1. Pendahuluan Indonesia sudah pernah mempunyai industri penerbangan yang ukurannya cukup besar. Aerodinamika sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh aliran udara terhadap benda kerja yang bergerak menembus udara tersebut, merupakan ilmu pendukung yang sangat menentukan keberhasilan industri diatas. Kegiatan-kegiatan penelitian yang berhubungan dengan rancang bangun pesawat terbang dan alat-alat Bantu serta mesin penggeraknya, menjadi bahan studi banyak perguruan tinggi di Indonesia. Tetapi, begitu krisis moneter yang berkepanjangan terjadi, industri penerbangan yang tadinya begitu semarak, secara cepat menyurut untuk kemudian stagnan pada batas terendahnya. Ilmu aerodinamika-pun mulai jarang dibicarakan diperguruan tinggi, karena dianggap kurang menjamin lapangan kerja bagi para lulusan yang mengambil spesialisasi ilmu tersebut. Sementara itu, penggunaan aerodinamika sebagai ilmu terapan, sebenarnya masih banyak yang belum termanfaatkan penuh. Sebagai Negara kepulauan yang sangat besar, Indonesia masih harus mengandalakan sistem transportasi udara untuk menghubungkan pulau-pulau yang tersebar diarea yang sangat luas. Dunia transportasi udara, masih akan membutuhkan para lulusan perguruan tinggi yang memahami segi terapan (aplikasi) dari ilmu aerodinamika diatas. Selain itu pengembangan sistem transportasi darat dan laut semakin membutuhkan penjabaran aerodinamika sebagai ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan secara nyata. Berikut ini akan disampaikan aplikasi aerodinamika dalam berbagai bidang penelitian yang sampai saat ini blm termanfaatkan dengan optimal.
2. Aerodinamika Dalam Dunia Otomotif. Dalam dunia otomotif, aerodinamika merupakan ilmu terapan dalam: a) Analisa hambatan gerak Target untuk membuat produk-produk otomotif lebih hemat bahan baker adalah dengan mengurangi hambatan aerodinamika yang terjadi, baik karena factor bentuknya, maupun memperlancar aliran udara disekitar roda, sehingga tidak menjadi beban baru. Rancangan berbagai bentuk alat-alat Bantu seperti spoiler; wind cheater dan pengarah aliran dibawah bodi merupakan objek-objek penelitian, mengingat bahwa produk-produk kendaraan bermotor yang ada sekarang sebagaian besar adalah rancangan pabrik-pabrik pembuatnya di luar negeri. b) Stabilitas Gerakan. Kenyamanan dan keamanan gerak produk otomotif serta kemudahan dalam pengendaliannya, membutuhkan stabilitas yang tinggi. Untuk itu pengaruh daya lekat kendaraan dijalan maupun tingkat kestabilan yang mantab, merupakan factor penentunya. Selain itu kendaraan-kendaraan besar seperti pengangkut container yang berlalu lalang di jalan-jalan raya dengan kecepatan tinggi, harus mulai difikirkan dilengkapi dengan berbagai luasan tambahan untuk mengurangi besarnya gelombang yang ditinggalkan kendaraan tersebut, agar tidak membahayakan kendaraan lain yang disalip maupun yang berjalan dibelakangnya. c) Sistem pendingin mesin Posisi radiator dan rancangannya yang memudahkan aliran udara pendingin menembus melaluinya, akan menjamin umur kendaraan yang lebih tinggi. Rancangan kisi-kisi dibagian depan kendaraan bermotor yang memungkinkan aliran udara lebih bebas mencapai luasan-luasan radiator yang memerlukan terjadinya pemindahan panas dari luasan-luasan tersebut, sekarang menjadi penting, terutama dengan terjadinya global warming. Rancangan grill dibagian depan kendaraan bermotor yang tadinya hanyalah sabagai sarana penarik (unsur keindahan), sekarang mulai difikirkan sebagai penyempurna system pendinginan mesin. d) Gas Buang Arah pembuangan dari gas buang yang cepat menjauh dari kendaraan yang memproduksinya, akan mengamankan penumpang dari keracunan gas tersebut. Posisi dari fan untuk pendingin udara dalam kabin, harus cukup terpisah dari daerah pipa-pipa buang, sehingga apabila terjadi kebocoran ada pipa-pipa tersebut kabin penumpang tidak terkontaminasi. e) Proses Pembakaran (combustion) Pembakaran yang sempurna mungkin terjadi apabila piston dan kepala silinder dapat menimbulkan turbulensi tinggi, sehingga pembakaran sempurna dapat terjadi, walaupun pada kecepatan rendah. Ini menyangkit emisi gas buang yang semakin lama semakin menjadi syarat keramahan produk otomotif terhadap lingkungan hidup.
