A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen 1. Definisi Kulit Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. . !a"isan #ulit a) Epidermis Stratum korneum. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1 Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung at keratin. Stratum lusidum. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. !alam lapisan terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum. Stratum granulosum. Lapisan ini terdiri dari "-# lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh. Stratum spinosum$stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat men%apai &," mm terdiri dari '-( lapisan . sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di ba)ah mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal$banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini ber*ungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar. +entuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki. !isebut akantosum sebab sel-selnya berduri. ,ernyata spina atau tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut inter%elulair bridges atau jembatan interselular. Stratum +asal$-erminati.um. !isebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal$basis, stratum germinati.um menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. +entuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. !i dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin )arna. Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian ba)ah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. " dengan membran basalis merupakan batas terba)ah dari pada epidermis dengan dermis. ,ernyata batas ini tidak datar tapi bergelombang, pada )aktu korium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papilla kori (papilla kulit). !ipihak lain epidermis menonjol kea rah korium, tonjolan ini disebut /ute /idges atau rete peg 0 prosessus inter papilaris. b) !ermis St$u#tu$ la"isan %e$mis !ermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis dan di sebelah ba)ah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. !ermis terdiri dari " lapisan1 a) +agian atas, Pars Papilaris (stratum papilar). b) +agian ba)ah, /etikularis (stratum retikularis). +atas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian ba)ahnya sampai ke subkutis. +aik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elasti% untuk memberikan kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan *olikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut. &nsu$ sel 2nsure utama sel dermis adalah *ibroblast, makro*ag, dan terdapat sel lemak yang berkelompok. !isamping itu ada juga sel jaringan ikat ber%abang dan berpigmen pada lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan sekitar anus. Se$at otot Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan dengan *olikel rambut (muskulus ere%tor *ili) bertebaran Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. # diseluruh dermis dalam jumlah yang %ukup banyak pada kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian perenium. %) Subkutis. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti %in%in. Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan). -una perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker 0 pegas$bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, 3solator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori, dan tambahan untuk ke%antikan tubuh. !i ba)ah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot. '. Ja$ingan Kulit Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua ma%am jaringanyaitu jaringan epitelyang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). (. Kelen)a$*Kelen)a$ Kulit Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamae. a) Kelenjar sebasea. Kelenjar ini berhubungan dengan *olikel rambut yang bermuara dalam sebuah *olikel rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan *olikel rambut bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di ba)ah %ontrol hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan berman*aat untuk pemeliharaan kesehatan kulit. b) Kelenjar keringat. Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak ber%abang4 terdapat pada seluruh kulit ke%uali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 5 kaki. +agian sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa tersendiri. !uktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk men%apai permukaan kulit. ,empat bermuaranya disebut pori keringat. ,erdapat " ma%am kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin. 1) Kelenjar keringat ekrin. ,ersebar diseluruh kulit tubuh, ke%uali kulup penis bagian dalam dan telinga luar, telapak tangan, telapak kaki dan dahi. +adan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat. ") Kelenjar keringat apokrin. Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit putting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara pada *olikel rambut. %) Kelenjar payudara (glandula mamae). -landula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal yang se%ara *ungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas *asia pektoralis super*isilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. !isekitar putting susu (papila mamae) terdapat reti%ulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 1'-"& duktuli lakti*erus. !isekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mammae) yang ber*ungsi untuk melindungi dan meli%inkan putting susu pada )aktu bayi mengisap. Pada )anita yang tidak hamil dan tidak menyusui, al.eoli tampak ke%il dan padat berisi sel-sel granular. Pada )aktu hamil, al.eoli akan membesar dan sel-sel membesar. +. ,igmentasi Kulit Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. ' 6arna kulit ditentukan oleh *aktor )arna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen) darah pada pembuluh darah, dermis memberikan )arna kemerahan dan kandungan pigmen melanin memberikan bayangan %oklat. Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian ba)ah lapisan taju yang dibuat oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan lapis taju dalam *olikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan )arna kulit disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam keratinosit. pigmentasi kulit tergantung dari berbagai *aktor yaitu keturunan, hormone, dan lingkungan. 7aktor geneti% mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. 8ormone pema%u malanosit 9S8 (melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan melanosom ke dalam %abang-%abang sitoplasma melanosit dan keratinosit. 7aktor lingkungan seperti ultra.iolet meningkatkan kegiatan enim melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi %oklat. -. ,em.ulu/ Da$a/ Pembuluhdarah kulit terdiri dari " anyaman pembuluh darah nadi yaitu1 a) :nyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. :nyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori. b) :nyaman pembuluh darah nadi kulit ba)ah atau dalam. :nyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan %abang-%abang pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium. !alam hal ini per%abangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada lapisan subkutis. ;abang-%abang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik$.ena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1$' dari darah yang beredar malalui kulit. !isamping itu pembuluh darah pada kulit sangat %epat menyempit$melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyaeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi se%ara re*lek. 0. Sa$af Kulit Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. < Kulit juga seperti organ lain terdapat %abang-%abang sara* spinal dan permukaan yang terdiri dari sara*-sara* motorik dan saa* sensorik. 2jung sara* motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan sara* sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, sara* sensorik ini membentuk berma%am-ma%am kegiatan untuk menerima rangsangan. 2jung-ujung sara* yang bebas untuk menerima rangsangan sakit$nyeri banyak terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sara*nya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ. 1. ,eleng#a" Kulit a) Kuku. Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan dorsal *alang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan epidermis. Struktur kuku. :lat kuku berpoli*erasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di ba)ahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk 2 bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. +adan kuku ber)arna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebgai epikondrium atau kutikula. +agian dari kuku, terdiri dari1 i. 2jung kuku atas ujung batas. ii. +adan kuku yang merupakan bagian yang besar. iii. :kar kuku (radik). Pertumbuhan kuku !engan bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata &,' mm perminggu.
