You are on page 1of 18

ANALISIS PASAR BISNIS

Dosen Pembimbing :
Agung Surianto, S.E, MM.
Oleh :
Sri Kuswati ( 10322046 )
M. Zainal Milakhi (10322028 )
Nur Hidayah ( 10322037 )
Kurniawati Laila F ( 10322032 )
Achmad Jaelani ( 10322052 )


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2010 2011
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan sebuah makalah dengan judul : ANALISIS PASAR BISNIS .
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah sattu syarat dalam
menyelesaikan tugas perkuliahan pada program Studi Ekonomi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Dengan tersusunnya makalah ini kelompok / penulis berharap kepada Bapak
Pembina atau Pembimbing berkenan meluangkan waktu untuk membina dan
membimbing pembuatan makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa. Untuk itu
kelompok tau penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Umaimah, SE Selaku Ka Prodi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Agung Surianto,SE, MM selaku pembina Mata Kuliah Manajemen
Pemasaran yang dengan telaten dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan
materinya.
3. Rekan-rekan seangkatan
Kelompok kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu dengan kerendahan hati kelompok kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan kami berharap atas kritik dan
sarannya guna perbaikan dalam penulisan makalah ini. Amin.

Penulis

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apakah Pembelian Organisasi itu
b. Peserta Proses Pembelian Bisnis
c. Proses Pembelian Bisnis
d. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian
e. Mengelola Hubungan Pelanggan Bisnis ke Bisnis
f. Pasar Lembaga dan Pemerintah
3. Tujuan
4. Manfaat



PEMBAHASAN

1. Pembelian Organisasi
Pembelian Organisasi (organization buying) menurut Webster dan Wind
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dimana melalui proses ini
organisasi formal menetapkan apakah mereka perlu membeli produk dan jasa dan
mengidentifikasi, mengevaluasi, serta memilih antara merek pemasok yang ada.
1.1 Pengertian Pasar Bisnis
Pasar bisnis (business market) terdiri dari semua organisasi yang mendapatkan
barang/jasa untuk digunakan kembali dalam memproduksi barang/jasa lain
kemudian dijual/disewakan/dipasok ke organisasi lain.
Contoh Pasar Bisnis:
Dalam proses produksi dan penjualan sepatu, penyalur kulit sepatu mentah harus
menjual kulit mentah ke penyamak, lalu penyamak menjual kulit sepatu yang
sudah disamak kepada pabrik sepatu, lalu pabrik sepatu menjualnya kepada
pedagang grosir, kemudian pedagang grosir menjual sepatu kepada pengecer,
hingga pada akhirnya pengecer menjual ke konsumen.
Karakteristik Pemasar Bisnis:
1. Pembeli yang lebih sedikit tetapi lebih besar.
Pemasar bisnis biasanya berhubungan dengan pembeli yang jumlahnya lebih
sedikit tetapi jauh lebih besar dibandingkan pemasar konsumen.
2. Hubungan antara pemasok dan pelanggan yang lebih erat
Karena basis pelanggan yang lebih kecil serta pengaruh pelanggan yang lebih
besar, pemasok diharapkan bisa menyesuaikan penawaran merek dengan
kebutuhan pelanggan.
3. Pembelian Profesional
Pembelian dilakukan secara professional dengan mengikuti kebijakan, batasan,
dan syarat pembelian.
4. Pengaruh Pembelian Berganda
Umumnya keputusan pembelian bisnis dipengaruhi banyak pihak.
5. Panggilan penjualan Berganda
Diperlukan panggilan yang lebih dari satu panggilan untuk menutup rata-rata
penjualan.
6. Permintaan Turunan
Permintaan barang bisnis pada dasarnya diturunkan dari permintaan barang
konsumen. Jadi harus mengamati secara teliti pola pembelian konsumen akhir.
7. Permintaan Inelastis
Artinya tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan harga.
8. Permintaan yang Berfluktuasi
Permintaan barang dan jasa bisnis cenderung tidak stabil dibandingkan
permintaan barang dan jasa konsumen.
9. Pembelian yang terkonsentrasi secara geografis
Konsentrasi produsen secara geografis membantu mengurangi biaya penjualan.
10. Pembelian Langsung
Sering membeli langsung dari produsen dan tanpa melalui perantara.
1.2 Situasi Pembelian
Terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a. Pembelian Kembali Langsung
Dalam pembelian kembali langsung, departemenpembelian memesan kembali
persediaan seperti persediaan kantor atau persediaan bahan baku secara rutin dan
memilih pemasok dari daftar yang telah disetujui.
b. Pembelian Kembali Modifikasi
Pembeli ingin memodifikasi spesifikasi produk, harga, kebutuhan pengiriman
dan syarat lain. Biasanya melibatkan peserta tambahan dari kedua belah pihak,
yaitu pemasok dalam dan pemasok luar.
c. Tugas Baru
Pembeli membeli produk untuk pertama kalinya. Seperti membeli bangunan
kantor atau sistem keamanan baru.Pembeli mengambil keputusan paling banyak
pada tugas baru dibanding pembelian kembali.