3. Aerodinamika Lingkungan Hidup (Environmental Aerodynamics) Sebagai Negara yang berada di daerah khatulistiwa dengan keterikan sinar matahari yang optimal, gerakan udara dalam bentuk angin sangat berpengaruh terhadap. a) Semua system transportasi, baik darat laut maupun udara, sehingga mempengaruhi rancang bangun jalur-jalur pacu bandara udara; dermaga- dermaga pelabuhan laut serta jalan-jalan raya kecepatan tinggi (high way). Sifat-sifat angin lokal yang terjadi karena adanya perubahan tekanan udara setempat sebagai akibat dari pemanasan oleh matahari, menyebabkan terjadinya angin-angin rebut setempat (gust) yang dapat mengacaukan lalu lintas udara maupun laut. Memodelkan terjadinya turbulensi local adalah kegiatan penelitian yang saat ini banyak dilaksanakan dengan memanfaatkan CFD. Model komputasi ini perlu ratifikasi lewat ujicoba di terowongan angin, guna menentukan tingkat turbulensi yang dapat timbul setempat. b) Sistem fentilasi kota, agar penduduk yang menghuni kota tersebut tidak mudah sesak nafas, dan gas-gas buang kendaraan yang melalui jalan-jalan dikota tidak terakumulasi di luasan-luasan tertentu. Selain itu, rancangan kompleks industri dan konstruksi cerobong asapnya-pun harus diperhitungkan terhadap propagasi gas buangnya, agar dengan cepat dapat menyebar dengan aman tanpa memberikan efek negative kepada penghuni perumahan di sekitar kompleks tersebut. Penempatan papan reklame maupun bangunan pencakar langit, tidak boleh mengakibatkan sistem fentilasi udara kota tidak terganggu. Untuk memperoleh bukti factual secara eksperimentasi di laboratorium, model bangunan dan tata letaknya yang merupakan duplikasi kondisi fisik nyata, dianalisa di terowongan angin, guna mengetahui kemungkinan terjadinya aliran-aliran udara yang tidak langsung terurai, tetapi terkumulasi di daerah- daerah yang terkungkung (terbatasi bangunan-bangunan maupun luasan yang dapat menjadi blockade aliran yang lewat). Harus pula diingat bahwa perubahan arah angin yang terjadi di Indonesia setiap bulannya dapat merubah kondisi aliran udara setempat, dari lancer menjadi tidak lancer dan sebaliknya. Visualisasi aliran di terowongan angin dengan menggunakan asap akan dapat memberikan gambaran fisik nyata perubahan yang terjadi untuk tempat- tempat terisolasi setiap enam bulannya. Walaupun fungsi pepohonan sebagai penyedia oksigen bebas disiang hari sangat dibutuhkan, tetapi apabila penyebaran dari oksigennya yang terjadi disiang hari tidak optimal, maka fungsi jalur-jalur hijaupun kurang efektif. Dengan uji coba di terowongan angin, penyempurnaan tata letak jalur hijau serta pengaruh penyebaran oksigennya dapat lebih dioptimalkan. c) Pengaruh pasang surut air laut dan gerak aliran udara akan menjadi factor penentu pada perancangan kota dekat pantai. Kemungkinan terjadinya pasang air laut yang dapat mengganggu kenyamanan kota pantai, juga merupakan akibat dari fluktuasi tekanan udara akibat radiasi matahari yang cukup trik itu. Imbas dari global warming akan berpengaruh terhadap aliran udara yang melalui daerah-daerah tertentu, serta kemungkinan menimbulkan angin-angin rebut setempat sudah harus diperhitungkan lebih rinci.
4. Kegiatan Penelitian Aerodinamika Pada industri penerbangan, terowongan angina (wind tunnel) selalu dimanfaatkan untuk menganalisa rancangan-rancangan bentuk benda-benda terbang, seperti pesawat terbang; peluru kendali serta roket. Pada industri otomotif, penelitian tentang hambatan gerak; stabilitas kendaraan; system pendinginan mesin serta keamanan gerak kendaraan pada roda-rodanya merupakan obyek penelitian yang perlu memanfaatkan terowongan angin secara detail. Penggunaan terowongan angina dalam bidang lingkungan hidup adalah untuk: a) Rancang bangun kompleks industri yang tidak membahayakan lingkungan hidup di sekitarnya. b) Rancangan konstruksi jalan raya kecepatan tinggi yang tidak menyebabkan terjadinya angina-angin silang yang memotong arus lalu lintas, dan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi para pengguna jalan. c) Rancangan penempatan lampu-lampu lalu lintas yang tidak berakibat terjadinya akumulasi gas buang kendaraan-kendaraan yang melaluinya di tempat-tempat tertentu. d) Analisa lokasi dari luasan-luasan penghalang aliran udara, seperti papan reklame; bangunan yang saling rapat satu dengan lainnya serta pencakar langit yang saling menghalangi, perlu dievaluasi dengan model diterowongan angina, agar fentilasi udara yang terjadi kemudian tidak membahayakan ataupun mengurangi kenyamanan penghuni yang tinggal di areal tersebut. e) Rancang bangun wind turbin dan efektifitasnya untuk menyerap energi aliran udara yang melaluinya perlu dilaksanakan dengan bantuan terowongan angin, agar kecepatan kerja optimal untuk rancangan kerja tertentu dapat tercapai. Ini membuktikan bahwa terowongan angin yang sampai saat ini masih terbatas penggunaannya untuk industri penerbangan saja, sesungguhnya masih belum termanfaatkan penuh. Tuntutan dunia otomotif yang hemat bahan bakar; lingkungan hidup yang ramah dan bebas polusi serta sumber energi terbarukan adalah pengguna- pengguna jasa terowongan angin yang jauh lebih besar jumlahnya.
5. Ringkasan Pemanfaatan aerodinamika sebagai ilmu terapan perlu ditingkatkan oleh pemilik fasilitas terowongan angin, untuk menjawab era global yang nyata. Ketidakmampuan perguruan tinggi dalam negeri mencetak lulusan-lulusan yang memahami tantangan nyata di era global akan memungkinkan masuknya tenaga kerja asing yang akan mengurangi pangsa pasar lulusan dalam negeri. Pendaya gunaan fasilitas-fasilitas penelitian yang sudah ada perlu dioptimalkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan punya daya laik saing tinggi di era global ini.