You are on page 1of 10

ETI L ASETAT

ETHYL ACETATE

1. Nama
1.1. Golongan
Esters, carboxylic, alifatik.
1.2. Sinonim/nama dagang
Acetic acid ethyl ester; Acetic ether; Acetidin; Acetoxyethane; Ethyl athanoate,
Vinegar naphtha; Acetic ester; Amercoat 900 thinner(1 and 5 gallons).
1.3. Nomor Identifikasi
Nomor OHS : 08750
Nomor CAS : 141-78-6
Nomor EU (EINECS) : 205-500-4
Nomor EU INDEX : 607-022-00-5
RTECS AH 5425000
STCC 4909160
RCRA U112
UN 1173

2. Sifat Fisika Kimia
2.1. Nama bahan
Etil Asetat.
2.2. Deskripsi
Bentuk fisik cairan bening, mudah menguap, tidak berwarna, bau bervariasi,
rumus molekul C-H
3
-C-O
2
-H
5
, Berat molekul 88,11. Titik didih 171F (77C); titik
beku -119F (-84C) , tekanan uap pada @20C 73 mmHg; Kerapatan uap
(udara=1) 3,04; Kerapatan relatif (air=1) 0,9003; Kelarutan dalam air 8,7%, pH
netral; nilai ambang batas bau 50 bpj; Larut dalam alkohol, benzen, eter, aceton,
chloroform.
2.3. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 2 = tingkat keparahan sedang
Kebakaran 3 = sangat mudah terbakar
Reaktivitas 0 = tidak reaktif
Klasifikasi EU:
F; R11 = sangat mudah menyala
S23 = jangan menghirup gas, asap, uap, atau spray
S29 = jangan dibuang ke dalam saluran limbah sampai kosong
S33 = ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis

3. Penggunaan
Pelarut plastik dan coating, sintesa organik, farmasi, essens buah-buahan sintetis.

4. I dentifikasi Bahaya
4.1. Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama pada kesehatan: iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi
mata, depresi sistem saraf pusat.
Sasaran organ: sistem saraf pusat.
4.2. Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi, mabuk.
Kontak dengan kulit
Iritasi.
Kontak dengan mata
Iritasi, mata berair.
Tertelan
Nyeri kerongkongan, diare, nyeri perut, sakit kepala, mengantuk, mabuk.
Paparan jangka panjang
Terhirup
Tidak tersedia informasi efek merugikan yang bermakna
Kontak dengan kulit
Tidak tersedia informasi efek merugikan yang bermakna.
Kontak dengan mata
Kerusakan mata.
Tertelan
Tidak tersedia informasi efek merugikan yang bermakna.

5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas: Stabil pada temperatur dan tekanan normal.
Kondisi yang dihindari: hindari panas, api, percikan api dan sumber api yang lain.
Wadah dapat pecah atau meledak bila kena panas.
Tancampurkan dengan: asam, basa, bahan yang mudah terbakar, oksidator.
Etil Asetat:
Dengan asam (kuat): dekomposisi exothermic.
Dengan basa (kuat): dekomposisi exothermic.
Dengan Chlorosulfonic acid: dekomposisi exothermic.
Dengan Lithium tetrahydroaluminate: cenderung meledak.
Dengan Nitrat: cenderung memicu kebakaran dan meledak.
Dengan Oleum: dekomposisi exothermic.
Dengan Oksidator: cenderung memicu kebakaran dan meledak.
Dengan tert-butoxide: mungkin meledak.
Bahaya peruraian: produk dekomposisi thermal adalah Carbon oksida.
Polimerisasi: Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan
standar yang berlaku.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jauhkan dari sumber api dilarang merokok.
Jangan mengosongkan wadah di saluran limbah.
Disimpan terpisah dari bahan-bahan yang tidak tercampurkan.

