You are on page 1of 170

Kehutanan Me

njad
i
Undang-
Undang,
pe
rl
u
mene
tapka
n
Peramran Peme
rintah
tent
ang
T
at
a
C
ar
a
Perub
ahan
Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan;
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
PERTUR! PEMER"!TH REPU#$"K "!%&!E'"
!&M&R () THU! *)()
TE!T!+
TT CR PERU#H! PERU!TUK! %! FU!,'" K-'! HUT!
%E!+! RAHMAT TUH! .!+ MH E'
PRE'"%E! REPU#$"K "!%&!E'",
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal (/ Undang-Undang Nomor 0(
Tahun (/// tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang !1m1r
(/ Tahun *))0 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Un,dang !1m1r (
Tahun *))0 tentang Perubahan atas Undang-Undang !1m1r 0 ( Tahun (/// tentang
Mengingat : (2 Pasal 3 a4at 5*6 undhg-undang %asar !egara Republik "nd1ne7ia Tahun
(/03;
*2 undkg-undang !1m)r208 Tahun (/// 9en;ang Kehutanan
. 5$embaran Negara Republik "nd1nesia Tahun (/// !1m1r (:;,
Tambahan $embaran !egara Republik "nd1nesia !1m1r <===6 sebagaimana
telah diubah dengan Undang- Undang !1m1r (/ Tahun *))0 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang !1m1r (
Tahun *))0 tentang Perubahan atas Undang-Undang !1m1r 0 ( Tahun (///
tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang 5$embaran Negara Republik
"nd1nesia Tahun *))0 !1m1r =:, Tambahan $embaran !egara Republik
"nd1nesia !1m1r
4412);
MEMUTU'K!>
Menetapkan : PERTUR! PEMER"!TH TE!T!+ TT CR PERUBAHAN
PER?!TUK! %! FU!+'" K-'! HUT!2
## " . . .
PRESIDE
N
REPUBLIK
INDONESI
A
BAB I
KETE!TU! UMUM
Pasal (
%alam Peraturan Pemerintah ini 4ang dimaksud dengan>
1 Hutan adalah suatu kesatuan ek1sistem berupa hamparan lahan berisi
sumber da4a alam ha4ati 4ang did1minasi pep1h1nan dalam persekutuan alam
lingkungann4a, 4ang satu dengan lainn4a tidak dapat dipisahkan2
2 Ka@asan hutan adalah @ila4ah tertentu 4ang ditunjuk danAatau ditetapkan
1leh Pemtrintah untuk dipertahankan keberadaann4a sebagai hutan tetap2
3 Hutan k1nserBasi adalah ka@asan hutan dengan Ciri khas tCrtentu, 4ang
mempun4ai 9ungsi p1k1k penga@etan
"
keanekaragaman tumbuhan dan sat@a serta ek1sistemn4a2
4. Ka@asan hutan suaka alam adalah hutan dengan Ciri khas tertentu,
4ang mempun4ai 9ungsi p1k1k sebagai ka@asan periga@etan
keanekaragaman tumbuhan dan sat@a serta ek1sistemn4a 4ang juga
ber9ungsi sebagai @ila4ah sistem pen4angga kehidupan2 .
5. Ka@asan hutan pelestarian dam adalah hutan dengan Ciri khas lertentu,
4ang mempun4ai 9ungsi p1k1k perlindungan sistem pen4angga kehidupan,
penga@etan keanekaragaman
. jenis tumbuhan dan sat@a, serta peman9aatan seCara lestari sumber
da4a alam ha4ati dan ek1sistemn4a2
1 Taman buru adalah ka@asan hutan 4ang ditetapkan sebagai tempat @isata
berburu2
2 Hutan lindung adalah ka@asan hutan 4ang mempun4ai 9ungsi p1k1k
sebagai perlindungan sistem pen4angga kehidupan untuk mengatur tata air,
menCegah banjir, mengendalikan erosi, menCegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah2
3 Hutan pr1duksi adalah ka@asan hutan 4ang mempun4ai 9ungsi p1k1k
mempr1duksi hasil hutan2
4 Hutan Pr1duksi Tetap adalah ka@asan hutan dengan 9akt1r-9akt1r kelas
lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan
angka penimbang mempun4ai jumlah nilai di ba@ah (*3, di luar ka@asan hutan
lindiing, hutan suaka dam, hutan pelestarian alam, dan taman uru.
()2 Hutan22 .
PRESIDEN
.
REPUBLIK INDONESI
A
()2 Hutan Pr1duksi Terbatas adalah ka@asan hutan dengan 9akt1r-9akt1r
kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing
dikalikan dengan angka penimbang mempun4ai jumlah nilai antara (*3-
(;0, di luar ka@asan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam, dan taman bum2
((2 Hutan Pr1duksi yang dapat dik1nBersi adalah ka@asan hutan 4ang
seCara ruang diCadangkan untuk digunakan bagi pembangunan di luar
kegiatan kehutanan2
(*2 Hutan Tetap adalah ka@asan hutan 4ang akan dipCrtahankan
keberadaann4a sebagai ka@asan hutan, terdiri dari hutan k1nserBasi, hutan
lindung, hutan pr1duksi terbatas, dan hutan pr1duksi tetap2
(<2 PerubahanD peruntukan ka@asan hutan adalah perubahan ka@asan hutan
menjadi bukan ka@asan hutan2
(02 Perubahm 9ungsi ka@asan hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh
9ungsi hutan dalarn satu atau beberapa kel1mp1k hutan menjadi 9ungsi
ka@asan hutan 4ang la!n.
(32 -ar menukar ka@asan hutan adalah perubahan ka@asan hutan pr1duksi
tetap danAatau hutan pr1duksi terbatas
.. menjadi bukan ka@asan hutan yang diimbangi dengan memasukkan
lahan pengganti dari bukan ka@asan hutan menjadi ka@asan hutan2
(:2 Pelepasan ka@asan hutan adalah perubahan peruntukan ka@asan hutan
pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi menjadi bukan ka@asan hutan2
(;2 %aerah aliran sungai adalah suatu @ila4ah daratan 4ang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak sungain4a, 4ang ber9ungsi menarnpung,
men4impan, dan mengalirkan air 4ang berasal dari Curah hujan ke danau
atau ke laut seCara alami, 4ang batas di darat merupakan pemisah t1p1gra9is
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktiitas daratan.
(=2 Perubahan 4ang berdampak penting dan "a#u$an4ang luas serta
bernilai strategis adalah perubahan 4ang berpengaruh terhadap k1ndisi
bi19isik seperti perubahan iklim, ek1sistem, dan gangguan tata air, serta
dampak s1sial ek1n1mi mas4arakat bagi kehidupan generasi sekarang dan
generasi 4ang akan Ciatang2
(/2 Penelitian . . .