2. Peserta Pembelian Bisnis
Agen pembelian berpengaruh besar dalam situasi pembelian kembali
langsung dan pembelian kembali modifikasi, sedangkan personel departemen lain
lebih berpengaruh dalam situasi pembelian baru. Personel enjiniring biasanya
mempunyai pengaruh dalam komponen produk, dan agen pembelian berperan
utama dalam pemilihan pemasok.
2.1 Pusat Pembelian
Unit pengambilan-keputusan dari organisasi pembelian sebagai pusat
pembelian. Pusat pembelian terdiri dari semua individu dan kelompok yang
berpatisipasi dalam proses dalam pengambilan keputusan pembelian, yang
memiliki beberapa tujuan yang sama berikut risiko yang timbul dari keputusan
tersebut. Pusat pembelian meliputi semua anggota organisasi yang memainkan
proses keputusan pembelian, yaitu:
a) Pencetus (initiator)-Pengguna atau orang lain dalam organisasi yang meminta
pembelian sesuatu.
b) Pengguna (user)-Mereka yang akan menggunakan produk atau jasa..
c) Pihak yang mempengaruhi (influencer)-Orang yang mempengaruhi keputusan
pembelian, sering dengan membantu mendifinisikan spesifikasi dan menyediakan
informasi untuk mengevaluasi alternatif-alternatif. Personel teknis adalah
influencer yang sangat penting.
d) Pengambilan keputusan (decider)-Orang yang memutuskan persyaratan produk
dan pemasok.
e) Pemberi Persetujuan (approver)-Orang yang mengotorisasikan tindakan yang
direncanakan oleh pengambilan keputusan atau pembelian.
f) Pembeli (buyer)-Orang yang mempunyai otoritas resmi memilih pemasok
mengatur syarat pembelian. Pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi
produk, tetapi mereka memainkan peran utama dalam memilih vendor dan
bernegosiasi. Dalam pembelian yang lebih rumit, pembeli bisa melibatkan
manajer tingkat tinggi.
g) Penjaga Gerbang (gatekeeper)-Orang yang mempunyai kekuatan untuk
mencegah penjual atau informasi agar tidak menjangkau anggota pusat pembelian.
Misalnya, agen pembelian, resepsionis, dan operator telpon dapat mencegah
wiraniaga agar tidak menghubungi pengguna atau pengambil keputusan.
2.2 Pengaruh Pusat Pembelian
Pusat pembelian biasanya meliputi beberapa peserta yang mempunyai
minat, otoritas, status dan persuasivitas yang berbeda dan kadang-kadang kriteria
keputusan yang sangat berbeda. Misalnya, personel enjiniring mungkin ingin
memaksimalkan kinerja produk; personel produksi mungkin menginginkan
kemudahan penggunaan dan realibilitas pasokan; personel keuangan berfokus
pada ekonomi pembelian; bagian pembelian mungkin berkepentingan dengan
biaya operasi dan penggantian; pejabat serikat pekerja mungkin menekankan isu
keamanan.
Pembeli bisnis juga mempunyai motivasi, persepsi, dan preferensi pribadi
yang dipengaruhi oleh usia, penghasilan, pendidikan, posisi pekerjaan,
kepribadian, sikap terhadap risiko, dan budaya.pembeli ada yang sederhana,
pembeli ahli dibidangnya, pembeli yang menginginkan yang terbaik, dan
pembeli yang ingin segala sesuatunya beres. Beberapa pembeli yang lebih muda
dan berpedidikan tinggi merupakan ahli komputer yang melakukan analisis
mendalam terhadap proposal kompetitif sebelum memilih pemasok. Pembeli lain
adalah jagoan gaya lama yang membuat sesama penjual saling bersaing, dan
dibeberapa perusahaan.
2.3 Penentuan Target Pusat Pembelian
Dalam membidik usaha mereka dengan tepat, pemasar bisnis harus
mengetahui : siapa peserta utama dalam pengambilan keputusan yang mereka