7. Toksikologi
7.1. Toksisitas
Data pada manusia:
TCLo inhalasi manusia 400 ppm.
Data binatang
LD
50
oral-tikus 5620 mg/kg; LD
50
inhalasi-tikus 200 gm/m
3
; LDLo s.c-tikus 5
gm/kg; LD
50
oral-mencit 4100 mg/kg; LC
50
inhalasi-mencit 45 gm/m
3
/2jam;
LD
50
intraperitoneal-mencit 709 mg/kg; LCLo inhalasi-kucing 61 gm/m3; LD
50

s.c kucing 3 gm/kg; LD
50
oral-kelinci 4935 mg/kg; LD
50
kulit-kelinci > 20
mL/kg; LD
50
oral-marmut 5500 mg/kg; LD
50
s.c-marmut 3 gm/kg; TDLo
intraperitoneal-tikus 8 mL/kg/8 hari intermittent.
Data tambahan:
Penggunaan 2 tetes pada cornea kelinci, 2 menit kemudian diikuti
pembilasan dengan air, menyebabkan epithel cornea mengalami
irregular yang halus yang terjadi dengan segera dan kembali normal
dalam 2 hari.
Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa 4450 bpj selama 1 jam
per hari selama 40 hari menyebabkan secondary anemia, leucocytosis
dan kerusakan hati dan ginjal. Penelitian pada tikus yang terinhalasi
uap selama 10 hari menyebabkan penurunan aktivitas gerak dan
mempengaruhi kecepatan pernafasan bila terpapar > 3000 bpj. Contoh
yang jarang, papapran yang berulang dapat menyebabkan sensitisasi
disertai iritasi selaput mukosa dan erupsi ekzem.
Kelinci yang terpapar uap, pada tingkat dimana uap hampir tidak
ditoleransi manusia, tidak menyebabkan kerusakan cornea kelinci,
meskipun terpapar selama 8 jam/hari, 5 hari/seminggu atau 5 hari/7
minggu.
7.2. Data mutagenik
Kehilangan kromosom sex dan non disjunction Saccharomyces cerevisae
24400 bpj; analisa sitogenetika fibroblast tupai 9 gm/L.
7.3. Data Iritasi
Mata manusia 400 ppm.
7.4. Informasi Ekologi
Toksisitas pada ikan
LC
50
(mortalitas) Medeka, tinggi pada mata (Oryzias latipes) 1500000
ug/L/48 jam.
Toksisitas pada invertebrata
EC
100
(Abundance) Water flea (Daphnea magma) 6000 mg/L/24 jam.
Toksisitas pada algae
(Populasi pertumbuhan) Green algae (Scenedesmus pannonicus) >1.000.000
ug/L/48 jam.
Toksisitas yang lain
LC
50
(mortalitas) Mexican axolothl (Ambystoma mexicanum) 150000 ug/L/48
minggu.

8. Efek Klinis
8.1. Keracunan akut
Terhirup
Etil Asetat: Terhirup 400 bpj selama 3-5 menit dapat menyebabkan iritasi
saluran pernafasan manusia. Uap dengan konsentrasi yang rendah dapat
juga menimbulkan sakit kepala, batuk, pusing, mengantuk, dan nafas pendek.
Konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan efek narkotik disertai
anesthesia, tidak sadar dan kerusakan hati dan ginjal. Temuan patologik
adanya hiperemia pada saluran pernafasan, edema paru, perdarahan
gastritis, dan hiperemia ginjal dan limpa.
Kontak dengan kulit
Etil Asetat: kontak langsung dengan cairan dapat menyebabkan iritasi disertai
kemerahan dan hilangnya lemak pada kulit.
Kontak dengan mata
Etil Asetat: kontak langsung dengan cairan dapat menyebabkan iritasi disertai
kemerahan, nyeri dan lakrimasi. Paparan sampai 400 bpj dapat
menyebabkan sensasi iritasi pada manusia.
Tertelan
Etil Asetat: Tertelan sejumlah kecil dapat menyebabkan sakit tenggorokan,
nyeri perut, dan diare. Jumlah yang besar dapat menyebabkan depresi
sistem saraf pusat, disertai pusing, sakit kepala, lemas, lelah, mengantuk dan
tidak sadar. Keracunan dapat menyebabkan kongesti hati dan ginjal.
8.2. Keracunan kronik
Terhirup
Etil Asetat: Tidak ada gejala pada pekerja yang terpapar 375-1500 bpj
selama beberapa bulan.
Kontak dengan kulit
Etil Asetat: Paparan yang berulang atau penggunaan yang lama
menyebabkan dermatitis, disertai hilangnya lemak kulit. Kejadian yang jarang,
yang disebabkan paparan berulang adalah sensitisasi dengan erupsi ekzem.
Kontak dengan mata
Etil Asetat: Paparan berulang atau dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan konjungtivitis dan cornea clouding.
Tertelan
Etil Asetat: Tidak ada data tersedia.