b) /ambut. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. = /ambut merupakan benang keratin elasti% yang berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur tubuh ke%uali telapak kaki dan telapak tangan, permukaan dorsal *alang distal, lingkung lubang dubur dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam dalam kulit. :kar rambut dibungkus oleh *olikel rambut yang berbentuk dari bagian yang bersal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis (jaringan ikat). 1) Struktur rambut1 9edula. 9erupakn bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari "-# lapis sel kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn oleh ruang berisi udara. Korteks. 9erupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa lapis sel gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang membentuk keratin keras. Kutikula. ,erdapat pada permukaan, selapis sel tipis, jernih dan kutikula tidak berinti, ke%uali yang terdapat pada akar rambut. ") Pertumbuhan rambut. Pertumbuhan rambut terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang berasal dari epidermis dan belum berdi*erensiasi yang terletak di atas sekitar pun%ak papilla rambut. Sel-sel pada dasar *olikel menjadi sarung akar rambut luar sel-sel matriks rambut merupakan tratum malpigi epidermis yang akhirnya menjadi sel-sel ber at tanduk. /ambut mempunyai masa pertumbuhan tertentu yaitu untuk rambut kepala &-# tahun dan bulu mata #-5 bulan.
2. Fungsi Kulit Kulit pada manusia mempunyai *ungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup se%ara umum yaitu1 a) 7ungsi proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan *isis atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimia)i yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). -angguan panas misalnya radiasi, sinar ultra.iolet, gangguan in*eksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. ( jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan *isis. 9elanosit turutberperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil). b) Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena si*at stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai at kimia dan air. !i samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak at kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara P8 '-<,'. 3ni merupakan perlindungan terhadap in*eksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati melepaskan diri se%ara teratur. %) 7ungsi absorbs. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi %airan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap > " , ;> " dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada *ungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui %elah diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis. d) 7ungsi kulit sebagai pengatur panas. Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu lingkungan. 8al ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu .is%eral #<-#=,' derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persara*an dan .asomotorik dari arterial kutan ada dua %ara yaitu .asodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipan%arkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan %airan pada permukaan tubuh) dan .asokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pu%at dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan). Kulit melakukan peran ini dengan %ara mengeluarkan keringat, kontraksi otot, dan pembuluuh daarh kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang %ukup baik. ,onus .askular dipengaruhi oleh sara* simpatis (asetilkolin). e) 7ungsi ekskresi. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. ? Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan at-at yang tidak berguna lagi atau at sisa metabolism dalam tubuh berupa @a;l, urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit. *) 7ungsi persepsi. Kulit mengandung ujung-ujung sara* sensorik di dermis dan subkutis. /espons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel ren.ier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut sara* sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.