pengaruhi? Sejauh apa pengaruh mereka? Apa kriteria evaluasi yang mereka
gunakan? Perhatikan contoh berikut:
Suatu perusahaan menjual baju operasi sekali pakai dari serat alami ke
rumah sakit. Personel rumah sakit yang berpatisipasi dalam pengambilan
keputusan pembelian ini meliputi wakil presiden pembelian, administrator ruang
operasi, dan dokter bedah. Wakil presiden pembelian menganalisis apakah rumah
sakit harus membeli baju sekali pakai atau baju yang dapat digunakan kembali.
Jika hasil analisis itu adalah lebih baik baju sekali pakai, maka administrator
ruang operasi akan membandingkan daya serap, kualitas antiseptik, rancangan,
serta biaya dan biasanya membeli merek yang memenuhi syarat fungsional
dengan biaya terendah. Dokter bedah mempengaruhi keputusan ini secara
rektroatif dengan melaporkan kepuasan mereka terhadap merek tertentu.
Pemasar bisnis tidak selalu tahu persis jenis dinamika kelompok yang
terjadi sepanjang proses pengambilan keputusan.Penjual kecil berkonsentrasi
untuk menjangkau influencer kunci.penjual besar melakukan multilevel yang
mendalam untuk menjangkau perserta sebanyak mungkin dan perusahaan pun
harus mengandalkan program komunikasi perusahaan mereka untuk menjangkau
pengaruh pembelian yang tesembunyi serta terus memberikan informasi kepada
pelanggan yang sudah ada.
3. Proses Pembelian/Pengadaan
Pada prinsipnya, pembeli bisnis berusaha mendapatkan paket manfaat
tertinggi (ekonomi, teknik, jasa, dan sosial) ditinjau dari sudut pandang biaya
penawaran pasar.Tugas pemasar adalah membuat penawaran mengunrungkan
yang menghantarkan nilai pelanggan yang unggul kepada pembeli
sasaran.Keragaman pemasok adalah suatu keuntungan yang mungkin tidak ada
harganya .
3.1 Persepsi Departemen Pembelian
Dimasa lalu, departemen pembelian menduduki posisi yang rendah dalam
hierarki manajemen, kerasnya persaingan saat ini membuat menyebabkan banyak
perusahaan meningkatkan mutu departemen pembelian mereka.Departemen
pembelian mempunyai misi mencari nilai terbaik dari pemasok yang lebih sedikit
dan lebih baik.
3.2 Organisasi dan Administrasi Pembelian
Sebagian besar professional pembelian menggambarkan pekerjaan mereka
sebagai lebih strategis, lebih teknis, berorientasi tim, dan lebih melibatkan
tanggung jawab daripada sebelumnya.Beberapa perusahaan mulai melakukan
pemusatan pembelian pada kantor pusat.Bagi pemasar bisnis, ini berarti berurusan
dengan pembeli yang lebih sedikit dengan initensitas yang lebih tinggi. Oleh
sebab itu, perusahaan mulai mendesentralisasi beberapa operasi pembelian dengan
pemberdayaan karyawan untuk pembelian barang-barang kecil.
4. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai pada saat perusahaan menyadari adanya masalah
atau kebutuhan yang dapat diatasi dengan cara memperoleh barang dan jasa yang
dapat dipicu oleh stimulus internal dan eksternal.Pemasar bisnis dapat
merangsang pengenalan masalah melalui surat langsung, telemarketing, dan
menelpon calon pelanggan.
b. Deskripsi Kebutuhan Umum dan Spesifikasi Produk
Pendeskripsian yang dimaksud, pembeli menentukan karakteristik umum dari
barang yang diperlukan berikut kuantitasnya.Sering kali perusahaan akan
menugaskan tim enjiniring untuk menganalisis nilai produk dari proyek dengan
menggunakan Analisis Nilai Produk (PVA) yaitu sebuah metode pengurangan
biaya dengan cara mempelajari komponen untuk menentukan apakah komponen