9. Pertolongan pertama
9.1. Terhirup
Segera jauhkan korban dari paparan. Bila perlu gunakan masker berkatup
atau peralatan serupa untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan
penyelamatan). Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
9.2. Kontak dengan kulit
Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau deterjen lunak dan bilas dengan air yang banyak hingga
tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa (15-20 menit). Bila perlu segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
9.3. Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau larutan garam fisiologis,
sekurang-kurangnya satu liter untuk tiap mata dan buka sekali-sekali
kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tidak ada lagi sisa bahan
kimia. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
9.4. Tertelan
Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau fasilitas kesehatan terdekat.
Jangan membuat penderita yang tidak sadar untuk muntah atau memberi
cairan untuk diminum. Bila terjadi muntah, tempatkan posisi kepala lebih
rendah dari posisi pinggul untuk mencegah aspirasi. Bila penderita tidak
sadar miringkan tubuh menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan
10.1. Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas yaitu: membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan: ventilasi dan oksigenasi. Yaitu
memperbaiki fungsi ventilasi bila perlu dengan cara memberikan
pernafasan buatan dan oksigen untuk menjamin cukupnya kebutuhan
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
10.2. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan guyurkan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama
15-20 menit, atau sekurangnya satu liter tiap mata.
Hindari bekas cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke
dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir, air dingin,
atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi gastrointestinal
Bila korban sadar, berikan arang aktif (bila tersedia) sebanyak 0,5-1
gram/kgBB, dilarutkan dalam air sebanyak 250-300 mL dan
diminumkan.
Atau dilakukan kumbah lambung.
Untuk kumbah lambung pilihlah gastric tube yang sesuai, dan
letakkan korban pada posisi left lateral decubitus, dan masukkan air
atau larutan garam faal sebanyak 200-300 mL kemudian disedot
secara aktif, dilakukan berulang-ulang sampai cairan bilasan bersih.
Biasanya diperlukan cairan sampai 2 liter atau lebih, bila perlu
dikombinasikan dengan arang aktif.
Bila korban tidak sadar pertimbangkan kumbah lambung, dengan
menggunakan cuffed endotracheal tube, untuk mencegah terjadinya
aspirasi.

11. Batasan paparan dan alat pelindung diri
Batas paparan:
Ethyl asetate
400 ppm (1440 mg/m
3
) OSHA TWA
400 ppm (1440 mg/m
3
) ACGIH TWA
400 ppm (1440 mg/m
3
) NIOSH rekomendasi TWA 10 jam
400 ppm (1440 mg/m
3
) DFG MAK TWA
800 ppm (2800 mg/m
3
) DFG MAK

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi local exhaust. Bila konsentrasi bahan untuk
meledak dicapai, gunakan peralatan ventilasi tahan ledakan. Pastikan memnuhi
batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman tahan percikan. Sediakan keran
pencuci mata keadaan darurat (emergency eye wash fountain) dan semprotan
air deras (quick drench shower) dekat area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian yang sesuai tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Pakailah sarung tangan yang sesuai tahan bahan kimia.
Respirator: konsentrasi maksimum respirator yang digunakan sesuai/mengikuti
NIOSH atau OSHA. Peralatan respirator harus memiliki sertifikat NIOSH/OSHA.
2000 ppm
Setiap respirator pemasok udara.
Setiap mesin, respirator pembersih udara dan pengeluaran uap organik.
Setiap respirator chemical cartridge yang memiliki pelindung wajah penuh dan
cartridge uap organik.
Setiap respirator pembersih udara dengan pelindung wajah penuh dan kantong
uap organik.
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah.
Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh.
Pelepasan
Setiap respirator pembersih udara dengan pelindung wajah penuh dan kantong
uap organik.
Setiap tipe pelepasan yang tepat, peralatan pernafasan yang lengkap.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh dan
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau tekanan positif lain
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (separate escape supply).
Setiap alat pernafasan seba lengkap dengan pelindung wajah penuh.

