KBA Kelautan Kitosan Pada Gigi

You might also like

You are on page 1of 35

MARINE NATURAL PRODUCT CHEMISTRY

By : Group 6

Khalidazia (1111012089)
Ali Anshar Haqi (1111012096)
Wildan Rasyid (1111013004)
INTRODUCTION
What is chitosan???

Chitosan is an amino polysaccharide obtained by
alkaline deacetylation of chitin, is a natural and
abundant polymer that is considered as an attractive
candidate of biomaterial.
(Miyazaki et al, 1981)
STRUKTUR KIMIA

SUMBER KITIN/KITOSAN
Crustacea : Kitin 20-30 %


Kepiting : Kitin 18,7-32,2%




Jamur : Kitin :15-40%


KEY SPECIFICATIONS FOR CHITINS AND
CHITOSANS
Property Chitin Chitosan

-Mol. Wt., daltons
-Processed 10
5
-10
6
10
5
-10
6

Deacetylation % ~10 % 60 - 90

-Viscosity of 1% solve
in 1% Acetic Acid, cps 200 - 2000

-Moisture Content < 10% < 10%

-Dissociation Constant, Ka 6.0-7.0

-Soluble in: DMAC-LiCl Dilute acids
Cl
3
C-COOH / CH
2
Cl
2


DERAJAT DEASETILASI
KELARUTAN
Mudah larut dalam mineral yag sudah dicairkan
(dilute mineral) atau asam organik yang
mengandung group amino bebas dengan pH
dibawah 6.0
Contoh : as. Asetat dan as. format
BERAT MOLEKUL
Kitosan adalah biopolimer dengan berat molekul
tinggi. Biasanya 100.000-1.200.000 dalton
ISOLATION OF CHITIN/CHITOSAN FROM CRUSTACEA

DUTTA, PRADIP KUMAR ;ET AL, 2004








PEMBUATAN KITIN DAN KITOSAN
ISOLATION OF CHITIN/CHITOSAN FROM FUNGAL
MYCELIUM
10% NaOH,
24 hr, RT
Insolubles
Chitin/glucan
50:50
Solubles
Proteins, Lipids,
Pigments, Hemicelluloses
Mixture of glucanases
pH = 5.5, 4 days, 37 C
Acetic
acid
Chitin
50% NaOH to gel
pH = 5.5, chitin deacetylase,
37 C, 5 days
Chitosan
KytoZyme Plant
producing 100 tons/year
to open in 2005
BIOLOGICAL ACTIVITY
Chitosan ini menjadi menarik karena memiliki
berbagai macam aktivitas biologis, seperti :

Hemostatic
Bacteriostatic
Fungistatic
Spermicidal
Anti-cancer
Anticholesteremic
Benang bedah
Material penyembuh tulang
Penutup luka

CONT.
material for cell scaffolding
controlled release of pharmaceutical
wound dressing.

AKTIVITAS KITOSAN PADA GIGI
Kitosan mempunyai aktivitas anti bakteri dan anti
jamur yang tinggi. Kitosan bersifat anti mikroba terhadap
berbagai organisme dengan jangkauan luas, tetapi secara
umum ragi dan jamur adalah kelompok yang paling sensitif
terhadap kitosan, disusul oleh bakteri gram positif dan
terakhir oleh bakteri gram negatif. Kitosan juga dapat
dijadikan sebagai bahan dressing saluran akar pada gigi
sebab kitosan dapat menghambat baktei bakteri yang
menyebabkan terjadinya infeksi saluran akar.
Kitosan dengan MW kecil dan DD tinggi akan
mudah larut dalam air dan lebih baik dalam bentuk
molekul aktif di dalam sel bakteri, sehingga kitosan
dapat digunakan sebagai antimikroba