(/2 Penelitian Terpadu adalah penelitian 4ang dilakukan 1leh $embaga
Pemerintah 4ang mempun4ai k1mpetensi dan memiliki 1t1ritas ilmiah
(scientificauthority) bersama-sama dengan pihak lain 4ang terkait2
*)2 Menteri adalah menteri 4ang men4elenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kehutanan2
Perubahan peruntukan dan 9ungsi ka@asan hutan dilakukan untuk
memenuhi tuntutan dinarnika pembangunan nasi1nal serta aspirasi
mas4arakat dengan tetap berlandaskan pada 1ptimalisasi distribusi 9ungsi,
man9aat ka@asan hutan seCara lestari dan berkelanjutan, serta keberadaan
ka@asan hutan dengan luasan 4ang Cukup dan sebaran 4ang pr1p1rsi1nal2
I
$ingkup pengaturan dalam peraturan pemerintah ini meliputi>
1 perubahan peruntukan ka@asan hutan; dan
2 perubahan 9ungsi ka@asan hutan2
5(6 Ka@asan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ! meliputi
ka@asan hutan 4ang memiliki 9ungsi p1k1k sebagai hutan k1nserBasi, hutan
lindung, dan hutan pr1duksi2
5*6 Ka@asan hutan k1nserBasi sebagaimana dimaksud pada a4at
5"6meliputi>
a2 ka@asan suaka alam, terdiri atas>
(2 Cagar alam; dan
*2 suaka margasat@a2
b2 ka@asan pelestarian alam, terdiri atas>
(2 taman nasi1nal;
*2 taman @isata dam; dan
!" taman hutan ra4a2
C2 taman buru2
#!$ Ka@asan hutan pr1duksi sebagaimana dimaksud pada a4at 5"6,terdiri
atas>
a2 hutan pr1duksi terbatas;
b2 hutan pr1duksi tetap; dan
c. hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi2
PRESIDEN REPUBLlK
INDONESIA
I
Pasal 3
Perubahan peruntukan dan 9ungsi ka@asan hutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal * ditetapkan 1leh MCnteri dengan didasarkan pada hasil
penelitian terpadu2
BAB %1 PERUBAHA% PERUN&UKAN KA&A'A%
HUTA%
#agian Kesatu
Umum
Perubahan peruntukan ka@asan hutan dapat dilakukan>
1 seCara parsial; atau
2 untuk @ila4ah pr1Binsi2
#agian Kedua Perubahan Peruntukan Ka@asan Hutan 'eCara
Parsial
Paragra9 (
Umum
Pasal ;
Perubahan peruntukan ka@asan hutan seCara parsial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal: huru9 a dilakukan melalui>
1 tukar menukar ka@asan hutan; atau
2 pelepasan ka@asan hutan2
5(6 Perubahan peruntukan ka@asan hutan seCara parsial sCbagaimana
dimaksud dalam Pasal ; dilakukan berdasarkan perm1h1nan2
5*6 Perm1h1nan sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6 dapat diajukan
1leh>
a2 menteri atau pejabat setingkat menteri;
b2 gubernur atau bupatiA@alik1ta;
C2 pimpinan badan usaha; atau
d2 ketua 4a4asan2
5)6
Perm1h1nan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
=
hams
,
mCmenuhi pers4aratan administrasi dan teknis2
(0)Ketentuan lebih lanjut mengenai pers4aratan administrasi dan teknis
sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6 diatur dengan peraturan Menteri2
Paragra9 * Tukar Menukar Ka@asan
Hutan
Pasal ()
Perubahan peruntukan 'ang dilakukan melalui tukar menukar
kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ; huru9 a
han'a dapat dilakukan pada> ..
1 hutan pr1duksi tetap; danAatau
2 hutan pr1duksi terbatas2
Pasal 11
5(6 Tukar menukar ka@asan hutan sebagaimana dhaksud dalm Pasal ()
dilakukan untuk> .
a. pembangunan di luar kegiatan kehutanan 4ang bersi9at permanen;
Z
b2 menghilangkan enClaBe dalarn rangka memudahkan pengel1laan
ka@asan hutan; atau
C2 memperbaiki batas ka@asan hutan2
5*6 Eenis pembangunan di luar kegiatan kehutanan 4ang bersi9at permanen
sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6 huru( a ditetapkan 1leh Menteri setelah
berk11rdinasi dengan menteri terkait2
Pasal 12
Tukar menukar ka@asan hutan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal (( a4at
5(6 dilakukan dengan ketentuan>
1 tetap terjaminn4a luas ka@asan hutan paling sedikit <)F 5tiga puluh
perseratus6 dari luas daerah aliran sungai, pulau, danA atau pr1Binsi dengan sebaran
4ang pr1p1rsi1nal; dan
2 mempertahankan da4a dukung ka@asan hutan tetap la4ak
'
kel1la2
)2)(alarn . . .
PRE'I(E%
REPUBLIK INDONESIA
(ala) hal luas ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6huru9 a
kurang dari <)F 5tiga puluh perseratus6 dari luas daerah aliran sungai, pulau,
danAatau pr1Binsi dengan sebaran 4ang pr1p1rsi1nal, tukar menukar ka@asan
hutan dengan lahan pengganti 4ang bukan ka@asan hutan dilakukan dengan
rati1 paling sedikit 1*2+ keCuali tukar menukar ka@asan hutan untuk
menarnpung k1rban benCana darn dan untuk kepentingan umum terbatas
dapat dilakukan dengan rati1 paling sedikit (:*"
(ala) ha( luas ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6huru( a
di atas 30% 5tiga puluh perseratus6 dari luas daerah aliran sungai, pulau,
danAatau pr1Binsi dengan sCbaran 4ang pr1p1rsi1nal, tukar menukar ka@asan
hutan dCngan lahan pengganti 4ang bukan ka@asan hutan dilakukan dengan
rati1 paling sedikit (> (22
$ahan pengganti sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 dan a4at #!$@ajib
memenuhi pers4arataiG
.letak, luas, dan batas lahan penggantin4a jelas;
.letakn4a berbatasan langsung dengan ka@asan hutan;
.terletak dalarn daerah aliran sungai, pulau, danAatau
pr1Binsi 4ang sama;
.dapat dihutankan kembali dengan Cara k1nBensi1nal;
.tidak . dalarn sengketa dan bebas dari segala jenis
pembebanan dan hak tanggungan; dan
Z
. rek1mendasi dari gubernur dan bupatiA@alik1ta2
Kepentingan umum terbatas sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6dan rati1
tukar menukar ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a'at )2)dan a4at
#!$ditetapkan 1leh Menteri2
Pasal (<
Perm1h1nan tukar menukar ka@asan hutan sebagaimana dimaksud dalarn
Pasal = a4at 5(6 diajukan 1leh pem1h1n kepada Menteri2
%alam hal perm1h1nan telah sesuai dengan pers4aratan adrninistrasi dan
teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal /, Menteri membentuk Tim
Terpadu2
Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 men4ampaikan hasil
penelitian dan rek1mendasi kepada Menteri2
Keangg1taan dan tugas Tim Terpadu sebagaimana dimaksud
pada a4at 5*6 d!atur bbih lanjut dengan peraturan Menteri
setelah berk11rdinasi dengan menteri terkait2
536%alam . . .
