You are on page 1of 31

KONSEP KEPERAWATAN

JIWA
Disampaikan Oleh :
Ns. Sri Supami, SPd, SKep, MKes
Konsep Keperawatan Jiwa
Pengertian :
Keperawatan jiwa adalah palayanan keperawatan
profesional yang berdasarkan ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respon psiko-sosial yang
maladaptif disebabkan oleh gangguan bio-
psikososial, dengan menggunakan diri sendiri dan
terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa
melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan
memulihkan masalah kesehatan jiwa pasien
(individu,keluarga,kelompok,komunitas).
Videbeck(2008).
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
O Kesehatan adalah :
Keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial.
Yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.

Kesehatan Jiwa (Mental) Merupakan

Bagian yang tak dapat terpisahkan dari
kesehatan
Secara Keseluruhan :
Gangguan kesehatan jiwa walaupun tidak
langsung.
Menyebabkan kematian, namun akan
menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi individu & keluarga.
Baik mental maupun materi.
Kesehatan Jiwa adalah :

Perasaan sehat dan bahagia
Serta mampu menghadapi tantangan
hidup
Dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya
Dan mampunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Ciri Orang Sehat Jiwa
1. Merasa nyaman terhadap dirinya.
Mampu menghadapi berbagai perasaan
seperti :
Rasa marah, takut, cemas, cinta, iri,
rasa bersalah, rasa senang, dan lain-
lain.
Mampu mengatasi kekecewaan
Mempunyai harga diri yang wajar
Menilai diri secara nyata tidak
rendah/berlebihan
Puas dengan kehidupan sehari-hari


2. Merasa nyaman berhubungan
dengan orang lain
Mampu mencintai dan menerima cinta
Mempunyai hubungan pribadi yang
tetap
Mampu mempercayai orang lain
Dapat menghargai pendapat orang lain
Merasa menjadi bagian dari kelompok
Tidak mengakali orang lain dan tidak
membiarkan dirinya diakali oleh orang
lain.


Derajat Kesehatan Jiwa
O Tidak ada batasan yang tegas
antara orang yang sehat dengan
yang terganggu jiwanya.
O Terdapat suatu kesinambungan
yang disebut derajat kesehatan jiwa.
(sangat sehat, sehat, cukup sehat,
kurang sehat, sakit).
Tak semua orang selalu mempunyai ciri jiwa
yang sehat sepanjang hidupnya.

Setiap orang dapat mengalami berbagai
ragam derajat kesehatan jiwa.
Derajat kesehatan jiwa (sebagaimana
kesehatan fisik).

Dapat ditingkatkan dengan cara :
Membina kebiasaan.
Membina lingkungan.
Hubungan yang baik.
ORGANO
BIOLOGIK
PSIKO
EDUKATIF
SOSIO
KULTURA
L
SEHAT
JIWA
20 30 % 40 60 % 20 30 %
ILL
HEALTH
SAKIT JIWA
ILL HEALTH
O Kurang percaya
O Tidak mandiri
O Mau menang sendiri
O Curang, korupsi, serakah
O Sombong
O Sukar diatur, anti sosial
O Sukar melihat orang lain senang,
dll.
Perasaan Yang Sering Kita Alami
Rasa Senang : cinta, bahagia, gembira, puas,
ceria, aman, percaya diri,
bangga, dll.
Ketika merasa senang, orang merasa aman.

Rasa susah : marah, sedih, takut, kesepian,
cemas, kecewa, iri, dll.
Ketika merasa susah orang merasa tidak
nyaman, namun orang harus dapat
mengatasi perasaan tersebut.
Cara Mengatasi Perasaan
1. Kenali perasaan anda sendiri seperti marah,
takut, sedih, iri, cemas, senang, dll, pada
setiap situasi.
2. Coba untuk mengerti apa yang
menyebabkan perasaan tersebut.
3. Perhatikan apa yang anda lakukan terhadap
orang lain dan diri sendiri ketika timbul
perasaan tersebut.
4. Ketahuilah kemampuan dan keterbatasan
anda dalam menghadapi situasi tersebut.

5. Kenali cara anda mngatasi perasaan
dan masalah, apakah berhasil atau
tidak.
Misalnya menghadapi rasa marah.
Tanyakan pada diri anda :
Mengapa saya marah ?
Kepada siapa saya marah ?
Apa yang biasanya saya lakukan ketika
marah ?
Apa yang dapat saya lakukan untuk
mengatasi rasa marah ?
6. Pelajari cara baru yang dapat
memuaskan dan memenuhi
kebutuhan anda dalam mengatasi
perasaan, tanpa merugikan diri sendiri
dan orang lain.
7. Rencanakan cara positif untuk
mengatasi perasaan.
8. Lakukan rencana anda.
9. Bila hasil tidak memuaskan, cari cara
lain.
3. Mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Menetapkan tujuan hidup yang
nyata.
Mampu mengambil keputusan.
Menerima tanggung jawab.
Merancang masa depan.
Menerima ide dan pengalaman baru.
Puas dengan pekerjaannya.

Konsep Dasar PPDGJ III
O Gangguan(disorder) :
Istilah yang menyatakan adanya.
A. Suatu kelompok gejala / perilaku yg
dapat ditemukan secara klinis, yg
disertai dg penderitaan (disstress) pd
banyak kasus berkaitan dg
terganggunya fungsi (disfungsi).
Penyimpangan/konflik sosial saja tanpa
disfungsi.Tidak termasuk dalam
gangguan jiwa yang didefinisikan disini.
Tujuan Keperawatan Keswa :
Meningkatkan interaksi (+) dengan orang
dan lingkungan.
Meningkatkan derajat kesehatan.
Mempertinggi aktualisasi diri.

