakan pemerintah, dsb. Bagi para buruh, hal yang seringkali menjadi pemicu
munculnya demonstrasi adalah permasalahan gaji dan kebijakan perusahaan.
Hati saya semakin miris ketika melihat aksi demonstrasi yang awalnya digadang-
gadang sang demonstran berjalan dengan damai, bergeser ke arah anarkis.
Pelemparan, pembakaran, perusakan dan berbagai hal anarkis lainnya terjadi di
sana-sini. Bahkan tak jarang terjadi korban di antara kedua belah pihak, bahkan
warga sipil biasa yang menjadi penonton. Pihak yang didemo pun terkadang
seolah adem-ayem saja menerima berbagai kritikan dari para demonstran. Saya
pun seringkali berpikir, inikah citra demokrasi Indonesia?
Pengalaman sebagai aktivis mahasiswa, membuat saya setidaknya pernah turun
ke jalan untuk mendemo kebijakan kampus dan pemerintah. Aksi saya dan
teman-teman aktivis lainnya bukan tanpa dasar. Kami sudah melontarkan
berbagai isu dan keinginan kani dengan cara mengirimkan berbagai surat bahkan
petisi ke pihak yang bersangkutan. Namun, keinginan kami hampir tak pernah
didengar. Itulah yang membuat kami menempuh langkah selanjutnya, yaitu
demonstrasi. Alhamdulillah, seluruh demonstrasi yang pernah saya ikuti tidak
berujung dengan aksi anarkis.
Memandang ke negara-negara barat khususnya Eropa yang masuk dalam
kategori maju, demonstrasi apalagi demonstrasi anarkis cukup jarang terjadi.
Mengapa disana jarang terjadi? Karena di Eropa sana, sebelum demonstrasi
dimulai, pihak-pihak yang merasa tertindas mengirim surat/petisi kepada
pihak yang dirasa menindas. Dan yang mengejutkan saya, surat/petisi tersebut
ditangani secara serius dan permasalahan dapat diselesaikan sebelum bergeser
ke arah demonstrasi. Bahkan saya pernah membaca suatu artikel di salah satu
situs berita Eropa, apabila demonstrasi ditujukan kepada pemerintah maka itu
adalah sebuah tamparan keras dan hal itu sangat memalukan. Apalagi jika
demonstrasi yang terjadi berujung tindak anarkis. Hal tersebut menandakan
seolah pemerintah tidak becus menangani rakyatnya.
Mengapa hal tersebut tak bisa diterapkan di Indonesia? Seandainya pihak yang
mendemo bisa melakukan langkah awal terlebih dahulu, yakni mengirimkan
surat dan/atau petisi kepada pihak yang didemo. Dan apabila terpaksa harus
menjalankan demonstrasi, mereka seharusnya tak terprovokasi hal-hal yang
menjurus ke arah anarkis. Saya rasa demonstrasi bisa berjalan dengan lancar.
Pihak yang didemo pun seharusnya merasa malu dan menangani permasalahan
yang ada, sehingga tidak berkelanjutan.