13. Rea#si "uti/. +ila ujung suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis tekanan menjadi pu%at (reaksi putih). /angsangan mekanik menimbulkan konstriksi s*ingter kapiler dan darah mengalir keluar dari kapiler, respons ini tampak kira-kira 1' detik.
11. T$i"el Res"ons. +ila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang run%ing, sebagian reaksi putih terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti pembengkakan, bintik kemerahan sekitar luka yang disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung dari kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan lo%al disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan .enolus. Kemerahan karena dilatasi arteriola dan denar.asi karena hambatan sara* menimbulkan rasa nyeri.
1. Hi"e$emia A#tif. 8iperemia akti* yaitu kelainan jumlah darah dalam suatudaerah yang dihidupkan kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan. /espons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar membuat kulit menjadi sangat merah karena e*ek lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh at kimia. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1& B. Definisi Sin%$om Ste4en Jo/nson 1. Sindrom Ste.en Aohnson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di ori*isium, dan mata dengan keadaan umum ber.ariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, .esikel $ bula dapat disertai dengan purpura. (Arif mtta!in, A"#an Keperawatan $an%%an Si"tem &nte%men' ". Sindrom Ste.en Ahonson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di ori*isium dan mata dengan keadaan umum ber.ariasi dari ringan sampai berat4 kelainan pada kulit berupa eritema, .esikul $ bula, dapat disertai purpura. #. 9enurut Sharma and Sethurahman (1??<), Sindrom Ste.en Aohnson adalah bentuk penyakit mukokutan dengan tanda dan gejala sistemik yang dari ringan sampai berat berupa lesi target dengan bentuk yang tidak teratur, disertai makula, .esikel, bula, dan purpura yang tersebar luas terutama pada rangka tubuh, terjadi pengelupasan epidermis kurang lebih 1&B dari area permukaan tubuh, serta melibatkan lebih dari satu membran mukosa. Kasus dengan pengelupasan epidermis antara 1&B sampai dengan #&B disebut dengan o.erlap Ste.ens-Aohnson Syndrome-,oCi% Epidermal @e%rolysis (SAS-,E@), sedangkan kasus dengan pengelupasan epidermis lebih dari #&B disebut ,oCi% Epidermal @e%rolysis (,E@) (+astuji--arin, et al., 1??#). 5. Sindrom Ste.en Aohnson adalah penyakit akut dan berat, terdiri dari erupsi kulit, kelainan mukosa dan lesi pada mata (Siregar, 1??<). Sedangkan menurut Laskaris ("&&&), Sindrom Ste.en Aohnson atau eritema multi*ormis mayor adalah .ariasi eritema multi.ormis mukokutan yang lebih parah dengan ditandai keterlibatan membran mukosa. '. Sindrom Ste.ens-Aohnson (SSA) ialah reaksi mukokutan akut yang ditandai dengan nekrosis dan pengelupasan epidermis luas, dan dapat menyebabkan kematian. ((. At#f )#a#a, Sin*rom Ste+en",Jo#n"on *an Nekroli"i" -pi*ermal )ok"i" *i .SUP (/ Palem0an% Perio*e 2001 2 2003, (e*ia (e*ika &n*one"ia' 5. Etiologi Sin%$om Ste4en Jo/nson Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 11 Se%ara umum SSA masih belum diketahui penyebabnya, namun SSA dapat disebabkan oleh alergi obat (antibiotik, analgetik, antikejang, obat untk 83D), in*eksi (.irus dan jamur), .aksinasi, radiasi, jamu, makanan serta lingkungan. NO ETIO!O6I KETERAN6AN 1. ". #. 3diopatik Erupsi alergi obat se%ara sistemik a. :ntibiotik b. :ntikon.ulsan %. :ntiin*lamasi d. :ntirematik e. :ntituberkulosis *. :ntiretro.iral g. :ntihiperglikemi h. Kortikosteroid i. :ntihelmintik j. :mebisid k. :ntiepilepsi l. :ntimalaria +ahan-bahan kimia +anyak kasus Sindrom Ste.en Aohnson yang tidak diketahui se%ara pasti etiologinya, diduga sebesar '&B etiologi Sindrom Ste.en Aohnson adalah idiopatik. Kebanyakan pasien memiliki ri)ayat menggunakan obat- obatan sebelum timbulnya gejala-gejala Sindrom Ste.en Aohnson. Erupsi alergi obat se%ara sistemik adalah reaksi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat. -olongan penisilin dan semisintetiknya, tetrasiklin, sul*onamid, se*alos*orin, eritromisin, .ankomisin. +arbiturat, *enitoin, hidantoin, karbamaepin, *enobarbital. >ksikam, parasetamol, deri.at salisilat, piraolon. :lopurinol. /i*ampisin @e.irapin Sul*onilurea -lukokortikoid 9ebendol 9etronidaol Lamotrigin Kinin, me*lokuin, klorokuin. Perak nitrit, trikloretilen, nikel, air raksa, arsenik, ?