dapat dirancang ulang atau distandarkan atau dibuat dengan metode produksi yang
lebih murah.
c. Pencarian Pemasok
Selanjutnya pembeli berusaha mengidentifikasi pemasok yang paing tepat
melalui direktori perdagangan, kontak dengan perusahaan lain, iklan dagang,
pemeran dagang, dan internet.Mulai maraknya pembelian lewat internet
mempunyai implikasi yang luas bagi pemasok dan akan mengubah bentuk
pembelian di tahun-tahun mendatang.Keunggulan yang ditawarkan dari
pembelian online: memangkas biaya transaksi untuk pembeli dan pemasok,
mengurangi waktu antara pemesanan dan pengiriman, mengkonsolidasikan sistem
pembelian, dan semakin memperkuat hubungan langsung antara mitra dan
pembeli.
d. Mencari Petunjuk
Mengidentifikasi petunjuk yang baik dan mengubahnya menjadi penjualan
mengharuskan seluruh organisasi pemasaran dan penjualan bekerja dengan
pendekatan yang terkoordinasi dan memanfaatkan banyak aluran dalam
menjaankan peran sabagai penasihat terpercaya bagi pelanggan prospektif.Untuk
mencari petunjuk secara prospektif, pemasok harus tahu tentang pelanggan
mereka.
e. Pengumpulan Proposal
Selanjutnya pembeli mengundang pemasok yang lolos untuk menyerahkan
proposal.Pemaar bisnis harus ahli dalam meneliti , menulis, dan
mempresentasikan proposal.Propsal yang tertulis harus berupa dokumen
pemasaran yang menjelaskan nilai dan manfaat untuk pelanggan.Presentasi lisan
yang dilakukan harus membangkitkan kepercayaan serta memposisikan
kapabilitas dan sumber daya perusahaan sehingga lebih menonjol dari pesaing.
f. Pemilihan Pemasok (vendor)
Sebelum memilih pemasok, pusat pembelian akan menyebutkan atribut
pemasok yang diinginkan dan menunjukkan mana yang jadi prioritas dengan
menggunakan model evaluasi pemasok.Pilihan dan seberasa penting dari setiap
atribut bervariasi tergantung jenis situasi pembelian.Kehandalan pengiriman,
harga, dan reputasi pemasok sangat menentukan rutin tidaknya pesanan produk.
Mengatasi Tekanan Harga
Pusat pembelian mungkin berusaha bernegosiasi dengan pemasok yang
dipilih untuk mendapatkan harga dan syarat yang lebih baik sebelum memutuskan
pilihan terakhir.Beberapa perusahaan menangani pembeli berorientasi-harga
dengan memberi harga yang lebih rendah tapi dengan syarat yang ketat: (1)
kuantitas terbatas, (2) tidak ada pengembalian uang, (3) tidak ada penyesuaian,
dan (4) tidak ada pelayanan.
g. Spesifikasi Pesanan Rutin
Setelah memilih pemasok, pembeli menegosiasikan pesanan akhir, membuat
daftar spesifikasi teknis, jumlah yang diperlukan, waktu pengiriman yang
diharapkan, kebijakan pengembalian, jaminan dan seterusnya. Dalam hal
pemeliharaan, perbaikan dan operasi, pembeli melakukan pendekatan blanket
contract dan bukan pendekatan pesanan pembelian berkala. Blanket contract
menetapkan hubungan jangka panjang, di mana pemasok berjanji untuk
menyediakan lagi kebutuhan tertentu. Blanket contract kadang-kadang disebut
rencana pembelian tanpa persediaan. Beberapa perusahaan melangkah lebih jauh
dan mengalihkan tanggung jawab pemesanan ke pemasok mereka dalam system
yang disebut persediaan yang di kelola vendor.
h. Tinjauan kinerja
Banyak perusahaan menetapkan system insentif untuk member penghargaan
kepada manajer pembeliaan atas kenerja pembelian yang baik, dengan cara yang
sama seperti wiraniaga yang menerima bonus atas kinerja penjualan yang baik.