14
secara lancar di Indonesia, dimana dengan adanya demonstrasi secara
anarkisdapat meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga keluarga korban
yangditinggalkan akibat dari kebrutalan demo anarkis tersebut.Ironisnya,
tidak hanya demo yang menuntut kinerja pemerintah, tetapi yanglebih janggal
adalah aksi anarkis yang dilakukan oleh pendukung pendukung dariclub sepak
bola yang akan berlaga, mereka membuat semakin buruknya citraIndonesia di
mata dunia, dimana akibat dari aksi anarkis tersebut, jatohnyakorban jiwa
yang masalahnya hanya sepele dimulai dari perkataan, bahkansempat
pedukung pendukung sepak bola melempari iring iringin pengawalanpresiden
dengan batu, merupakan sesuatu yang ironis yang terjadi di bangsa
ini.Terlebih aksi demo yang anarkis sempat menjadi ingatan kita semua
padatahun 1998 yang dipimpin oleh alm. Soeharto, dimana merupakan
bentukkekecewaan masyarakat kepada pemerintah ditambah dengan
permainan politik,sehingga Indonesia pada tahun itu lumpuh total yang sampe
sekarang diingat dantetap terlihat lukanya hingga sekarang, dimana pada saat
itu terjadi kericuhanmasal di seluruh Indonesia, di Jakarta banyak rumah
rumah yang di rampok
dan juga pelecehan pelecehan terhadap kaum Tiong Hua yang tidak tahu apa a
pamenjadi korban dalam peristiwa berdarah tahun 98.Demo anarkis sangatlah
tidak layak terjadi di Bangsa Indonesia ini, karenasangatlah tidak sesuai
dengan dasar negara kita yaitu Pancasila dimana semualapisan masyarakat
seharusnya memahami arti dari setiap butir butir pancasilatersebut. Juga di
tambah dengan adanya demo anarkis sangatlah merugikanbangsa kita ini
terlebih pada ekonomi dan demo anarkis sangat lah tidak sesuaidengan
kebudayaan kita sendiri yaitu ada ketimuran.

15
Bab V
Kesimpulan dan Penutup
Dari materi-materi dan data yang telah dikumpulkan oleh Tim Penyusun.Kami
dari tim penyusun menyimpulkan bahwa adalah benar Indonesia telahterbiasa
anarkis. Di dalam demonstrasi aspirasi terhadap pemerintah bahkansampai di
tengah permainan sepakbola Indonesia. Kami juga menyimpulkanbahwa
demonstrasi anarkis ini merusak persatuan Indonesia.Demonstrasi memang
merupakan sebuah media dalam menyampaikanaspirasi masyarakat terhadap
kinerja pemerintah.Tetapi,setiap demonstrasihendaknya didasari oleh
rasionalitas yang tinggi bukan didasari olehemosionalitas.Hendaknya para
demonstran menyampaikan aspirasinya dengantetap memperhitungkan nilai
kesopan santunan dan menunjukkan diri sebagaiwarga negara Indonesia yang
turut serta berpartisipasi dalam pemerintahandengan baik tanpa ada nya
tindakan provokasi yang memicu anarkisme.Sementara itu,dari pihak
keamanan harus memperhitungkan juga tindakanyang sebaiknya
dilakukan.Mengamankan provokator tanpa menggunakan metodeyang memicu
kekerasan.Dan juga tidak sembarang memukuli para demonstranyang
anarkis,harus diingat bahwa petugas keamanan bertugas
untukmempertahankan keamanan selama proses demonstrasi
berlangsung,tetapibukan berarti menggunakan segala cara dalam
menjalankannya.Kedua belah pihak harus dapat memikirkan dengan segera
metode yangdapat digunakan apabila demonstrasi telah mengarah kepada
anarkisme. Sangatmemungkinkan bahwa para panitia dan pemimpin
demonstrasi dapatmengingatkan tujuan demonstrasi pada hari itu,dan
berbicara bahwa demonstrasiharus berjalan tanpa anarkisme.Harus diingat
pula bahwa peristiwa anarkisme menghancurkan persatuanIndonesia dan
merusak nama baik Indonesia di mata dunia.Anarkisme tidak dapatdijadikan
solusi untuk memecahkan masalah,sebaliknya menimbulkan masalahyang baru
bagi Indonesia.

16
Daftar Pustaka
http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01/nilai-nilai-pancasila-dan-uud-
1945/ http://khazanna032.wordpress.com/2009/07/16/makna-sila-sila-
pancasila/ http://noertika.wordpress.com/2007/04/25/demonstrasi-
mahasiswa-umi-dan-sensitifitas-
kita/ http://www.indonesiaheadlines.com/index.php?id=1190640http://umum.
kompasiana.com/2010/03/05/indonesia-terbiasa-anarkis/
http://ind.anarchopedia.org/Anarkisme

You might also like