You are on page 1of 2

BUPATI SAMBAS

SALINAN
KEPUTUSAN BUPATI SAMBAS
NOOMOR : 302 TAHUN 2007
TENTANG
PEMBERIAN IZIN LOKASI UNTUK KEOERLUAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
ATAS NAMA PT. BORNEO PALMA PRIMA
Membaca : surat permohonan Nomor : 039/PT.BPP/VII/2007 tanggal Agusts 2007
yang diterima secara lengkap pada tanggal 8 Oktober 2007, dari Direktur PT.BORNEO PALMA
PRIMA alamat KW Buildig Lantai 3, Jalan panjang No.9C kebon jeruk, Jakarta , yang berisi
Permohonan Izin lokasi tanah seluas + 18.000 Ha, terletak di kecematan Sebawi,
Sambas,Sejangkung, Sajad dan Subah kabupaten Sambas, untuk keperluan pembangunan
perkebunan kelapa sawit.
Menimbang : a. bahwa pemohon telah memperoleh informasi Lahan /Persetujuan
Prinsip dengan komoditi kelapa sawit dari Bupati Sambas Nomor : 583/110A/BKI-C tanggal 27
pebruari 2006 untuk areal seluas 18.000Ha
b. bahwa rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit dari
pemohon di lokasi yang direncanakan, telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sambas [perda Nomor : 8 Tahun 2002], pola Dasar pembangunan Daerah Kabupaten
Sambas tahun 2001-2005, program pembangunan Daerah Kabupaten Sambas tahun 2002-2006
dan rencana pembangunan di wilayah yang bersangkutan serta telah memenuhi persyaratan
lainny;
c. bahwa berdasarkan peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004, seluruh
areal yang dimohon seluas+ 18.000 Ha termasuk Kawasan Non Hutan/ pertanian Lahan kering dan
sesuai kep. Menhut No. 259/Kpts-II/2000 seluruh areal yang dimohon merupakan kawsan Non
Hutan/APL;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,b, dan c diatas,
permohonan terhadap Izin Lokasi dapat dikabulkan;
e. bahwa untuk melakssanakan maksud pada huruf d tersebut di
atas perlu menetapkan keputusan;
mengingat : 1. Undang- undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang penetapan undang-
undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara RI Tahun 1959 nomor 72 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820];
3. penerima Izin lokasi wajib berkoordinasi dengan camal, kepala Desa, pemuka agama / Adal,
pemuka masyarakat serta Tim Pembina pembangunan perkebunan dilingkal kabupaten;
4. pemberian ganti kerugian tanah serta tanam tumbuh dan atau bangunan yang ada di atasnya,
ataupun benda-benda lain milik pemegang hak atas tanah, tidak dibenarkan melalui perantara
dalam bentuk dan nama apapun juga, melainkan harus diberikan langsung kepada yang berhak ;
5. perolehan tanah harus diselesaikan dalam waktu 3(tiga) tahun sejak tanggal ditetapkanya
keputusan Izin Lokasi dan dapat diperpanjang paling lama 1[satu] tahun atas permohonan yang
bersangkutan, apabila perolehan tanah telah mencapai 50% dari luas Izin Lokasi yang diberikan;
6.penerima Izin Lokasi wajib menghormati hak-hak dan kepentingan pihak lain yang berada di
Lokasi maupun sekitarnya sertta tidk diperkenankan menutup aksesibilitas terhadap tanah tanah
yang belum dibebaskan;
7. Dalam rangka perolehan tanah dan pelaksanaan kegiatan penerima izin lokasi wajib
menghormati adat-istiadat dan kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat,
demikian juga terhadap tempat-tempat yang dikeramatkan di lokasi yang dikeramatkan dilokasi
yang ditetapkan dan sekitarnya;
8. perkembangan perolehan tanah wajib dilaporkan oleh penerima Izin Lokasi paling sedikit
1(satu) kali setiap 3(tiga) kali setiap 3(tiga) bulan kepada Bupati Sambas Cq. Badan kerjasama dan
investasi kabupaten Sambas, serta kepala kantor pertanahan kabupaten Sambas;
9. penerima Izin lokasi wajib mengajukan permohonan izin pemanfaatan kayu(IPK) kepada pejabat
yang berwenang terhadap tegakan kayu pada areal berhutan yang termasuk dalam areal Izin
lokaasi;
10. penerima Izin Lokasi wajib menerapkan pola kemitraan dengan masyarakat setempat
sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan menteri pertanian No.26/Permentan/ OT.140/2/2007
tentang pedoman perizinan Usaha perkebunan;
11. Terhadap bagian dari lokasi tanah yang berupa cekungan, rawa atau paya yang potensial
untuk pengembangan lahan basah, disarankan untuk diarahkan menjadi pertanian tanaman
pangan/sawah, dalam rangka menunjang program pemerintah Daerah meningkatkan areal dan
produksi tanaman pangan;
12. terhadap areal berlereng terjal (lebih dari 40%) dan areal lainnya yang tidak untuk pembangunan
kebun, kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air yang termasuk dalam areal yang
ditetapkan, wajib dikelola sedemikian rupa penerima Izin Lokasi, sehingga tidak mengakibatkan
kerusakan lingkungan;
13. penerima Izin Lokasi wajib berperan aktif dalam pemeliharaan ,penyelamatan dan pengelolaan
tanah serta lingkungan di lokasi dan sekitar lokasi yang ditetapkan.
14. penerima Izin Lokasi tidak diperkenankan, melaksanakan pembukaan dan pembersihan lahan
dengan cara membakar hasil tebangan, melainkan harus mengumpulkan dan memanfaatkan
sedemian rupa, sehigga tidak memicu dan menimbulkan kebakaran hutan yang mengakibatkan
kerusakan lingkugan serta mengakibatkan kerusakan lingkugan serta mengakibatkan asap

You might also like