You are on page 1of 4

STRUKTUR PONDASI RUMAH TUMBUH

Sesuai dengan namanya, yang dimaksud dengan konsep RUMAH


TUMBUH adalah pembangunan rumah yang dipersiapkan secara bertahap.
Secara umum dibagi menjadi dua, yaitu pertama tumbuh secara Vertical
artinya dari 1 lantai menjadi 2 lantai. Yang kedua adalah tumbuh
Horizontal artinya luasan rumah menjadi lebih luas.

Pertumbuhan secara Horizontal
lazimnya lebih mudah, karena hanya mensyaratkan memenuhi kebutuhan luasan tanah yang
kosong untuk perluasan bangunan, baik ke samping atau melebar. Sedangkan untuk
pertumbuhan Vertikal, tentu tidaklah semudah pertumbuhan Horizontal, karena terkait dengan
masalah teknis dan struktur sebuah bangunan. Pembangunan rumah untuk 2 (dua) lantai haruslah
dipersiapkan secara matang dan terencana. Lantas, Apa yang harus dipersiapkan untuk
merancang pembangunan rumah tumbuh secara vertical? Yang menjadi syarat utama adalah
PONDASI rumah harus kokoh, ini menjadi syarat mutlak jika menginginkan rumah tumbuh
vertical.

Pondasi adalah langkah awal dalam membuat bangunan rumah kita, jadi kita harus
merencanakan tata letak ruang yang pasti dan matang untuk rumah kita dan tentunya sesuai
dengan denah rumah yang ada, karena bila dkemudian hari ada perubahan ruang maka pondasi,
bisa jadi bisa dibongkar kembali. Berkaitan dengan rumah tumbuh, sebenarnya merupakan
hunian dengan konsep mencicil konstruksi. Jika dari awal sudah dipersiapkan konstruksi untuk 2
lantai, maka penambahan lantai diatas tidak menjadi masalah, tetapi akan menjadi masalah besar
jika konstruksi hanya mendukung struktur satu lantai. Nah Pondasi merupakan elemen yang
harus sangat diperhatikan.

PENGERTIAN PONDASI
Pengertian umum untuk Pondasi Rumah adalah Struktur bagian bawah bangunan yang
berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan
tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya
sendiri, beban - beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan
angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi
batas yang diijinkan. Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban
bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi merupakan bagian struktur
dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya,
maka proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
Tahan terhadap pengaruh bahan kimia

MACAM PONDASI
Pondasi dangkal ( shallow foundation ) adalah Pondasi yang digunakan bila letak tanah kerasnya
berada dekat dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar
pondasi. Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi telapak, cakar ayam, sarang laba-laba, gasing,
grid, dan lain-lain.

Pondasi dalam ( deep foundation ) adalah Pondasi yang digunakan bila letak tanah kerasnya
berada jauh dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi lebih dalam dari ukuran lebar
pondasi. Pondasi dalam terdiri dari : Pondasi sumuran, tiang, kaison.

Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. oleh karena itu, dalam
mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik
berdasarkan kriteria secara teknis,kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan.
Agar dapat hasil yang baik maka perlu mempunyai pengetahuan tentang permasalahan pondasi.

RENOVASI PONDASI
Tahukah anda bahwa terkadang anggaran renovasi rumah adalah lebih mahal dari membangun
rumah dari awal. Logika sederhananya adalah adanya tambahan biaya berupa pekerjaan
bongkaran dan perbaikan didalamnya. Misalnya, bila kita ingin menambah tingkat rumah kita,
maka pekerjaan bongkaran lantai tidak bisa dihindari, karena kita harus menggali untuk tempat
pondasi baru pendukung struktur lantai 2.

Jika pondasi pada bangunan lama tidak diketahui, pada saat renovasi konstruksi, maka kita harus
menggali dan melihat apakah pondasinya memungkinkan untuk 2 lantai. Jika pondasi lama
hanya untuk struktur 1 lantai maka dapat dilakukan perkuatan-perkuatan setempat atau di
lapangan sering disebut pondasi suntik. Ini menyebabkan bangunan lama harus dibongkar pada
titik-titik tertentu sebagai tempat pondasi baru pendukung struktur bahkan sebagian area lantai
dan dinding juga perlu akan perlu dibongkar. Bisa dibayangkan, jika di ruangan 3x3 terdapat
galian untuk 4 titik pondasi di setiap pojok ruangan, maka hampir seluruh lantai dibongkar.