Dari berbagai penelitian dilaporkan
bahwa di alam, kitosan bentuk polimer banyak
digunakan di bidang medis karena berbagai sifat
yang sangat istimewa yaitu biokompabilitas dan
biodegradabilitas yang baik, tidak bersifat toksik
dan bioaktif. Produk biodegradasi bersifat tidak
toksik, tidak menyebabkan reaksi imunologi, tidak
menyebabkan terjadi kanker (Zhu et al, 2003 cit
Silva et al,.2004).
BEBERAPA CONTOH MIKROORGANISME YANG DAPAT DI
HAMBAT PERTUMBUHANNYA OLEH KITOSAN :
Jamur
Candida Albicans
Candida Tropicalis
bakteri
Fusobacterium nucleatum
E.faecalis
S. aureus
P. Aeruginosa
E. coli
Ragi
Saccharomyces cerevisiae
Fusarium solani
MEKANISME ANTIBAKTERIAL KITOSAN
Sifat-sifat kitosan berhubungan dengan adanya gugus-
gugus amino dan hidroksil yang terikat. Gugus-gugus ini
menyebabkan kitosan mempunyai reaktifitas kimia yang
tinggi dan menyumbangkan sifat polielektrolit kation
sehingga berperan sebagaibamino pengganti (amino
exchanger). Keberadaan kation yang dimiliki oleh
kitosan (pKa=6,3) disebabkan oleh adanya muatan
positif NH3+ yang merupakan grup glukosamin yang
menjadi faktor utama dalam proses interaksi dengan
muatan negatif permukaan sel bakteri sehingga dapat
mengganggu aktifitas bakteri (Je et al., 2006;
Zakrzewska et al., 2005; Halender et al., 2011;
Muzzarelli., 1990).
Kitosan juga menekan pertumbuhan bakteri dengan
merusak proses pertukaran media, kemampuan
berikatan dengan ion metal dan menghambat enzim
(Aleksandra et al., 2005).
Sehubungan dengan kemampuan interaksi kitosan
dengan DNA mikroba, mekanisme antibakteri kitosan
terjadi karena kitosan mampu berikatan dengan DNA
yang selanjutnya akan merusak mRNA dan
mengganggu sintesis protein.Kitosan akan bereaksi
langsung dengan membran sel sehingga mengganggu
permeabilitas membran dn menyebabkan kebocoran
materi protein sel (Hardjito,2006).
Menurut Chung et al, 2000 daya antibakteri kitosan
dapat diperoleh dengan menciptakan suasana asam
dengan derajat deasetilasi tinggi yang dapat
menyebabkan jumlah ion NH3+ yang bebas semakin
banyak sehingga memudahkan penyerapan bakteri
terhadap kitosan. Hal ini berdampak pada perubahan
struktur permukaan sel dan gangguan permeabilitas
sehingga berlanjut menjadi kematian sel bakteri.
Penelitian Sudarshan (1992), Fang SW (1994), Tsai GJ
(1999), Halender M (2001),dan Hwang K (1998)
menyebutkan bahwa mekanisme penghambatan
kitosan terhadap mikroba adalah interaksi dari muatan
positif kitosan dengan muatan negatif pada permukaan
sel fungi dan bakteri yang menyebabkan perluasan
permukaan sel dan mengubah permeabilitas dinding
sel.
Fouda (2005) dalam penelitiannya juga
menyebutkan bahwa perubahan permeabilitas
dinding sel ini menyebabkan kebocoran substansi
intraseluler seperti elektrolit, material penyerap UV,
protein, asam amino, glukosa, dan enzim laktat
dehidrogenase. Hasilnya, kitosan menghambat
metabolisme normal mikroorganisme dan
menyebabkan kematian sel.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS
Aktivitas anti mikroba dari kitosan dipengaruhi oleh
beberapa faktor instrinsik dan ekstrinsik seperti :

a. Berat Molekul
Shimojoh,dkk.(1996) melaporkan bahwa
aktivitas anti mikroba kitosan sangat bergantung pada
berat molekul dari kitosan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berat molekul kitosan yang lebih rendah (di
bawah 10 kDa) mempunyai efek anti mikroba yang lebih
efektif.
b. Derajat deasetilasi
Kitosan yang lebih terdeasetilasi lebih bersifat
anti mikroba dari pada kitosan yang blebih banyak
mengandung grup asam amino yang terasetilasi
karena peningkatan solubilitis dan tingkat
kepekatan yang lebih tinggi. Ada beberapa cara
untuk menaikkan atau menurunkan derajat
deasetilasi kitosan yaitu peningkatan temperatur
dan penambahan konsentrasi larutan sodium
hidroksida dapat memperbanyak grup asetil yang
dibuang. Derajat deasetilasi kitosan bergantung
sepenuhnya pada metode purifikasinya.
c. PH
Aktivitas anti mikroba kitosan sangat dipengaruhi oleh
PH. Tsai dan Su (1999) meneliti aktivitas anti mikroba kitosan
(DD 0.98) melawan E. Colli dengan nilai pH yang berbeda-
beda mulai dari 5,6,7,8,9. Aktivitas anti mikroba terbesar
terlihat pada pH 5 dan menurun seiring dengan peningkatan
pH dan kitosan mempunyai aktivitas anti mikroba paling
rendah pada pH 9.