5. Mengelola Hubungan Pelanggan Bisnis ke Bisnis
Kredibilitas perusahaan adalah tingkat dimana pelanggan yakin perusahaan
dapat merancang dan mengirimkan produk dan jasa yang memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka.
Kredibilitas perusahaan bergantung pada tiga faktor :
a) Keahlian perusahaan
Tingkat dimana perusahaan dipandang mampu membuat dan menjual produk
atau menjalankan jasa.
b) Kepercayaan perusahaan
Tingkat dimana perusahaan di pandang termotivasi untuk jujur, dapat
diandalkan, dan sensitive dengan kebutuhan pelanggan.
c) Keramahan perusahaan
Tingkat dimana perusahaan di pandang ramah, menarik, bergengsi, dinamis,
dan seterusnya.
Kepercayaaan adalah kesediaan perusahaan untuk bergantung pada mitra bisnis.
5.1 Manfaat Koordinasi Vertikal
Sebagian besar riset koordinasi vertical yang lebih besar antara mitra
pembelian dan penjualan. Membangun kepercayaan adalah salah satu syarat
hubungan jangka panjang yang sehat.
Hubungan antara agen periklanan dan klien mengilustrasikan penemuan-
penemuan ini:
1. Dalam tahap pembentukan, salah satu mitra mengalami pertumbuhan pasar
yang substansial Perusahaan manufaktur yang memanfaatkan teknik produksi
missal mengembangkan merek nasional, yang meningkatkan arti penting dan
jumlah ilan media massa.
2. Ketidak simetrisan informasi antara mitra menyiratkan bahwa kemitraan akan
menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan jika mitra berusaha menginvasi
wilayah perusahaan lainnya Agen periklanan mempunyai pengetauan khusus
yang tidak dapat dimiliki dengan mudah oleh klien mereka.
3. Setidaknya salah satu mitra menempatkan penghalang yang tinggi di pintu
masuk sehingga mencegah mitra lain memasuki bisnis Agen periklanan tidak
dapat menjadi produsen nasional dengan mudah, dan selama bertahun-tahun,
perusahaan manufaktur tiak diperkenankan untuk menerima komisi media
4. Ada ketidak seimbangan ketergantungan sehingga satu mitra dapat
mengendalikan atau mempengaruhi mitra lain Agen periklanan mengendalika
seluruh akses media.
5. Salah satu mitra mengambil keuntungan dari ekonomi-ekonomi skala berkaitan
dengan hubungan ini Agen periklanan mendapat keuntungan dengan
menyediakan informasi pasar yang sama kepada banyak klien
Riset menemukan bahwa hubungan pembeli-pemasok dibedakan oleh empat
faktor: ketersediaan alternatif; pentingnya pasokan; kompleksitas pasokan; dan
dinamisme pasar pasokan. Berdasarkan empat faktor ini, hubungan pembeli-
pemasok digolongkan menjadi delapan kategori berbeda:
a. Pembelian dan penjualan dasar kategori ini merupakan pertukaran sederhana
dan rutin dengan tingkat pertukaran kerja sama dan informasi moderat.
b. Pembelian per elemen hubungan ini memerlukan lebih banyak adaptasi oleh
penjual serta pertukaran kerja sama dan informasi yang lebih sedikit.
c. Transaksi kontraktual Pertukaran ini didefinisikan berdasarkan kontrak resmi
dan biasanya mempunyai tingkat kepercayaan, kerja sama dan interaksi yang
rendah.
d. Pasokan pelanggan Dalam situasi pasokan umum tradisional, persaingan dan
bukan kerja sama merupakan bentuk tata kelola yang dominan
e. Sistem kerja sama Mitra dalam sistem kerjasama memiliki cara-cara
operasional yang seragam, tetapi tidak satupun dari mereka yang menunjkan
kmitmen struktual melalui sarana atau adaptasi hukum.
f. Kolaboratif Dalam pertukaran kolaboratif, sebagian besar kepercayaan dan
komitmen menimbulkan kemitraan sejati