- bromo*luoren, D. ,atofisiologi Sin%$om Ste4en Jo/nson Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1" Patogenesisnya belum jelas, kemungkinan disebabkan oleh reaksi hipersensiti* tipe 333 dan 3D. /eaksi tipe 333 terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibodi yang membentuk mikro-presitipasi sehingga terjadi akti*itas sistem komplemen. :kibatnya terjadi akumulasi neutro*il yang kemudian melepaskan lisoim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). /eaksi hipersenti*itas tipe 3D terjadi akibat lim*osit , yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang sama kemudian lim*okin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (!juanda, "&&&1 15=) . 1. /eaksi 8ipersensiti* tipe 333 8al ini terjadi se)aktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah hilir. :ntibodi tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya kompleks antigen antibodi ditempat tersebut. /eaksi tipe 333 mengakti*kan komplemen dan degranulasi sel mast sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kapiler ditempat terjadinya rekasi tersebut. @eutro*il tertarik ke daerah tersebut dan mulai mem*agositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enim-enim sel serta penimbunan sisa sel. 8al ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut (;or)in, "&&&1 ="). ". /eaksi 8ipersensiti* ,ipe 3D Pada reaksi ini diperantarai oleh sel ,, terjadi pengakti*an sel , penghasil Lim*okin atau sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadi penghan%uran sel-sel yang bersangkutan. /eaksi yang diperantarai oleh sel ini bersi*at lambat (delayed) memerlukan )aktu 15 jam sampai "= jam untuk terbentuknya. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1# Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 15 E. Manifestasi Klinis Sin%$om Ste4en Jo/nson Sindrom ini jarang dijumpai pada usia # tahun keba)ah. Keadaan umumnya ber.ariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai koma. 9ulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan. Pa*a "in*rom ini terli#at a*an4a tria" kelainan 0erpa5 1. Kelainan kulit Kelainan kulit terdiri dari eritema, .esikel dan bula. Desikel dan bula kemudian meme%ah sehingga terjadi erosi yang luas. !isamping itu dapat juga terjadi purpura. Pada bentuk yang berat kelainannya generalisata. ". Kelainan selaput lendir di ori*isium Kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut (1&&B) kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genetal ('&B) sedangkan dilubang hidung dan anus jarang (masing-masing (B dan 5B). Kelainan berupa .esikel dan bula yang %epat meme%ah sehingga menjadi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Auga dalam terbentuk pseudomembran. !ibibir kelainan yang sering tampak ialah krusta ber)arna hitam yang tebal. Kelainan dimukosas dapat juga terdapat di*aring, traktus respiratorius bagian atas dan esop*agus. Stomatitis ini dapat menyebabkan penderita sukar tidak dapat menelan. :danya pseudomembran di *aring dapat menyebabkan keluhan sukar berna*as. #. Kelainan mata Kelainan mata merupakan (&B diantara semua kasus yang tersering ialah konjungti*itis kataralis. Selain itu juga dapat berupa kongjungti*itis purulen, perdarahan, ulkus korena, iritis dan iridosiklitis. !isamping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain, misalnya1 ne*ritis dan onikolisis. F. Kom"li#asi Sin%$om Ste4en Jo/nson Komplikasi yang tersering ialah bronkopneunomia yang didapati sejumlah 1< B diantara seluruh kasus yang ada. Komplikasi yang lain ialah kehilangan %airan atau darah, gangguan keseimbangan elektrolit dan syok. Pada mata dapat terjadi kebutaan karena gangguan lakrimasi. Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1' :dapun komplikasi dari SSA apabila terjadi in*lamasi sitemik yaitu 1 a. +ron%hopneumony b. 9eningitis %. 