)5)
(alarn ha( tukar menukar ka@asan hutan dengan luas paling ban4ak * 5dua6
hektar dan untuk kepentingan umum terbatas 4ang dilaksanakan 1leh Pemerintah
atau pemerintah daerah, Menteri membentuk tim 4ang angg1tan4a dari
kementerian 4ang membidangi unisan kehutanan2
5:6
#erdasarkan hasil penelitian dan rek1mendasi Tim Terpadu sebagaimana
dimaksud pada a4at 5<6atau tim sebagaimana dimaksud pada a4at (S), Menteri
menerbitkan persetujuan prinsip tukar menukar ka@asan hutan atau surat
pen1lakan2
(alarn ha( berdasarkan hasil penelitian dan rek1mendasi Tim Ter+adu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal (< a4at 5<6,renCana kegiatan perubahan
peruntukan ka@asan hutan 4ang berdampak penting dan Cakupan 4ang luas serta
berriilai strategis, Menteri sebelum menerbitkan persetujuan prinsip tukar menukar
ka@asan hutan, harus meminta persetujuan tei-lebih dahulu dari %e@an Per@akilan
Rak4at Republik "nd1nesia2
Pasal (3
)1)
Persetujuan prinsip tukar menukar ka@asan hutan diberikan untuk ;jangka
@aktu paling lama * 5dua6 tahun sejak diterbitkann4a persetujuan prinsip 1leh
Menteri dan dapat diperpanjang paling ban4ak * 5dua6 kali masing-masing untuk
jangka @aktu paling lama ( 5satu6 tahun2
5*6 Persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada a4at 5"6, memuat
ke@ajiban bagi pem1h1n paling sedikit>
a2 men4elesaikan clear and clean Cal1n lahan pengganti;
b2 menandatangani berita aCara tukar menukar ka@asan hutan;
C2 menanggung bia4a tata batas terhadap ka@asan hutan 4ang dim1h1n
dan lahan pengganti 4ang diusulkan; dan
d2 menanggung bia4a reb1isasi terhadap lahan pengganti2
#!$ Ketentuan lebih lanjut mengenai ke@ajiban bagi pem1h1n sebagaimana
dimaksud pada a4at 5*6diatur dengan peraturan Menteri2
506 Pem1h1n dilarang memindahtangankan persetujuan prinsip tukar menukar
ka@asan hutan kepada pihak lain tanpa persetujua7 2Menteri2
Pasal (: . ..
PHESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
#!$
%ispensasi sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 han4a dapat dibCrikan
seCara terbatas dalarn rangka persiapan kegiatan tukar menukar ka@asan hutan2
506D Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian dispensasi sebagaimana dimaksud
pada a4at 5*6diatur dengan peraturan Menteri2
Paragra9 < Pelepasan Ka@asan
Hutan
Pasal (/
5(6 Pelepasan ka@asan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ; huru9 b han4a
dapat dilakukan pada hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 0 a4at 5<6huru9 C2
5*6
Ka@asan hutan 2pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi sebagaimana dirnaksud
pada a4at 5(6 t!da# dapat dipr1sCs pClepasann4a pada pr1Binsi 4ang luas ka@asan
hutann4a kurang dari <)F 5tiga puluh perseratus6, keCuali dengan Cara tukar
menukar ka@asan hutan2
5<6 Hutan pr1duksi 4ang dapata dik1nBersi sebagairnha dimaksud
pada a4at 5"6, baik dalarn keadaan berhutan maupun tidak berhutan2
-.
506 Pelepasan ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a4at
5(6 dilakukan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan2
536 Eenis kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sCbagaimaa
dimaksud pada a4at 506 ditetapkan 1leh Menteri2
5(6 Perm1h1nan pelepasan ka@asan hutan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal
= a4at 5(6 diajukan 1leh pem1h1n kepada Menteri2
5*6 Perm1h1nan sebagaimana dimaksud pada . a4at 5(6 hams memenuhi
pers4aratan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal/2
Menteri setelah menerima perm1h1nan dan meneliti kelengkapan pers4aratan
seeagaimana dimaksud dalam Pasal *), dapat menerbitkan surat pen1lakan atau
menerbitkan persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan2
5(
6
Persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan sebagaimana
, dimaksud dalam Pasal *( diberikan untuk jangka @aktu paling lama (
5satu6 Htahun sejak diterbitkann4a persetujuan prinsip 1leh Menteri dan dapat
diperpanjang paling ban4ak * 5dua6 kali masing-masing untuk jangka @aktu
paling lama : 5enam6 bulan2
Pemegang persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan @ajib>
1 men4elesaikan tata batas ka@asan hutan 4ang dim1h1n; dan
2 mengamankan ka@asan hutan 4ang dim1h1n2
5<6 Tata batas sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 huru9 a hasiln4a
dituangkan dalam berita aCara dan peta hasil tata batas 4ang ditandatangani 1leh
panitia tata batas ka@asan hutan sesuai dengan i;eraturan perundang-undangan2
-
506 Pem1h1n dilarang memindahtangankan persetujuan prinsip pelepasan
ka@asan hutan kepada pihak lain tanpa persetujuan Menteri,
536 Ketentuan lebih lanjut niengenai pelaksanaI tata batas ka@asan hutan 4ang
akan dilepaskan sebagaimana dimaksud pada a4at 5<6diatur dengan peraturan
Menteri2
5(6 %alam jangka @aktu berlakun4a persetujuan prinsip sCbagaimana
dirnaksud dalam Pasal ** a4at 5"6, pem1h1n dilarang melakukan kegiatan di
ka@asan hutan, keCuali memper1leh dispensasi dari Menteri2
5*6 %ispensasi sebagaimana dimaksud pada a4at )1)han4a dapat diberikan kepada
pem1h1n dalarn rangka pelaksanaan kegiatan persiapan berupa pembibitan,
persemaian, danlatau prasarana dengan luasan 4ang sangat terbatas2
5<6 Ketentuan lebih lanjut rnengenai pemberian dispensasi diatur dengan
peraturan Menteri2
#erdasarkan berita aCara dan peta hasil tata batas sebagaimana dirnaksud dalam-
Pasal** a4at 5<6, Menteri menerbitkan keputusan pelepasan ka@as,an hutan 4ang
dim1h1n2
.
8erdaskkankeputusan Menteri tentang pelepasan ka@asan hutan dan dipenuhin4a
pers4aratan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan, instansi 4ang ber@enang
di bidang pertanahan menerbitkan serti9ikat
Hak
tas Tanah2
Peman9aatan ka4u atas ka@asan hutan 4ang telah diberikan dispmsasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal *< a4at 5*6 dan dilepaskan sebagaimana dimaksud dalarn
Pasal *0, diatur lebih lanjut Ddengan peraturan Menteri2
'etiap perubahan peruntukan ka@asan hutan seCara parsial 4ang mCmDper1leh
keputusan pelepasan ka@asan hutan dari Menteri sebagaimana dirnaksud dalarn
Pasal (; a4at 5<6 dan Pasal *0 dapat melakukan kegiatan sesuai peraturB
perundang-undangan2
/
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata Cara perm1h1nan pelepasan ka@asan hutan
pr1duksi 'ang dapat dik1nBersi sebagaimana dimaksud dalarn Pasal*) diatur
dengan peraturan Menteri2
#agian Ketiga Perubahan Peruntukan Ka@asan Hutan Untuk -ila4ah Pr1Binsi
Perubahan peruntukan ka@asan hutan untuk @ila4ah pr1Binsi2 sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal : huru9 b dapat dilakukan pada>
1 hutan k1nserBasi;
2 hutan lindung; atau
3 hutan pr1duksi2
,.
5(6 Perubahan peruntukan ka@asan hutan untuk @ila4ah
. pr1Binsi dilakukan berdasarkan usulan dari gubernur -kepada MeDnteri2
(2)
Usulan perubahan peruntukan ka@asan hutan untuk @ila4ah pr1Binsi
sebagaimana dirnaksud pada a4at 5(6 diintegrasikan 1leh gubernur ddam reBisi
renCana tata ruang @ila4ah pr1Binsi2
#!$
+ubernur dalam mengajukan usulan perubahan peruntukan kawasan hutan
@ajib melakukan k1nsultasi teknis dengan MCnteri2
506 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata Cara k1nsultasi teknis sebagai)ana
dimaksud pada a4at #!$diatur dengan peraturan Menteri2 . .