g. Adaptif di kedua pihak Pembeli dan penjual melakukan banyak adaptasi
hubungan khusus, tetapi tanpa harus mencapai kepercayaan atau kerja sama yang
kuat
h. Pelanggan adalah raja Dalam hubungan yang erat dan kooperatif ini, penjual
menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa mengharapkan
banyak adaptasi atau perubahan sebagaimana bayarannya.
Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, peran dan sifat hubungan
bisnis dapat berubah dan diaktifkan, tergantung pada berbagai keadaan. Satu studi
menemukan bahwa hubungan pelanggan dan pemasok akan sangat erat ketika
pasokan dipandang penting oleh pelanggan dan adanya halangan pembelian,
seperti syarat pembelian yang kompleks dan sedikitnya pemasok alternatif.
5.2 Hubungan Bisnis: Risiko dan Oportunisme
Investasi khusus adalah pengeluaran yang dirancang khusus untuk perusahaan
tertentu dan mitra rantai nilai. Investasi ini membantu perusahaan menumbuhkan
laba dan mencapai positioning mereka. Misalnya Xerox bekerja sama secara erat
dengan pemasoknya untuk mengembangkan proses dan komponen khusus yang
mengurangi biaya manufaktur mesin fotokopinya. Sebagai gantinya, pemasok
mendapatkan penjualan dan jaminan volume, pemahaman tentang kebutuhan
pelanggan mereka yanglebih baik, dan posisi yang kuat dengan Xerox untuk
penjualan di masa yang akan datang.
Namun investasi khusus juga mempunyai resiko bagi pelanggan maupun
pemasok. Teori transaksi dari ilmu ekonomi menyatakan bahwa karena sebagian
investasi ini bermasalah, investasi ini mengunci perusahaan yang membuatnya
menjadi hubungan tertentu. Informasi biaya dan proses yang sensitif mungkin
harus dipertukarkan. Pembeli mungkin rentan untuk bertahan karena biaya
perlihan; pemasok mungkin lebih rentan untuk bertahan di kontrak di masa depan
karena aset yang didedikasikan atau ekspropriasi teknologi/pengetahuan.
Oportunisme adalah salah satu bentuk kecurangan atau pengurangan
pasokan terhadap suatu kontrak implisit atau eksplisit. Oportunisme dapat terjadi
ketika pembeli tidak dapat mengamati kinerja pemasok dengan mudah, pemasok
dapat menghindari atau berbuat curang dan tidak menghantarkan nilai yang
diharapkan. Oportunisme menjadi masalah karena perusahaan harus
mendedikasikan sumber daya untuk pengendalian dan pengawasan yang
sebenarnya dapat dialokasikan untuk tujuan yang lebih produktif.


6. Pasar Lembaga dan Pemerintah
Pasar institusi terdiri dari sekolah, rumah sakit, rumah perawatan, penjara
dan lembaga lain yang harus menyediakan barang dan jasa kepada orang-orang
yang mereka urus. Banyak dari organisasi-organisasi ini memiliki anggaran yang
rendah. Misalnya, rumah sakit harus memutuskan kualitas makanan yang dibeli
untuk pasien. Tujuan pembelian disini bkan laba, karena makanan disediakan
sebagai bagian dari keseluruhan paket layanan; minimalisasi biaya juga tidak
menjadi tujuan tunggal, karena makanan yang buruk akan menyebabkan pasien
mengeluh dan merusak reputasi rumah sakit. Agen rumah sakit harus mencari
vendor makanan yang kualitasnya memenuhi standar minimum tertentu dan
berharga murah. Bahkan, namyak vendor makanan membuat divisi terpisah untuk
menjual ke pembeliseperti lembaga karena kebutuhan dan karakteristik khusus
pembeli ini.

PENUTUP
Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

1. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Edisi
Ketiga Belas, Penerbit Erlangga, 2009.
2. www.lhorief.blogspot.com
3. www.wikipedia.com

You might also like