2lkus kornea, Konjungti.itis, 3ritis. d. -angguan keseimbangan %airan dan elektrolit e. Kejang E koma *. Kebutaan g. Kematian 6. ,eme$i#saan Diagnosti# Sin%$om Ste4en Jo/nson Pemeriksaan laboratorium1 1) ,idak ada pemeriksaan labor (selain biopsi) yang dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. ") Pemeriksaan darah lengkap (;+;) dapat menunjukkan kadar sel darah putih yang normal atau leukositosis nonspesi*ik. Penurunan tajam kadar sel darah putih dapat mengindikasikan kemungkinan in*eksi bakterial berat. #) !etermine renal *un%tion and e.aluate urine *or blood. 5) Pemeriksaan elektrolit ') Kultur darah, urine, dan luka diindikasikan ketika in*eksi di%urigai terjadi. <) Pemeriksaan bron%hos%opy, esophagogastro duodenos%opy (E-!), dan kolonoskopi dapat dilakukan =) ;hest radiography untuk mengindikasikan adanya pneumonitis () Pemeriksaan histopatologi dan imonohistokimia dapat mendukung ditegakkannya diagnosa. H. ,enatala#sanaan Me%is Sin%$om Ste4en Jo/nson Penatalaksanaan a)al yang perlu dilakukan adalah hentikan penggunaan obat yang di%urigai sebagai penyebab reaksi. ;airan elektrolit dan makanan %airan dengan kalori tinggi harus diberikan melalui in*us untuk mendorong pemulihan. :ntibiotik diberikan bila dibutuhkan untuk men%egah in*eksi sekunder seperti sepsis. >bat anti nyeri, Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1< misalnya mor*in, juga diberikan agar pasien merasa lebih nyaman. Pada sindrom Ste.ens Aohnson pengangannya harus tepat dan %epat. Penggunaan obat kostikosteroid merupakan tindakan li*e-sa.ing. +iasanya digunakan !eksamethason se%ara intra.ena, dengan dosis permulaan 5-< C ' mg sehari. Pada umumnya masa kritis dapat diatasi dalam beberapa hari dengan perubahan keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, sedangkan lesi lama mengalami in.olusi. !ampak dari terapi kortikosteroid dosis tinggi adalah berkurangnya imunitas, karena itu bila perlu diberikan antibioti% untuk mengatasi in*eksi. Pilihan antibioti% hendaknya yang jarang menyebabkan alergi, berspekrum luas dan bersi*at bakterisidal. 2ntuk mengurangi e*ek samping kortikosteroid diberikan diet yang rendah garam dan tinggi protein. 8al lain yang perlu diperhatikan ialah mengatur keseimbangan %airan, elektrolit dan nutrisi. +ila perlu dapat diberikan in*use berupa !ekstrose 'B dan larutan !arro). 2ntuk lesi di kulit pada tempat yang erosi* dapat diberikan so*ratul atau betadin. 1. Ko$ti#oste$oi% +ila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh %ukup diobati dengan prednisone #&-5& mg sehari. @amun bila keadaan umumnya buruk dan lesi menyeluruh harus diobati se%ara tepat dan %epat. Kortikosteroid merupakan tindakan *ile-sa.ing dan digunakan deksametason intra.ena dengan dosis permulaan 5-< C ' mg sehari. 2mumnya masa kritis diatasi dalam beberapa hari. Pasien ste.en-Aohnson berat harus segera dira)at dan diberikan deksametason <F' mg intra.ena. Setelah masa krisis teratasi, keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru, lesi lama mengalami in.olusi, dosis diturunkan se%ara %epat, setiap hari diturunkan ' mg. Setelah dosis men%apai ' mg sehari, deksametason intra.ena diganti dengan tablet kortikosteroid, misalnya prednisone yang diberikan keesokan harinya dengan dosis "& mg sehari, sehari kemudian diturunkan lagi menjadi 1& mg kemudian obat tersebut dihentikan. Lama pengobatan kira-kira 1& hari. Seminggu setelah pemberian kortikosteroid dilakukan pemeriksaan elektrolit (K, @a dan ;l). +ila ada gangguan harus diatasi, misalnya bila terjadi hipokalemia diberikan K;L # C '&& mg$hari dan diet rendah garam bila terjadi hipermatremia. 2ntuk mengatasi e*ek katabolik dari kortikosteroid diberikan diet tinggi Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1= protein$anabolik seperti nandrolok dekanoat dan nanadrolon. 7enilpropionat dosis "'-'& mg untuk de)asa (dosis untuk anak tergantung berat badan). . Anti.ioti# 2ntuk men%egah terjadinya in*eksi misalnya bronkopneumonia yang dapat menyebabkan kematian, dapat diberi antibioti% yang jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersi*at bakteriosidal misalnya gentamisin dengan dosis " C (& mg. '. Infus %an t$anfusi %a$a/ Pengaturan keseimbangan %airan$elektrolit dan nutrisi penting karena pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut dan tenggorokan serta kesadaran dapat menurun. 2ntuk itu dapat diberikan in*us misalnya glukosa ' B dan larutan !arro). +ila terapi tidak memberi perbaikan dalam "-# hari, maka dapat diberikan trans*usi darah sebanyak #&& %% selama " hari berturut-turut, terutama pada kasus yang disertai purpura yang luas. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan .itamin ; '&& mg atau 1&&& mg intra.ena sehari dan hemostatik. 5. ;airan dan elektrolit, sertakalori dan protein se%ara parenteral. '. :ntihistamin bila perlu. ,erutama bila ada rasa gatal. 7eniramin hydrogen maleat (:.il) dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1-# tahun1 =,'mg$dosis, untuk usia #-1" tahun1 1'mg$dosis, # kali$hari. Sedangkan untuk setriin dapat diberikan dosis untuk usia "-'tahun1 ",'mg$dosis, 1 kali$hari4 G < tahun1 '- 1&mg$dosis,1 kali sehari. Pera)atan kulit dan mata serta pemberian obat antibioti% topi%al. <. +ula di kulit dira)at dengan kompres basah larutan +uro)i. =. ,idak diperbolehkan menggunakan steroid topi%al pasa llesi kulit. (. Lesi mulut diberi kenalog in orabase. ?. To"i#al 7 ,erapi topi%al untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in orabase. 2ntuk lesi di kulit yang erosi* dapat diberikan su*ratulle atau krim sul*adiaine perak. 1&. ,erapi in*eksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan alergi, berspektum luas, bersi*at ba%terisidal dan tidak bersi*at ne*rotoksik, misalnya Klindamisin intra.ena (-1<mg$kg$hari. I. Asu/an Ke"e$a8atan Sin%$om Ste4en Jo/nson Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1( Kasus : Seoran% anak 0er"ia 3 ta#n *atan% *en%an kel#an pa*a klit, mko"a *an mata tim0l kemera#an "eperti eritema, +e"ikel *an 0la 4an% "e0a%ian pe6a#. Anak ter"e0t "lit menelan *ikarenakan ter7a*i pera*an%an *i"ekitar mko"a. Kel#an ini mn6l "etela# minm "ala# "at o0at 7eni" anti0iotik. a. Data Fo#us Data Su.)e#tif Data O.)e#tif 1. :nak mengeluh sulit menelan. 1. ,erdapat peradangan di sekitar mukosa bibir ". 9ukosa bibir dan mata timbul kemerahan seperti eritema, .esikel dan bula yang sebagian pe%ah Data Tam.a/an 1. :danya keluhan koreng$luka pada anak ". :danya keluhan dari orang tua anaknya re)el #. :danya keluhan dari orang tua anaknya tidak akti* 5. :danya keluhan tentang tidak na*su makan. '. :danya keluhan tentang menghindari makanan. <. :danya keluhan tentang kelemahan mengunyah makanan. =. :danya keluhan tentang kelelahan 1. Kemungkinan ditemukan makanan tidak dihabiskan ". Kemungkinan dibuktikan hasil pemeriksaan lab 8b turun. #. Kemungkinan ditemukan penurunan status gii anak 5. Kemungkinan ditemukan penurunan kemampuan menelan '. Kemungkinan ditemukan keletihan, kelemahan <. Kemungkinan ditemukan gangguan konsentrasi =. Kemungkinan ditemukan anak terlihat selalu tiduran (. Kemungkinan ditemukan anak tampak tidak mau berakti*itas .. Analisa Data Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. 1? No Data Masala/ ,en9e.a. 1 !S1 1. :danya keluhan koreng$luka pada anak !>1 1. ,erdapat peradangan di sekitar mukosa bibir. ". 9ukosa bibir dan mata timbul kemerahan seperti eritema, .esikel dan bula yang sebagian pe%ah Kerusakan integritas kulit Lesi dan reaksi im*lamasi " !S1 1. :danya keluhan dari orang tua anaknya re)el ". :danya keluhan dari orang tua anaknya tidak akti* #. :danya keluhan tentang kelelahan !>1 1. Kemungkinan ditemukan keletihan, kelemahan ". Kemungkinan ditemukan gangguan konsentrasi #. Kemungkinan Keletihan Kelemahan *isik Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. "& ditemukan anak terlihat selalu tiduran 5. Kemungkinan ditemukan anak tampak tidak mau berakti*itas # !S1 1. :danya keluhan tentang tidak na*su makan. ". :danya keluhan tentang menghindari makanan. #. :danya keluhan tentang kelemahan mengunyah makanan. !>1 1. Kemungkinan ditemukan makanan tidak dihabiskan ". Kemungkinan dibuktikan hasil pemeriksaan lab 8b turun. #. Kemungkinan ditemukan penurunan status gii anak 5. Kemungkinan ditemukan penurunan kemampuan menelan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3ntake tidak adekuat e*ek sekunder dari kerusakan krusta pada mukosa mulut :. Diagnosa Ke"e$a8atan 1) -angguan 3ntegrasi Kulit bd lesi Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. "1 ") Keletihan bd kelemahan *isik #) /esiko Kekeurangan @utrisi Kurang dari Kebutuhan ,ubuh bd intake tidak adekuat e*ek sekunder dari kerusakan krusta pada mukosa mulut %. Inte$4ensi 1) -angguan integritas kulit b.d lesi dan reaksi in*lamasi ,ujuan 1 dalam ' C "5 jam integritas kulit membaik se%ara optimal Kriteria e.aluasi 1 Pertumbuhan jaringan membaik dan lesi psoarisis berkurang 