Paragra9 * Tata CaraDPerubahan Peruntukan Ka@asan Hutan Untuk
-ila4ah Pr1Binsi
5(6 Menteri setelah menerima usulan perubghan peruntukan ka@asan hutan
untuk @ila4ah pr1Binsi dari gubernur, melakukan telaahan teknis2
(2)
#erdasarkan hasil telaahan teknis sebagaimana dimaksud pada a4at 5"6,
Menteri membentuk Tim Terpadu2
#!$
Keangg1taan dan tugas Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6
ditetapkan 1leh Menteri setelah berk11rdinasi dengan menteri terkait .
506 Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 men4ampaikan hasil
penelitian dan rek1mendasi terhadap perubahan pCruntukan ka@asan hutan kepada
Menteri2
536 (alarn ha( hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada a4atD (4), usulan
perubahan peruntukan ka@asan hutan berp1tensi menimbulkan dampI danAatau
risik1 lingkungan, @ajib melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis2
(6)
Menteri men4ampaikan hasil penelitian Tim Terpadu kepada %e@an
Per@akilan Rak4at Republik "nd1nesia untuk mendapatkah persetujuan, baik
terhadap sebagian atau keseluruhan ka@asan hutan 4ang diusulkan2
(7)%alarn . . .
PRESIDEN
REPUBLlK I%(,%E'IA
5;6 (ala) hal %e@an Per@akilan Rak4at Republik "nd1nesia men4etujui hasil
penelitian Tim Terpadu, Menteri menerbitkan keputusan tentang perubahan
peruntukan
' ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi2
5=6 (alarn ha( %e@an Per@akilan Rak4at Republik "nd1nesia men1lak hasil
penelitian Tim Terpadu, Menteri menerbitkan surat pen1lakan usulan perubahan
peruntukan ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi2
Keputusan Menteri tentang perubahan peruntukan ka@asan hutan untu# wilayah
pr1Binsi sCbagaimana dimaksud dalarn Pasal <( a4at 5;6diintegrasikan 1leh
gubernur dalam reBisi renCana tata ruang @ila4ah pr1Binsi 4ang dilakukan untuk
ditetapkan dalam peraturan daerah pr1Binsi2
BAB "(( PERU#H! FU!+'" K-'!
HUT!
#agian Kesatu
Umum .
Z
)1)
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal <
huru9 b dilakukan untuk memantapkan dan meng1ptimalisasikan 9ungsi ka@asan
hutan2
5*6 Perubahan 9ungsi ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a4at
5(6dilakukan pada hutan dengan 9ungsi p1k1k>
a2 hutan k1nserBasi;
b2 hutan lindung; dan
C2 hutan pr1duksi2
#!$
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan sebagaimana dimaksud pada a4at
5(6dilakukan>
a2 seCara parsial; ata4
b2 untuk @ila4ah pr1Binsi2
Perubahan 9ungsi ka@asall hutan menjadi hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi
tidak dapat dilakukan pada pr1Binsi 4ang luas ka@asan hutann4a kurang dari <)F
5tiga puluh perseratus62
#agian Kedua . . .
#agian Kedua Perubahan Fungsi Ka@asan Hutan 'eCara
Parsial
perat
uran
perundanpundangan
dalam hal untuk
diub
ah
menjadi hutan
pr1duksi;
b2 memenuhi2 .
.
Paragra9 (
DUmum
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan seCara parsial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
!! a4at #!$ huru9 a dilakukan melalui perubahm 9ungsi>
a2 antar 98n8si-81k1k ka@asan hutan; atau
b2 dalam 9ungsi p1k1k ka@asan hutan2
Paragraf 2 Perubahan Fungsi Antar Fungsi Pokok a!asan
"utan
Perubahan fungsi antar fungsi #okok ka!asan hutan sebagai$ana
%i$aksu% %a&a$ Pasa&3' huruf a, $e&i#uti #erubahan fungsi %ari:
1 ka!asan hutan konser(asi $en)a%i ka!asan .hutan &in%ung %an/atau
ka!asan hutan #ro%uksi;
2 ka!asan hutan &in%ung $en)a%i ka!asan hutan konser(asi %an/atau
ka!asan hutan #ro%uksi; %an
3 ka!asan hutan #ro%uksi $en)a%i ka!asan *utan konser(asi
a
. danAatau ka@asan hutan lindung2
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan k1nserBasi menjadi ka@asan hutan lindung
danAatau ka@asan hutan pr1duksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal<: huru9 a
@ajib2 memenuhi ketentuan>
1 tidak memenuhi seluruh kriteria sebagai ka@asan hutan k1nserBasi sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
2 memenuhi kriteria hutan lindung atau hutan pr1duksi sesuai peraturan
perundang-undangan2
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan lindung menjadi ka8asan8hutan k1nserBasi danAatau
ka@asan hutan pr1duksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal<: huru9 b @ajib
memenuhi ketentuan>
a2 tidak memenuhi kriteria sebagai ka@asan hutan lindung sesuai
PRESIDE
N
REPUBLIK INDONESI
A
b2 memenuhi kriteria hutan k1nserBasi atau hutan pr1duksi sCsuai pCraturan
perundang-undangan2
Pasal !-
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan pr1duksi menjadi ka@asan hutan k1nserBasi
danAatau ka@asan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal <: huru9 C
@ajib memenuhi kriteria sebagai hutan k1nserBasi atau hutan lindung sesuai
peraturan perundang- undangan2
Paragra9 ! Perubahan Fungsi (al)Fungsi P1k1k Ka@asan Hutan
Perubahan 9ungsi . dalam 9ungsi J1kbk ka@asan hutan sebagaimana dimaksud
ddam Pasal <3 huru9 b, dilakukan dalam ka@asan>
1 hutan k1nserBasi; atau
2 hutan Dpr1duksi2
5(6 PembHan 9ungsi dalam 9ungsi p1k1k ka@asan hutan k1nserBasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 0) huru9 a, meliputi perubahan dari>
a2 ka@asan Cagar alam menjadi ka@asan suaka margasat@a, taman
nasi1nal, taman hutan ra4a, taman @isata alam, atau taman buru;
b2 ka@asan suaka margasat@a menjadi ka@asan Cagar dam, taman
nasi1nal, taman hutan ra4a, taman @isata alam, atau taman bum;
C2 ka@asan taman nasi1nal menjadi ka@asan Cagar alam, suaka
margasat@a, taman hutan ra4a, taman @isata dam, atau taman bum;
d2 ka@asan taman hutan ra4a menjadi ka@asan Cagar dam, suaka
margasat@a; taman nasi1nal, taman @isata alam,D atau tarnan buru;
e2 ka@asan taman @isata alam menjadi ka@asan Cagar dam, suaka
margasat@a, taman nasi1nal, taman hutanD ra4a, atau tarnan buru; atau
E ka@asan taman bum menjadi ka@asan Cagar alam, suaka
margasa@a, taman nasi1nal, taman hutan ra4a, atau taman @isata alam2
5*6Perubahan . . '.
