You are on page 1of 14

Pengkalibrasian Oskiloskop

Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda
mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka yang harus
anda amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus mendatar
(jika tidak ada sinyal masukan).

Selanjutnya langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position.
Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan
jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.

Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa
melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.


Kalibrasi Oscilloscope

Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar
monitor akan muncul tegangan persegi.

o Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu
kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke
puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombanguntuk satu kotak.
o Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur pada potensio tengah di
knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan label "var".


Hasil Pengukuran Kalibrasi Oscilloscope

prinsip kerja OSILOSKOP
1. osiloskop


Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada
beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis
osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di
bawah sistem operasi Linux.
Perangkat keras maupun perangkat lunak yang mengendalikannya telah diuji fungsi dan
kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan
benar.
Perangkat keras memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz,
namun karena memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya
mencapai 20 kHz sesuai kemampuan sound card menerima frekuensi pada mode stereo
dengan resolusi 16-bit.
Perangkat lunak pengendali diimplementasikan menggunakan program bantu GCC (GNU
Compiler Collections) pada Linux, dan dengan memanfaatkan pengolah grafik X-
Window, program ini sudah dapat menampilkan grafik dari sinyal yang diukur
sebagaimana tampilan pada osiloskop dual trace.
Osiloskop yang diimplementasikan dalam penelitian ini dinamai Xoscope dibuat
oleh Tim Witham, memilih dua kanal input yang dapat bekerja secara simultan dan dapat
dikembangkan menjadi delapan kanal input, juga dapat menerima masukan dari
ProbeScope Cat.No. 22-310 melalui input port serial (long= frekuensi input bisa
mencapai 5 MHz).

B. Topik Bahasan
Pada makalah ini saya akan membahas tentang Osiloskop.

C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh asisten dosen
Praktikum Elektronika Dasar 1 serta untuk menjelaskan tentang osiloskop.


Fungsi masing-masing bagian yaitu;
No
Bagian-
Bagian
Osilosko
p
Fungsi
1
Volt atau
div
Untuk mengeluarkan tegangan AC,
mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili
oleh satu div di layar
2
CH1
(Input X)
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang
yang diukur atau pembacaan posisi horizontal,
Terminal masukan pada saat pengukuran
pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi.
Jika signal yang diukur menggunakan CH 1,
maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang
nampak pada layar hanya ada satu.
3 AC-DC
Untuk memilih besaran yang diukur,
Mengatur fungsi kapasitor kopling di
terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada
posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan
komponen AC dari sinyal masukan. Namun
jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur
DC tidak bisa diukur melalui posisi ini, karena
signal DC akan terblokir oleh kapasitor.
Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC
dan masukan-masukan yang lain.
4 Ground
Untuk memilih besaran yang diukur.
Digunakan untuk melihat letak posisi ground
di layar.
5 Posisi Y
Untuk mengatur posisi garis atau tampilan
dilayar atas bawah.
Untuk menyeimbangkan DC vertical guna
pemakaian channel 1 atau (Y).
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar
diam pada saat variabel diputar.
6 Variabel Untuk kalibrasi osiloskop.
7
Selektor
pilih
Untuk memilih Chanel yang diperlukan
untuk pengukuran.
8 Layar Menampilkan bentuk gelombang
9 Inten
Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada
layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk
memperlemah sinar dan diputar ke kanan untuk
memperterang.
10 Rotatin
Mengatur posisi garis pada layar,
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di
layar
11 Fokus Menajamkan garis pada layer untuk
mendapatkan gambar yang lebih jelas,
digunakan untuk mengatur fokus
12
Position
X
Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan
kanan. untuk mengatur posisi normal sumbu X
(ketika sinyal masukannya nol)
Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas
gambar (posisi arah horizontal) Switch pelipat
sweep dengan menarik knop, bentuk
gelombang dilipatkan 5 kali lipat kearah kiri
dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing
mungkin.
13
Sweep
time/div
Digunakan untuk mengatur waktu periode
(T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai
waktu yang diwakili oleh satu div di layar
Sakelar putar untuk memilih besarnya
tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT,
ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia
dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu
dari suatu priode atau pun square trap Cm (div)
sekitar 19 tingkat besaran yang tersedia terdiri
dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y
didapatkan dengan memutar penuh kearah
jarum jam. Perpindahan Chop-ALT-TVV-
TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan
kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan
cara variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14 Mode Untuk memilih mode yang ada
15 Variabel
Untuk kalibrasi waktu periode dan
frekwensi.
Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical
pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke arah
jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi
mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm
pada skala layar CRT.
Digunakan untuk menyetel sweeptime pada
posisi putaran maksimum arah jarum jam.
(CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam
keadaan terkalibrasi .
16 Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17
Exi
Trigger
Untuk trigger dari luar.
18 Power Untuk menghidupkan Osiloskop.
19
Cal 0,5
Vp-p
Kalibrasi awal sebelum Osiloskop
digunakan.
20 Ground
Digunakan untuk melihat letak posisi ground
di layer, ground Osiloskop yang dihubungkan
dengan ground yang diukur.
21
CH2 (
input Y )
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang
yang diukur atau pembacaan Vertikal.
Jika signal yang diukur menggunakan CH 2,
maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang
nampak pada layar hanya satu.


