You are on page 1of 29

ALGA MERAH (RHODOPHYCEAE)

Di Susun Oleh :

M. Arman Ahmad

Angkatan 2009



PROGRAM STUDY MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2011



ALGA MERAH (RHODOPHYCEAE)

1. JENIS-JENIS ALGA MERAH (RHODOPHYCEAE)

2.
3. Acanthophora muscoides

4. Acantophora specifera


5. Actinotrichia fragilis (Forsskal)

6. Amphiora peruana


7. Amphiroa beauvoisii Lamouroux


8. Amphiroa rigida

9. Amphiroa sp.

10. Ceratodityon variabilis


11. Chondrococcus hornemannii

12. Corallina sp.

13. Eucheuma denticulatum
Jania adherens

14. Kappaphycus alvarezii (Doty)

15. Kappaphycus
cottonii

16. Kappaphycus striatum

17. Galaxaura
Kjellmanii Weber van Bosse


18. Galaxaura
rugosa (Solander) Lamouroux

19. Galaxaura
subfruticulosa Chou.


20. Galaxaura
subvefficillata
Kjellman


21. Galaxaura
vietnamensis Dawson


22. Gelidium
latifolium


23. Gelidium Sp

24. Gigartina
affinis Harvey


25. Gracilaria
arcuata
Zanardini


26. Gracilaria
coronopifolia J. Agardh.


27. Gracilaria eucheumioides Harvey

28. Gracilaria
foliifera (Forsskal) Boergese


29. Gracilaria foliifera (Forsskal) Boergese

30.
Gracilaria gigas Harvey

31.
Gracilaria salicornia

32.
Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson

33.
Gracilaria verrucosa

34.
Halymenia durvillaei

35.
Halymenia harveyana J. Agardh

36.
Hypnea asperi Bory

37.
Hypnea cervicornis J. Agardh.

38.
Hypnea cornuta

39.
Eucheuma edule


40.
Eucheuma
edule
Koetzing


41.
Eucheuma
serra J. Agardh

42.
Galaxaura
filamentosa Chou
Laurencia
elata

43.
Laurencia
intricata
Lamouroux


44.
Laurencia
nidifica J. Agardh.

45.
Laurencia
obtusa (Hudson) Lamouroux

46.
Laurencia
poitei

47.
Liagora
divaricata Tseng

48.
Porphyglossum
zolingerii

49.
Porphyra sp.

50.
Porphyra sp. fase
conchocelis

51.
Portieria
hornemanii

52.
Rhodimenia sp.

53.
Rhodymenia palmata (Linnaeus) Greville


54.
Titanophora
pulchra Dawson.



1. Acanthophora muscoides



Spesifikasi:

Thallus silindris, berduri tumpul seperti bulatan lonjong merapat yang terdapat di hampir
seluruh permukaan thalli. Percabangan tidak teratur, gembal merimbun di bagian atas
rumpun, warna coklat tua. Tinggi rumpun dapat dapat mencapai sekitar 15 cm.

Sebaran:

Tumbuh melekat pada batu di daerah rataan terumbu, biasanya di tempat yang selalu
tergenang air dan sering terkena ombak langsung. Sebarannya tidak seluas A. spicifera, agak
terbatas pada tempat tertentu saja, misal di Kepulauan Seribu.

Potensi:

Belum dimanfaatkan

1. Acanthophora specifera



Spesifikasi:

Thallus silindris, percabangan bebas, tegak, terdapat duri-duri pendek sekitar thallus yang
merupakan karakteristik jenis ini. Substansi cartilaginous, warna coklat tua atau kekuning-
kuningan. Rumpun lebat dengan percabangan ke segala arah.

Sebaran:

Tumbuh pada substrat batu atau substrat keras lainnya, dapat bersifat epifit. Sebaran
tumbuhnya meluas di perairan Indonesia.

Potensi:

Belum dimanfaatkan tetapi dapat dimakan dan mempunyai prospek di bidang farmasi.


1. Actinotrichia fragilis



Spesifikasi:

Thallus bulat mengeras permukaan kasar. Membentuk rumpun rimbun dengan
percabangan dichotomus (mendua arah). Melekat pada substrat dengan alat tempel (holdfast)
yang kecil berbentuk cakram. Warna merah muda orange atau kadang-kadang pirang.