PRINSIP KEPERAWATAN JIWA
1. Manusia
Sebagai mahluk holistik : bertindak,
berinteraksi, dan bereaksi dengan
lingkungan secara keseluruhan.
Mempunyai kebesiaan dasar yang sama dan
penting.
Mempunyai harga diri dan martabat.
Tumbuh sehat, mandiri, dan tercapai aktualisasi
diri.
Berkemampuan untuk berubah dan keinginan
untuk mengejar tujuan personal.
Mempunyai kapasitas koping yang bervariasi.
Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
Perilaku individu yang bermakna meliputi :
persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
Masalah pasien jiwa tidak merusak semua fungsi
manusia.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik di pengaruhi oleh
lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan dari luar :
keluarga, kelompok, komunitas.
Manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi.
3. Kesehatan
Merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia.
Oleh karena itu setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan
yang adekuat.
4. Keperawatan
Perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Metodologi keperawatan jiwa menggunakan diri
sendiri secara terapeutik dan interaksi
interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran diri merupakan dasar untuk perubahan.
Pasien akan sadar akan dirinya sendiri dan
situasinya, sehingga lebih kuat
mengidentifikasikan kebutuhan dan masalah serta
memilih cara sehat untuk mengatasinya. Perawat
memberi stimulus yang konstruktif pada pasien
dan membantu pasien merespon secara
konstruktif sehingga akhirnya pasien balajar cara
penanganan masalah yang merupakan modal
dasar dalam menghadapi kehidupan.
Pelayanan keperwatan jiwa di Indonesia
dimulai dengan di bukanya RS Jiwa pertama di
Bogor pada tahun 1882 dan sampai sekarang
telah berdiri 34 RS jiwa Pemerintah di 25
propinsi seluruh Indonesia. RS Jiwa ditetapkan
sebagai pusat pengembangan pelayanan
keperawatan jiwa. Masalah utama yang
dihadapi pelayanan keperawatan jiwa adalah
kualitas, kuantitas dan tenaga keperawatan
yang ada umumnya dengan latar belakang
SPK, SPRB, SPKSJ.

Pada awalnya praktek keperawatan jiwa di RS Jiwa
dilakukan dengan cara Custodial Care, kemudian
berkembang terapi kejang listrik dll.
Perawatan secara custodial care mulai berangsur-
angsur diubah.
Pasien mulai dilatih bekerja sesuai kemampuan,
walaupun ruangan masih dikunci dan pasien boleh
keluar ruangan. Dengan perkembangan pengobatan
gangguan kesehatan jiwa maka dibutuhkan perawat
yang dapat menangani masalah fisik dan jiwa di RS
jiwa. Inilah awal perawat kesehatan jiwa dibutuhkan
dan diterima sebagai anggota tim kesehatan jiwa. Ilmu
keperawatan dan kesehatan jiwa mulai dan terus
berkembang.

. Peplau mengemukakan bahwa dasar
utama askep kesehatan jiwa adalah
hubungan interaksi antara perawat dan
pasien, kemudian berkembang komunikasi
terapeutik serta terapi modalitas dalam
keperawatan jiwa
Keluarga
Kelompok
Masyarakat
Kesehatan
Primer
Sekunder
Tersier
KEPERAWATAN
Sstimulasi
kostruktif
Terapi komunikasi
Terapi modalitas
Peran perawat
Bio-Psiko-Sosial-
Kultural
Pasien
Pencegahan
Bervariasi dan spesifik meliputi aspek kemandirian
(independent), kolaborasi (interdependent).
1. Pelaksana Askep
Menggunakan konsep psikologi tentang perilaku
manusia, perkembangan kepribadian dan konsep
kesehatan jiwa serta gangguan jiwa dalam
melaksanakan askep kepada individu, keluarga dan
komunitas.
melaksanakan askep secara komprehensif melalui
pendekatan proses keperawatan jiwa yaitu
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan dan
melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi.
2. Pelaksana Pendidikan Keperawatan
Membimbing PENKES jiwa kepada individu,
keluarga dan komunitas agar mampu melakukan
perawatan pada diri sendiri, anggota keluarga dan
anggota masyarakat lainnya.
Pada akhirnya diharapkan setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab terhadap keswa.

3. Pengelola Keperawatan
Menunjukkan sikap kepemimpinan dan
bertanggung jawab dalam mengelola askep jiwa :
Menerapkan teori menejemen dan
kepemimpinan dalam mengelola askep.
Menggunakan berbagai strategi perubahan yang
diperlukan dalam mengelola askep jiwa.
Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus
seperti mengorganisasi, koordinasi dan
mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi
individu maupun keluarga.
Pelaksanaan berbagai terapi modalitas
keperawatan.

4. Melakukan Penelitian
Mengidentifikasi masalah dalam bidang
keperawatan jiwa dan menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan askep
jiwa.
1. PREVENTIF/PROMOTIF
Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan baik
untuk individu, keluarga dan masyarakat.
2. KURATIF
Memberikan askep dengan pendekatan proses
keperawatan baik untuk individu, keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan
manajemen keperawatan, yang terdiri dari :
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan secara konsisten berupa :
Perencanaan askep yang disusun oleh SDM

Pengorganisasian : metode pemberian askep
berupa M. Fungsional, M. Kasus (total), M.Tim,
M.Keperawatan primer
Pengarahan : motivasi, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikas.
Pengawasan dan pengendalian : langsung dan
tidak langsung.

3. REHABILITATIF
Memberikan kegiatan sesuai dengan kemampuan
untuk pemulihan.
Home visit/kunjungan rumah.

You might also like