5*
6
Perubahan 9ungsi
dala)
9ungsi p1k1k ka@asan hutan k1nserBasi sebagaimana dimaksud pada a4at
+
"6, han4a dapat dilakukan dalam hal>
' a2 sudah terjadi per7bahan k1ndisi bi19isik ka@asan hutan akibat
9en1mena dam, lingkungan, atau manusia;
1 diperlukan jangka benah untuk 1ptimalisasi 9ungsi dan man9aat
ka@asan hutan; atau
2 Cakupan luasn4a sangat keCil dan dikelilingi 1leh lingkungan s1sial dan
ek1n1mi akibat pembangunan di luar kegiatan kehutanan 4ang tidak
mendukung kelangsungan pr1ses ek1l1gi seCara alami2
5(6 Perubahan 9ungsi dalam 9ungsi p1k1k ka@asan hutan pr1duksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 0) huru9 b, meliputi perubahan da9i>
a. hutan pr1duksi terbatas menjadi hutan pr1duksi tetap danlatau
hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi;
b2 hutan pr1duksi tetap menjadi hutan pr1duksi terbatas danAatau
hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi; dan
C2 hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi menjadi hutan pr1duksi
terbatas danAatau hutan pr1duksi tetap2
(2)
Perubahan 9ungsi dalam 9ungsi p1k1k Kka@asan hutan pr1duksi
sebagaimana dimaksud pada a4at 5"6, selain tidak rnemenuhi kriteria 9ungsi
ka@asan hutan sesuai peraturan perundang-undangan, han4a dapat dilakukan
dalarn hal>
a2 untuk memenuhi kebutuhan luas hutan pr1duksi 1ptimal untuk
mendukung stabilitas ketersediaan bahan . baku industri peng1lahb ka4u;
atau
b2 jangka benah 9ungsi ka@asan hutan2
Paragra9 Keempat Tata Cara Perubahan Fungsi Ka@asan Hutan 'eCara
Parsial
5(6
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan seCara parbial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal<< a4at 5<6 huru9 a ditetapkan dengan Keputusan Menteri2
5*6
Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6 diterbitkan
berdasarkan usulan 4ang diajukan 1leh>
a2 bupatiA@alik1ta, untuk ka@asan hutan 4ang berada dalam satu
kabupatenl k1ta; atau
b2 gubernur, untuk ka@asan hutan lintas kabupatenlk1ta2
5<6Pers4aratan . . .
5<6 Pers4aratan usulan perubahan 9ungsi ka@asan hutan
sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 diatur dengan ' peraturan Menteri2 ,
5(6
Menteri setelah menerima usulan perubahan 9ungsi ka@asan hutan
sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 0< a4at 5*6 membentuk Tim Terpadu2
(2)
Keangg1taan dan tugas Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6
diatur dengan peraturan Menteri setelah berk11rdinasi dengan menteri terkait2
5<6 Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pada a4at 5*6 men4ampaikan hasil
penelitian dan Diek1mendasi kepada Menteri2
506 Menteri berdasarkan hasil penelitian dan rek1mendasi Tim Terpadu
sebagaimana dimaksud pada a4at 5<6,menerbitkan keputusan tentang perubahan
9ungsi ka@asan hutan atau surat pen1lakan2
#agian Ketiga Perubahan Ingsi Ka@asan Hutan Untuk -ila4ah
Pr1Binsi
Perubahan 9ungsi kaurasan hutan untuk @ila4ah pr1Binsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal<< a4at 5<6huru9 b dilakukan pada ka@asan hutan dengL 9ungsi p1k1k>
1 hutan k1nserBasi;
2 hutan lindung; dan
3 hutan pr1duksi2
5(6 Kriteria perubahan 9ungsi ka@asan hutan .untuk @ila4ah pr1Binsi berlaku
mutatis mutandis ketentuan Pasal <;, Pasal <=, Pasal</, Pasal0 (, dan Pasal0*2
5*6Tata Cara perubahan 9ungsi ka@asan hutan untuk @ila4ah pr8Binsi berlaku
mutatis mutandis ketentuan Pasal <( dan Pasal<*2
.
8etiapD perubahan 9ungsi ka@asan hutan seCara parsial 4ang
)e)+eroleh
keputusan perubahan 9ungsi ka@asan hutan
dari
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 00 a4at 506 dapat melakukan pengel1laan
danAatau kegiatan sesuai 9ungsin4a sesuai peraturan perundang-undangan2
BAB I.
PERUBAHANPERUN&UKANKA,A-ANHU&AN /A%0
BER.AMPAKPE%TI%0 (A% 1AKUPA% /A%, LUA' 'ERTA
BER%ILAI 'TRATE0I'
5(6 Perubahan peruntukan ka@asan hutan 4ang berdampak penting dan
2aku+an 4ang luas serta bernilai strategis merupakan perubahan peruntukan
ka@asan hutan 4ang menimbulkan pengaruh terhadap>
a2 k1ndisi bi19isik; atau
b2 k1ndisi s1sial dan ek1n1mi mas4arakat2
,
Perubahan 4ang menimbulkan pengaruh terhadap k1ndisi bi19isik
sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6 huru9 a merupakan perubahan 4ang
mengakibatkan penurunan atau peningkatan kualitas iklim atau ek1sistem
danAatau tata air2
Perubahan 4ang menimbulkan pengaruh terhadap k1ndisi s1sial dan ek1n1mi
mas4arakat sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6huru9 b merupakan
perubahan 4ang mengakibatkan penurunan atau peningkatan s1sial dan
ek1n1mi mas4arakat bagi kehidupan generasi sekarang dan 4ang akan
datang2
Perubahan 4ang menimbulkan pengaruh terhadap k1ndisi bi19isik serta
dampak s1sial dan ek1n1mi mas4arakat sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6
terdiri atas * 5dua6 kateg1ri 4aitu>
1 berpengaruh; atau
2 tidak berpengaruh2
536Perubahan . . ,
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
536 Perubahan 4ang menimbulkan pengaruh terhadap k1ndisi bi19isik serta
darnpak s1sial dan ek1n1mi mas4arakat didasarkan pada ped1man dan kriteria2
. 5:6 Ketentuan lebih lbjut mengenai ped1man dan kriteria pCngCl1mp1kan kateg1ri
sebagaimana dimaksud pada a4at 506 dan a4at 536 diatur dengan peraturan Menteri2
BAB /
'A%K'I
5(6
8irsetujuan prinsip tukar menukar ka@asan hutan dapat dibatalkan 1leh
Menteri apabila>
a2 tidak memenuhi ke@ajiban dalam tenggang @aktu 4ang diberikan
sebagaidana dimaksud dalarn Pasal (3 a4at 5"6, a4at 5*6dan a4at 5<6; danAatau
b2 melanggar ketentuan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal (3 a4at 5062
5*6 Pembatalan persetujuan prinsip tukar menukar ka@asan hutan sebagaimana
dimaksud pada a4at 5(6 dikenai setelah diberib peringatan tertulis 1leh Menteri
seban4ak < 5tiga6 kali masing-masing dalam jangka @aktu <: 5tiga puluh6 har!
kerja untuk setiap kali peringatan2
5(6 Persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan ' dapat dibatalkan 1leh
Menteri apabila>
a2 tidak memenuhi ke@ajiban dalarn tenggang @aktu 4ang diberikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ** a4at 5(6 dan a4at 5*6;
b2 melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ** a4at
506;atau
C2 pemegang persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan membuka
ka@ash hutan sebelum mendapat dispensasi dari Menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal *< a4at
5(62
)2)
Pembatalan persetujuan prinsip pelepasan ka@asan hutan sebagimana
dimaksud pada a4at 5(6 dikenai setelah diberikan peringatan tertulis 1leh Menteri
seban4ak < 5tiga6 kali masing- masing dalam jangka @aktu <) 5tiga puluh6 har!
kerja untuk setiap kali peringatan2
BAB.I . . .
PRESIDEN
REPUBLIK
INDONESIA
## /% KETE!TU!
PER$"H!