Sebaran:

Tumbuh pada karang batu mati di rataan terumbu atau di padang lamun yang umumnya
selalu terendam air (subtidal). Mempunyai sebaran yang luas.


Potensi:

Belum dimanfaatkan


1. Amphiroa peruana



Spesifikasi:

Ciri-ciri umum.

Sebaran:

Habitat. Sebaran. Asli alge tropis. Ditemukan di sebagian besar perairan kepulauan
Nusantara.

Potensi:

Manfaat. Tidak diketahui Potensi. Tidak diketahui


1. Amphiroa beauvoisii



Spesifikasi:

Ciri-ciri umum. Alge tumbuh tegak, melekat pada substrat dengan semacam serabut
cakram, warna merah, tinggi kurang dari 10 cm. Thalli mengalami pengapuran yang tebal,
tersusun oleh deretan segmen-segmen berbentuk seperti manik-manik.

Sebaran:

Habitat. Hidup di zona pasang surut bagian tengah hingga subtidal. Menempel pada batu
karang atau pecahan karang mati. Sering sebagai alge asosiasi pada padang Halimeda.
Sebaran. Asli sebagai alge tropis. Mudah ditemukan di perairan kepulauan Nusantara.

Potensi:

Manfaat. Tidak diketahui. Potensi. Tidak diketahui. Tidak dibudidayakan.


1. Amphiroa rigida



Spesifikasi:

Alge tumbuh tegak, membentuk koloni, warna merah, alat pelekat berupa cakram kecil,
tinggi kurang dari 10 cm. Thalli agak pipih, seperti pita tipis, lebar sekitar 1 mm.
Percabangan dikhotom, kadang pada bagian simpul cabang agak melebar.

Potensi:

Belum dimanfaatkan


1. Amphiroa sp.



Spesifikasi:

Ciri-ciri umum. Thallus bersegmen pendek, silindris di bagian bawah dan agak gepeng di
bagian atasnya. Rumpun rimbun dengan percabangan dichotomus dan mencapai tinggi
sekitar 5-10 cm. Substansi thallus keras dan rapuh mengandung zat kapur.

Sebaran:

Tumbuh pada batu umumnya di daerah pinggir luar rataan terumbu. Sebarannya tidak
begitu luas antara lain terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi:

Manfaat. Belum dimanfaatkan. Potensi. Tidak diketahui


1. Ceratodityon variabilis



Sebaran:

Tumbuh umumnya di daerah ujung luar rataan terumbu yang senantiasa terendam air,
melekat pada substrat batu dengan holdfast yang berbentuk cakram kecil.

Potensi:

Belum dimanfaatkan.


1. Chondrococcus hornemannii



Spesifikasi:

Thalli pipih, permukaan thalli halus, membentuk rumpun kecil tetapi sangat rimbun saling
bertumpukan. Percabangan berselang seling teratur, merapat warna merah-ungu atau pirang.

Sebaran:

Tumbuh umumnya di daerah ujung luar rataan terumbu yang senantiasa teredam air,
melekat pada substrat batu dengan holdfast yang berbentuk cakram kecil.

Potensi:

Belum diketahui


1. Corallina sp.



Spesifikasi:

Thallus gepeng, bersegmen pendek, membentuk rumpun yang rimbun bertumpuk-tumpuk
dengan percabangan alternate teratur. Substansi thallus keras mengandung zat kapur dan
rapuh dengan warna merah pucat.

Sebaran:

Tumbuh di bagian sisi luar terumbu yang biasa terkena ombak langsung. Sebarannya tidak
begitu luas, antara lain terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi:

Belum diketahui.


1. Eucheuma denticulatum



Spesifikasi:

Synonims : Eucheuma spinosum (linnaeus) J. Agardh. Thallus silindris, permukaan licin,
cartilaginaeus, warna coklat tua, hijau-coklat, hijau kuning atau merah-ungu. Ciri khusus
secara morfologis, jenis ini memiliki duri-duri yang tumbuh berderet melingkar.

Sebaran:

Alga ini tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang sesuai dengan
persyaratan tumbuhnya, antara lain substrat batu, air jernih, ada arus atau terkena gerakan air
lainnya, kadar garam antara 28-36% dan cukup sinar matahari.