B. Fungsi Osiloskop Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang
sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode
dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa
antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya,
yaitu:
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi
sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara
vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal
mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal
dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada
pada pesawat perangkat ini, seperti telah diutarakan diatas.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan
osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu.
Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan
T = waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan
sangat fatal akibatnya.

C. Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat
tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara
prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time
oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki
kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di
laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat
osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan
dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
1. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik
dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar
katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih
murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video
di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz).
Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai
contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah
yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP
54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.

2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan
ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik
menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop
digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti.
Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan
untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan)
gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi
gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan
teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan
teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau
kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.

D. Cara Penggunaan Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu
pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar
jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x
position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di
osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan
referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan
frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada
terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang
dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus
terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel
dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan
time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping
untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada
posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div
yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10
x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

E. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan
bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu
horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang
sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang
berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini
biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.


Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa
tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Osiloskop analog Goodwill seri 622 G

A. Simpulan Dan Saran
Kesimpulan:
1. Osiloskop yang diberi

nama Xoscope dibuat oleh Tim Witham.
2. Bagian-bagian osiloskop beserta fungsinya:
a. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
b. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan posisi horisontal.
c. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
d. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
e. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
f. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
g. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
h. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
i. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
j. Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
k. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
l. Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
m. Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f).
n. Mode : untuk memilih mode yang ada.
o. Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
p. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
q. Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
r. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
s. Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
t. Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
u. CH2 (input Y): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertikal.
3. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal
yang sedang diamati.
4. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe dikalibrasi maka
dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar.
5. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal.
Saran:
Supaya lebih mengenal lagi osiloskop, sebaiknya kita langsung melihat dan
mempraktekan bagaimana cara penggunaan osiloskop tersebut.