d. Temperatur
Suhu yang lebiih tinggi (37oC) meningkatkan aktivitas
anti mikroba kitosan.
APLIKASI KITOSAN DI BIDANG KEDOKTERAN
GIGI
Aplikasi kitosan di bidang kedokeran gigi dapat
berpotensi dalam proses diferensiasi sel
osteoprogenitor dan dapat memfasilitasi pembentukan
tulang (Lee et al., 2000a). Sebagai faktor pertumbuhan,
khususnya sel T yang dapat meningkatkan regenerasi
periodonal apabila digabungkan dengan bahan yang
bersifat biodegradasi sehingga mampu membentuk
konsentrasi therapeutik selama proses reaksinya (Lee
et al., 2000b).
Sedangkan menurut Ikinci et al., (2002) yang
meneliti kitosan dalam bentuk gel maupun film, mampu
melawan periodontal patogen yakni Porphiromonas
gingivalis.
Dalam penelitian Trimurni et al., (2006) kitosan
berperan dalam dentinogenesis, dimana kitosan yang
digunakan ialah itosan blangkas bermolekul tinggi dan
kitosan komersial sebagai bahan kaping pulpa direk
pada gigi tikus wistar secara in-vivo. Dengan keadaan
pulpa terbuka dan mengalami inflamasi reversible,
kitosan mampu membentuk jaringan keras osteotipic
irreguler yang terlihat pada peletakan kitosan selama 14
hari dan 1 bulan dan dapat dilihat sel-sel pulpa
dentinoblast tersusun berserakan dengan bahan coba.
PEMBERSIH MULUT

Contoh :

Permen karet dibuat oleh Nagasaki Univ. ,Japan
Konsep :
from luxury food to healthy food, From dellicius
food to functional food
Kegunaan kitosan :
Antibakteri, menghambat proliferasi bakteri
kariogenik, menghambat proliferasi bakteri
periodontopatik meningkat saat sekresi saliva

REACTIVE FORMS OF CHITOSAN
STRUSZCAYK (1987, 1994)
Chitosan Flakes
HOAC
4-5 wt% Solution
Filter to give clear dope
PPT in NaHCO
3
Heat at 70C
Degraded
Chitosan
Activated
Chitosan
NaOH
shear
Microcrystalline
Chitosan
N-CARBOXYMETHYL CHITOSAN (NCMC)
H COOH
O
O
HO
NH
3
O
OH
H COO
O
pH=3
Chitosan
O
HO
NH
2
O
HO
O
HO
N
O
HO
H COO
NaBH
4
pH = 8.0
pH = 3-7
O
HO
NH
O
HO
H COO
H
Carboxymethyl chitosan
H
COOH
O
NaBH
4
O
HO
N
O
OH
COO COO
Dicarboxymethyl chitosan
Water soluble, Efficient metal chelator
N-CARBOXYBUTYL CHITOSAN
Muzzarelli -1990
Water Soluble -- Size and hydrophobicity of butyl group
disrupts H-bonding
Wound Dressing Reconstructive Tissue
Hydrated surface stimulates tissue rebuilding and vascularization

Chitosan
O
HO
NH
2
O
HO
O
O
OH
O
HO
N
O
HO
OH
O
D.S. = 0.25-0.5
Levulinic acid
O
HO
N
O
HO
OH
O
O
HO
N
O
HO
H
3
C
OH
O
H
H
NaBH
3
CN
HYDROXYPROPYL TRIMETHYLAMMONIUM CHITOSAN
CHLORIDE (CHITOQUAT)
Manuzak, Macossay, Logan U. S. Patent 6,306,835

D.S. ~ 1
Water soluble from pH 1 - pH 12, Insensitive to salts
High biocidal activity
O O
HO
NH
2
O
OH
O O
HO
NH
O
OH
OH
N
Cl
Chitosan
ChitQuat
Quat 188
E. coli St. Aureus
P. aeruginosa
MIC,
(g/mL)
32 32 32
EFFECTIVE ANTIMICROBIAL FIBER BLENDS
C-W. Nam, Y-H. Kim, S-W, Ko, J Appl. Polym. Sci., 74, 2258-65 (1999)
O O
HO
NH
O
OH
OH
N
Cl
ChitQuat
C
N
C
N
C
N
aq NaSCN
Fiber Blend
wet spin
0.5 wt% ChitQuat
reduced Staph activity
by 90%
Blends exhibit excellent laundering durability and
antistatic properties
KESIMPULAN
1. Kitosan adalah bentuk deasetilasi dari kitin
2. Sumber-sumber kitosan adalah bahan yang mudah
didapat seperti ; cangkang udang, kepiting, serangga,
dan jamur
3. Kitosan memiliki aktivitas biologi yang beragam
salah satunya dalam kedoktean gigi yaitu sebagai
antimikroba dan regenerasi periodonal, diferensiasi
sel osteoprogenitor dan dapat memfasilitasi
pembentukan tulang.
THE END

ASSALAMULAYKUM

You might also like