Potensi:

Alga ini yang diperoleh dari produksi alami dan budidaya merupakan komoditas ekspor
dan untuk konsumsi dalam negeri. Di dalam negeri dimanfaatkan untuk bahan makanan,
sayuran dan lalapan pada beberapa tempat tertentu di wilayah pantai antara lain di Lombok.


1. Eucheuma edule



Spesifikasi:

Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus-cartilaginaeus, warna hijau-kuning atau
coklat-hijau. Percabangan berselang seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus
terdapat benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi duri-duri besar.

Sebaran:

Tempat tumbuh umumnya pada daerah-daerah yang selalu terkena gerakan air, di bagian
ujung luar terumbu, melekat pada batu. Terdapat turnbuh di perairan Bali dan Lombok.

Potensi:

Belum banyak dimanfaatkan secara kornersial.


1. Eucheuma edule Koetzing



Spesifikasi:

Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus-cartilaginaeus, warna hijau-kuning atau
coklat-hijau. Percabangan berselang seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus
terdapat benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi duri-duri besar.

Sebaran:

Pertumbuhannya menempel pada batu di daerah rataan terumbu karang. Kelimpahannya
rendah (tidak begitu umum dijumpai).

Potensi:

Sebagai sumber kappa karaginan, merupakan komoditas ekspor seperti halnya dengan
Kappaphycus alvarezii hasil budidaya. Produksinya masih bersifat alami, belum ada dari
budidaya. Populasinya di alam tidak begitu banyak seperti E. spinosum.

1. Eucheuma serra J. Agardh



Spesifikasi:

Thallus gepeng, pinggir bergerigi, permukaan licin, cartilagineus, warna merah atau merah
pucat. Ciri khusus secara morfologis menyerupai bentuk binatang lipan sehingga di Bali
dinamai bulung lipan. Percabangan berselang-seling tidak beraturan.

Sebaran:

Tempat tumbuh umumnya pada daerah-daerah yang selalu terkenan gerakan air, di bagian
ujung luar terumbu, melekat pada batu. Terdapat tumbuh di perairan Bali dan Lombok.

Potensi:

Belum banyak dimanfaatkan secara komersil.


1. Galaxaura filamentosa Chou



Sebaran:

Tumbuh pada batu di daerah rataan terumbu. Sebarannya tidak begitu rneluas dan tidak
begitu urnum dijumpai.

Potensi:

Belum dimanfaatkan.


1. Galaxaura Kjellmanii Weber van Bosse



Spesifikasi:

Thallus agak silindris di bagian pangkal dan agak gepeng ke bagian puncak. Segmen
thallus sekitar 0,5 1 cm. Percabangan dichotomous tak teratur dengan ujung thallus
meruncing. Rumpun lebih banyak membentuk percabangan di bagian atas.

Sebaran:

Tumbuh pada batu di daerah rataan terumbu. Sebarannya tidak begitu meluas dan tidak
begitu umum dijumpai.

Potensi:

Belum dimanfaatkan.


1. Galaxaura rugosa (Solander) Lamouroux



Spesifikasi:

Thallus silindris berbuku-buku pendek (sekitar 1-1,5 cm). Percabangan dichotomous tidak
teratur membentuk rumpun yang merimbun dibagian atas. Ujung thallus tumpul dan agak
membentuk lubang. Tinggi rumpun dapat mecapai sekitar 5-7 cm. Warna thallus pirang.

Sebaran:

Tumbuh melekat pada batu di bagian dalam dan luar rataan terumbu. Sebaran tidak begitu
meluas dan tidak begitu umum dijumpai antara lain terdapat di perairan pantai selatan Jawa
dan Selat Sunda.

Potensi:

Belum dimanfaatkan.


1. Galaxaura subfruticulosa Chou



Spesifikasi:

Sinonim : = Galaxaura fruticulosa Kjelman. Thallus silindris, bersegmen, percabangan
dichotomous atau subdichotomous. Rumpun rimbun, mencapai tinggi 10 cm, menancap
dengan holdfast yang meyerupai cakram. Warna merah-coklat.

Sebaran:

Tumbuh di daerah rataan terumbu, menempel pada substrat batu.