Pasal3(
%engan berlakun4a Peraturan Pemerintah ini maka perm1h1nan>
1 tukar menukar ka@asan hutan pr1duksi tetap dan hutan pr1duksi terbatas 4ang
belum memper1leh persetujuan prinsip, pen4elesaiann4a dipr1ses sesuai Peraturan
Pemerintah ini2
2 tukar menukar ka@asan hutan 4ang telah memper1leh Keputusan Menteri
tentang pelepasan ka@asan hutan dan Keputusan Menteri tentang penetapan lahan
pengganti sebagai ka@asan hutan 4ang telah ditetapkan sebelum ditetapkann4a Peraturan
Pemerintah ini din4atakan tetap berlaku2
3 pelepasan ka@asan hutan 4ang belum memper1leh persetujuan prinsip,
pen4elesaiann4a dipr1ses sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini2
4 tukar menukar ka@asan hutan atau pelepasan ka@asan hutan 4ang telah
memper1leh persetujuan prinsip tetapi belum memper1leh keputusan pelepasan ka@asan
hutan dari Menteri, @ajib men4esuaikan dengan ketentuan dalarn Peraturan Pemerintah
ini2
' pelepasan ka@asan hutan 4ang telah memper1leh Keputusan Menteri tentang
pelepasan ka@asan hukd 4ang ditetapkan sebelurn ditetapkann4a Peraturan Pemerintah
ini din4atakan tetap berlaku2
- perubahan 9ungsi ka@asan hutan 4ang belum memper1leh Keputusan Menteri,
dipr1ses sesuai dengan Pe9aturan Pemerintah ini2
. perubahan 9ungsi ka@asan hutan 4ang telah memper1leh Keputusan Menteri
tentang perubahan 9ungsi ka@asan hutan 4ang ditetapkan sebelurn ditetapkann4a
Peraturan Pemerintah ini din4atakan tetap berlaku2
/ perubahan peruntukan ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi atau perubahan 9ungsi
ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi, 4ang belum memper1leh Keputusan Menteri dipr1ses '
sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini2
0 perubahan peruntukan ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi atau perubahan 9ungsi
ka@asan hutan @ila4ah pr1Binsi, 4ang telah memper1leh Keputusan Menteri sebelum
ditetapkann4a Peraturan Pemerintah ini din4atakan tetap berlaku2
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
5(6
Ka@asan hutan pr1duksi 4ang telah diberikan persetujuan
. prinsip pClepasan ka@asan hutan untuk usaha 8Crkkbunan kepada badan
usaha sebelum berlakun4a Undang-Undang !1m1r 0( Tahun (/// tentang
Kehutanan, maka>
1 badan usaha @ajib men4erahkan lahan pengganti dengan rati1 1*l dan
memenuhi pers4aratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (* a4at 506keCuali
huru9 C2
2 pen4erahan lahan pengganti sebagaimana dimaksud pada huru9 a dilakukan
paling lama (* 5dua belas6 tahun sejak berlakun4a Peraturan Pemerintah ini2
5*6 $ahan pengganti sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6harus teDrlCtak di
dalarn @ila4ah daCrah alkan sungai yang sama, pada @ila4ah daerah aliran sungai
lain dalam ,pr1Binsi 4ang sarna, atau pr1Binsi 4ang lain dalam pulau 4ang sarna2
I
#!$ Pen4erahan lahan pengganti sebagaimana dimaksud pada a4at 5(6
merupakan dasar pelepasan ka@asan hutan dari Menteri2
'emua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan 4ang telah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah ini, tetap berlaku sampai dengan dikeluarkann4a pCraturan
pelaksanaan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini2
BAB ?""
KETE!TU!PE!UTUP
Pasal 30
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan2
gar . . .
Agar
setiap 1rang dapat mengetahuin4a memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatan dalam
$embaran
!egara Republik "nd1nesia2
%itetapkan di Eakarta pada tanggal **
Eanuari *) ()
PRE'"%E! REPU#$"K "!%&!E'",
ttd2
%R2 H, 'U'"$& #M#!+ .U%H&.&!&
%iundangkan di 3akarta pada
tanggal ** Eanuari *) ()
ME!TER" HUKUM %! HK ''" M!U'"
REPU#$"K "!%&!E'",
ttd2
PTR"$"' K#K
$EM#R! !E+R REPU#$"K "!%&!E'" THU! *) () !&M&R 15
'alinan sesuai dengan aslin4a 'EKRETR"T
!E+R R" Kepala #ir1 Peraturan Perundang-
undangan
PRESIDE
N
REPUBL.IK
INDONESI
A
PE!EE$'!
T'
PERTUR! PEMER"!TH REPU#$"K "!%&!E'"
!&M&R () THU! *)()
TE!T!+
TT CM PERU#H! PERU!TUK! .ANFU!+'" K-'! HUT!
"2 UMUM
Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan .ang Maha Esa, merupakan sumber da4a ala)
4ang memiliki aneka ragam kandungan keka4aan alam 4ang berman9aat bagi manusia, baik
man9aat ek1l1gi, s1sial buda4a, maupun ek1n1mi2 'ebagaiD bentuk per@ujudan rasa s4ukur
terhadap karunia-!4a, maka hutan harus diurus dan diman9aatkan seCara 1ptimal dengan
mempertirnbangkan keCukupan luas ka@asan hutan dala) daerah aliran sungai, pulau,
danAatau pr1Binsi serta keserasian man9aat seCara pr1p1rsi1nal sesuai si9at, karakteristik dan
kerentanan peranann4a sebagai pen4erasi keseimbangan lingkungan l1kal, nasi1nal, dan
gl1bal2
'esuai dengan si9at, karakteristik dan kerentanann4a sebagai pen4erasi keseimbangan
lingkungan, hutan dibagi dalam ! 5tiga6 9ungsi p1k1k 4aitu hutan k1nserBasi, hutan lindung,
dan hutan pr1duksi2 'elanjutn4a masing-masing 9ungsi p1k1k hutan diatur pengel1laann4a
dalam rangka me@ujudkan prinsip-prinsip pengel1laan hutan lestari2
%alam rangka 1ptimalisasi 9ungsi dan man9aat hutan dan ka@asan hutan sesuai dengan
amanat Pasal (/ Undang-Undang !1m1r 01Tahun (/// tentang Kehutanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang !1m1r (/ Tahun *))0 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang !1m1r ( Tahun *))0 tentang Perubahan atas
Undang- Undang !1m1r 0( Tahun (/// tentang Kehutanan Menjadi Undang- Undang, dan
sesuai dengan dinamika pembangunan nasi1nal serta aspirasi mas4arakat, pada prinsipn4a
ka@asan hutan dapat diubah peruntukan atau 9ungsin4a2 Untuk menjaga terpenuhin4a
keseimbangan man9aat lingkungan, man9aat s1sial buda4a, dan man9aat ek1n1mi; maka
perubahan peruntukan dan 9ungsi ka@asan hutan has berasaskan 1ptimalisasi distribusi
9ungsi dan man9aat ka@asan hutan seCara lestari dan berkelanjutan dengan memperhatikan
keberadaan ka@asan hutan dengan luasan 4ang Cukup dan sebaran 4ang pr1p1si1nal2
"nd1nesia . . .