3nter.ensi 1 a) Kaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien /asional 1 menjadi data dasar untuk memberikan in*ormasi inter.ensi pera)atan yang akan digunakan b) Lakukan oral higiene /asional 1 pera)atan lokal kulit merupakan penatalaksanaan keper)atan yang penting. Aika diperlukan berikan kompres hangat , tetapi harus dilaksanakan dengan hati-hati sekali pada daerah yang erosi* atau terkelupas. Lesi oral yang nyeri akan membuat higiene oral dipelihara %) ,ingkatkan asupan nutrisi /asional 1 diet ,K,P diperlukan untuk meningkatkan asupan dari kebutuhan pertumbuhan jaringan d) E.aluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan /asional 1 apabila masih belum men%apai dari kriteria e.aluasi ' C "5 jam , maka perlu dikaji ulang *aktor-*aktor menghambat pertumbuhan dan perbaikan dari lesi e) Lakukan inter.ensi untuk men%egah komplikasi /asional 1 pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda .ital dan pen%atatan setiap perubahan yang serius pada *ungsi respiratorious , Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. "" renal , atau gastrointestinal dapat mendeteksi dengan %epat dimulainya suatu in*eksi *) Kolaborasi untuk pemberian kortikosteroid /asional 1 kolaborasi pemberian glukokortikoid misalnya metil prednisolon (&-1"& mg peroral atau pemberian deksametason injeksi g) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik /asional 1 pemberian antibiotik untuk in*eksi dengan %atatan menghindari pemberian sul*onamide dan atibiotik yang sering juga sebagai penyebab sjs misalnya penisilin, %hepalosporin. ") 3ntoleransi akti.itas berhubungan dengan kelemahan *isik ,ujuan 1 dalam )aktu 'C"5 jam klien melaporkan peningkatan toleransi akti.itas 3nter.ensi 1 a) Kaji respon indi.idu terhadap akti.itas /asional 1 mengetahui tingkat kemampuan indi.idu dalam pemenuhan akti.itas sehari-hari b) +antu klien dalam memenuhi akti.itas sehari-hari dengan tingkat keterbatasan yang dimiliki klien /asional 1 energy yang dikeluarkan lebih optimal %) Aelaskan pentingnya pembatasan energy /asional 1 energy penting untuk membantu proses metabolism tubuh d) Libatkan keluarga dalam pemenuhan akti.itas klien /asional 1 klien mendapat dukungan psikologi dari keluarga #) /esiko ketidakseimbangan nutrisi , kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat e*ek sekunder dari kerusakan krusta pada mukosa mulut ,ujuan 1 dalam )aktu ' C "5 jam setelah diberikan asupan nutrisi pasien terpenuhi Kriteria e.aluasi 1 - Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat - Pernyataan moti.asi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya 3nter.ensi 1 Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. "# a) Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit, berat badan , dan derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, serta ri)ayat mual atau muntah. /asional 1 mem.alidasi dan menetapkan derajat masalah untuk menetapkan pilihan inter.ensi yang tepat. +erat bdan pasien ditimbang setiap hari b) E.aluasi adanya alergi makanan dan kontraindikasi makanan /asional 1 beberapa pasien mungkin mengalami alergi terhadap beberapa komponen makanan dan beberapa penyakit lain %) Pasilitasi pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi) /asional 1 memperhitungkan keinginan indi.idu dapat memperbaiki asupan nutrisi d) Lakukan dan ajarkan pera)atan mulut sebelum dan sesudah makan, serta sebelum dan sesudah inter.ensi$pemeriksaan peroral. /asional 1 menurunkan rasa tak enak karena sisa makanan atau bau obat yang dapat merangsang pusat muntah e) 7asilitasi pasien memperoleh diet sesuai indikasi dan anjurkan menghindari asupan dari agen iritan. /asional 1 asupan minuman mengandung ka*ein dihindari karena ka*ein adalah stimulan sistem sara* pusat yang meningkatkan akti.itas lambung dan sekresi pepsin *) +erikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang. /asional 1 pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi$gangguan dari luar. g) :njurkan pasien dan keluarga untuk berpatisipasi dalam pemenuhan nutrisi /asional 1 pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan h) Kolaborasi dengan ahli gii untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat /asional 1 meren%anakan diet dengan kandungan nutrisi yang adekuat Kelompok 5, S1 Keperawatan,2010. UPN Veteran Jakarta. "5