kegunaan osiloskop

Kegunaan osiloskop adalah untuk menampilkan suatu bentuk gelombang pada layar dan
seluruh dari pengatur dan rangkaian dalamnya tersedia untuk kegunaan tersebut. Cara
yang terbaik untuk memahami sebuah osiloskop adalah memahami apa yang terjadi pada
layar.
Layar adalah sebuah tabung gambar serupa dengan tabung gambar yang ada dalam
sebuah pesawat tv, akan tetapi dalam kasus ini tabung gambar hanya menampilkan satu
warna (biasanya hijau).
CRT terbuat dari kaca dan udara didalamnya banyak dibuang. Suatu tegangan
dihubungkan ke elemen pemanas yang menyala dengan warna merah panas dan
memanaskan katoda. Pemanas tersebut merupakan sumber dari nyala merah yang
kadang-kadang tampak ketika anda melihat lubang ventilasi pada bagian belakang
sebuah pesawat televisi. Ketika katoda yang dekat dengan pemanas tersebut menerima
panas maka katoda tersebut mengemisikan electron-elektron yang meninggalkan
permukaan katoda tersebut.
Apabila electron-elektron telah meninggalkan katoda maka semua electron tersebut
memiliki potensial negatif dan ditarik ke arah tegangan-tegangan positif. CRT memiliki
kisi-kisi logam dan plat-plat yang memiliki tegangan positif pada setiap kisi dan plat
menarik dan mempengaruhi electron-elektron.
Kisi-kisi percepatan menarik electron-elektron dan dengan gaya demikian itu maka grid-
grid mempercepatnya untuk lewat melalui kisikisi percepatan dan dipacu selanjutnya
turun ke leher CRT.
Kemudian kisi-kisi pemfokus membentuk electron-elektron yang telah dipercepat menuju
ke titik focus electron yang disebut dengan berkas electron.
Apabila berkas electron menabrak phospor akan menghasilkan sebuah titik acahaya pada
layar.
Cahaya ini akan tetap menyala pada layar untuk suatu perioda waktu yang singkat dan
kemudian lama-kelamaan menjadi pudar, sifat ini dinamakan daya mempertahankan
cahaya dari phospor.Jika berkas electron ini dipertahankan untuk
menabrak phospor kembali pada titik yang sama maka akan muncul seolah-olah titik
yang terus-menerus menyala dikarenakan secara terus-menerus diperbaharui atau
disegarkan kembali.
Masih terdapat lagi kisi yang lain yang disebut kisi pengendali yang sangat dekat dengan
katoda. Kisi ini memiliki tegangan negatif dan mencoba untuk menolak elektron-
elektron yang negatif. Jika tegangan negatif cukup besar maka ia akan menghentikan
berkas electron dan tidak ada cahaya yang akan tampak pada layar. Pada tegangan
negatif yang lebih rendah maka tegangan ini akan mengendalikan kecerahan dari titik
pada layar.
Plat-plat pembelok mengendalikan kemana baerkas elektron tersebut menumbuk layar.
Dua pasang plat diperlukan funtuk mengendalikan berkas tersebut, yaitu plat pembelok
horizontal dan plat pembelok vertical. Plat pembelok horizontal bisa memindahkan
berkas dan bintik cahaya yaitu menghasilkan berkas cahaya secara horizontal terhadap
layar sedangkan plat-plat vertical bisa memindahkan berkas dan titik cahaya ke atas dan
ke bawah layar.
Plat pembelok vertical bagianf atas memiliki suatu tegangan positif dan plat bagian
bawah memiliki suatu tegangan negatif. Dengan demikian berkas electron ditarik ke arah
tegangan positif dan ditolak oleh tegangan negatif sehingga berkas electron dan bintik
cahaya tersebut digerakkan ke bagian atas layar. Dengan membalikkan tegangan pada
plat-plat pembelok vertical maka akan maemindahkan titik tersebut menuju ke bagian
bawah layar.
Tegangan positif pada plat pembelok horizontal sebelah kanan menarik berkas electron
dan titik cahaya menuju ke arah kiri layar. Plat pembelok kiri memiliki tegangan negatif
yang menolak berkas electron menjauhi sisi layar sebelah kiri.
Dengan mengubah besar dan polaritas dari tegangan-tegangan yang dihubungkan ke plat
pembelok horizontal dan vertical maka berkas electron bisa dipindahkan ke keseluruhan
layar. Gerakan bintik cahaya tersebut dipindahkan atas lintasan yang sama kemudian
layar akan menampilkan suatu garis cahaya yang tetap.
Berkas elektron tersebut biasanya bergerak dari kiri ke kanan dan menghasilkan suatu
garis melalui layar yang disebut sweep (penyapuan). Ketika berkas tersebut telah
mencapai sisi bagian kanan dari layar maka berkas tersebut dikembalikan dengan cepat
ke bagian kiri dari layar untuk penyapuan berkas selanjutnya. Selama pengembalian atau
waktu kembali berkas electron tersebut dipadamkan sehingga tidak tampak pada layar.

You might also like