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
ka
@
as
an
hu
ta
n2
T
u
ka
r
me
nuk
ar
krG@asan hutan
dilakukan dengan
ke@aji
ban
men4e
d
ia
ka
n
l
aha
n
pen
gga
nti2
/
"nd1nesia merupakan negara tr1pis 4ang sebagian besar mempun4ai Curah dan intensitas
hujan yang tinggi, terdiri dari pulau-pulau besar, menengah dan keCil serta mempun4ai
k1n9igurasi daratan 4ang bergel1mbang, 2berbukit dan bergunung, maka Menteri
menetapkan luas ka@asan hutan dalam daerah aliran sungai atau pulau paling sedikit <)F
5tiga puluh perseratus6 dari luas daratan2 %engan penetapan luas ka@asan hutan dan luas
minimal ka@asan hutan untuk setiap daerah aliran sungai atau pulau, Menteri menetapkan
luas ka@asan hutan untuk setiap pr1Binsi bCrdasarkan k1ndisi bi19isik, iklim, penduduk dan
keadaan
s1sial, serta ek1n1mi mas4araka t setempat2
Perubahan peruntukan dan 9ungsi ka@asan hutan dilakukan melalui )2kanisrn2 perubahan
parsial atau perubahan untuk @ila4ah pr1Binsi2 Perubahan peruntukan ka@asan hutan seCara
parsial dilakukan melalui tukar mCnukar atau pelepasan ka@asan hutan pr1duksi 4ang dapat
dik1nBersi2 Tukar mCnukar ka@asan hutan dilDakukan pada hutan pr1duksi terbatas dan hutI
pr1duksi tetap2
Tukar menukar ka@asan hutan dilakukan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan 4ang bersi9at permanen 4ang hams menggunakan ka@asan hutan, menghilangkan
enClaBe dalam rangka memudahkan pengel1laan ka@asan hutan, dan memperbaiki batas
Ka@asan hutan merupakan bagian integral 4ang tidak terpisahkan dengan penataan
ruang, sehingga perubahan penataan ruang seCara berkala sebagai amanat Undang-
Undang !1m1r *: Tahun *)); tentang Penataan Ruang, perubahan peruntukan dan
9ungsi ka@asan hutan, atau perubahan peruntukan ka@asan hutan dalam reBisi tata ruang
@ila4ah pr1Binsi dilakukan dalam rangka pemantapan dan 1ptimalisasi 9ungsi ka@asan
hutan2
'etiap perubahan peruntukan atau perubahan 9ungsi ka@asan hutan, terlebih dahulu
@ajib didahului . dengan penelitian terpadu 4ang diselenggarakan 1leh lembaga
pemerintah 4ang k1mpeten dan memiliki 1t1ritas ilmiah bersarna-sama dengan pihak
lain 'angterkait2
Untuk hal-ha( tertentu 4ang berdampak penting dan Cakupan 4ang luas serta bernilai
strategis, perubahan peruntukan ka@asan hutan- 4ang dilakukan 1leh Pemerintah hams
memperhatikan aspirasi rak4at melalui persetujuan Pe@an Per@akilan Rabat Republik
"nd1nesia2
Perubahan 9ungsi ka@asan hutan dilakukan melalui perubahan 9ungsi antar 9ungsi p1k1k
ka@asan hutan atau perubahan 9ungsi dalam 9ungsi p1k1k ka@asan hutan2
%alarn . . .
(alarn
rangka
1ptimalisasi 9ungsi ka@asan
hutan,
meng!ngat
adan'a
ketCrbatasa
data
dan
in91rmasi 4ang tersedia pada saat penunjukan ka@asan
hutan,
dinamika pembangunan, 9akt1r dam, maupun- 9akt1r mas4arakat, maka perlu dilakukan
eBaluasi 9ungsi ka@asan hutan2
**" .1 P'$D%EM" P'$
Pasal * Cukup jelas2
Pasal*
. .
Cukup jelas2
Pasal< ". Cukup
jelas2
Pasal0 Cukup jelas2
Pasal3 Cukup jelas2
Pasal: Cukup jelas2
Pasal4 .
Cukup jelas2
pad=
4at #*$ Cukup jelas2
4at )2)Huru9 a Cukup jelas2
Huru9 Cukup jelas2
Huru9 C 1ang dimaksud dengan Mbadan usahan adalah> (6
badan usaha milik negara; *6 badan usaha milik daerah;
<6
badan usaha milik s@asta 4ang berbadan hukum "nd1nesia; dan
06
k1perasi2
Huru9 d .a4asan dalam ketentuan ini adalah 4a4asan 4ang berbadan hukum
"nd1nesia2
Pasal/ Cukup jelas2
Pasal () Cukup jelas2
Pasal (( J4at
+1)
.ang dimaksud Mpembangunan di luar kegiatan kehutananM 4arig bersi9at
permanen antara lain @aduk, bendungan, 9asilitas pemakaman, kant1r
pemeriritah, 9asilitas pendidikan, 9asilitas keselarnatan umum, penempatan
k1rban benCana dam, perrnukiman, bangunan industri, pelabuhan, dan
bandar udara2
2
Huru(b .ang dimaksud dengan MenClaBen adalah lahan 4ang dirniliki 1leh
per1rangan ntau badan hukum di dalarn ka@asan hutan berdasarkan bukti-bukti
4ang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan2
Huru9 C .ang dimaksud dengan Mmemperbaiki batas ka@asan hutanM adalah agar
diper1leh ka@asan hutan 4ang k1mpak2
.ang dimaksud dengan menteri terkait antara lkin menteri 4ang membidangi
urusan dalarn negeri, perenCanaan pembangunan, penataan ruang, lingkungan
hidup, pertanian, danAatau transmigrasi2
Pasal (*
4at 5(6 Cukup jelas2
4at 5*6. . .
.ang dimaksud dengan Mrati1 (>*M adalah luas lahan pengganti
*
5dua6 kali luas ka@asan hutan 4ang ditukar, dengan tujuan agar luas 2ka@asan
hutan 4ang kurang dari
<)F
5tiga puluh perseratus6 dari luas daerah aliran sungai, pulau, danlatau pr1Binsi
dengan sebaran 4ang pr1p1rsi1nal bertarnbah sampai dengan
234
5tiga puluh perseratus6 atau lebih dari luas ka@asan hutan 4ang ada2
4at 5<68ukupjelas2
4at )0)Cukup jelas2
Menteri antara ldn rnenetapkan batasan paling sedikit rati1 tukar mCnukar
ka@asan hutan, baik terhadap ka@asan hutan 'ang berada di atas <)F 5tiga
puluh perseratus6 maupun terhadap ka@asan hutan 4ang berada di ba@ah <)F
5tiga puluh
perseGatus6 dari luas daerah aliran sungai, pulau, danlatau pr1Binsi dengan
sebaran 4ang pr1p1rsi1nal2
Pasal (<
,
4at 5(6 Cukup jelas2
4at 5*6 Cukup jelas2
Penelitian 1leh Tim Terpadu dilakukan terhadap ka@asan hutan yang dim1h1n
dan lahan pengganti 4ang diusulkan2
4at +43 Cukup jelas2
4at )5)Cukup jelas2
4at 5:6' Cukup jelas2 ..
Pasal (0 . . .