Pondasi yang paling umum dipakai adalah pondasi strous yang dihubungkan dengan poor , yang
mana letak poor persis dibawah kolom yang menyokong lantai 2. Selain itu juga bisa memakai
Pondasi Borepile. Teknik ini banyak digunakan pada hampir semua jenis tanah dan bangunan.
Teknik ini mempunyai daya dukung beban tidak hanya pada ujung penampang borepile,
tetapi juga pada semua sisi-sisi luarnya (gaya gesek). Proses pengerjaannya sebagai berikut:
1. Titik pondasi di bor terlebih dahulu, menggunakan mesin boredpile, sampai kedalaman
tanah keras. Diameter lubang, sesuai perhitungan bobot beban bangunan. Untuk Pondasi
strauss, cukup memakai bor tangan, mengingat mesin bor cukup besar dan perlu manuver
untuk memutarnya
2. Besi beton yang sudah dirangkai, dimasukkan kedalam lubang bor.
3. Pemasangan Pipa tremi (penyalur semen beton).
4. Pengecoran / Penuangan semen beton kedalam lubang bor melalui pipa tremi, mulai dari
dasar lubang menuju keatas. Bersamaan dengan penuangan beton cor, pipa tremi ikut
juga dicabut perlahan mengikuti volume beton, sampai lubang bor penuh terisi padat.
Dengan teknik Pondasi Borepile atau pondasi strauss ini, pengeboran dan pengecoran langsung
kedalam lubang. Sehingga memungkinkan seluruh tiang menyatu dengan tanah, akhirnya didapat
kekuatan daya dukung menyeluruh.

MATERIAL
Disamping teknik strukturnya yang harus benar, mutu material pembuat pondasi dan beton juga
harus berkwalitas. Karakteristik dan sifat beton sangat tergantung dari design campuran dan
kwalitas bahan-bahan penyusunnya, setiap tahapan dalam proses produksi pondasi dan beton
dilapangan memegang peranan penting dalam menghasilkan pondasi beton yang berkwalitas
antara lain :

Pasir dan koral : Kesalahan penempatan dan penyimpanan material, dapat menyebabkan
menurunnya kwalitas pondasi. Penempatan pasir dan koral harus sedemikian rupa jangan sampai
tercampur oleh bahan-bahan lain. Selain itu penggunaan landasan untuk stok material sangat
dianjurkan agar dapat mencegah terbawanya tanah saat pengambilan barang.

Semen : Dijaga agar tidak lembab, disimpan didalam ruangan atau gudang dan dibawahnya di
beri landasan agar semen tidak langsung kena uap lantai, karena apabila uap mengenai semen,
mengakibatkan kwalitas semen menurun dan sebagian akan mengeras, berubah menjadi butiran
butiran kasar.

Persiapan dan Proses Pencampuran : Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang
seragam, bahan- bahan penyusun pondasi harus disiapkan dan ditakar dengan teliti karena akan
mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran dapat dilakukan dengan cara manual atau
mekanis, pencampuran manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan peralatan cangkul
dan skop, disarankan untuk pekerjaan volume pondasi yang besar sebaiknya dilakukan dengan
cara mekanis. Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer (mollen), utnuk mendapatkan
campuran yang baik diperlukan minimal 50 kali putaran mixer atau tidak kurang dari 1 menit
untuk volume pengecoran 1 m3.

Kekentalan adukan : Harus disesuaikan dengan cara transportasi, cara pemad`tan, jenis
konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut bergantung pada
berbagai hal. Jumlah dan jenis semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat
serta bahan pembantu lain.

Pemadatan : Dilakukan sesaat setelah beton dituangkan, dengan tujuan untuk meminimalkan
jumlah rongga yang terbentuk didalam beton sehingga beton mempunyai kekuatan yang tinggi.
Dan menambah kekedapan air.

Perawatan beton : Sifat-sifat beton seperti kekuatan dan daya tahan akan bertambah dengan
perkembangan umur beton, perkembangan ini akan sangat cepat pada umur awal dan
berlangsung terus namun dalam kecepatan yang makin melambat. Hilangnya air yang terlalu
cepat akan mengakibatkan lambatnya perkembangan mutu beton, dan juga volume beton
menyusut mengakibatkan timbulnya tegangan tarik pada permukaan yang mongering, jika
tegangan tarik ini terjadi sebelum beton mencapai kekuatan yang memadai maka akan timbul
retak pada beton, disarankan sebelum beton mencapai umur dari setelah beton agak mongering
sebaiknya di tutupi dengan karung/zak yang basah,digenangi air selama 2 minggu. Beton akan
mencapai kekuatan maksimal yaitu pada umur 21 hari. Bila dikehendaki umur beton lebih cepat
dapat menggunakan bahan campuran yang dikususkan untuk mempercepat umur beton
(rudy dewanto, diolah dari berbagai sumber/foto:istimewa)

You might also like