Potensi:

Belum ada


1. laxaura subvefficillata Kjellman



Spesifikasi:

Thalli silindris, keras dengan bulu-bulu halus di permukaan, berkesan empuk, percabangan
dan ujung thallus dikhotomous. Tumbuhan ini membentuk rumpun yang lebat seolah
menggumpal di bagian atas. Ujung thallus papak berlubang. Warna coklat-ungu.

Sebaran:

Tumbuh melekat pada substrat batu di daerah rataan terumbu karang yang umumnya selalu
tergenang air.

Potensi:

Belum diketahui


1. Galaxaura vietnamensis Dawson



Sebaran:

Tumbuh pada batu di daerah intertidal atau subtidal. Tenipat tumbuhnya muncul di
permukaan air, bahkan kadang-kadang kekeringan pada saat air surut rendah. Tumbuh
tersebar meluas di perairan Indonesia.

Potensi:

Sebagai sumber agar, produksi masih seluruhnya diambil dari alam bersama-sama dengan
Gelidium. Dijual untuk keperluan lokal (konsumsi domestik) dan ekspor.

1. Gelidium latifolium



Spesifikasi:

Agar Merah (red alga)

Sebaran:

Daerah tanaman tumbuh dalam substrat karang, ombak besar, daerah intertidal,
mempunyai stolon, thallus sangat liat,.

Potensi:

Mempunyai kadar agarose, kolesterol, vitamin B12 (Gelidium capillaceum), penghasil
asam amino, asam aspartat, dll. Mempunyai potensi nilai ekspor yang besar (ke Jepang)

1. Gelidium Sp



Potensi:

Belum banyak dimanfaatkan

1. Gigartina affinis Harvey



Spesifikasi:

Sinonim: = Carpopeltis affinis (Harvey) Okamura Thallus umumnya gepeng dan agak
silindris ke arah bagian pangkal, ujung rneruncing. Percabangan di atau tri chotomous saling
berlawanan dengan mernbentuk rumpun yang lebih merimbun.

Sebaran:

Tumbuh menempel pada batu di daerah rataan terumbu, terutama di tempat-tempat yang
masih tergenang air pada saat surut rendah. Sebaran tumbuhnya tidak meluas, antara lain
terdapat di pantai selatan Jawa.

Potensi:

Belum banyak dimanfaatkan.


1. Gracilaria arcuata Zanardini



Spesifikasi:

Thalli bulat silindris, licin, warna pirang-hijau, atau hijau jingga. Substansi cartilaginous,
menempel pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram. Rumpun merimbun di bagian
atas dengan percabangan mengecil pada bagian pangkal, ujung runcing.

Sebaran:

Umumnya tumbuh melekat pada batu dan tersebar di daerah rataan terumbu karang.

Potensi:

Sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral. Merupakan bahan baku untuk industri
agar-agar dalam negeri. Mengandung bahan untuk agar. Untuk Ekspor ke Jepang. Budidaya
rumput laut untuk pembuatan agar. Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton


1. Gracilaria coronopifolia J. Agardh



Spesifikasi:

Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau
coklat kuning (pirang), menempel pada substrat
dengan cakram kecil. Percabangan mendua
bagian (dichotomous) berulang -ulang. Umumnya rimbun pada porsi bagian atas rumpun.
Warna hijau-pirang.

Sebaran:

Tumbuh pada batu di daerah terumbu karang.

Potensi:

Sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral. Merupakan bahan baku untuk industri agar-
agar dalam negeri.


1. Gracilaria eucheumioides Harvey



Spesifikasi:

Thallus gepeng, halus, pinggir bergerigi, membentuk rumpun radial seperti umbi tanaman
jahe, oleh karena itu di P.P. Seribu dinamai agar-agar jahe. Percabangan dichotomous.
Ukuran thalli panjang 10 cm, lebar 1 cm. Warna hijau-coklat.

Sebaran:

Tumbuh melekat pada substrat batu, urnurnnya di daerah rataan terurnbu karang. Tidak
meiliki sebaran turnbuh yang begitu meluas di perairan Indonesia. Kelimpahannya tidak
begitu tinggi, dan tidak termasuk jenis yang umum didapat.

Potensi:

Sebagai sumber agar terutama bagi penduduk lokal. Diolah menjadi agar-agar untuk makanan
lokal. Mengandung bahan untuk agar. Untuk Ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut untuk
pembuatan agar. Potensi ekonomi 1 ha = 5 ton

You might also like