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
Pasal (0
.ang dimaksud dengan Mberdampak penting dan Cakupan yang laas s2rta
b2rnilai strategisJadalah perubahan yang bCrpCngaruh terhadap k1ndisi
bi19isik seperti perubahan iklim, ek1sistem, dan gangguan tata air, serta dampak
s1sial dan ek1n1mi mas4arakat bagi kehidupan generasi sekarang dan generasi
4ang akan datang2
Pasal (3
4at )1)1uku+j elas2
4at )2)Huru9 a .. Yang dimaksud dengan MClear and CleanM adalah>
(2 terhadap tanah-tanah hak untuk Cal1n lahan pengganti, baik 4ang
terda9tar maupun 4ang belum terda9tar, dilakukan pelepasan hak dengan
memberikan ganti rugi;
*2 terhadap tanah-tanah hak untuk Cal1n lahan pengganti 4ang sudah
terda9tar dilakukan penC1retan di buku tanah dan serti9ikatn4a; dan
!" terhadap tanI--tanah hak Cal1n lahan pengganti 4ang belum
terda9tar 5lete9 Clgirik6 dilakuKan penC1retan di buku dan peta desa, serta
harus ada keterangan dari instansi pertanahan kabupatenl k1ta 4ang
men4atakan bah@a lahan tersebut belum terda9tar2
Huru9 b Cukup jelas
,
Huru9 C Cukup jelas2
Huru9 d Cukup jelas2
4at )2)Cukup j elas2
4at 506' Cukup
jelas2
'-
Pasal (: ..,
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
Pasal (: Cukup jelas2
Pasal (; ' 4at +(6Huru9 a Pem1h1n dalarn melaksanakan reb1isasi atau penghutanan atas
lahan pengganti dapat bekerja sama dengan badan usaha 4ang mempun4ai k1mpetensi di
bidang reb1isasi antara lain badan usaha milik negara di bidang kehutanan2
Huru9 b Pelaksanaan tata batas atas lahan pengganti dan ka@asan hutan 'ang
dim1han dilakukan 1leh panitia tata batas2
..
4at )2)Cukup jelas2 ,
4at 5<6Cukup jelas2
4at +43Cukup jelas .
Pasal (= . Cukup jelas2
Pasal (/ 4at
)1)
Pelepasan ka@asan l-iutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi dilaksanakan tanpa
melalui penelitian Tim Terpadu karena ka@asan hutan pr1duksi 4ang dapat
dik1nBersi merupakan ka@asan hutan 4ang seCara ruang diCadangkan untuk
kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, 4ang ditetapkan
berdasarkan hasil penelitian tim pusat dan daerah serta lintas sekt1ral, pada saat
paduserasi ka@asan hutan dan renCana tata ruang @ila4ah pr1Binsi2
4at )2)Tata Cara tukar menukar ka@asan hutan pada ka@asan hutan pr1duksi 'ang
dapat dik1nBersi sesuai atau mengikuti tata Cara tu#armenukar ka@asan hutan
pr1duksi2
.-
4at 5<6 Cukup jelas2 4at 506. . .
4at
(4
)
Cukup jelas
2
. 4at 536 ' Cukup j
elas2
Pasal*) Cukup jelas2
Pasal*( Cukup jelas2
Pasal*< Cukup jelas2
Pasal*0 Cukup jelas2
Pasal*3 Cukup jelas2
Pasal*: Cukup jelas2
/ang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan .dalam ketentuan ini adalah
peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan2
Pasal*= Cukup jelas2
Pasal*/ Cukup jelas2
Pasal<) Cukup jelas2
Pasal<( Cukup j elas2
.
.
P4567859
REPUBL
7
798:9567A
Pasal<* Cukup j elas2
Pasal<< ' Cukup
jelas2
Pasal<0 Cukup j elas2
Pasal<3 Cukup jelas2
Pasal<: Cukup jelas2
Pasal<; Cukup jelas2
Pasal<= 5u#u$jelas2
Pasal</
,
Cukup jelas2
Pasal0) Cukup jelas2
Pasal0 ( 4at )1) Cukup
jelas2
4at (2) Huru9 a Perubahan k1ndisi bi19isik akibat 9en1mena alam antara lain akibat
benCana dam2
Perubahan k1ndisi bi19isik akibat lingkungan atau manusia antara lain
akibat tekanan pembangunan dan pertumbuhan penduduk2
Huru9 b .ang dimaksud dengan Mjangka benahM adalah @aktu 4ang dibutuhkan
untuk pemulihan pada arahan 9ungsi p1k1k 'ang ditetstpkan2
Huru9 C ...
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
Huru9 c Penetapan Cakupan luas 4ang sangat keCil didasarkan atas hasil kajian
Tim Terpadu2
Pasal0* ' . 4at )1)Huru9 a
Cukup jelas2
Huru9 b Cukup jelas2
Huru9 C Perubahan 9ungsi hutan pr1duksi 4ang dapat dik1nBersi mCnjadi hutan
pr1duksi terbatas danAatau hutan pr1duksi tCtap dalam rangka pr1ses pemberian
"Nin Usaha Peman9aatan Hasil Hutan Ka4u 5"UPHHK6 Ala) maupun Tanarnan
setelah mehper1leh rek1mendasi bupatiA@alik1ta, dan gubernur, serta dilakukan
penelitian 1leh Tim "nternal 4ang angg1tan4a dari kementerian 4ang
men4elenggarakan urusan pemerintahan di bidang kehutanan2
4at )2)
Huru9 a Penetapan luas hutan pr1duksi 1ptimal2didasarkan atas hasil analisis
kCbutuhan Dka4u nasi1nal, regi1nal, atau l1kal2
Huru9 b Cukup jelas2
Pasa2(0< Cukup jelas2
Pasal00 Cukupjelas2
Pasal03 Cukup jelas2
Pasal0:2 Cukup jelas2
.ang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalarn ketentuan ini adalah
peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan"
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
Pasal0= 4at
)1)
.ang 2dimaksud dengan2 Mberdampak penting dan Cakupan 4ang luas serta
bernilai strategisM adalah dampak penting 5eksternalitas6 negati9 maupun
p1siti92
Huru9 a Cukup jelas
.
Huru9 b K1ndisi s1sial ek1n1mi mas4arakat meliputi antara lain kCari9an
l1kal dan m1dal s1sial dari mas4arakat setempat dalam pengel1laan
lingkungan2
. .
4at (2)1ang dimaksud dengL Mpenurunan atau peningkatan kualitas iklirn5
adalah penurunan atau peningkatan kualitas unsur-unsur iklirn mikr1 antara lain
suhu udara, kelembaban relati9 udara, intensitas Caha4a, dan keCepatan angin2
.ang dimaksud dengan Mpenurunan atau peningkatan kualitas ek1sistemM
antara lain penurunan atau peningkatan kualitas keanekaragaman ha4ati dan
habitat2 9l1ra dan 9auna serta keindahan bentang dam2 2
.ang dimaksud dengan Mpenurunan atau peningkatan kualitas tata air6
menCakup penurunan atau peningkatan kuantitas danlatau kualitas air 4ang
dimulai dari pr1ses penerimaan, pen4impanan, pengisian, pelepasan, dan
kehilangan air2
'
4at #!$
.ang dimaksud Mpenurunan atau peningkatan kualitas s1sial ek1n1mi mas4arakar
adalah penurunan atau peningkatan 4ang terkait dengan tingkat pendapatan,
kesehatan, dan pendidikan2
4at (4)Cukup jelas2
4at (5)Cukup j elas2
4at (6)1uku+jelas2
PRESIDE
N
REPUBLIK
INDONESI
A
TAMBAHA% LEMBARA% %E0ARA REPUBLIK I%(,%E'IA %,M,R 78-4
Pasal9- 5u#u$:elas"
Pasal78 5u#u$:elas"
Pasal7* 5u#u$:
elas"
Pasal7; 5u#u$:elas"
Pasal7! 5u#u$:elas"
Pasal79 5u#u$:elas" ,

You might also like