12. Manajemen pemadam kebakaran
Bahaya kebakaran dan ledakan: Bahaya kebakaran hebat. Uap lebih berat dari
udara. Uap atau gas dapat terbakar dari suatu jarak sumber api dan api dapat
berbalik. Campuran uap dalam udara dapat meledak di atas titik nyala.
Media pemadaman kebakaran: busa tahan alkohol, karbon dioksida, bahan kimia
kering, dan air.
Api yang besar: gunakan busa atau siram dengan semprotan air dengan tekanan
normal.
Pemadaman api: Jauhkan wadah dari area kebakaran bila mungkin tanpa
korban risiko. Dinginkan kontainer dengan semprotan air sampai api benar-benar
padam. Menjauhlah dari tangki yang terakhir. Untuk kebakaran di kargo atau
gudang penyimpanan: Dinginkan wadah dengan semprotan air dari tuas selang
tak berawak (unmanned) atau alat pemercik pemantau hingga tepat setelah api
padam. Bila ini tidak mungkin, laukan tindakan pencegahan sebagai berikut: Bila
mungkin orang-orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk, isolasi daerah
bahaya dan pintu masuk. Biarkan api terbakar. Segera keluar bila mendengar
suara alarm dari alat pengaman atau terjadi perubahan warna dari tangki yang
terbakar. Untuk tangki, mobil kereta atau truk tangki: Evakuasi sejauh 800 meter
(1/2 mil). Jangan mencoba memadamkan api sebelum bahan yang tumpah
dihentikan. Semprot dengan air. Jangan menyebarkan tumpahan dengan aliran
bertekanan tinggi. Dinginkan kontainer dengan semprotan air sampai api benar-
benar padam. Sediakan air dari lokasi yang terlindung atau dari jarak yang
aman. Hindari terhisapnya bahan atau hasil pembakaran. Bertahanlah di tempat
yang sesuai arah angin dan menjauhlah dari area yang rendah. Air mungkin
tidak efektif.

13. Managemen tumpahan
Hindari pemanasan, api, percikan, dan sumber api lainnya. Jauhkan dari sumber
api. Hentikan tumpahan bila mungkin tanpa risiko. Hilangkan uap dengan
semprotan air.
Tumpahan sedikit: serap tumpahan bahan dengan pasir atau bahan lain yang
tidak mudah terbakar. Kumpulkan bahan yang tumpah ke dalam wadah yang
tepat untuk dimusnahkan.
Tumpahan yang banyak: Tampung/kumpulkan kemudian dimusnahkan. Bila
perlu orang-orang yang tidak berkepentingan agar menjauh, isolasi daerah
bahaya dan dilarang masuk. Bertahanlah di tempat yang sesuai arah angin dan
menjauhlah dari area yang rendah.

14. Daftar Pustaka
OHS, MDLInformation System, Inc, Donelson Pike, Nashville, 1997.
Susan Budavari, The Merck Index, An Encyclopedia of chemical drugs and
botanicals, 13
th
edition, Merc Co., INC., NJ, USA, p. 569.
Sitting Masrshall, Handbook of Toxic and Hazardous Chemical and
Carcinogens, Third Edition, Noyes Publication, USA, vol. 1 A-F, 1991, p. 729.
Olson, R.K, Poisoning and Drug Overdose, Fourth esition, Mc Graw Hill-
Companies, Inc., United States, 2004, p. 569.

You might also like